Menanam Kedelai Glycine max (L) Merill bagian 2 (Mengolah Tanah)

11:47 PM

 

tanaman kedelai

1.    Pencangkulan

Terdapat 2 cara mempersiapkan penanaman kedelai, yakni: persiapan tanpa pengolahan tanah (ekstensif) di sawah bekas ditanami padi rendheng, dan persiapan dengan pengolahan tanah (intensif). Persiapan tanam pada tanah tegalan atau sawah tadah hujan sebaiknya dilakukan 2 kali pencangkulan.

Pertama dibiarkan bongkahan terangin-angin 5 sampai dengan 7 hari, pencangkulan ke 2 sekaligus meratakan, memupuk, menggemburkan dan membersihkan tanah dari sisa-sia akar. Jarak antara waktu pengolahan tanah dengan waktu penanaman sekitar 3 minggu. Pada saat pengolahan perlu juga dibuat saluran drainase.

Penanaman MK I sering terjadi hujan, lahan mudah tergenang air, perlu dibuat saluran drainase (parit patusan & parit keliling). Saluran drainase/irigasi dibuat dengan kedalaman 25-30 cm dan lebar 20 cm setiap 3-4 m. Saluran ini berfungsi mengurangi kelebihan air bila lahan terlalu becek, dan sebagai saluran irigasi pada saat tanaman perlu tambahan air. Setelah itu diberikan mulsa dari jerami padi. Keuntungan penutupan mulsa jerami: (1) Mengurangi erosi permukaan tanah, (2) Mecegah penguapan air, (3) Melindungi tanah dari terpaan air hujan secara langsung, (4) Mengurangi intensitas serangan lalat bibit khususnya pada daerah endemis pada awal pertumbuhan tanaman, (5) Menambah pasokan bahan organik dan unsur hara tanaman, (6) Menekan pertumbuhan gulma.

2.    Pembentukan Bedengan

Pembuatan bedengan dapat dilakukan dengan pencangkulan ataupun dengan bajak dengan lebar 50-60 cm, tinggi 20 cm. Apabila akan dibuat drainase, maka jarak antara drainase yang satu dengan lainnya sekitar 3-4 m.

3.    Pengapuran

Tanah dengan keasaman kurang darÄ° 5,5 seperti tanah podsolik merah-kuning, harus dilakukan pengapuran unluk mendapatkan hasil tanam yang baik. Kapur dapat diberikan dengan cara menyebar di permukaan tanah, kemudian dicampur sedalam lapisan olah tanah sekitar 15 cm. Pengapuran dilakukan 1 bulan sebelum musim tanam, dengan dosis 2-3 ton/Ha. Diharapkan pada saat musim tanam kapur sudah bereaksi dengan tanah dan pH tanah sudah meningkat sesuai dengan yang diinginkan.

Kapur halus memberikan reaksi lebih cepat daripada kapur kasar. Sebagai sumber kapur dapat digunakan batu kapur atau kapur tembok. Pemberian kapur tidak harus dilakukan setiap kali tanam. tetapi setiap 3-4 tahun sekali. Dengan pengapuran, tanah menjadi kaya akan Calsium (Ca) dan Magnesium (Mg) dan pH-nya meningkat. Selain itu peningkatan pH dapat menaikkan tingkat persediaan Molibdenum (Mo) yang berperan penting untuk produksi kedelai dan golongan tanaman kacang-kacangan, karena erat hubungannya dengan perkembangan bintil akar.

 

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Silahkan memberi komentar yang membangun EmoticonEmoticon