Menanam Kedelai (Glycine max) bagian 4 Pemeliharaan Tanaman

12:23 AM

 

kedelai

Hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam pemeliharaan tanaman Kedelai adalah sebagai berikut :

1.    Penjarangan dan Penyulaman

Kedelai mulai tumbuh kira-kira umur 5-6 hari. Dalam kenyataannya tidak semua biji yang ditanam dapat tumbuh dengan baik, sehingga akan terlihat tidak seragam. Untuk menjaga agar produksi tetap baik, benih kedelai yang tidak tumbuh sebaiknya segera di ganti dengan biji-biji yang baru yang telah dicampur legin atau nitrogen. Hal ini perlu dilakukan apabila jumlah benih yang tidak tumbuh mencapai lebih dari 10 %. Waktu penyulaman yang baik adalah pada sore hari.

Penjarangan dilakukan dengan menyisakan 2 rumpun dalam 1 lubang tanam, bibit kedelai dipilih yang memiliki pertumbuhan bagus. Penjarangan dilakukan dengan mematahkan tanaman yang akan dibuang, tidak dilakukan pencabutan untuk menghindari kerusakan tanaman yang dipilih untuk dipelihara.

2.    Penyiangan

Menurut Moenandir (1993) penyiangan merupakan cara pengendalian gulma yang sangat praktis, aman, efisien, dan murah jika diterapkan pada suatu area yang tidak luas dan di daerah yang cukup banyak tenaga kerja. Pemilihan waktu penyiangan yang tepat dapat mengurangi jumlah gulma yang tumbuh serta dapat mempersingkat masa persaingan. Kehadiran gulma di sepanjang siklus hidup tanaman budidaya tidak selalu berpengaruh negatif. Terdapat suatu periode ketika gulma harus dikendalikan dan terdapat periode ketika gulma juga dibiarkan tumbuh karena tidak mengganggu tanaman.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Puspita, dkk (2017) komposisi gulma pada pertanaman kedelai Grobogan dan kedelai argomulyo mengalami perubahan komposisi dibandingkan dengan sebelum dilakukan penanaman. Sebelum dilakukan pengolahan lahan, gulma yang dominan di lahan tersebut yaitu gulma berdaun lebar. Setelah dilakukan penanaman kedelai, gulma yang dominan di lahan pertanaman kedelai Grobogan dan kedelai argomulyo yaitu gulma tekian. Lebih lanjut dari hasil penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa tanaman yang disiangi selama masa awal pertumbuhan akan memiliki pertumbuhan tinggi tanaman yang lebih baik dibandingkan dengan tanaman kedelai yang tidak disiangi. Hal ini disebabkan antara gulma dan tanaman kedelai terjadi persaingan dalam memperoleh unsur hara, air, dan faktor tumbuh lainnya

Penyiangan ke 1 pada tanaman kedelai dilakukan pada umur 2-3 minggu. Penyiangan ke 2 dilakukan pada saat tanaman selesai berbunga, sekitar 6 minggu setelah tanam. Penyiangan ke 2 ini dilakukan bersamaan dengan pemupukan ke 2 (pemupukan lanjutan). Penyiangan dapat dilakukan dengan cara mengikis gulma yang tumbuh dengan tangan atau kuret. Apabila lahannya luas, dapat juga menggunakan herbisida. Sebaiknya digunakan herbisida seperti lasso untuk gulma berdaun sempit dengan dosis 4 liter /ha.

Hasil penelitian Latifa, dkk (2015) menunjukkan bahwa, pengolahan tanah tidak berinteraksi dengan metode pengendalian gulma, tanpa olah tanah maupun olah tanah sempurna tidak mempengaruhi bobot kering gulma, pertumbuhan tanaman kedelai maupun hasil tanaman kedelai. Budidaya tanaman kedelai dapat disimpulkan tidak memerlukan pengolahan tanah sempurna. Bobot kering gulma, pertumbuhan tanaman kedelai maupun hasil tanaman kedelai lebih dipengaruhi oleh teknik pengendalian gulma. penyiangan 15+30+45+60 hst adalah perlakuan terbaik dalam pengendalian gulma, yaitu mampu menekan berat kering gulma yaitu sebesar 64.96-88.47%. Perlakuan Herbisida Pra tumbuh Metribuzin 2 l ha-1 dan penyiangan 30 hst adalah perlakuan terbaik dalam meningkatkan komponen pertumbuhan tanaman dan produksi, yaitu mampu meningkatkan luas daun 30% - 45%, berat kering tanaman 55% dan hasil tanaman sebesar 47,29%. Pengendalian gulma dengan mengkombinasikan metode mekanik (penyiangan) dan kimiawi (herbisida) lebih dianjurkan dalam usaha menurunkan populasi gulma guna meningkatkan produktifitas dalam budidaya tanaman kedelai selain perlakuan bebas gulma.

3.    Pembumbunan

Pembumbunan dilakukan dengan hati-hati dan tidak terlalu dalam agar tidak merusak perakaran tanaman. Luka pada akar akan menjadi tempat penyakit yang berbahaya. Pembumbunan dengan menaikkan tanah disekitar batang tanaman kedelai bertujuan untuk memperkokoh tanaman sehingga tanaman kedelai tidak mudah rebah dan memperkuat pperakaran tanaman.

4.    Pemupukan

Dosis pupuk yang digunakan sangat tergantung pada jenis lahan dan kondisi tanah. Pada tanah subur atau tanah bekas ditanami padi dengan dosis pupuk tinggi, pemupukan tidak diperlukan. Pada tanah yang kurang subur, pemupukan dapat menaikkan hasil. Cara pemupukan dapat dengan cara (1) ditugal dengan jarak 7-10 cm dari pangkal batang, (2) disebar di sepanjang larikan, atau (3) dengan pengocoran/dilarutkan.  Dosis pupuk secara tepat adalah sebagai berikut :

a.    Sawah kondisi tanah subur = pupuk Urea 50 Kg/ha

b.    Sawah kondisi tanah subur sedang = pupuk Urea 50 Kg/Ha, TSP 75 Kg/Ha, dan KCL 100Kg/Ha,

c.     Sawah kondisi tanah subur rendah = Pupuk Urea 100 Kg/Ha, TSP 75 Kg/Ha, dan KCL 100 Kg/Ha,

d.    Lahan kering kondisi tanah kurang subur = Pupuk Kandang 2.000-5.000 Kg/Ha, Urea 50-100 Kg/Ha, TSP 50-75 Kg/Ha, dan KCL 50-75 Kg/Ha.

Sedangkan rekomendasi pemupukan dari hasil penelitian Purnamasari dan Munawwarah (2016) menunjukkan bahwa pengaruh dosis pemupukan memberikan pengaruh yang nyata pada tiga varietas kedelai (Burangrang, Grobogan, dan Anjasmoro), dengan rekomendasi dosis pemupukan, yaitu 75 kg Urea/ha; 100 kg SP-36/ha; 50 kg KCl/ha ditambah 2.000 kg dolomit. Terdapat peningkatan produktivitas kedelai sebesar 50% dibanding rata-rata produktivitas di tingkat petani dengan rasio B/C 2,45

5.    Pengairan dan Penyiraman

Pada awal pertumbuhan (15-21 Hst), saat berbunga (25-35 Hst), dan saat pengisian polong (55-70 Hst) tanaman kedelai sangat peka terhadap kekurangan air. Pada fase tersebut tanaman harus dialiri apabila tidak turun hujan. Pada saat pemberian air, untuk mempercepat peresapan air keseluruh bagian sawah, maka sebagian saluran air ditutup. Kedelai menghendaki kondisi tanah yang lelmab tetapi tidak becek. Kondisi seperti ini dibutuhkan sejak benih ditanam hingga pengisian polong. Saat menjelang panen, tanah sebaiknya dalam keadaan kering. Kekurangan air pada masa pertumbuhan menyebabkan tanaman kerdil, bahkan dapat menyebabkan kematian apabila kekeraingan telah melalui batas toleransinya. Kekeringan pada masa pembungaan dan pengisian polong dapat menyebabkan kegagalan panen.

Di lahan sawah irigasi pemberian air di sawah bisa diatur. Namun bila tidak ada irigasi, penyediaan air hanya dapat dilakukan dengan mengatur waktu tanamnya dan pemberian mulsa. Mulsa berupa jerami padi atau potongan-potongan tanaman lainnya yang dihamparkan pada permukaan tanah. Mulsa ini akan mencegah penguapan air secara berlebihan. Apabila ada irigasi tidak ada hujan selama lebih dari 7 hari, tanah harus dialiri. Caranya tanaman digenangi air selama 30-60 menit. Pengairan seperti ini diulangi setiap 7-10 hari. Pengairan tidak dilakukan lagi apabila polong telah terisi penuh. Pada tanah yang keras (drainase buruk) kelebihan air akan menyebabkan akar membusuk. Di tanah berdrainase buruk harus dibuat saluran drainase di setiap 3-4 meter lahan memanjang sejajar dengan barisan tanaman. Hal ini terutama dilakukan pada saat musim penghujan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Sarawa Dan Mattola (2014) penyiraman dengan interval 2 hari memberikan pertumbuhan tanaman kedelai yang lebih baik dibandingkan dengan penyiraman dengan interval 4, 6, dan 8 hari dan pemberian pupuk kandang 20 ton ha-1 memberikan pengaruh yang lebih tinggi terhadap pertumbuhan tanaman kedelai. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan apa yang telah di teliti oleh Suhartono, dkk (2008) yang menyatakan bahwa interval pemberian air dua hari sekali pada tanah grumusol menujukkan hasil tertinggi pada parameter tinggi tanaman, berat basah tanaman, berat kering tanaman, berat basah polong, berat kering polong dan jumlah polong pertanaman kedelai. Tetapi pada parameter jumlah daun terjadi pada interval pemberian air 1 liter/hari pada tanah grumosol.

6.    Pemeliharaan Lain

Kedelai termasuk tanaman yang membutuhkan banyak sinar matahari, maka tidak membutuhkan tanaman pelindung. Tanaman kedelai yang terlindungi akan selalu muda sehingga proses pembentukan buah kurang baik, dan hasilnya akan sedikit, bahkan tidak berbuah sama sekali. Tanaman kedelai akan rusak bila tertimpa cabang-cabang kering tanaman pelindung yang jatuh.

 

Daftar Pustaka

 

Latifa, Rio Yanuar., Moch. Dawam Maghfoer dan Eko Widaryanto. 2015. Pengaruh Pengendalian Gulma Terhadap Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Pada Sistem Olah Tanah. Jurnal Produksi Tanaman, Volume 3, Nomor 4. 311 - 320

Moenandir, J. 1993. Pengantar ilmu dan pengendalian gulma. PT. Rajawali Press, Jakarta.

Purnamasari ,Muryani dan Munawwarah, Tarbiyatul. 2016. Pengaruh Pemupukan Terhadap Peningkatan Produksi Kedelai Di Kabupaten Kutai Kartanegara. Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil PPM IPB 2016. Hal : 54–61

Puspita, Kurnia Dyah., Dyah Weny Respatie2, dan Prapto Yudono. 2017. Pengaruh Waktu Penyiangan Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Dua Kultivar Kedelai (Glycine max (L.) Merr.). Vegetalika. 2017. 6(3): 24-36

Sarawa, Makmur Jaya Arma, Dan Mattola, Maski. 2014. Pertumbuhan Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merr) Pada Berbagai Interval Penyiraman Dan Takaran Pupuk Kandang. Jurnal Agroteknos Vol. 4 No.2 Hal 78-86

Suhartono. R. A., Sidqi Zaed ZM., dan Ach. Khoiruddin. 2008. Pengaruh Interval Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glicine Max (L) Merril) Pada Berbagai Jenis Tanah. Embryo Vol 5 No 1 Hal. 98-112

 

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Silahkan memberi komentar yang membangun EmoticonEmoticon