KEGUNAAN DAN KEKURANGAN UNSUR HARA PADA TANAMAN

KEGUNAAN DAN KEKURANGAN UNSUR HARA PADA TANAMAN

8:07 PM Add Comment
 Untuk pertumbuhan dan perkembangannya, tanaman memerlukan 16 unsur hara esensial yang dibagi dalam 3 kelompok yaitu :
1. Hara makro primer : N, P, dan K yang diambil dari tanah serta C, H, dan O yang diambil dari air dan udara (diperlukan tanaman dalam jumlah yang banyak).
2. Hara makro sekunder : S, Ca, dan Mg (diperlukan oleh tanaman relatif lebih sedikit daripada kelompok 1).
3. Hara mikro : Fe, Mn, Cu, Zn, Mo, B, dan Si (diperlukan tanaman dalam jumlah jauh lebih sedikit daripada kelompok 1 dan 2).

Nitrogen
1.  Membuat tanaman lebih hijau segar.
2. Mempercepat dan meningkatkan pertumbuhan tanaman : tinggi tanaman, jumlah cabang, dan jumlah anakan.
3.  Meningkatkan kandungan protein hasil panen.

Fosfor
1.  Memacu pertumbuhan akar dan pembentukan perakaran yang baik.
2.  Mempercepat pembentukan bunga serta masaknya buah dan biji.
3.  meningkatnya rendemen dan komponen hasil panen tanaman biji-bijian.
4.  Meningkatkan mutu benih dan bibit

Kalium
1.  Membantu tanaman lebih tegak dan kokoh
2.  Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit serta kekeringan.
3.  Meningkatkan pembentukan gula dan pati.
4.  Meningkatkan ketahanan hasil panen selama pengangkutan dan penyimpanan.

Sulfur
1.  Meningkatkan produksi tebu dan hablur gula (rendemen).
2.  Meningkatkan kelas mutu hasil panen dengan memperbaiki warna, aroma, rasa, dan besar umbi, serta lebih kesat.
3.  Meningkatkan ketahanan hasil panen selama pengangkutan dan penyimpanan.
4.  Meningkatkan kandungan proteian dan vitamin hasil panen.


Gejala Kekurangan Unsur Hara
Nitrogen
1. Tanaman berwarna pucat kekuning-kuningan.
2. Pertumbuhan lambat dan kerdil.
3. Daun tua berwarna kekuning-kuningan. Pada tanaman padi warna ini dimulai dari ujung daun menjalar ke tulang daun.
4. Perkembangan buah tidak sempurna, dan masak sebelum waktunya.

Fosfor
1. Sistem perakaran terhambat /tidak berkembang.
2. Dalam keadaan kekurangan yang parah tanaman berwarna ungu.
3. Pemasakan buah terhambat.
4. Hasil bunga, buah, dan biji merosot.

Kalium
1. Daun mula-mula mengkerut dan mengkilap, selanjutnya pada bagian ujung dan tepi daun mulai terlihat warna kekuning-kuningan yang menjalar di antara tulang daun, kemudian tampak bercak-bercak merah cokelat dan mengakibatkan mati.
2. Batang tanaman lemas, mudah patah, dan rebah.
3. Pada tanaman keras buah mudah gugur.
4. Perumbuhan tanaman lambat dan kerdil.
5. Daun sebelah bawah seperti terbakar pada tepi dan ujungnya, kemudian berjatuhan sebelum waktunya.

Sulfur
1. Daun berwarna hijau kekuning-kuningan dan pertumbuhan lambat.
2. Batang tanaman berdiameter kecil.
3. Pada tanaman tebu, rendemen gula rendah.
4. Jumlah anakan terbatas.
5. Buah mudah busuk dan penampilan buruk.

CARA BERCOCOK TANAM PADI DENGAN SISTEM JAJAR LEGOWO

12:55 AM Add Comment
sistem tanam Jajar Legowo 2:1
Jumlah penduduk Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dengan rata-rata pertumbuhan 1,38%-1,4% pertahun. Jumlah penduduk Indonesia yang mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokok sebesar 96,87%. Dari hal tersebut maka perlu adanya suatu inovasi untuk menyelesaikan permasalah kebutuhan pangan mengingat pertumbuhan penduduk meningkat secara deret ukur sedangkan pangan meningkat secara deret hitung (hukum Malthus). Pertambahan penduduk akan lebih banyak dari pada pertumbuhan pangan. Walaupun sudah dilakukan berbagai upaya untuk penyelesaiannya melalui deversifikasi pangan dan  mengatur pertumbuhan penduduk dengan program keluarga berencana, tetapi nasi tetap menjadi makanan pokok masyarakat Indonesia sehingga perlu adanya upaya untuk meningkatkan produksi pertanian terutama padi.
Seperti diketahui bahwa upaya peningkatan produksi pertanian bisa dilakukan dengan 4 cara yaitu : intensifikasi, diversifikasi, ekstensifikasi, dan perluasan lahan. Kondisi pertanian saat ini menghadapi tantangan yang lebih komplek karena banyaknya lahan pertanian produktif yang beralih fungsi menjadi perumahan, sekolah, perkantoran, tempat ibadah, Mal, jalan, bahkan ada beberapa lahan pertanian yang beralih fungsi menjadi peternakan. Permasalahan tersebut perlu menjadi sorotan dalam pengambilan kebijaksanaan pemerintah pada waktu pengeluaran IMB (ijin mendirikan bangunan) karena akan berdampak pada ketahanan pangan Indonesia. Permasalahan lain yang muncul adalah banyaknya petani yang sudah berusia lanjut, rata-rata petani berusia 40tahun ke atas, generasi penerus dari petani yaitu anak-anak muda tidak tertarik dengan dunia pertanian karena penghasilan lebih kecil dibandingan dengan sektor industri dan perdagangan. Ini yang juga harus menjad catatan, bagaimana sekolah mampu menumbuhkan minat siswa dalam bidang pertanian karena pertanian adalah sektor yang sangat penting bagi kedaulatan bangsa. Petani dengan usia relatif muda juga akan lebih cepat dalam mengadopsi inovasi bahkan bisa melakukan penemuan-penemuan karena memiliki sifat yang lebih kritis dibandingkan dengan petani yang berusia tua.
Di daerah pulau Jawa khususnya dengan tanah yang sangat subur usaha peningkatan produksi pertanian dengan cara perluasan lahan sudah tidak memungkinkan lagi, usaha yang bisa dilakukan adalah dengan diversifikasi , ekstensifikasi (pemanfaatan lahan agar lebih optimal), dan intensifikasi. Pada tahun 1984 Indonesia berhasil swasembada beras dengan intensifikasi penggunaan pupuk kimia serta pestisida kima yang berdampak pada pencemaran lingkungan dan degradasi lahan pertanian. Hal tersebut yang mendorong adanya pertanian yang berkelanjutan melalui penarapan teknologi pertanian ramah lingkungan dengan mengurangi pemakaian bahan kimia dan meningkatkan penggunaan pupuk organik dan pestisida organik.
Program pertanian yang ramah lingkungan untuk meningkatkan produksi padi baru-baru ini adalah sistem tanam padi dengan "jajar legowo". Pengertian dari sistem tanam jajar legowo adalah cara tanam padi sawah dengan pola beberapa barisan tanaman, kemudian diselingi oleh satu barisan kosong, dengan cara ini bisa meningkatkan populasi pertanaman dengan pengaturan jarak tanam. Sistem tanam ini pada awalnya bernama sistem tanam dengan perbanyakan tanaman tepi, karena pada dasarnya tanaman tepi di perbanyak tetapi menyisakan ruang kosong yang lebih banyak di tengah tanaman. Sistem tanam Jajar Legowo merupakan suatu rekayasa teknologi untuk mendapatkan populasi tanaman lebih banyak. Dengan sistem tegel/larikan ukuran 25cmx25cm perhektar ada 160.000 rumpun tanaman padi, dengan sistem legowo 2:1 ukuran 25cmx50cmx12,5cm perhektar ada 213.300 rumpun tanaman padi. Jumlah rumpun meningkat tanpa harus menambah luasan lahan.
Sistem tanam jajar legowo yang dianjurkan pemerintah adalah dengan tipe 2:1 karena mampu menaikan produksi sebesar 33,31% dan sangat cocok untuk tanah yang subur. maksud dari sistem tanam jajar legowo 2:1 adalah menghilangkan 1 mendapatkan 2. Melalui sistem tanam ini maka : produksi padi lebih tinggi, dan kualitas gabah menjadi lebih baik karena adanya ruang terbuka 50cm dan 25 cm sehingga tanaman bisa berfotosintesis dengan baik.
gambar Jajar Legowo 2:1
Sistem tanam Jajar Legowo mampu memberikan solusi untuk peningkatan produksi padi di tengah permasalahan dan tantangan di masa kini. Semoga petani melalui penerapan sistem tanam ini pendapatannya semakin meningkat dengan menjual hasil pertanian dalam bentuk gabah kering tidak tebas dalam bentuk "ijoan" karena akan sangat terasa perbandingan produksinya jika dibandingkan dengan sistem tanam tegel/ larikan. Catatan pada sistem tanam ini adalah harus ada perbanyakan tanaman tepi, jika tidak ada perbanyakan maka hasil bisa jadi malah akan menurun. Perlu diingat bahwa sistem ini merupakan inovasi dari cara tanam larikan / tegel, secara sederhana konsepnya adalah menghilangkan 1 tanaman untuk mendapatkan 2 tanaman.

  • Keunggulan sistem tanam jajar legowo 2 :1

1. Memperbanyak jumlah rumpun 33,31% sehingga produksi bisa meningkat dengan luas lahan yang sama.
2. Fotosintesis dan aliran udara untuk tanaman lebih bagus karena adanya ruang terbuka 40cm-50cm.
3. Perawatan tanaman lebih mudah dibandingkan sistem larikan dan acak, baik dalam hal pemupukan, penyiangan dan pengendalian hama dan penyakit.
4. Tanaman menjadi tanaman tepi semua (border efek), sehingga gabah lebih mentes/ terisi penuh.
5. Meminimalkan serangan hama tikus.

  • Kekuarangan sistem tanam jajar legowo 2:1

1. Penanaman sistem tanam jajar legowo tergenatung dengan fihak lain (regu tanam), sehingga keputusan penanaman jajar legowo tidak serta merta dari petani sendiri.
2. Regu tanam sendiri merasa sulit menerapkan jajar legowo, karena selain memakan waktu yang lama juga belum terbiasa.
3. Biaya yang dikeluarkan petani lebih tinggi dari modal tanam biasa, selisihnya antara Rp. 150.000- Rp.400.000.
4. Peningkatan hasil tidak dirasakan petani jika petani lebih senang menebas hasil panen secara "ijoan".

Legowo 2:1
legowo 4:1 tipe 1
Legowo 4:1 tipe 2
Untuk mengatasi permasalahan petani dalam menerapkan sistem tanam jajar legowo salah satunya dengan cara menggunakan caplak legowo. Merupakan alat dalam mempermudah membuat pola jajar legowo di lahan sawah untuk selanjutnya ditanami bibit berdasarkan pola yang dibuat oleh alat tersebut, sehingga menghemat waktu tanam.
Caplak legowo bisa dibuat dengan kayu, sehingga biayanya juga tidak mahal.
Perbedaan varietas yang digunakan dan jenis tanah bisa menyebabkan perbedaan produksi. Tanah yang kurang subur dan tanah yang subur membuat tanggapan yang berbeda untuk pertumbuhan dan produksi tanaman. Hal yang perlu adalah pemahaman sifat varietas tanaman terutama mengenai pertumbuhan vegetatifnya dan kemampuannya berproduksi. Yang kedua adalah perlunya difahami mengenai kesuburan tanah. Tanah liat lebih subur dibandingakan dengan tanah yang berpasir. Untuk itu perlu juga disesuaikan jarak tanam jajar legowonya.
Penerapan sistem tanam jajar legowo harus spesifik lokasi/ tidak bisa berlaku secara umum. Setiap lokasi harus dicoba untuk mengetahui bagaimana interaksi antara kondisi kesuburan tanah, varietas dan jarak tanam yang digunakan.
caplak jarwo


Sumber :
Power point. Teknologi Jajar Legowo. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah Tahun 2014
Power point. Inovasi Teknologi Pendukung Program Peningkatan Produksi PAJALE. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah Tahun 2015
Modul Pendampingan Mahasiswa Dalam Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi Jagung dan Kedelai. badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian Tahun 2015
                                             

CARA MELAKUKAN PERSEMAIAN TANAMAN PADI

10:09 PM 3 Comments
Ada dua hal yang perlu diketahui terlebih dahulu yaitu perbedaan antara benih dg bibit.
Benih adalah biji yang akan disemai. Bibit adalah hasil dari persemaian yang sudah siap untuk di tanam.
Sebelum melakukan persemaian terlebih dahulu dilakukan seleksi benih. Cara melakukan seleksi benih yaitu dengan merendam gabah pada larutan garam 3% (30gr garam/1 liter air). Tujuan dari perlakuan ini adalah untuk mendapatkan benih yang berbobot dan terisi penuh. Benih yang seperti tersebut akan menjamin perkembangan bibit yang baik dilapangan karena benih tersebut memliki cadangan makanan yang cukup.
Gabah yang pada saat direndam pada larutan garam mengapung di buang, sedangkan gabah yang tenggelam segera di cuci dengan air bersih dan ditiriskan, setelah ditiriskan di bungkus dengan kaain lembab dan di tempatkan pada lokasi yng teduh dan terhindar dari sinar matahari. langsung selama 1-2 hari hingga akar radikal muncul. Setelah akar radikal mulai muncul benih siap ditebarkan pada lahan persemaian.
Luas lahan persemaian adalah 4% dari luas lahan pertanaman / yang akan ditanami. Lebar persemaian biasanya 1m-1,2m sedangkan panjang persemaian sesuai dengan bentuk lahan yang penting mencakup 4% dari luas lahan pertanaman. Di sekeliling lahan persemaian diberikan bedengan setinggi 4-5 cm. Bedeng semai diberikan pupuk Urea 20-40gr /m2 bersamaan saat tabur benih.
Bibit padi siap dipindahkan ke lahan pertanaman setelah berumur 15-20 hari. Manfaat menanam bibit usia muda adalah : Tanaman cepat beradaptasi dengan lingkungan yang baru karena tanaman yang dicabut akan stres, dengan penanaman muda stres tanaman akan berkurang karena tanaman cepat beradaptasi dg lingkungan. Dengan menanam bibit pada usia muda juga bermanfaat untuk memperbanyak jumlah anakan. Khusus pada pembibitan lahan kering tanaman baru dipindahkan ketika umur 28hari untuk menghindari kerusakan akar.
Sehari sebelum dipindah tanamkan lahan semai dimasukkan air hingga tergenang dengan maksud agar pada saat pencabutan bibit tidak merusak perakaran tanaman. Pencabutan bibit dilakukan dengan miring, setelah itu bibit di cuci untuk menghilangkan tanah yang menempel pada akar tanaman supaya bibit mudah dibagi. 
Pada saat melakukan persemaian ini perlu dilakukan pengamatan akan serangan hama terutama sundep, jika terdapat telur ngengat sundep segera di ambil dan dimusnahkan.

PEMUPUKAN PADA TANAMAN PADI

10:20 PM 13 Comments
Pemupukan merupakan faktor penting dalam pengelolaan budidaya tanaman padi, pemupukan bermanfaat untuk menjaga kesuburan tanah agar mampu menopang kebutuhan hara tanaman, mencegah terserang hama dan penyakit karena tanaman menjadi sehat, memperbaiki struktur tanah agar tanah mampu mengikat air, dan tanaman tumbuh optimal dengan hasil yang maksimal.
Pada saat melakukan pemupukan yang perlu di ingat adalah tepat jenis, tepat cara, tepat waktu dan tepat ukuran. Agar pupuk yang sudah diaplikasikan ke lahan pertanian memberikan hasil yang baik.
1. Tepat jenis
Tanaman memiliki dua fase pertumbuhan : vegetatif dan generatif. Khusus untuk tanaman padi fase vegetatif adalah perbanyakan anakan dan pertumbuhan akar. Sedangakan fase generatifnya adalah pada saat malai mulai muncul / proses pembungaan hingga pembentukan biji.
Jenis pupuk diaplikasikan sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman padi. Jenis-jenis pupuk yang ada sekarang adalah : Urea, SP36, ZA, NPK, dan Petroganik (organik). Dalam setiap pupuk tersebut memiliki kandungan yang berbeda-beda dan manfaat yang berbeda-beda pula.
Urea mengandung unsur N (nitrogen) sangat banyak 46%. Unsur N ini berfungsi untuk :
         a. Pembentukan daun hijau
         b. Mempercepat pertumbuhan tanaman
         c. Merangsang tumbuh anakan
         d. Menambah ukuran daun lebih besar untuk fotosintesa.
 Maka pupuk dengan kandungan N sangat cocok diaplikasikan pada saat tanaman melalui fase vegetatif. Air kencing juga banyak mengandung urea, ketika di fermentasikan maka sangat cocok sekali sebagai pupuk organik cair yang memliki fungsi sama seperti urea.
Kekurangan Urea (unsur N) dapat menyebabkan : Tanaman menjadi kerdil, daun tanaman kuning , dan hasil rendah.
Kelebihan Urea (unsur N) dapat menyebabkan : Pertumbuhan vegetatif terlalu subur, tanaman mudah rebah, mudah diserang hama dan penyakit, dan banyak butir gabah hijau.
SP36 banyak mengandung unsur P (phosfor). Unsur P ini berfungsi untuk :
        a. Merangsang pertumbuhan akar
        b. merangsang pertumbuhan tanaman
        c. Mempercepat pemasakan
        d. Memperbesar anakan dan gabah
        e. Memperbesar pembentukan biji dan bunga
 Maka pupuk dengan kandungan P sangat cocok diaplikasikan pada dua fase yaitu sebagian fase vegetatif dan sebagian fase generatif. Tulang juga banyak mengandung phosfor, tulang hewan di bakar kemudian di haluskan dan di fermentasi bisa digunakan untuk pemupukan cair yang memiliki fungsi sama seperti SP36.
ZA mengandung unsur S (sulfur) dan KCL mengandung unsur K (Kalium). Unsur S dan K ini berfungsi untuk :
       a. Membuat batang kokoh sehingga tidak roboh
       b. Buah tidak mudah rontok
       c. Hama penyakit tidak mudah menyerang tanaman
       d. Gabah jadi mentes
 Pupuk ZA mengandung N lebih sedikit dari pada Urea, ZA bisa sebagai pengganti Urea. Maka pupuk ZA sangat cocok diaplikasikan pada fase vegetatif dan generatif. Sedangkan pupuk KCL cocok untuk fase generatif.
NPK atau di sebut juga dengan Phonska mengandung ke empat unsur diatas N, P, K, S dengan prosentase 15% P, 15% N, 10% S, dan 15% K. Maka 300 Kg Phonska = kandungan N pada urea 100Kg.
Petroganik / pupuk organik merupakan pupuk dasaran sebagai pengganti pupuk kandang yang dapat diaplikasikan sebelum tanah pertanian ditanami padi.

2. Tepat cara
Pemberian pupuk pada lahan pertanian padi harus dilakukan dengan kondisi lahan nyemek, tidak boleh tergenang air atau teraliri air karena dapat menyebabkan pupuk hilang dari lahan pertanian/ sawah karena terbawa air. Pemberiannya harus ditaburkan secara merata sesuai dengan areal pertanaman padi.
Untuk pemberian POC (pupuk organik cair) pastikan tangki yang akan digunakan untuk tempat pupuk sudah steril/ bersih. Tangki yang pada awalnya digunakan untuk penyemprotan gulma menggunakan herbisida atau penyemprotan hama dengan instektisida harus dicuci dulu sampai bersih baru kemudian digunakan untuk POC. Tangki yang tidak steril menyebabkan bakteri pengurai pada POC mati sehingga pupuk tidak memebrikan manfaat maksimal, selain itu sisa herbisida / pestisida dalam tangki bisa membunuh tanaman padi.

3. Tepat waktu
Pemberian pupuk tidak boleh dilakukan pada siang hari. Pupuk harus diaplikasikan pada pagi hari atau sore hari untuk menghindari tanaman mati karena reaksi kimia terjadi antara matahari dengan pupuk, biasanya tanaman menjadi layu karena terbakar. Pada pagi hari antara pukul 8-10 / pada saat embun sudah tidak ada.
Berikut waktu pemberian pupuk 3x dalam satu musim tanam :
0-10 hst (hari setelah tanam)              : Pemberian pupuk I
18-25 hst (hari setelah tanam)            : Pemberian pupuk II
35-45 hst (hari setelah tanam)            : Pemberian pupuk III
waktu pemberian pupuk dan fase pertumbuhan tanaman padi
Pada umur padi 60-65hst (hari setelah tanam) tanaman padi akan mengeluarkan malai / berbunga, 35-40 hari setelah itu / umur padi 100 hst (hari setelah tanam) tanaman siap di panen.
Penyiangan di lakukan sebelum melakukan pemupukan I dan III, disiangi dulu baru kemudian dipupuk untuk menghindari pupuk diserap oleh gulma/tanaman liar.

4. Tepat ukuran
 Dalam 1 Ha tanaman padi kebutuhan pupuk sebagai berikut :
Urea 250 Kg / Ha
SP36 100 Kg / Ha
ZA 100 Kg / Ha
NPK 300 Kg / Ha
Petroganik 500 Kg / Ha
Dosis pemberian pupuk harus tepat disesuaikan dengan kondisi di lapangan, pemberian pupuk Urea dapat mengacu pada pengukuran dengan Bagan Warna Daun (BWD) jika tanaman sudah hijau maka pada pemberian pupuk ke III tidak perlu menggunakan Urea. Seminimal mungkin pupuk kimia mula di kurangi karena bersifat merusak lahan. Penggunaan pupuk organik dengan porsi yang lebih banyak di maksudkan untuk menyukseskan pertanian selaras dengan alam dan berkelanjutan.

5. Tepat sasaran
Pemberian pupuk pada lokasi dimana tanaman itu berada, jika di benamkan maka di berikan jarak 10 cm dari tanaman secara melingkar.

Rekomendasi pemupukan :
1. Umur 5-7 hari setelah tanam (HST) dipupuk 100kg urea/Ha + 100 Kg NPK/Ha
2. Umur 30 HST dipupuk 100 Kg NPK /Ha.
3. Umur 44 HST dipupuk 100 Kg NPK/Ha.
4. Pemberian pupuk hayati (pupuk organik cair) 2 liter/Ha aplikasi disemprotkan pada umur 2 dan 4 minggu setelah tanam (HST) pada sore hari.
5. Pemberian pupuk silika 1liter/Ha aplikasi disemprotkan pada umur 10 dan 30 HST. Diusahakan tidak ada hujan 4jam setelah penyemprotan.
Pupuk silika mengandung unsur Si, dapat menstimulasi fotosintesis dan translokasi karbon dioksida (CO2). Silika yang terakumulasi pada daun padi berfungsi menjaga daun tetap tegak sehingga membantu menangkap cahaya matahari dalam proses fotosintesis dan translokasi CO2 ke malai. Unsur Si juga mengurangi cekaman abiotik seperti suhu, radiasi cahaya, angin, air, dan kekeringan, serta meningkatkan resistensi tanaman terhadap cekaman biotik seperti serangan hama dan penyakit. Silika memmperkuat jaringan tanaman sehingga lebih tahan terhadap serangan penyakit dan hama terutama hama penggerek batang. Ketersediaan Si yang cukup di dalam tanah juga meningkatkan ketahanan tanaman gterhadap ketidak seimbangan unsur hara, seperti kelebihan N, kekurangan dan kelebihan P, serta kekurangan Na, Fe, Mn dan Al.

MARI HIDUP BERDAMPINGAN DENGAN ALAM

8:17 PM Add Comment
Alangkah indahnya jika kita bisa hidup berdampingan dengan alam. Kita mencintai dan merawat alam dan alam pun memberikan kehidupan bagi kita.
Syarat utama menjadi seorang petani adalah hidup selaras dengan alam, belajar dari alam membuat kita menjadi lebih bijaksana. Andaikata smua itu terjadi pastilah tidak akan ada isu global warming, lahan kritis, kemiskinan, sakit, bencana alam lonsor dan banjir. Smua berawal dari kita yang tidak bijaksana dalam mengelola alam, kita tidak hidup selaras dengan alam tetapi kita berusaha mengeploitasi alam/mencoba menguasai alam dengan keserakahan. Ada 7 hal di alam ini yang harus kita pelajari :
1. Sinar matahari
matahari merupakan sumber segalanya. Tanaman dapat tumbuh hingga berbuah karena ada matahari.
2. Bulan
Bulan merupakan lambang keindahan. Karena keindahan tersebut setiap bulan purnama pasti banyak serangga yang melakukan musim kawin.
3. Bintang
Bintang sebagai sumber petunjuk
4. Udara
Hal yang tidak terlihat dan sering tidak kita syukuri. Tanaman membutuhkan udara untuk proses foto sintesis merubah CO2 menjadi O2.
5. Bumi
Tempat hidup kita, dan tempat setelah hidup
6. Air
air sebagai sumber kehidupan
7. Api
Api sebagai sumber keadilan

Langkah yang harus di tempuh agar 7 hal di alam tersebut dapat lestari, yang dapat kita lakukan tergantung kita mau atau tidak
1. Memanfaatkan tanah yang blm produktif menjadi lebih produktif dengan menanaminya dengan sayur mayur, buah-buahan, tanaman pangan.
2. Membudidayakan unggas / hewan berkaki dua di rumah
3. Berternak / hewan berkaki 4
4. Menanam pepohonan / memelihara hutan
5. Memelihara hewan berkaki >4 : ikan, semut ngangkrang, lebah madu
6. Membuat kebun di rumah sebagai apotik hidup

Sumber : Seminar dr LSM "Truka Jaya" Rogomulyo, 18 Mei 2015

HAMA YANG SERING MENYERANG TANAMAN PADI

7:40 PM Add Comment
ada 3 jenis hama yang sering menyerang tanaman padi yaitu Wereng, Sundep, dan Tikus (lihat juga Mengenal tikus dan berbagai cara pengendaliannya). Dalam dunia akademik disebut dengan nama OPT (organisme pengganggu tanaman). OPT ini bisa berupa hama ataupun gulma. Serangan hama di luar ambang batas aman dapat menyebabkan kerugian atau kegagalan dalam usaha tani padi. Oleh karena itu tetap harus di pegang moto bahwa "mencegah lebih baik dari pada mengobati". Mencegah serangan hama yang meluas lebih baik daripada mengeluarkan biaya yang banyak untuk membeli pestisida kimia dalam pemberantasan hama yang sudah banyak.
Pengendalian hama harus mengutamakan kelestarian lingkungan dan ekonomi. Kelestarian lingkungan dapat di capai jika cara-cara pengendalian lebih mengutamakan penggunaan pestisida organik dan nabati serta mengurangi bahkan jika bisa menghindari penggunaan pestisida kimia/sintesis. Dalam hal ekonomi pengendalian hama juga harus memperhitungkan biaya yang dikeluarkan dalam usaha tani, jika biaya yang dieluarkan tidak sebanding dengan hasil panen maka dipastikan petani mengalami kerugian, maka di usahakan untuk melakukan pencegahan-pencegahan dini dan konsultasi dengan pihak birokrasi dalam hal ini dinas pertanian mengenai tata cara yang tepat dalam pengelolaaan usaha tani. Konsep utama dalam pengendalian hama adalah mencari titik terlemah dalam fase hidup hama tersebut.
Berikut 3 jenis hama yang sering menyerang tanaman padi (Oriza sativa) :
1. Wereng cokelat (Nilaparvata lugens).
Wereng cokelat memiliki dua stadia : bersayap dan tidak bersayap. Jika pada padi musa dengan usia < 20 hari ditemukan adanya wereng cokelat walaupun jumlahnya banyak biarkan saja. Wereng cokelat tersebut merupakan migrasi dari tempat lain untuk bertelur kemudian mati, telur dimasukkan ke dalam pelepah batang padi. Yang perlu diwaspadai adalah generasi dari telur yang menetas tersebut, umur 3-4hari berbentuk nimfa 1dan2. Nimfa inilah yang mudah untuk dikendalikan dengan penyemprotan pestisida kontak dan menghambat pergantian kulit dengan merk dagang APPLAUD. Jika wereng coklat sudah tidak dalam fase nimfa maka penggunaan pestisida ini tidak akan berhasil.
2. Sundep / Penggerek batang padi (Scirpophaga (Tryporyza) incertulas)
Telur sundep
Dalam pengendalian hama sundep yang perlu diperhatikan adalah jangan boros pestisida. Sundep memiliki titik terlemah dalam fase hidupnya adalah ketika menjadi telur. Telur-telur sundep ini diletakkan di daun padi, ketika telur menetas akan menjadi ulat dan masuk ke dalam pangkal padi. Kupu/ngengat merupakan suatu pertanda adanya peneluran, ngengat tersebut habis bertelur kemudian mati.
Yang harus dilakukan untuk mengendalikan sundep ini adalah dengan memijit telur-telur sundep ini memakai jempol agar telur mati/ tidak menetas. Melakukan penyemprotan pestisida pada saat telur sudah menetas tidak akan memberikan hasil yang lebih efektif. Penyemprotan pestisida pada saat fase kupu-kupu juga tidak akan memberikan manfaat yang lebih efektif.
3. Tikus
Pengendalian tikus yang biasa dilakukan dengan Gropyokan dan menggunakan umpan beracun. Yang perlu diperhatikan adalah gropyokan lebih baik dilakukan sesudah masa panen dengan maksud agar tidak merusak tanaman padi. Sedangkan penggunaan umpan beracun tidak boleh dilakukan pada saat tanaman padi mau panen karena tikus akan lebih tertarik untuk memakan padi ketimbang memakan umpan beracun.