Manajemen Penanaman

11:13 PM Add Comment

 Dalam pertanian kita harus mengenal manajemen penanaman sebelum melaksanakan budidaya di lahan, manajemen penanaman dikenal juga dengan sebutan manajemen planting (cuma di bahasa inggriskan, hehehehehe)

Jika diartikan perkata maka ada dua suku kata yaitu manajemen dan penanaman, manajemen sendiri merupakan suatu kegiatan yang terdiri dari lima hal yaitu : perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi . Yang artinya budidaya tanaman itu harus dilakukan dengan penuh perhitungan untuk mencapai keberhasilan. Kelima kegiatan ini akan kita bahas satu persatu, dengan harapan ketika kita mau melaksanakan budidaya suatu tanaman, khususnya dengan metode hidroponik dapat memenuhi kebutuhan pasar ataupun kebutuhan konsumsi keluarga, berikut 5 kegiatan tersebut :
  1. Perencanaan : perencanaan merupakan hal yang pertama kali harus difikirkan sebelum melakukan kegiatan budidaya. Dari perencanaan yang benar maka kita akan mendapatkan gambaran perkiraan jumlah produksi yang selalu kontinyu, biaya yang dibutuhkan, pendapatan dan keuntungan. Pada proses perencanaan terlebih dahulu kita harus menghitung berapa kapasitas atau kemampuan lahan kita dalam menghasilkan panenan (lubang tanam), Contoh : ingin panen 7 hari sekali, tanaman pakcoy umur panen kurang lebih 30 HST, jumlah lubang tanam yang tersedia untuk ditanami adalah 360 lubang tanam. Maka perhitungan berapa jumlah benih yang harus di semai adalah sebagai berikut : pembibitan (7 Hari), dewasa hingga panen 30 Hari setelah tanam (HST). Ingin panen seminggu sekali maka 30 HST dibagi 7 = 4 (dibulatkan). Lubang tanam yang harus ditanami per minggu adalah = 360: 4 = 90 lubang tanam. Kebutuhan benih dilebihkan 10% untuk jaga-jaga penyulaman atau ada benih yang tidak tumbuh, sesuaikan dengan keterangan daya kecambah benih di label = 90+(90x10%) = 99 benih tiap minggu yang harus disemai, dan 90 bibit hasil semai ditanam dipendewasaan.
  2. Pengorganisasian : pengorganisasian erat kaitannya dengan pembagian tugas dan wewenang, ada penjelasan pekerjaan yang harus dilakukan dari setiap bagian di perusahaan/ organisasi. Misalnya dalam memproduksi sayuran hidroponik kita bisa membagi menjadi 3 kegiatan utama yaitu Penyemaian, Penanaman dan Panen. Tiga kegiatan utama ini bisa dijadikan per divisi, dan setiap divisi memiliki penanggung jawab/ karyawan tersendiri. Spesialisasi pekerjaan akan menjadikan usaha anda semakin efektif dan efisien, selain itu spesialisasi juga akan memudahkan anda dalam melakukan pengorganisasian pekerjaan. Setelah dilakukan pembagian pekerjaan selanjutnya harus dibuat Standar Operasional Prosedur (SOP) dengan acuan alur proses kegiatan budidaya, apa saja yang harus dilakukan pada setiap bagian/ divisi sehingga bisa memproduksi sayuran/ tanaman budidaya, SOP ini akan menghubungkan setiap divisi sehingga setiap kegiatan akan saling berpengaruh antara satu dengan yang lain. Misalnya untuk memproduksi sayuran hidroponik maka alur kerja yang harus dilakukan adalah membeli benih sayuran, yang disesuaikan dengan perencanaan tanam, kemudian dilakukan penyemaian selama kurang lebih 7 hari, setelah 7 hari semai, bibit dipindah ke penanaman di bagian peremajaan, dari peremajaan kemudian dipindahkan lahi ke pendewasaan hingga panen.
  3. Pelaksanaan : jika kita sudah memiliki rencana dan membuat SOP produksi, selanjutnya adalah menjalankan rencana tersebut
  4. Pengawasan atau monitoring. kegiatan monitoring merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pemeliharaan tanaman hingga produksi, untuk melakukan kegiatan monitoring biasanya diperlukan sebuah form untuk melakukan cek jalannya kegiatan. Misalkan adanya form kontrol nutrisi, form kontrol pH dan suhu, pertumbuhan tanaman budidaya , dll. Pada kegitan monitoring tersebut biasanya dilakukan proses PDCA (plan, Do , Cek, Action) jadi ketika ada sesuatu yang kurang pas atau berbeda dengan apa yang direncanakan maka segera di perbaiki.
  5. evaluasi . Kegiatan yang terakhir adalah evaluasi. Evaluasi ini biasanya menyangkut 3 hal yaitu input, proses dan output. Jika dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat ditambah outcome (dampak). Evaluasi input terdiri dai Man, Money, Machine, Methode dan material. Evaluasi proses berupa SOP yang telah dilakukan dan kegiatan monitoring yang sudah dilakukan. Evaluasi yang terakhior adalah evaluasi output, yang merupakan target yang telah tercapai, realiasasi yang ada di lapangan.
 

jika dalam kegiatan budidaya tanaman semua proses manajemen ini dilaksanakan maka kemungkinan keberhasilan dari usaha tani dapat selalu terpantau dengan baik