MEMBUAT BIOGAS DARI ENCENG GONDOK (Eicchornia crassipes)

9:06 PM

 

enceng gondok

Enceng gondok (Eicchornia crassipes) adalah sejenis tumbuhan air yang hidup terapung di permukaan air. Akan berkembang biak manakala dipenuhi limbah pertanian atau pabrik. Enceng gondok merupakan sejenis tanaman hidrofit. Tumbuhan ini tidak dapat dimakan, bahkan tanaman gulma ini menjadi tanaman pengganggu bagi tumbuhan lain dan hewan di sekitarnya. Menurut Indriyanto (2016) Eceng gondok memiliki kemampuan tumbuh yang sangat cepat, terutama pada perairan yang mengandung banyak nutrient. Dalam waktu 7-10 hari eceng gondok dapat berkembang biak menjadi dua kali lipat. Laju pertumbuhan yang cepat ini menyebabkan tanaman eceng gondok telah berubah menjadi tanaman gulma perairan dan menimbulkan kerugian antara lain mempercepat pendangkalan perairan, menurunkan produksi ikan sebab eceng gondok mengambil ruang dan unsur hara yang juga dibutuhkan oleh ikan, mempersulit saluran irigasi, menghalangi lalulintas perahu, media penyebaran penyakit dan menyebabkan penguapan air sampai 3 sampai 7 kali lebih besar daripada penguapan air di perairan terbuka.

Meskipun memiliki sifat pengganggu, enceng gondok ternyata berperan penting dalam mengurangi kadar logam berat di perairan waduk seperti Fe, Zn, Cu dan Hg. Selulosa inilah yang digunakan sebagai bahan bakar alternatif. Untuk menghasilkan biogas, enceng gondok difermentasikan terlebih dahulu agar terbentuk gas metan. Enceng gondok yang digunakan harus dirajang atau ditumbuk halus terlebih dahulu agar hasil gas metan lebih optimum. Sebelum dimasukkan ke dalam digester, enceng gondok yang telah ditumbuk dan dirajang halus ditambahkan air dengan perbandingan 1:3, lalu diaduk. Setiap satu kilogram rajangan enceng gondok, dapat dipakai selama 7 hari dan setiap harinya dapat dipakai selama 90 detik. Untuk menghasilkan biogas, setara dengan 2 liter minyak tanah perhari, maka enceng gondok yang harus difementasikan sebanyak 150Kg per hari. Enceng gondok sebanyak 150Kg per hari dapat menghasilkan biogas yang dapat dipakai 4-5 jam setiap hari selama 7 hari.

Walaupun secara kandungan gas metan lebih rendah dibandingkan dengan bahan lain, biogas menggunakan bahan baku enceng gondok tetap relevan untuk dimanfaatkan pada lokasi-lokasi yang memiliki permasalahan pengendalian enceng gondok yang merugikan perairan. Dengan memanfaatkan enceng gondok menjadi bio gas maka permasalahan bisa diubah menjadi potensi dan peluang. Menurut Handoyo (2014) Biogas merupakan campuran beberapa gas dengan komponen utama adalah metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2), dengansejumlah keciluap air, hydrogen sulfide (H2S), karbon monoksida (CO), dannitrogen (N2). Komposisi biogas tergantung dari bahan baku yang digunakan. Apabila menggunakan bahan baku kotoran manusia, kotoran hewan, atau limbah cair tempat pemotongan hewan, gas metan yang diproduksi dapat mencapai 70%. Bahan baku dari tumbuhtumbuhan seperti batang padi, jerami, atau eceng gondok menghasilkan gas metan sekitar 55%.

Proses pembuatan biogas dari enceng gondok adalah sebagai berikut :

1.    Siapkan bahan berupa enceng gondok sebanyak 40 Kg

2.    Cacah enceng gondok tersebut sehingga berukuran menjadi 2-4 cm

3.    Masukkan cacahan tersebut dalam wadah/ bak penampungan dan tambahkan air sebanyak 120 liter atau perbandingan enceng gondok dan air adalah 1: 3

4.    Masukkan bahan campuran tersebut ke dalam digester hingga penuh melalui lubang pemasukan. Diamkan selama 30-45 hari, gas akan terbentuk. Lakukan pengadukan bahan setiap lima hari sekali melalui lubang pemasukan atau pengeluaran. Untuk mendeteksi adanya gas, buka kran yang menghubungkan antara gas dengn kompor, lalu nyalakan. Jika menyala berarti sudah terbentuk biogas, sehingga sudah dapat dimanfaatkan sesuai kebutuhan. Supaya produksi gas dapat dilakukan setiap hari, tambahkan 2 kg enceng gondok dan 6 liter air.

Dalam penelitian Nawir, dkk (2018) Eceng gondok dapat dimanfaatkan dengan cara diolah untuk menghasilkan energi biogas. Enceng gondok ini kemudian difermentasi selama 35 hari dengan bantuan starter kotoran sapi, EM-4 (effective microorganisme-4), dan air. Produksi energi biogas paling banyak menggunakan starter 2,5 kg kotoran sapi bercampur air dengan perbandingan 1:1 dan 0,9 kg EM-4 (effective microorganisme4) dengan nyala api paling lama yaitu 60 menit 12 detik.

Untuk meningkatkan kandungan metana pada produksi biogas menggunakan bahan enceng gondok, menurut penelitian harus ditambahkan dengan bahan baku lain dengan potensi untuk menghasilkan gas metan lebih tinggi, misalkan kotoran ternak. Melalui pencampuran tersebut selain menambah kandungan gas metan yang dihasilkan juga bisa mempercepat proses fermentasi bahan sehingga biogas cepat terbentuk. Seperti yang sudah diteliti oleh Nawir, dkk pada tahun 2018, Saripuddin M, dkk (2019) juga meneliti tentang campuran biogas menggunakan starter kotoran ternak dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa biogas eceng gondok yang dihasilkan karena percampuran eceng gondok dan kotoran sapi memiliki bau busuk yang sangat menyengat namun setelah dibakar gas tersebut tidak menimbulkan bau busuk. Ini berarti biogas eceng gondok ini terbakar sempurna dan aman untuk digunakan bagi pengguna dan dapat membantu kebutuhan masyarakat yang ingin menggunakan energi pemanfaatan eceng gondok sebagai bahan bakar alternatif biogas. Pada komposisi 3kg eceng gondok :1kg kotoran sapi. Dari hasil ini dapat dilihat bahwa kandungan metana (CH4) yang di hasilkan oleh campuran eceng gondok dan air dengan stater berupa kotoran sapi memiliki presentase kandungan senyawa metana (CH4) yang cukup tinggi, tekanan yang dihasilkan pada tabung rekator juga cukup tinggi yaitu 3,50 kPa yang berati bahwa ikatan yang terjadi menghasilkan senyawa metana (CH4) dan karbondioksida (CO2) yang baik.

 

Daftar Pustaka

 

Hardoyo. 2014. Panduan Praktis Membuat Biogas Portabel Skala Rumah Tangga dan Industri. Bandar. Bandar Lampung,

Indriyanto, Forcep Rio. 2016. Pemanfaatan Eceng Gondok Sebagai Energi Alternatif Biogas . https://faperta.untirta.ac.id/pemanfaatan-eceng-gondok-sebagai-energi-alternatif-biogas/#:~:text=Pemanfaatan%20eceng%20gondok%20sebagai%20bahan,karbondioksida%20(CO2)%20sebagai%20biogas. Diakses 30 Mei 2021

Nawir, Herman., Muhammad Ruswandi Djalal., dan Apollo. 2018. Pemanfaatan Limbah Eceng Gondok Sebagai Energi Biogas Dengan Menggunakan Digester. Jurnal Ilmu-Ilmu Teknik Elektro dan Rekayasa. Vol 2. No. 2 56-63

Saripuddin M., dkk . 2019. Pemanfaatan Eceng Gondok Sebagai Energi Alternatif Biogas. Jurnal ILTEK Volume 14 Nomor 02. 2063-2066

 

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Silahkan memberi komentar yang membangun EmoticonEmoticon