Sahabat Ku

11:08 PM Add Comment
hidup terus berputar, kita tak tahu kapan akan akhir dari perjalanan kita, menghentikan roda nasib yang berputar. Hari berganti, bulan berganti, tahun berganti, tapi apa yang bisa kita banggakan dari pergantian yang telah kita lalui.. Aku selalu memikirkan itu sahabatku. Tak ada yang lebih indah selain membayangkan masa-masa yang pernah kita lalui, dan aku selalu merindukannya. Aku menjadi dewasa ketika membayangkan masa itu..Disaat aku sedang kecewa dengan hidupku ingin rasanya aku kembali kemasa-masa itu. Sahabat kau sangat berarti bagiku, walaupun untuk memikirkan hal tersebut aku tak pernah sempat...
Namaku Debby Eka Hari Kurniawan...Seperti nama cewek tapi aku benar-benar cowok. Aneh memang aku pun kadang merasa itu bukan namaku, tapi itu namaku. Aku tak tahu pasti arti namaku seperti sesuatu yang menarik, anggun, tenang itu mungkin arti nama debby buatku. Aku memang seseorang yang menarik heee3x, aku selalu memiliki teman, sahabat, walaupun aku sendiri mudah melupakan teman lama ketika mendapatkan teman baru lagi. Aku sulit sekali menghafalkan nama seseorang, dapat teman baru ngafalin nama baru lagi, nama-nama teman yang lama malah jadi lupa.
Di atas adalah foto ku ketika masih duduk di bangku SLTP (SMP). Kira-kira waktu itu aku duduk di kelas 3. Foto tersebut diambil di lapangan tengah sekolahanku SLTP N 2 Susukan sekarang menjadi SMP 1 Kaliwungu, dekat dengan lapangan basket. Dari kiri Tony Harseno, Aku, Lilik Kus S. Aku dulu waktu SMP suka memakai tas yang kayak penjual koran di tali tasnya ada tulisan "Any Way I Don't Like You", aku tidak tahu artinya yaa namanya anak SMP suka nulis bahasa-bahasa inggris biar terlihat keren. Yaa inti artinya itu "Aku Tidak Suka Kamu", ada ceritanya kenapa aku menulis itu, dulu ya model cinta monyet aku punya pacar tetapi aku tidak merasa jadian,,,,aneh kan!aku sendiri pun merasa aneh...Uhhh pacaran itu deg-degan,,,,ahh tak bisa terlupakan. Aku selalu ingin tampil luar biasa dihadapannya terutama olahraga, tapi kalau disuruh maju untuk dinilai guru rasanya ku malah kikuk tidak enak blas, rasanya malu diperhatikan pacar sendiri. Kalu pulang berdua, ulangtahun ada yang memberi surprise, tugas ada yang negrjain walau kadang-kadang aku yang malah ngerjain tugasnya. Rasanya pacaran waktu SMP itu manis-manis ngangenin. Dilain sisi aku malah sebel dengan pacarku, tidak tahu mengapa ucapan perpisahan aku berikan kepadanya ketika aku lulus SMP. Aku tahu dia begitu mencintaiku, setelah itu dia pun masih memperhatikan aku memberi ucapan selamat ulang tahun, memberi kado hingga pada saat aku berjumpa dengannya aku mengacuhkan dirinya, dia menyapaku tetapi aku tidak membalas malah aku pura-pura tidak tahu..Kejamnya diriku, aku seperti tidak punya perasaaan, maafkan aku aku tidak seharusnya seperti itu....,
Tony Harseno, aku tidak pernah menjalin komunikasi lagi sejak kelas 2 SMA, lebaran saja aku malah sibuk kerumah teman SMA ku padahal rumahku degan rumahnya jaraknya dekat, tetapi aku tidak kerumahnya.. Aku berarti mudah melupakan seseorang. Teman yang baru itulah temanku, yang lama aku sudah tak tahu. Aku tahu itu salah, tapi aku tidak pernah memperbaikinya. Tony suka membuat gambar seperti komik, bukuku banyak sekali gambarnya di sampul buku apa lagi. Lilik Kus S, anaknya kurus putih kayak cina, padahal orang jawa, orangnya pintar, satu lagi semua nama keluarganya pakai Kus. keluarga Kus....,
Sahabatku yang masih kuingat Eko Prihatin, Ambar Arum Lestari, Atik Yuma L, Riris, Indarti, Wardoyo, Siti Zulaika, Yudya Rahman, Sumardi, dan banyak yang sudah aku lupa. Teman-temanku lebih banyak cewek dibandingkan cowok mungkin cewek itu lebih mengasyikkan dalam segala hal dibandingkan cowok.
Aku meneruskan sekolah SMA di SMA N 1 Simo. disamping adalah fotoku ketika masih SMA. Sekolah baru pacarpun baru..Dari kiri ke kanan Atas (Suci Khusnul, Vita Galuh, Tegar Apriani) Bawah (Dodi Kristanto, Aris Kurniawan, Didik Haryadi, Aku). Ada cerita dalam pembauatan foto ini, ketika berangkat ke studio foto aku berboncengan dengan pacarku pada waktu itu aku memiliki sepeda motor Yamaha Alfa yang suara knalpotnya mencapai radius 1Km, ada ilmu ninjanya dengan asap menutup jalan yang dilaluinya, kalau di "reting" ada suara tit tit tit tit. Mungkin pada saat itu agak malu ya dengan pacar jadi pas mau belok ke studio foto aku tidak "reting" pas dibelakang ada mobil angkutan yang lajunya kencang, mobilnya langsung ngerem ndadak penumpangnya pada terjungkal didalam mobil sopirnya marah-marah. Aku sudah minta maaf sopirnya masih marah-marah, aku sampai mau dipukuli, wah aku malu banget. Mobil angktannya sudah jalan tetap ja penumpangya memaki-maki aku..Aku sampai berkeringat, ya jadi seperti itu fotoku terlihat hitam gara-gara malu, deg-degan, dan berkeringat..
Masa SMA ku penuh dengan kejutan, aku pernah patah hati sepertinya ini karma karena perbuatanku waktu SMP. Menangis gara-gara cewek (yahh memalukan), rangking 38 dari 40 siswa, belajar berorganisasi, mengenal diri, belajar berbicara...Aku waktu SMA terkenal lho, tidak ada siswa yang tidak kenal aku, aku sering jadi pemimpin upacara..Aku paling dekat dengan Vita, walaupun tidak dekat-dekat banget. Ngobrol saja kita jarang, tidak tahu aku tidak bisa merangkai kata-kata. Dulu sepertinya cinta terlalu dirasakan, sekarang cinta ya jalani saja..Didik Haryadi, sahabat yang cara berjalannya aneh akau tidak bisa melupakannya, hyal selalu aku ingat adalah waktu kegiatan Khalaqoh, menginap di masjid SMA kita berbicang-bincang, menyelesaikan membaca 1jus Alqur'an dengan terbata-bata, teman-temannya sudah selesai tapi aku belum sendiri, belum stu jus aku ngomongnya satu jus. Malamnya jalan-jalan sampai rumahnya Vita, gila ngajak mampir rumahnya aku malu lah....
Aku punya teman yang juga unik namanya krismaningrum, sering kesurupan. pernah suatu hari kesurupan samapai sore tidak sadar-sadar, aku disuruh menjaga, berbagai cara ku lakukan untu membuat dia sadar tetap saja tidak berhasil, hingga sore hari tidak sadar-sadar padahal aku sudah pengin pulang ke rumah. Anak yang aneh....Dia sering curhat tentang berbagai permasalahannya padaku tetapi aku lebih banyak sebagai pendengar setia, kadang dia memberiku perhatian yang lebih, "Apakah kau menyukaiku??". aku memiliki foto ku dengan dia foto tersebut diambil di depan ruang UKS pada saat kegiatan pramuka.. Pernah aku mengantar dia sampai rumahnya di desa dekat gunung madu, maklum aku merupakan teman dekatnya sampai jalan mau menuju desanya kakiku kram gara-gara jalannya jelek, yang sakit malah ku suruh berjalan..hi hi hi..Dulu aku diberi gantungan kunci berbentuk kaya yang didalamnya da minyaknya dn ada pinguinnya, aku masih menyimpannya hingga sekarang.


Sayang aku hanya memiliki foto ini, aku dulu tidak kenal teknologi sih..
Buat sahabat-sahabatku, aku merindukan kalian.... selalu merindukan kalian
TEORI-TEORI ORGANISASI

TEORI-TEORI ORGANISASI

11:02 PM Add Comment
A. Teori Struktural Klasik ( Teori Tradisional)
Teori organisasi klasik mulai berkembang pada tahun 1800an. Para teoritis klasik menekankan pentingnya rantai perintah dan penggunaan disiplin, aturan dan supervisi untuk mengubah organisasi-organisasi agar beroperasi lebih efisien. Teori klasik memberikan petunjuk mekanistik struktural yang kaku. Organisasi secara umum digambarkan oleh para teoritis klasik sehingga sangat tersentralisasi dan tugas- tugasnya terspesialisasi.
Anggapan dasar atau pandangan teori klasik mengenai organisasi berdasarkan asumsi sebagai berikut :
1. Organisasi bertujuan untuk menyelesaikan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
2. Dalam organisasi, terdapat struktur tujuan, lingkungan, teknologi dan partisipannya.
3. Organisasi yang efektif meliputi adanya tujuan organisasi, tugas anggota serta unsur organisasi.
4. Spesialisasi keahlian anggota.
5. Adanya koordinasi dan control
6. Struktur organisasi yang sistematis.
Teori klasik berkembang menjadi tiga aliran yaitu :
1. Birokrasi
Organisasi legal karena wewenangnya berasal dari seperangkat aturan, prosedur dan peranan yang dirumuskan secara jelas. Kharakteristik birokrasi sebagai berikut :
a. Pembagian kerja yang jelas adalah bagaimana organisasi membagi sejumlah pekerjaan terhadap tenaga kerja yang ada sesuai dengan kemampuan teknis dalam organisasi.
b. Hierarki wewenang yang dirumuskan dengan baik. Sentralisasi kekuasaan.
c. Program rasional dalam pencapaian tujuan organisasi.
d. Sistem prosedur bagipeninjauan situasi kerja.
1) Sistem aturan (hak-hak dan kewajiban).
2) Hubungan-hubungan antarpribadi.
2. Administrasi
Administrasi menurut henry fayol kegiatan industrial dapat dibagi menjadi enam kelompok antara lain :
a. Kegiatan teknikal
b. Kegiatan komersial
c. Kegiatan finansial
d. Kegiatan keamanan
e. Kegiatan akultasi
f. Kegiatan Manajerial
Kegiatan manajerial merupakan bagian penting dan dasar dari teori administrasi. Empat belas kaidah manusia yang menjadi dasar pembentukan teori administrasi antara lain :
1) Pembagian kerja
2) Wewenang dan tanggung jawab
3) Disiplin
4) Kesatuan perintah
5) Kesatuan pengarahan
6) Mendahulukan kepentingan umum
7) Balas jasa
8) Sentralisasi
9) Rantai skalar
10) Aturan
11) Keadilan
12) Kelanggengan personalia
13) Inisiatif
14) Semangat kerja
3. Manajemen ilmiah
Menurut Tylor (1900) manajemen ialah seperangkat mekanisme-mekanisme atau teknik-teknik adalah bagian dari cara untuk meningkatkan efisiensi kerja organisasi. Empat kaidah dasar manajemen antara lain :
a. Menggantikan metode-metode kerja dan praktek dengan berbagai metode yang dikembangkan atas dasar ilmu pengetahuan tentang kerja yang ilmiah
b. Mengadakan seleksi latihan dan pengembangan
c. Pengembangan ilmu tentang kerja dan seleksi latihan dan pengembangkan terus diintegrasikan
d. Semangat dan mental para karyawan melalui pembekalan antara karyawan dan manajemen
Dasar organisasi menurut teori klasik antara lain :
1. Kekuasaan
2. Saling melayani
3. Doktrin (perumusan tujuan-tujuan organisasi)
4. Disiplin (pengendalian diri)
B. Teori Neoklasik (Teori Transisional)
Teori neoklasik menjelaskan hubungan manusiawi yang menekankan aspek psikologis sosial, dimana karyawan sebagai individu maupun sebagai bagian keluarga kerjanya. Organisasi sebagai kelompok orang dengan tujuan bersama. Tiang dasar dari teori transisional ditentukan oleh kegiatan manusia organisasi internal yang mempengaruhi organisasi formal.
Menurut Hugo Munster Burg perbedaan-perbedaan individu dalam organisasi itu disebabkan adanya pengaruh sosial dan budaya pada organisasi. Sedangkan menurut Mayo dalam teori human relation, dimana hubungan kelompok informal lebih penting dan lebih kuat dari kondisi kerja dalam menentukan moral dan produktivitas.
C. Teori Mutakhir (Analisis sistem pola organisasi)
Semua unsur organisasi merupakan satu kesatuan organisasi. Organisasi harus menyesuaikan dengan lingkungan dan selalu dapat mengikuti atau menyesuaikan perubahan zaman. Teori mutakhir merupakan perpaduan antara teori klasik atau teori tradisional dengan teori neoklasik atau teori transisional dengan konsep-konsep yang lebih maju, dengan memandang organisasi sebagai suatu proses dinamis yang terjadi dengan dan dalam hal-hal yang umum dan dikendalikan secara struktural.

DAFTAR PUSTAKA

Chamdan, 2006.Teori Stuktural Klasik. http://meiliemma.wordpress.com/2006/10/09/teori-struktural-klasik/. Diakses pada tanggal 27 September 2009 pukul 16.58 WIB.

Mulyana Slamet, 2008. Teori manajemen ilmiah.
http://wsmulyana.wordpress.com/2008/11/09/teori-manajemen-ilmiah-teori-klasik-organisasi-3/ Diakses pada tanggal 27 September 2009 pukul 16.55 WIB.

R. Sukarto dan Hani Handoko, 1986. Organisasi Perusahaan. BPFE : Yogyakarta.

Jogja

7:24 AM Add Comment

Pada tanggal 2 Desember 2009 aku piknik ke Jogja..aku penasaran dengan keraton Jogjakarta, maklum aku belum pernah ke sana..Ada beberapa hal yang aku kagumi dari Jogja yang pertama keramah tamahan orangnya yang ke dua kebudayaannya dan ketiga adalah keindahan kotanya. Aku ke sana naik Pramek pukul 8.45 WIB dari stasiun Solo Balapan sampai stasiun Tugu pukul 10.00 WIB. Ini pertama kalinya aku naik kereta api, deg-degan dan agak mual tapi tetap senang. Ada satu orang yang juga baru pertama naik kereta api yaitu Ayuningtyas Nilasari (Muchi)..Foto diatas adalah foto pertama kali aku naik kereta api. dari kiri Amrita, Muchi, Retno, Aku.
dari stasiun Tugu ke Keraton aku naik becak bayar Rp7000, enak naik becak bisa nyantai.. Ada beberapa hal yang dapataku ceritakan ketika aku berada di keraton. yang pertama adalah keberadaan pohon beringin yang pasti ada di depan keraton atau di halaman keraton. Katanya sih pohon beringin itu lambang kesejahteraan, akarnya yang dalam pohonnya yang rindang menjadikan pohon beringin istimewa. Masyarakat dahulu menadikan pohon dan hewan sebagai suatu yang mengandung filosofi, yang belum pernah aku lihat adalah semut padahal semut filosofinya bagus, kebanyakan harimau (macan), ular, gajah, kuda, dll yang pasti hewan-hewan yang terlihat sangar dan gagah. Apa ini ada kaitannya dengan orang-orang jaman dahulu yang memang sangar dan gagah, aku tidak tahu. Saat di dalam keraton sayangnya aku tidak menyewa pemandu jadi aku tidak dapat menceritakan banyak mengenai keraton. Kedua adalah tata letak keraton yang tertata dengan rapi, ini merupakan sutu hal yang luar biasa. seharusnya konsep tata kota dibuat demikian agar tidak semprawut. Ketiga adalah suatu peraturan adat bahwa ketika anak seorang raja telah menikah maka tempat tinggalnya bukan didalam keraton lagi tetapi berbaur dengan masyarakat sekitar, hidup bermasyarakat itu penting..

Dari keraton ketika aku ingin ke museum kereta aku bertemu dengan salah satu pemandu wisata di keraton, aku diajak ke koperasi batik, ya biasa menawarkan batik. Bapaknya aneh apa tdk melihat ya kalau aku ini bukan tipe orang yang punya uang, dari tampangku saja sudah terlihat jelas. Tapi tidak apa-apalah aku ikut saja nanti ya ngomong saja kalau lihat-lihat dulu (maksudnya lihat-lihat uangnya). Yang aku dapatkan dari tempat tersebut adalah cerita sejarah kenapa dinamakan batik. batik bersal dari kata mboko setitik atau berawal dari satu titik, karena lidah masyarakat sulit mengucapkannya maka lebih mudahnya di katakan batik. Jadi batik itu berasal dari titik-titik yang dilukiskan diatas kain menggunakan canting hingga membentuk suatu lukisan atau gambar. Filosofi yang terkandung di dalam pembuatan batik adalah kesabaran, bahwa segala sesuatu itu harus sedikit demi sedikit, sama dengan pembuatan candi Borobudur dibuat sedikit demi sedikit dan penuh kesabaran. Pada intinya untuk membuat sesuatu yang sempurna dibutuhkan kesabaran. dahulu batik hanya di buat oleh isteri-isteri raja yang ditinggal berperang atau sedang berkunjung ke kerajaan lain, untuk mengisi waktu luang tersebut isteri-isteri raja membuat batik.

Berikutnya aku masuk ke museum kereta lokasinya tidak jauh dari koperasi batik.. ya isinya cuma kereta-kereta yang biasanya dinaiki raja untuk upacara adat, berpergian, maupun untuk mengangkut jenasah. Kontruksi keretanya luar biasa, aku bertanya-tanya yang membuat ini dulu orang eropa atau Indonesia ya, hampir semua kereta ada nama Kyai nya. Ada satu kereta yang membuat ku terkagum-kagum, keretanya besar sekali, luar biasa. Nama keretanya apa ya garuda apa gitu aku lupa..yg pasti keren

Dari museum aku terus sholat dzuhur terus jalan-jalan di Malioboro, sebelum sampai di Malioboro aku mampir ke koperasi dagadu, terbujuk oleh rayuan Bapak tukang becak uang Rp45000 ku hilang, menyesal aku...Dibujuk lagi mampir di bakpia tapi aku tidak mau, aku masih sayang uangku..tahu uangku jadi baju Rp45000 aku tidak akan mampir...Sanpai di Malioboro cari makan dulu, gaya banget yang dicari KFC tahu-tahu harganya selangit, tadi makan mie ayam ja sampai muntah-muntah. Setelah dari KFC aku ke pasar Bringhardjo, jalan kaki huuh masih lapar lagi, embel-embelnya cuma nasi organik saja harganya selangit, menyesal aku tapi ko ya enak..Biasa mahasiswa yang terlalu sayang dengan uang. Dari Bringhardjo aku langsung ke stasiun Tugu jalan kaki, huuuuhuu cape sekali, rasanya tidak nyampai-nyapai ke stasiun. Sumpah ini seperti ospek masuk angkatan bersenjata.

Di stasiun masih nunggu kereta, sambil makan salak bi buat senang ja, liburanku ohhhhh

Dikereta aku bertemu dengan gadis yang wajahnya mirip dengan adiknya pacarku, benakku bertanya-tanya siapakah dirinya. Jangan2 adinya pacarku jangan2 bukan. Aku pengen kenalan tapi malu. Sempat ngobrol sedikit tapi pas dia sudah mau sampai di stasiunnya. Ahh waktu kenapa tak bisa terulang, dimana keberanianku waktu itu...Sampai di balapan pukul 16.30 WIB. AKhirnya...

Mengenal Tikus dan Berbagai Cara Pengendaliannya

6:39 PM Add Comment
-->
Pada saat aku bertemu dengan petani dan berbincang bincang dengan mereka, banyak sekali permasalahan mengenai pertanian yang disampaikan kepada ku. Pada saat itu aku merasa malu karena kekurangan pengetahuanku sehingga aku tidak dapat membantu mereka menyelesaikan persoalan tersebut. Salah satu persoalan yang sering muncul adalah hama tikus, hama ini menyerang di berbagai daerah tanpa terkecuali, perbedannya hanya pada tingkat kerusakan yang ditimbulkannya. Oleh karena itu aku mencoba mempelajari hama tikus, dengan mempelajarinya harapanku aku dapat megenal kelebihan dan kelemahan tikus sehingga memudahkan dalam pengendaliannya. Tulisan ku ini berasal dari berbagai kajian pustaka, tetapi aku lebih banyak mengacu pada buku “Pengendalian Tikus Terpadu” karangan Priyambodo (1995). Smoga tulisanku ini bermanfaat bagi para pembaca dan JAYALAH PERTANIAN INDONESIA.
Pembangunan pertanian yang pernah dilakukan di Indonesia dapat dibagi menjadi lima yaitu :
Intensifikasi : Pengusahaan peningkatan produksi untuk tiap kesatuan luas areal dengan berbagai masukan (teknis maupun sosial ekonomi). Contoh : pupuk, pestisida, bibit unggul, modal, tenaga kerja.
Rehabilitasi: Merupakan program perbaikan dan peningkatan fungsi saluran-saluran irigasi yang telah rusak serta meremajakan kebun-kebun yang telah terbengkalai.
Diversifikasi : program penganekaragaman penanaman tanaman pangan, jadi disampin produksi beras juga ada produksi non beras. Dengan harapan masyarakat dapat mengkonsumsi makanan bukan hanya beras
Ektensifikasi : pemanfaatan sebidang lahan agar tetap memberikan hasil. Misalnya : pada musim kemarau lahan sawah tidak bisa ditanami padi, untuk memanfaatkan lahan tersebut dapat ditanami dengan jagung
Perluasan lahan : perluasan areal untuk ditanami. Membuka lahan baru.
Sering kita dengar istilah PHT (Pengendalian Hama Terpadu), ada SLPHT (Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu) bagi petani. Sebenarnya apa itu pengendalian hama terpadu?. Pada tahun 1970an hingga 1980an Indonesia melaksanakan pembangunan pertanian yang menitik beratkan pada intensifikasi pertanian tanaman padi melalui penerapan panca dan sapta usahatani. Hingga pada tahun 1984 Indonesia mengalami swa sembada beras. Dibalik keberhasilan tersebut ternyata meninggalkan berbagai permasalahan teutama berkaitan dengan penurunan produksi dan kerusakan ekosistem pertanian.
Saya teringat cerita kakek saya, pada waktu kakek saya masih kecil kakek sering mencari ikan di sungai dan kali kecil di depan rumah. Tidak tanggung-tanggung jumlah ikan yang didapatkan kakek, bisa mencapai satu “tenggok” besar. Tetapi sekarang jarang dijumpai ikan lagi, populasi ikan mulai menurun dikarenakan adanya beberapa orang yang menggunakan racun dalam penangkapan ikan selain itu dikarenakan pula karena msyarakat menerapkan pestisida secara berlebihan, sehingga air dari sawah yang mengalir kembali ke sungai menyebabkan pencemaran sungai. Dapat diambil kesimpualn bahwa budaya masyarakat kita yang tidak berfikir kedepan menyebabkan kerugian yang besar. Jika saja masyarakat benar-benar memperhatikan lingkungan maka kata banyak orang bahwa Negeri kita ini kaya itu pasti terbukti. Populasi ikan di sungai-sungai dapat berkembang sehingga kebutuhan protein masyarakat terpenuhi, padi sawah dapat dikombinasikan dengan usahatani ikan, kebutuhan air bersih dan sehat mudah dipenuhi, adanya suasana yang harmonis dengan lingkungan membuat hidup menjadi nyaman. Saya teringat dengan cerita ramayana, saat rama, sinta, dan lesmana berkelana di hutan memenuhi janji ayahnya kepada istri termudanya. Rama, sinta dan lesmana merasa lebih betah tinggal di hutan daripada di kerajaan karena memang masyarakatnya pada waktu itu hidup harmonis dengan lingkungan.
PHT merupakan salah satu jawaban dari permasalahan lingkungan yang dikibatkan sistem pertanian konvensional. Konsep PHT hampir sama dengan kehidupan yang selaras dengan lingkungan. Perbedaannya yaitu masih diperbolehkannya penggunaan bahan-bahan beracun yang sebenarnya berbahaya bagi lingkungan jika dalam keadaan terpaksa atau cara pengendalain yang lain tidak mampu mengendalikan serangan serta populasi hama. Dalam pelaksanaan PHT petani harus memperhatikan ekosistem yang ada. Apa jenis hama yang menyerang, apa saja penanganan yang dapat dilakukan sesuai dengan kondisi dan potensi tempat tersebut. Pengendalian hama dapat dilakukan dengan pengkombinasian berbagai teknik pengendalian dalam satu kesatuan untuk mencegah timbulnya kerugian dan kerusakan lingkungan. Jadi penggunaan pestisida dan senyara beracun lainnya adalah alternatif terakhir atau dalam keadaan terpaksa karena teknik pengendalian yang lain tidak dapat digunakan atau tidak mampu mengendalikan hama yang ada.
Pada saat tertentu populasi hama tidak perlu dikendalikan karena tidak menimbulkan ketrugian secara ekonomis, jika dikendalikan malah akan memberikan kerugian ekonomis karena biaya usahatani menjadi semakin naik. Dalam langkah menyusun PHT ada penentuan TKE (tingkat kerusakan ekonomis), KE (kerusakan ekonomis), dan AE (ambang ekonomis), serta posisi keseimbangan umum (PSU). Yang terpenting adalah mengetahui AE dan TKE. Pengendalian hama dilakukan jika telah melewati AE, jika sudah melewati TKE maka petani akan mengalami kerugian. Untuk menentukan perlu tidaknya pengendalian perlu dilihat harga dipasaran terhadp produk tersebut, jika harga produk tinggi maka tingkat AE nya akan berbeda dengan produk yang herganya lebih rendah. Selain hal tersebut yang perlu diperhatikan dalam langkah-langkah PHT adalah menentukan status hama, identifikasi, ioformasi eko biologinya. Karena beberapa spesies menjadi hama tergantung pada fase hidupnya misalnya ulat akan menjadi hama saat menjadi ulat tetapi saat menjadi kupu-kupu bukan merupakan hama lagi malah hewan yang berjasa bagi penyerbukan tanaman. Spesies yang menjadi hama juga perlu diketahui dengan jelas jangan sampai salah karena nanti penangannya juga akan salah. Musim tanam dan teknik agronomi juga perlu mendapat perhatian.
Dari berbagai buku yang telah saya baca kebanyakan cara PHT adalah dengan mempergunakan predator dan parasitoid. Ini yang mungkin belum diketahui oleh petani, karena memang untuk menemukan serta mengembangkan predator dan parasitoid sangat lah sulit. Oleh sebab itu perlu pendampingan yang lebih intensif didukung dengan sumberdaya pendamping yang mencukupi dalam pelatihan-pelatihan PHT serta SLPHT agar petani mampu menerapkan alternatif-alternatif pengendalian yang terbaik dalam usahataninya. Perbedaan antara parasitoid dan predator antara lain :
1. predator ukurannya lebih besar dibandingkan inangnya, sedangkan parasitoid lebih kecil.
2. Predator cenderung menjadi pemakan umum, sedangkan parasitoid hanya menyerang satu inang dalam satu fase hidupnya
3. Spesiasi (ruang gerak) predator dan radiasinya(penyebarannya) terbatas, sedangkan parasitoid lebih luas.
PHT merupakan bagian dari sistem pertanian yang berkelanjutan dalam pendalian tikus ini Saya juga mengacu pada PHT. Berikut adalah pengenalan tikus dan beberapa cara pengendaliannya.......
Kehidupan tikus sangat dekat dengan kehidupan manusia, tikus dapat hidup di rumah-rumah, gudang, sawah, perkebunan, dan sebagainya. Tikus dapat berperan sebagai hewan yang bermanfaat dan dapat berperan sebagai hewan yang merugikan kehidupan manusia. Sebagai hewan yang bermanfaat tikus dapat berguna sebagai hewan percobaan laboratorium dan sebagai hewan yang merugikan tikus dapat menjadi hama bagi tanaman pertanian dan penyebaran penyakit bagi manusia. Suatu hewan disebut sebagai hama karena hewan tersebut menjadi pengganggu dalam budidaya tanaman. Penyebutan hama itu sendiri didasarkan pada persepsi manusia sendiri, jika menurutnya mengganggu usahatani maka disebut sebagai hama.
Pada awalnya tikus hanya berada di benua Asia, penyebaran tikus terjadi seiring dengan adanya migrasi penduduk antar benua. Pada jaman dahulu tikus dijadikan sebagai hewan yang menjadi pertanda apakah pertanian disuatu tempat akan maju atau tidak, hal tersebut berkaitan dengan ciri khas tikus yang hanya hidup di daerah yang kebutuhan pakannya cukup. Sehingga jika suatu tempat kebutuhan pakannya kurang maka tikus akan ber migrasi ke tempat lain.
Sifat hubungan tikus dengan manusia lebih cenderung parasitisme. Tikus mendapat keuntungan tetapi manusia mendapat kerugian. Dibandingkan dengan hama lainnya tikus memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh hama serangga, yaitu :
1. Tikus dapat merusak tanaman budidaya dalam waktu yang singkat dan dalam jumlah kerusakan yang besar, walaupun hal tersebut dilakukan oleh beberapa ekor tikus saja. Dalam satu malam satu tikus sawah rata-rata dapat merusak tanaman padi sebanyak 649,72 tunas IR64 dan 716 tunas untuk Cisadane.
2. Tikus menyerang tanaman dalam berbagai stadia umur. Mulai dari pembibitan, fase vegetatif, vase generatif, panen, dan pasca panen
3. Tikus dapat mempberikan tanggapan terhadap kegiatan pengendalian yang dilakukan manusia baik itu menghindari (tidak memakan umpan beracun yang pernah diberikan sebelumnya) maupun menghadapi (mengahadapi musuh alaminya/predator).Walaupun hal tersebut juga dilakukan oleh hama serangga tetapi tingkat tresponnya lebih kecil dibangdingkan dengan tikus
4. Tikus mempunyai mobilitas yang tinggi dengan kedua tungkainya. Pada keadaan daerah yang kurang mendukung untuk kebutuhan pangan tikus dapat melakukan migrasi sejauh 700m atau lebih, pada keadaan pakan tercukupi tikus keluar sarang sejaun 20m hingga 200m saja. Tikus juga dapat berpindah tempat dengan memanfaatkan transportasi yang dimiliki manusia. Misalnya pada penyebaran tikus pada mulanya yaitu dengan menumpang kapal laun hingga tikus menyebar di seluruh dunia.
Klasifikasi tikus
Dunia : Animalia
Filum : Chordata
Subfilim : Vertebrata (Craniata)
Kelas : mammalia
Subkelas : Theria
Infrakelas : Eutheria
Ordo : Rodentia
Subordo : Myomorpha
Famili : Muridae
Subfamili : Murinae
Genus : Bandicota, Rattus, dan Mus
Ada sekitar 8 spesies yang paling berperan sebagai hama tanaman pertanian dan vektor patogen manusia. Kedelapan spesies tersebut adalah :
1. Bandicota indica (tikus wirok), habitatnya di gudang, pasar, perumahan, pertanaman padi dan tebu
2. Rattus norvegicus (tikus riul), habitatnya di gudang, selokan, dan rumah
3. Rattus-rattus diardii (tikus rumah), habitatnya di perkebunan, hutan sekunder, semak belukar, pekarangan
4. Rattus tiomanicus (tikus pohon), habitatnya di rumah dan gudang
5. Rattus argentiventer (tikus sawah), habitatnya di sawah ketinggian <1500mdpl o:p="">
6. Rattus exulans (tikus ladang), habitatnya di sawah, ladang ketinggian <1200>
7. Mus musculus (mencit rumah, habitatnya di rumah dan gudang
8. Mus caroli (mencit ladang), habitatnya di ladang, dan sawah
Tikus dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu hewan pemanjat (arboreal) dan hewan penggali (terestrial). Hewan terestrial dicirikan dengan ekor relatif pendek terhadap kepala dan badan, serta tonjolan pada telapak kaki yang relatif kecil dan halus (tikus wirok, tikus riul, tikus sawah, mencit ladang). Hewan arboreal dicirikan dengan ekor yang panjang serta tonjolan pada telapak kaki yang besar dan kasar (tikus pohon, tikus rumah, tikus ladang, mencit rumah).
Salah satu ciri dari tikus sebagai hewan pengerat adalah kemampuannya untuk mengerat benda-benda yang keras dengan maksud untuk mengurangi pertumbuhan gigi serinya yang tumbuh secara terus menerus. Perttumbuhan secara terus menerus tersebut diakibatkan karena tidak adanya penyempitan pada bagian pangkal sehingga terdapat celah yang mengakibatkan pertumbuhan tersu menerus. Aktivitas pengeratan tersebut banyak menimbulkan kerugian antara lain rusaknya kabel listrik, kayu kuda-kuda rumah, fondasi, dsb. Di rumah-rumah sering dijumpai cerucut, cerucut bukan merupakan hewan pengerat susunan giginya dengan tikus jauh berbeda. Makanan utama cerucut adalah serangga (protein hewani), ini dapat dilihat dari kotorannya yang basah. Kotoran tikus yang kering menandakan bahwa makanannya berasal dari serat atau serealia. Ciri cerucut yang lainnya adalah mengeluarkan bau dari kelenjar bau yang dekat dengan lubang anus.
A. Biologi Tikus
  1. Kemampuan Indera Tikus
Tikus merupakan hewan yang aktif pada malam hari (nokturnal) dan memliki kepekaan terhadap cahaya. Dalam cahaya remang-remang mampu mengenali benda yang jauhnya 10-15 m di depannya. Tikus merupakan hewan yang buta warna sebagian besar warna yang ditangkap oleh htikus adalah warna kelabu. Ada kecenderungan tikus tertarik dengan warna kuning dan hijau terang yang ditangkap sebagai warna kelabu cerah. Warna-warna tersebut dapat digunakan untuk menarik tikus pada umpan, selain itu kedua warna tersebut dapat digunakan untuk mengusir burung.
Tikus memiliki indera penciuman yang berkembang dengan baik. Penciuman yang baik ini digunakan untuk mencium urine dan sekresi genitalia untuk menandai wilayah pergerakan tikus lainnya, serta mendetaksi tikus betina yang sedang birahi. Indera penciuman tersebut dapat dimanfaatkan untuk menarik atau mengusir tikua dari suatu tempat. Salah satu contoh untuk menarik tikus jantan dapat mengunakan bahan kimia (attractant).
Suara ultarsonik digunakan oleh tikus untuk melakukan komunikasi sosial, terutama pada tikus jantan. Tikus jantan mengeluarkan suara tersebut pada saat melakukan aktivitas seksual maupun berkelahi dengan tikus jantan lainnya untuk menentukan daerah kekuasaan.
Tikus memiliki kemampuan untuk mendeteksi zat-zat yang pahit, bersifat toksit, atau berasa tidak enak. Ini berhubungan dengan pengendalian tikus dengan menggunakan umpan racun. Kemampuan tersebut menyebabkan tikus menolak memakan racun dan masalah dosis racun yang tidak mampu membunuh tikus (sub-lethal).
Indera peraba tikus yang berupa kumis dan rambut pada tepi tubuh membantu tikus dalam pergerakan di malam hari. Bentuk rabaan tersebut dapat berupa sentuhan dengan lantai, dinding, benda-benda yang berada di dekatnya. Biasanya tikus bergerak antarobyek melalui suatu jalan khusus yang selalu diulang-ulang yang disebut dengan run-way. Tingkah laku tikus seperti itu disebut dengan thigmotaxis. Hal tersebut dapat dimanfaatkan manusia untik meletakkan unpan atau perangkap pada jalan yang biasanya dilalui tikus tersebut.
  1. Kemampuan Fisik Tikus
Kemampuan untuk menggali dimiliki oleh tikus terestrial, penggalian ini bertujuan untuk membuat sarang yang biasanya kedalamannya 50cm -200cm (pada tanah-tanah yang gembur). Kemampuan memanjat dimiliki oleh tikus arboreal, ciri yang menonjol adalah panjang ekornya yang lebih panjang dibandingkan dengan badan dan kepala. Ekor yang panjang ini berfungsi sebagai alat keseimbangan, dan tidak dimiliki oleh tikus terestrial.
Tikus dapat meloncat secara vertikal (77cm) dan secara horisontal (240cm), jarak loncatan dapat menjadi lebih jauh lagi apabila tikus memuali dengan berlari.
Tikus dapat mengerat benda-benda yang yang keras sampai nilai 5,5 pada skala kekerasan geologi, sehingga banyak yang menggunakan besi logam sebagai penghalang mekanis dari gangguan tikus.
Tikus mampu berenang selama 50-72 jam pada suatu bak dengan suhu 350c. Dan kemampuan menyelam 30 detik.
  1. Reproduksi
Tikus merupakan hewan yang mempunyai kemampuan reproduksi yang tinggi bila dibandingkan dengan hewan menyusui lainnya. Hal ini ditunjang oleh berbagai faktor sebagai berikut :
a. Matang seksual cepat yaitu antara 2-3 bulan
b. Masa buntung singkat yaitu antara 21-23 hari
c. Terjadi post partum oestrus, yaitu timbulnya birahi kembali segera (24-48 jam) setelah melahirkan.
d. Dapat melahirkan sepanjang tahun tanpa mengnal musim yaitu sebagai hewan polistrus
e. Melahirkan keturunan dalam jumlah yang banyak, yaitu 3-12 ekor dengan 6 ekor perkelahiran. Bahkan untuk tikus sawah dalam keadaan pakan yang cukup berkualitas dan kuantitas, mampu malahirkan anak mencapai 16 ekor.
Kemampuan tikus untuk bereproduksi demikian sangat mempengaruhi upaya pengendalian, karena ketika jumlah tikus dirasakan sedikit petani tidak lagi melakukan pengendalian sehingga terjadi ledakan jumlah tikus lagi. Kemampuan reproduksi tikus dipengaruhi oleh cuaca, iklim yang optimum, dan yang paling berpengaruh adalah kondisi pakan baik kualitas maupun kuantitas. Berkaitan dengan kualitas sumber pakan yang berasal dari serealia (padi-padian) merupakan pakan yang memiliki kualitas yang paling baik.
  1. Pakan dan Perilaku Makan
Tikus merupakan hewan omnivora, hampir semua makanan yang dapat dimakan oleh manusia dapat dimakan pula oleh tikus. Walaupun demiikian tikus lebih senang dengan biji-bijian (serealia) seperti padi, jagung, gandum. Selain serealia tikus juga dapat memakan kang-kacangan, umbi-umbian, daging, ikan, telur, buah-buahan dan sayur-sayuran..
Air dapat diambil dari air bebas dan dari makanan mengandung air yang dimakan. Kebutuhan pakan seekor tikus kurang lebih 10% dari bobot tubuhnya (pakan kering), dan dapat meningkat menjadi 15% (jika pakan tersebut pakan basah)
Tikus memiliki cara makan yang unik yaitu mencicipi terlebih dahulu untuk melihat reaksi yang terjadi di tubuhnya sebelum memakan seluruhnya. Jika tidak terjadi rekasi didalam tubuhnya maka tikus akan memakan dalam jumlah yang lebih banyak, dan seterusnya sampai pakan tersebut habis. Dengan melihat perilaku tikus yang demikian pengendalian tikus secara kimiawi dengan menggunakan racun akur(bekerja dengan cepat) perlu menggunakan umpan pendahuluan(prebaitting) yang tidak mengandung racun. Jika tidak menggunakan umpan pendahuluan tikus dapat mengalami jera umpan sehingga ketika diberikan umpan lagi tikus tidak mau memakannya.
  1. Pergerakan
Tikus melakukan jelajah harian untuk mencri pakan, minum, mencari pasangan, dan orientasi kaweasan. Selama mengadakan orientasi kawasan tikus akan mengenai lingkungan yang ada baik itu pakan yang disukai, minuman dan sebagainya. Sehingga tikus akan mengenali benda asing (umpan) yang berada di lingkungannya. Aktivitas harian tikus antara 30 sampai 200m. Tetapi pada keadaan pakan yang tidak mencukupi tikus dapat bergerak 700m atau bahkan lebih dari sarang.
  1. Perilaku Sosial
Pada populasi rendah sampai sedang tikus jantan memiliki kedudukan yang tinggi. Tetapi pada keadaan populasi yang tinggi tikus jantan yang lemah akan kalah dan meninggalkan populasi sebelumnya kemudian membuat populasi baru dengan tikus betina.
  1. Ekologi Tikus
Naik turunnya populasi tikus dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang secara umum dapat dikelompokkan menjadi faktor biotik dan faktor abiotik.
Faktor biotik : air untuk minum dan sarang, cuaca sebagai pengaruh tidak langsung yaitu mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan hewan-hewan kecil sebagai sumber pangan tikus. Faktor biotik yang penting dalam mengatur populasi tikus adalah : Tumbuhan atau hewan kecil (sumber pakan), patogen (penyebab penyakit), predator (pemangsa), dan manusia.
Sarang tikus berfungsi untuk bersembunyi dari musuh, melahirkan ,menyimpan makanan, tempat beristirahat, dan berlindung dari pengaruh lingkungan.
Predator tikus dapat dibedakan menjadi : repil (ular dan biawak), avea (burung hantu, elang, alap-alap), dan mamalia (kucing, anjing, garangan, musang, rubah, tikus-tikus besar). Peranan predator tersebut dalam menurunkan populasi tikus dirasa kurang begitu nyata karena :
a. Populasi predator tikus sekarang sudah mulai menurun
b. Tikus berada ditampat yang sukar dijangkau oleh predator (nerada di sarang)
c. Aktivitas predator kebanykan di siang hari sedangkan tikus mencari makan di malam hari
d. Kemampuan memangsa predator yang rendah sehingga kalah dengan populasi tikus.
B. Pengendalian Tikus
1. Yang perlu diperhatikan ketika melakukan pengendalian hama tikus adalah :
a. Kemampuan mengidentifikasi spesies-spesies tikus yang jarang menimbulkan masalah
b. Mengetahui biologi dan perilaku (kebiasaaan) tikus antara lain tempat tinggal, pergerakan, dan kebiasaan makan
c. Mengetahui tanda-tanda kehadiran tikus
Keberadaan tikus dapat dilihat dari feses yang dikeluarkan, keberadaan feses juga dapat sebagai penanda apakah tikus tersebut masih ada di daerah tersebut atau sudah pergi. Feses yang masih basah menandakan bahwa tikus masih beraktivitas di tempat tersebut. Selain dapat dilihat dari feses atau kotoran keberadaan tikus juga dapat dilihat dari kerusakan yang ditimbulkannya, biasanya terdapat bekas keratan pada tanaman. Keberadaan tikus juga dapat dilihat dari jalan yang biasa dilewatinya (run way) dimana pada run way tersebut terdapat jejak kaki. Sarang juga dapat sebagai penanda adakah tikus di tempat tersebut, untuk mengetahui apakah lubang atau sarang masih digunakan dapat dengan jalan menutup lubang dengan gundukan tanah , jika gundukan tanah tersebut berlubang maka sarang masih aktif.
d. Mengetahui formiula yang tepat dalam menggunakan rodentisida
e. Mengetahui permasalahan resistensi tikus
f. Mengetahui dampak penggunaan ridentisida bagi lingkungan, hewan ternak, dan manusia.
2. Metode pengendalian
Tikus dapat menyerang padi pada berbagai stadia pertumbuhan, tetapi tikus paling senang menyerang padi pada stadia generatif. Pad stadia generatif tikus biasanya memakan bulir dan malai padi. Pada stadia persemaian tikus mencabut tanaman padi yang baru tumbuh untuk memakan bagian biji yang masih tersisa. Pada stadia vegetatif tikus memakan batangnya dengan cara memotong pangkal batang. Secara umum metode pengendalian tikus sama dengan pengendalian hama-hama yang lain. Pengendalian tikus hendaknya menggunakan konsep PHT dimana penggunaan pestisida atau rodentisida hanya digunakan pada kondisi terpaksa atau jika metode yang lain sudah tidak mampu menanggulangi populasi hama tikus. Berukut beberapa metode dalam pengendalian tikus :
a. Pengendalian secara kultur teknis
Pengendalian secara kultur teknis merupakan cara pengendalian dengan membuat lingkungan yang tidak menguntungkan bagi kehidupan dan perkembangan populasi tikus. Beberapa cara pengendalian secara kultur teknis adalah sebagai berikut :
1) Pengaturan pola tanam
Pengaturan pola tanam hanya berlaku pada tanaman semusim. Dengan melakukan pengaturan pola tanam maka keberadan pakan bagi tikus tidak kontinyu sehingga populasinya dapat menurun. Pergiliran pola tanam antara lain dapat padi – padi – palawija / padi – palawija – palawija / padi – palawija – padi. Dengan demikian maka kebutuhan pakan tikus ajan semain berkurang, karena serealia merupakan pakan yang berkualitas baik bagi tikus jika pakan tersebut berkurang atau tidak ada maka populasinya akan menurun. Palawija yang dapat digunakan sebagai tanaman berikutnya adalah jagung, kacang tanah, kedelai, sayur-sayuran, ubi jalar, ubi kayu. Atau dapat juga di rotasi dengan sayuran jika kondisi di tempat tersebut cocok untuk ditanami sayuran.
2) Pengaturan waktu tanam
Pengaturan waktu tanam serempak dapat mengurangi kerugian persatuan luas yang diakibatkan oleh tikus karena kerusakannya menyebar. Selain itu dengan adanya waktu panen yang bersamaan membuat sumber pangan bagi tikus tidak kontinyu, sehingga tikus kehilangan kesempatan untuk berkembang biak secara kontinyu. Karena keadaan pakan yang ada pada waktu tertentu saja maka pertumbuhan populasi tikus dapat diperkirakan. Waktu tanam serempak harus dilakukan oleh petani-petani minimum dalah areal lahan seluas 100Ha, mengingat tikus memiliki mobilisasi mencapai lebih dari 700m dari sarang.
3) Pengaturan jarak tanam
Tikus sangat menyukai tempat tempat yang berantakan, semprawut, kotor, sehingga melalui pengaturan jarak tanam populasi tikus dapat ditekan karena lingkungannya tidak disenagi. Tikus paling tidak suka bergerak di tempat yang terbuka, tikus lebih sengang bersembunyi, sehingga kalau di lihat pada lahan pertanaman yang terserang oleh tikus, lahan pada bagian tengah lah yang diserang, sedangkan pada bagian tepi dekat dengan pematang tidak diserang. Ada dua hal yang menyebabkan tikus lebih senang menyerang pada bagian tengah lahan. Yang pertama adalah untuk melindungi sarang yang berada pada pematang agar tidak terlihat, sehingga tanaman yang berada di dekat pematang tidak diserang. Yang kedua adalah dengan menyerang pada vagian tengah lahan maka tikus terhindar dari gangguan manusia. Pengaturan jarak tanam ini dapat disesuaikan dengan pola tanam, misalnya pada musim pertanaman pertama jarak tanamnya diperlebar, tetapi pada musim pertanaman ke dua jarak tanamnya di kembalikan seperti jarak tanam yang sebenarnya.
Pengaturan jarak tanam juga dapat dilakukan dengan cara tanam Legowo, dimana nantinya jarak antar baris pertanaman menjadi lebar sehingga tikus takut untuk menyerang pada bagian tengah lahan dan bagian tepi lahan.
4) Penggunaan tanaman perangkap (trap crop)
Penggunaan tanaman perangkap adalah cara pengendalian tikus dengan menanami terlebih dahulu lahan yang berada di tengah-tengah areal persawahan, kemudian baru menanami daerah disekitar lahan tersebut. Cara tersebut dimaksudkan agar tanaman pada lahan yang berada di tengah mengalami fase generatif lebih awal sehingga serangan tikus akan terpusat pad lahan tersebut, untuk selanjutnya dapat dilakukan gropyokan. Atau dapat juga menanam varietas padi yang berumur pendek pada bagian tengah areal pertanaman. Penggunaan tanaman perangkap dapat dikombinasikan dengan Trap Barrier System (TBS) agar lebih efektif.
b. Pengendalian secara sanitasi
Sesuai dengan ciri khas tikus yang tidak suka dengan tempat terbuka maka pengendaliannya dapat dengan cara melakukan pembersihan gulma di sekitar tanaman. Dengan demikian tikus juga akan kehilangan sumber pakan alternatif pada saat bera.
c. Pengndalian secara fisik-mekanis
Pengendalian sercara fisik merupakan usaha manusia untuk merubah faktor lingkungan fisik agar dapat menyebabkan kematian pada tikus. Faktor fisik tersebut dapat dirubah diatas atau dibawah toleran tikus. Pada prinsipnya pengendalian secara fisik dan mekanis adalah sebagai berikut :
1) Membunuh tikus secara langsung dengan bantuan alat-alat
2) Mengusir tikus dengan bermacam-macam alat yang tidak bersifat kimia( menggunakan sinar ultraviolet,gelombang elektro magnetik, dan suara ultrasonik)
3) Melingdungi tanaman dari serangan tikus
Salah satu pengndalian secara fisik dan mekanis adalah penggunaan pagar plastik, penggunaan pagar plastik dimaksudkan untuk menghalau tikus memasuki areal pertanaman. Biasanya diterapkan pada lahan persemaian dan dikombinasikan dengan perangkap yang ditaruh atau diletakkan pada pintu masuk persemaian. Jika populasi tikus banyak dan modal usahatani besar maka teknik ini dapat dipergunakan, pada intinya penggunaan pagar plastik akan membuat tikus tidak dapat memasuki lahan persemaian sehingga tikus akan berusaha mencari jalan masuk, pada jalan masuk tersebut dapat dipasangi perangkap.
Gropyokan juga merupakan pengendalian fisik mekanis, biasanya kegiatan ini yang sering dilakukan oleh banyak petani yang pernah Saya temui. Selain adanya rasa puas karena melihat secara langsung tikus yang mati, pengendalian secara gropyokan juga memupuk rasa kegotongroyongan karena dilakukan secara bersama-sama. Gropyokan pada lahan sawah biasanya ditujukan pada sarang tikus masih aktif yang berada di pematng sawah atau lahan tidak ditanami yang berada disekitar sawah. Tindakan untuk mengeluarkan tikus dari liangnya dapat dengan cara menggenangi liang dan membongkar liang, agar tidak merusak tanaman kegiatan ini dapat dilakukan pada saat pasca panen. Gropyokan yang dilakukan di malam hari dengan bantuan lampu petromak juga efektif karena pergerakan tikus akan lambat karena lampu petromaks (mata tikus menjadi tidak jelas pandangannya saat terkena cahaya terang). Dalam gropyokan digunakan pula barang-barang dari logam dan bambu yang dipukul-pukul untuk mengusir tikus dari sarangnya dan digiring menuju perangkap bisanya berupa jaring yang pasang di dekat pematang sawah atau tempat terbuka, selanjutnya tikus dapat dibunus secara beramai-ramai di tempat tersebut.
d. Pengendalian secara biologis atau hayati
Pengendalian secara hayati dilakukan dengan penggunaan parasit, predator, atau patogen untuk mengurangi bahkan menghilangkan populasi tikus pada suatu habitat.predator tikus dapat dibagi berdasarkan klasifikasinya yaitu kelas reptilia (hewan melata), kelas aves (burung), dan kelas mamalia (hewan menyusui). Secara ekologis kelas aves merupakan predator terbaik dalam mencari dan mengkonsumsi mangsanya, diikuti kelas mamalia dan terakhir reptilia. Kelas avea memiliki laju fisiologi tertinggi sehingga mampu mengkonsumsi tikus dalam jumlah tinggi. Dari ketiga kelas predator tersebut dalam hal memangsa tikus dapat dibauat perbandingan sebagai berikut Aves (10) : Mamalia (4) : Reptilia (1).
Dalam kelas aves beberapa spesies yang menjadi predator tikus adalah Tyto alba (burung hantu putih), Bubo ketupu (burung hantu cokelat), Nyctitorac nyctitorac (burung alap alap tikus).
Dalam kelas Mamalia beberapa spesies yang menjadi predator tikus adalah Paradoxurus hermaphroditus (musang atau luwak), Viverricula malaccensis (musang bulan), Herpetes javanicus (garangan), Felis catus (kucing), dan Canis familiaris (anjing)
Dalam kelas Reptilia yang menjadi predator tikus adalah Ptyas koros (ular tikus), Naja naja (ular kobra), Ophiphagus hannah (ular kobra raksasa), Trimeresurus hagleri (ular hijau), dan Phyton reticulatus (ular sanca).
e. Pengendalian secara kimiawi
Pengendalian kimiawi didefinisikan sebagai penggunaan bahan-bahan yang dapat membunuh tikus atau dapat mengganggu aktivitas tikus, baik aktivitas untuk makan, minum, mencari pasangan, maupun reproduksinya. Secara umum pengendalian kimiawi terhadap tikus dapat dibagi menjadi empat yaitu :
1) Penggunaan umpan beracun (racun perut)
Berdasarkan cara kerjanya racun tikus dapat dibagi kedalam 2 macam :
a) Racun akut, bekerja cepat dengan cara merusak sistem syaraf tikus (Arsenik trioksida, Bromethalin, crimidine, alpha chloralose, ANTU, Norbornmide, red squill, dsb). Cocok diterapkan pada saat populasi tikus tinggi.
b) Racun kronis (antikoagulan), bekerja lambat dengan cara menghambat proses koagulasi atau penggumpalan darah serta memecah pembuluh darah kapiler (antikoagulan 1 : Warfarin, Fumarin, Courmachlor, dsb. Antikoagulan 2 : Diphenacoum, brodifacoum, Flocumafen, Bromadiolone). Cocok diterapkan pada populasi tikus yang tersisa setelah penerapan racun akut.
Secara umum perbedaan dua macam racun ini terdapat pada penerapan di lapang dan efek pada tikus. Pada penerapan di lapang racun akut membutuhkan umpan pendahuluan dan kebutuhan umpan yang beracun sedikit sedangkan racun kronis tidak membutuhkan umpan pendahuluan, karena rekasinya yang lambat maka dibutuhkan banyak umpan yang mengandung racun. Efek pada tikus untuk racun akut adalah langsung membunuh tikus, dan jika tidak diberi umpan pendahuluan dapat menyebabkan jera umpan. Pada racun kronis adalah membunuh secara perlahan sehingga kadang tikus malah menjadi resisten terhadap racun tersebut.
Menurut Surachman dan Widodo (2007) pengendalian tikus dapat menggunakan umpan anti koagulan Brodifakum 0,005 RMB. Penerapan yang tepat adalah pada saaat padi memasuki fase vegetatif karena tikus habis beranak dan menyusui anaknya. Setelah memakan umpan tersebut dalam 3-4 hari tikus akan mati.
2) Penggunaan bahan fumigan (racun nafas)
Fumigasi adalah proses peracunan tikus beserta ektoparasitnya dengan menggunakan gas beracun (fumigan). Fumigan ini berbahaya bukan hanya bagi tikus tetapi juga bagi manusia dan hewan lain yang berada di sekitar tempat fumigasi. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan fumigasi yaitu :
a. Fumigan yang akan digunakan harus mempunyai berat molekul lebih dari 28 (berat molekul N2 di udara)
b. Kelembapan relatif udara di dalam sarang tikus harus tinggi dan ukuran partikel tanah yang kecil sehingga gas beracun tidak keluar melalui celah-celah tanah.
Fumigan ini dapat berupa Hidrogen sianida (HCN), Karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), metil bromida (CH3Br), Kloropikrin (CCl3NO2), Hidogen fosfosida (PH3).
Racun nafas juga dapat bibuat melalui pembakaran merang, serabut kelapa, atau klaras daun pisang yang kadang-kadang ditambahkan belerang sehingga menghasilkan gas CO, CO2, dan SO2. perbandingan merang dengan belerang biasanya 13 : 1. Penggunaan racun nafas lebih baik pada saat tanaman memasuki fase generatif karena induk tikus baru melahirkan dan menyusui anak-anaknya.
3) Penggunaan bahan kimia penolak (repellent) atau bahan kimia penarik (attractant),
Attractant merupkan bahan kimia penarik tikus agar tikus mendekati umpan atau masuk perangkap. Attractant menarik tikus melalui bau yang ditimbulkannya. Salah satu attractant yang memberikan hasil efektif adalah penggunaan urine tikus betina yang memasuki fase estrus untuk menarik tikus jantan.
4) Penggunaan bahan kimia pemandul (chemosterilant)
Bahan kimia pemandul merupakan bahan kimia yang menyebabkan kemunduran reproduksi, baik secara permanen maupun sementara. Contoh : mestranol, hexastrol, oestrogenic streroid, diosgenin. Dalam penerapannya bahan-bahan kimia tersebut perlu menggunakan umpan pendahuluan.
Daftar Pustaka
Oka, Ida Nyoman. 2005. Pengendalian Hama Terpadu. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Priyambodo, Swastiko. 1995. Pengendalian hama Tikus Terpadu. Penebar Swadaya. Jakarta.
Surachman, Enceng dan Widodo Agus S. 2007. Hama Tanaman. Kanisius. Yogyakarta




Contoh disain rumah bagi burung hantu