Menanam Kedelai (Glycine max L.) Bagian 3 Penanaman

7:49 PM

 

penanaman kedelai dengan tugal. Sumber : Subaedah, dkk (2019)

Ada beberapa tahapan yang dilakukan untuk menanam kedelai, tahapan tersebut adalah sebagai berikut :

1.    Penentuan pola tanam

Jarak tanam pada penanaman dengan membuat tugalan berkisar antara 20-40cm. jarak tanam yang bisa dipakai adalah 30x20cm, 25x25cm, atau 20x20cm. jarak tanam hendaknya teratur, agar tanaman memperoleh ruang tumbuh yang seragam dan mudah disiangi. Jarak tanam kedelai tergantung pada tingkat kesuburan tanah dan sifat tanaman yang bersangkutan. Pada tanah yang subur jarak tanam lebih renggang, dan sebaliknya pada tanah yang tandus jarak tanam dapat dirapatkan. Jarak tanam menentukan populasi tanaman dan kebutuhan benih/Ha.

Pernyataan di atas sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Subaedah, dkk (2019) jarak tanam yang digunakan 40 cm x 20 cm atau 40 cm x 15 tergantung dari tingkat kesuburan tanah dan umur tanaman. Semakin tinggi kesuburan tanah, sebaiknya jarak tanam yang digunakan yang lebih renggang begitu pula sebaliknya semakin rendah tingkat kesuburan tanah sebaiknya menggunakan jarak tanam yang lebih rapat. Begitu pula pada umur varietas, varietas yang umur pendek (genjah), sebaiknya menggunakan jarak tanam yang lebih rapat (40 cm x 15 cm), dan varietas yang umur dalam (umur panjang), jarak tanam yang digunakan lebih renggang (40 cm x 20 cm).

Jarak tanam (cmxcm)

Kebutuhan Benih (Kg)

20x20

50

45

40

35

25x25

32

29

26

22

10x40

50

45

40

35

20x40

25

23

20

18

15x35

38

34

31

27

 

2.    Pembuatan lubang tanam

Jika areal luas dan pengolahan tanah dilakukan dengan pembajakan, penanaman benih dilakukan menurut alur bajak sedalam kira-kira 5cm. sedangkan jarak antara alur yang satu dengan yang lain dapat dibuat 50-60cm, dan untuk alur ganda jarak tanam dibuat 20cm. Jarak tanam ini merupakan faktor yang penting dalam mendukung pertumbuhan tanaman. Menurut Irwan, dkk (2019) apabila jarak tanam yang diaplikasikan sudah tepat, berarti semua faktor pembatas pertumbuhan seperti ruang tumbuh, ketersediaan unsur hara, cahaya dan sebagainya menjadi minimum, artinya tanaman berada pada kondisi optimal untuk melakukan proses metabolisme.

Hasil penelitian di atas sesuai dengan apa yang pernah diteliti oleh Radjit, dkk (1986) pada populasi 250.000 tanaman/Ha, pengurangan jarak antar baris dari 80 cm menjadi 40 cm meningkatkan hasil biji, namun pada populasi > 250.000 tanaman/Ha mempersempit jarak antar baris tidak berpengaruh terhadap hasil. Hal ini berkaitan dengan indeks luas daun, dimana pada populasi 250.000 tanaman/Ha indek luas daun nyata lebih tinggi pada jarak 40 cm dibandingkan jarak 80 cm, namun pada populasi tinggi indeks luas daun tidak berbeda. Pernyataan tersebut diperkuat dengan hasil penelitian dari Widyaningrum, dkk (2018) hasil pengamatan luas daun menunjukkan bahwa penggunaan jarak tanam 20cm x 40 cm varietas grobogan menghasilkan luas daun yang nyata lebih tinggi 43% jika dibandingkan dengan jarak tanam 20cm x 20 cm, akan tetapi hal tersebut menunjukan luas daun yang tidak berbeda nyata dengan jarak tanam 20cm x 20 cm.

Laju fotosintesis tanaman ditentukan oleh besarnya luas daun dari tenaman tersebut. Semakin besar luas daun, maka cahaya matahari yang diserap semakin optimal yang dapat meningkatkan laju fotosistesis sehingga dapat meningkatkan produksi bionassa yang lebih tinggi.

Jarak tanam (cmxcm)

Lubang tanam

20x20

250.000

225.000

200.000

175.000

25x25

160.000

144.000

144.000

112.000

10x40

250.000

225.000

225.000

175.000

20x40

125.000

112.500

112.500

87.500

15x35

190.476

171.429

171.429

133.333

 

3.    Cara penanaman

Sistem penanaman yang biasa dilakukan adalah :

a.    Sistem tanam tunggal

Dalam sistem ini, seluruh lahan ditanami kedelai dengan tujuan memperoleh produksi kedelai baik mutu maupun jumlahnya. Kedelai yang ditanam dengan sistem ini, membutuhkan lahan kering namun cukup mengandung air, seperti tanah sawah bekas ditanami padi rendeng dan tanah tegalan pada permulaan musim penghujan. Kelebihan lainnya ialah memudahkan pemberantasan hama dan penyakit. Kelemahan sistem ini adalah penyebaran hama dan penyakit kedelai relative cepat, sehingga penanaman kedelai dengan sistem ini memerlukan perhatian khusus. Jarak tanam kedelai sebagai tanaman tunggal adalah : 20x20cm; 20x35cm; dan 20x40 cm. Menurut penelitian Irwan, dkk (2019) jarak tanam 20 X 20 X 40 cm memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap jumlah biji per tanaman, bobot biji per tanaman, dan indeks panen.

b.    Sistem tanam campuran

Dengan sistem ini harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

1)    Umur tanaman tidak jauh beda

2)    Tanaman yang satu tidak mempunyai sifat mengalahkan tanaman yang lain

3)    Jenis hama dan penyakit sama atau salah satu tanaman tahan terhadap hama dan penyakit,

4)    Kedua tanaman merupakan tanaman palawija, misalnya kedelai dengan kacang tunggak/kacang tanah, kedelai dengan jagung, kedelai dengan ketela pohon.

c.     Sistem tanam tumpangsari

Sistem ini biasa diterapkan pada tanah yang mendapatkan pengairan terus menerus sepanjang waktu, misalnya tanah sawah yang memiliki irigasi teknis. Untuk mendapatkan kedelai yang bermutu baik, biasanya kedelai ditanam bersamaan. Tumpangsari merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produksi kedelai melalui peningkatan produktivitas lahan dengan penanaman dua jenis tanaman atau lebih yang diusahakan bersama-sama pada suatu lahan dan waktu yang sama.

Tumpangsari ini dapat dilakukan dengan berbagai tanaman antara lain tebu. Dari hasil penelitian Rahmasari, dkk (2016) tanaman kedelai pada jarak tanam 30 cm x 30 cm yang di kombinasikan dengan waktu tanam 2 minggu sebelum tanam tebu menghasilkan luas daun, bobot polong, dan bobot biji tertinggi.

4.    Waktu Tanam

Pemilihan waktu tanam kedelai ini harus tepat, agar tanaman yang masih muda tidak terkena banjir atau kekeringan. Karena umur kedelai menurut varietas yang dianjurkan berkisar antara 75-120 hari, maka sebaiknya kedelai ditanam menjelang akhir musim penghujan, yakni saat tanah agak kering tetapi masih mengandung cukup air. Waktu tanam yang tepat pada masing-masing daerah sangat berbeda. Sebagai pedoman bila ditanam di tanah tegalan, waktu tanam terbaik adalah permulaan musim penghujan. Bila ditanam di tanah sawah, waktu tanam paling tepat adalah menjelang akhir musim penghujan. Di lahan sawah dengan irigasi, kedelai dapat ditanam pada awal sampai peertengahan musim kemarau.

Pernyataan di atas sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (2015) pada lahan sawah, kedelai biasanya ditanam pada musim kemarau pertama (MKI) yang ditanam setelah panen padi pertama atau pada musim kemarau ke dua (MKII) yang ditanam setelah panen padi ke dua. Disamping itu, budidaya kedelai yang dilakukan pada awal musim penghujan, ditanam sebelum tanaman padi, misalnya di Kabupaten Grobogan. Kedelai MK I masa tanamnya antara Februari-Juni, kedelai MK II antara Juni-September, dan kedelai awal musim penghujan antara Oktober-Januari.  

 

Daftar Pustaka

Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi. 2015. Panduan Teknis Budidaya Kedelai di Berbagai Agroekosistem. Balitkabi. http://balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/02/Panduan-Teknis-Budidaya-Kedelai-di-Berbagai-Kawasan-Agroekosistem.pdf (15 Mei 2021)

Irwan, A.W. ∙ A. Wahyudin ∙ T. Sunarto. 2019. Respons kedelai akibat jarak tanam dan konsentrasi giberelin pada tanah inceptisol Jatinangor. Jurnal Kultivasi Vol. 18 (2) 924-932

Rahmasari , Dewi Ayu., Sudiarso dan Husni Thamrin Sebayang. 2016. Pengaruh Jarak Tanam Dan Waktu Tanam Kedelai Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max ) Pada Baris Antar Tebu (Saccharum officinarum L.). Jurnal Produksi Tanaman Vol. 4 No. 5, Juli 2016: 392-398

Radjit, B.S., A. Mardjuki dan Soenjoto. 1986. Tanggapan Kedelai Terhdap Jarak Antar Baris dan Populasi Pada Kondisi Kering. Pen. Palawija I (2): 64-71.

Subaedah, St., Netty S.Said., dan Andi Ralle.2019. Petunjuk Teknis Budidaya Kedelai Di Lahan Sub Optimal. Fakultas Pertanian Universitas Muslim Indonesia. Makassar. https://www.umi.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BUKU-TTG.pdf  (15 Mei 2021)

Widyaningrum, Intan., Agung Nugroho., dan Y.B. Suwarso Heddy. 2018. Pengaruh Jarak Tanam dan Varietas Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max L.). Jurnal Produksi Tanaman. Vol 6 No. 8  1796-1802.

 

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Silahkan memberi komentar yang membangun EmoticonEmoticon