PENGERINGAN BAWANG MERAH

8:47 PM

 

bawang merah. Sumber pxhere.com

Pengeringan bawang merah yang sering dilakukan oleh petani adalah dengan menjemumya dibawah sinar matahari, ikatan-ikatan bawang merah dijajarkan dengan posisi umbi bawang dibawah daun diatas, dalam keadan demikian daun akan mendapat panas matahari langsung dan akan mengalami pengeringan lebih dulu.

Pengeringan dengan penjemuran ini ada kelemahannya, untuk menjemur bawang merah diperlukan tempat terbuka yang cukup luas. Disamping itu jika panen dilakukan musim hujan sehingga penjemurannya tidak dapat dilakukan dengan scmpurna maka dapat menyebabkan Ä°nfeksi bakteri pembusuk sehingga bawang yang dihaasilkan mutunya rendah dan tidak dapat disimpan lama.

Setelah dikeringkan pada umumnya petani bawang menyimpan bawang merah dengan menggantung ikatan bawang merah pada para-para diatas perapian dapur. Dengan cara ini umbi bawang merah dapat disimpan sampai 6 bulan tanpa mengalami penyakit busuk umbi, namun bawang merah yang dapat disimpan dengan cara ini terbatas, tergantung seberapa luas dan seberapa besar tempat tersebut. Untuk dibutuhkan dengan ruang penyimpanan yang lebih luas dengan kondisi bersih, kering, dan tidak lembab dengan ventilasi yang cukup sehingga dapat memberikan pergantian udara dalam ruangan dengan baik. Suhu yang baik untuk penyimpanan bawang merah adalah 30-340C dan kelembapan 65-75%. Hasil penelitian disebutkan pula bahwa bawang merah dapat disimpan dengan cara menggantungkan dalam ruangan terbuka pada suhu 26 - 290 C dengan kelembaban udara relative 70-80%.

Cara pengeringan sangat berpengaruh terhadap proses fisiologis dalam penyimpanan di gudang. Umbi Yang dikeringkan secara tradisional setelah disimpan 3 bulan gudang akan kehilangan bobot 15 %. Sedangkan yang dikeringkan secara buatan, bobotya hanya berkurang/turun 13%. Kehilangan bobot semakin tinggi dan cepat apabila umbi dipungut/dipanen masi muda.

Umbi yang luka dapat menyebabkan cepatnya penguapan sehingga cepat kehilangan bobot dan mudah terjangkit penyakit busuk umbi dalam gudang. Oleh karena itu supaya umbi tahan lama yang disimpan dalam gudang harus memenuhi beberapa syarat antara lain :

1.   Umbi dipungut/dipanen cukup tua,

2.   Umbi tidak boleh terluka,

3.   Umbi cukup kering kadar air 80 %,

4.   Suhu ruang penyimpanan antara 25 -300 C dengan kelembapan udara 70-80%,

5.   Sirkulasi udara dalam gudang cukup baik.

Penyimpanan mempunyai peranan penting bagi berbagai pihak. Bagi petani produsen, penyimpanan berperan sebagai usaha penyelamatan dan pengamanan hasil panen dan sarana untuk mendapatkan keuntungan harga yang tinggi mengingat harga yang umumnya rendah pada saat musim panen. Umbi bawang merah mempunyai sifat mudah mengalami kerusakan. Jenis kerusakan yang sering terjadi selama penyimpanan yaitu berupa pelunakan umbi, keriput, keropos, busuk, pertunasan, pertumbuhan akar dan tumbuhnya massa yang berwarna gelap akibat kapang.

Kerusakan tersebut bisa diperkecil dengan memperhatikan faktor-faktor berikut : (a) bawang merah yang disimpan memiliki mutu yang baik dengan tingkat ketuaan yang optimum, (b) proses dehidrasi berlangsung dengan baik, (c) dilakukan pengaturan kondisi ruang penyimpanan.

Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah perawatan umbi bawang merah setelah pengeringan dan selama penyimpanan antara lain : (a) penurunan suhu bawang merah menjelang penyimpanan dengan cara menyimpan di atas lantai ruang terbuka selama 1-2 hari dengan tujuan untuk menurunkan panas lapang dari penjemuran, (b) pemilihan umbi bawang merah dengan cara membuang umbi yang rusak akibat fisiologis mekanis ataupun mikroorganisme pada waktu sebelum dan selama penyimpanan. Kondisi ruang penyimpanan harus disesuaikan dengan karakteristik bawang merah yakni 20-330C. Kelembaban nisbi 65-70% ventilasi yang memadai dan terpeliharanya kebersihan ruangan. Beberapa cara penyimpanan yang dapat dilakukan terhadap bawang antara lain :

A.           Penyimpanan Di Atas Perapian

Penyimpanan di atas perapian merupakan cara yang umum dilakukan oleh petani kecil, yang sebagian besar ditujukan untuk penyediaan bibit. Penggunaan cara penyimpanan ini dianggap lebih murah dan mudah dilakukan serta relatif dapat mempertahankan mutu. Hubungannya dengan perlindungan terhadap mutu diduga oleh terbakarnya selulosa/lignin ungu sehingga terurai menjadi senyawa yang dapat merupakan bahan pengawet. mencegah pertunasan dan mencegah serangan hama. Namun demikian dari hasil pengamatan ternyata cara ini menimbulkan kehilangan hasil yang cukup tinggi (20-70% selama 2 bulan penyimpanan). Kehilangan ini sebagian besar disebabkan oleh keropos. Cara yang digunakan sangat sederhana yakni dengan membuat para-para dari bambu kemudian bawang merah dalam bentuk ikatan diletakkan di atasnya sehingga bambu kelihatan terjepit oleh ikatan umbi. Para-para bambu tadi disusun bersilangan dengan jarak antar lapisan 30-40 cm. Cara pcnyimpanan lain di atas perapian adalah dengan membuat langit-langit di atas perapian. Pada bagian tertentu dibuat lubang dengan diameter 40-50 cm, di atas lubang disimpan cerobong yang terbuat dari anyaman bambu berdiameter sedikit di atas diameter lubang dengan tinggi 1-1,5 meter. Bawang disusun berlapis mengelilingi cerobong sehingga membentuk setengah lingkaran tanpa menutup bagian atas cerobong.

B.           Penyimpanan Di Ruang Berventilasi.

Kondisi ruang penyimpanan yang baik adalah kondisi yang udaranya bersih. Kondisi ini dapat diperoleh dengan menciptakan sirkulasi dan ventilasi udara yang memadai karena terbukti dapat meneegah serangan harna penyakit dan dianggap lebih ekonomis. Dari hasil percobaan penyimpanan di gudang berventilasi baik dengan menggunakan gudang berpembangkit vortex maupun dengan rumah sere menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan gudang lainnya. Selain berfungsi sebagai ruang penyimpanan kedua jenis gudang tadi sekaligus berfungsi sebagai tempat pengeringan. Di dalam ruang penyimpanan di buat para-para dari bambu yang letaknya tersusun. Jarak antar para-para 30 cm. bawang merah brangkasan yang diikat disimpan di atas bambu. Setelah 1-1,5 bulan penyimpanan, dilakukan sortasi terhadap umbi bawang merah yang keropos, busuk atau terkena serangan hama dan penyakit. Untuk mencegah serangan hama dan penyakit di gudang dapat pula digunakan Dithane M 45 dengan cara menaburkannya pada bagian daun bawang merah, cara ini tidak dianjurkan pada penyimpanan umbi bawang merah “konsumsi”.

C.           Penyimpanan Di Ruang Termodifikasi

Penyimpanan bawang merah di ruang termodifikasi dianggap lidak ekonomis karna memerlukan biaya yang banyak. Namun demikian bila dalam jumlah yang banyak mungkin bisa digunakan. Faktor yang dapat dimodifikasi dalam ruangan penyimpanan antara lain adalah komposisi udara (Control Atmosfir Storage) atau lingkungan mikro (suhu dan kelembaban). Hasil observasi menunjukkan bahwa suhu 300C dan kelembaban nisbi 70% merupakan kondisi yang optimal untuk penyimpanan bawang merah. Penyimpanan dengan udara terkendali merupakan pembaharuan yang penting dalam penyimpanan sayuran sejak penggunaan pendinginan mekanik. Kombinasi keduanya ternyata dapat menghambat Iaju respirasi dan menunda pelunakan, perubahan mutu dan proses pembongkaran lainnya dcngan mempertahankan atmosfir yang mengandung banyak (CO2 dan lebih sedikit O2 dibanding udara biasa. Hasil observasi diperoleh bahwa penyimpanan pada komposisi udara 5% dan 10% CO2 pada suhu 40C dapat menghambat pertunasan dan pembusukan umbi bawang merah.

 

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Silahkan memberi komentar yang membangun EmoticonEmoticon