PENDAHULUAN
Peranan langsung subsektor
peternakan yang penting salah satunya yaitu penyedia pangan sumber protein
hewani. Unggas merupakan salah satu komoditas subsektor peternakan yang menjadi
pendorong utama penyediaan protein hewani nasional dari subsektor peternakan. Produksi
daging unggas nasional merupakan produksi daging terbesar dibandingkan dengan
daging non unggas. Salah satu unggas yang potensial untuk diusahakan adalah
itik pedaging dan itik petelur. Semakin banyak tempat makan yang menyediakan
menu itik dapat menyebabkan meningkatnya permintaan terhadap daging itik
sehingga terdapat peluang untuk mengusahakan itik pedaging yang diantaranya
usaha pada tahap pembesaran, selain
itu permintaan akan telur juga semakin meningkat.
Ternak yang cukup berpotensi untuk menghasilkan daging dan cukup disenangi
kehadirannya ditengah masyarakat adalah ayam dan itik. Dari segi pemeliharaan,
itik lebih sederhana sehingga masyarakat lebih mudah memeliharanya, lebih kebal
terhadap penyakit dan pemberian pakannya lebih sederhana. Sistem pemeliharaan
yang masih bersifat tradisional dan bersifat sampingan, mengakibatkan ternak
itik terlihat dan manfaatnya belum dirasakan oleh masyarakat sehingga masih
sedikit sekali yang memelihara ternak itik, itik sangat berpotensi untuk
menghasilkan telur baik untuk dikonsumsi maupun untuk ditetaskan (Rasyaf, 1996).
Indonesia sampai sekarang ini belum memiliki jenis itik tipe
pedaging. Itik yang sering digunakan untuk dipotong berasal dari itik petelur
jantan dan betina afkir. Pemeliharaan itik lokal sebagai itik potong masih
dilakukan dalam jumlah relatif sedikit dan masih ekstensif. Dampak dari
pemeliharaan ini adalah pertumbuhan itik lambat dan kualitas daging yang
dihasilkan rendah. Peningkatan produktivitas itik lokal perlu dilakukan untuk
menghasilkan ternak yang unggul dan produktif, sekaligus mendorong pengembangan
usaha itik potong di tanah air. Salah satu cara untuk memperbaiki penampilan
itik lokal yang dikhususkan sebagai itik potong dan itik petelur adalah melalui
kawin silang (crossbreeding). Melalui crossbreeding diharapkan
menghasilkan itik hibrida (F1) yang memiliki keunggulan produksi karkas dan
daging yang lebih baik atau produksi telur yang tinggi. Perkawinan antar
kelompok genotip yang berbeda dapat dilakukan antar galur, rumpun, maupun antar
bangsa, dan biasanya dilakukan sebagai strategi produksi untuk memanfaatkan
keunggulan hibrida yang disebut heterosis (Falconer Dan Mackay, 1996; Noor, 2008).
PEMBAHASAN
Itik merupakan hewan pemakan segala (omnivora) mulai dari
biji-bijian, rumput, ganggang, tumbuhan air, binatang-binatang air, umbi-umbian
dan siput. Itik memiliki ukuran kaki yang lebih kecil dibandingkan dengan
unggas lainnya, tetapi memiliki selaput renang, bulunya tebal dan bermiyak
sehingga mampu lama berenang di air. Kandungan minyak dalam bulu mampu
menghalangi air sehingga air tidak membasahi bulu-bulu itik . Dibanding dengan
ternak unggas lainnya, itik memiliki keunggulan mempertahankan produksi telur
lebih lama dari pada ayam (Cahyono, 2000).
A. ITIK
PEDAGING
1. Tiktok
itik tiktok |
Untuk mengembangkan itik pedaging, telah dilakukan upaya kawin silang seperti Mule duck atau KingTok
(Peking Entok). KingTok (Peking Entok) adalah anak
hasil mengawinkan itik betina (Anas plathyrynchos)
dengan entok jantan (Cairina moschata). Sebutan
nama lainnya yaitu tiktok, serati, beranti, togri, ritog, tongki, atau
mandalung.
Perkawinan
antara entok jantan (rata-rata berbobot 5 kg) dengan itik betina (rata-rata
berbobot 1,5 kg) akan menghasilkan tiktok seberat minimal 3 kg. Perkawinan
kedua spesies tersebut masih dimungkinkan, namun terbatas sampai hibrida saja
dan tidak dapat dibentuk sebagai rumpun baru. Jika perkawinan antara itik jantan dan
entok betina maka anak tiktok yang dihasilkan bersifat infertil (mandul). Selain itu, perkawinan ini sebenarnya sulit terjadi, mengingat
ukuran dan bobot entok jantan yang jauh lebih besar dan berat daripada itik
betina. Oleh karena itu, dilakukan dengan kawin suntik (impossible artificial insemination/ inseminasi buatan).
Bebek betina akan bertelur selama
tiga hingga empat bulan. Telur-telur yang dihasilkan bebek betina yang telah
disuntik sperma entok, tetap dianggap sebagai telur bebek. Karena selama ini
bebek selalu diternakkan, maka mereka sudah “lupa” caranya mengerami sehingga
harus dibantu dengan mesin tetas. Uniknya, bila telur bebek menetas setelah 28
hari “dierami” dan telur entok menetas pada hari ke-35, maka KingToK akan menetas pada hari ke-32 (28 hari + 35
hari = 63 hari : 2). Jika diberi makan makanan yang berkualitas, induk
KingTok ini mampu berproduksi hingga 70%
(120 hari x 70% = 84 butir). Daya tetas telur induk KingTok itu hanya sekitar
33 %. Tiap 3 telur tetas hanya menghasilkan seekor bitib/ DOT (day old KingTok).
a.
Tujuan dan Keunggulan Tiktok
Persilangan
bertujuan untuk
mendapatkan itik persilangan
yang
baik, dengan memanfaatkan heritabilitas dan korelasi genetik yang berhubungan erat
dengan produksi. Akibat percampuran genetik dari itik dan entok timbulnya
heterosis yaitu penampilan karakter yang berbeda dengan rata – rata dari kedua
tetuanya. Karakteristik itik serati umumnya hampir menyerupai entok, yaitu memiliki tubuh besar, tenang, dapat berenang, tetapi tidak dapat terbang
(Harahap 1993; Dharma
et al., 2001; Sari 2002).
Keunggulan dari tiktok antara lain adalah bobot badanya yang lebih besar
diatas rata – rata bebek lokal lainya yaitu seberat minimal 3 kg, tekstur daging lebih empuk, rasanya gurih dan tidak amis
(baik sebelum maupun sesudah dimasak), pemakan segalanya sehingga cost
production-nya pun rendah, lebih tahan terhadap serangan penyakit serta memiliki
daging yang tebal, serta dagingnya rendah lemak (hanya 1 % dibagian dada dan
1,5 % dibagian paha). Hal ini sesuai
dengan pendapat Hutabarat (1982) menyatakan bahwa itik serati memiliki beberapa keunggulan yaitu
pertumbuhannya cepat,mampu mengubah pakan berkualitas rendah menjadi daging.
Tahan terhadap penyakit, mortalitasnya rendah 2,5 % (Dijaya 2003; Anwar 2005), serta dagingnya tebal,
berwarna coklat
muda, tekstur lembut dan bercita rasa gurih.
Keunggulan yang dimiliki tiktok menjadi peluang yang sangat besar untuk
dikembangkan dalam memenuhi kebutuhan daging sebagai sumber protein hewani yang
baik. Tetapi dalam pengembanganya masih
didapat permasalahan yaitu kesulitan memperoleh DOD dalam jumlah yang banyak dan kontinyu, sehingga pemeliharaan Tiktok dalam skala besar masih bermasalah. Salah satu
upaya untuk memenuhi kebutuhan bibit DOD adalah dengan menerapkan teknologi
inseminasi buatan (IB). Teknologi IB adalah suatu proses mendepositkan semen
kedalam saluran reproduksi betina yang sedang estrus dengan bantuan alat buatan
manusia.
b. Bibit tiktok
Pengadaan bibit merupakan salah satu kunci
keberhasilan usaha pembesaran tiktok. DOT yang baik harus sehat dan baik yang
dicirikan oleh : tubuh tegap, gesit dan lincah, kaki kokoh, fisik tidak cacat
dan nafsu makan tinggi. Ada beberapa sumber bibit yang dapat dijadikan sebagai
galur induk tiktok. Pembuatan galur itik betina dasar pemeliharaanya berasal
dari itik lokal seperti Mojosari, alabio, tegal dll karena mempunyai produksi
telur yang tinggi dan pertumbuhan yang
cepat serta mampu beradaptasi dengan lingkungan serta masa puncak produksi yang
relatif lama. Sedangkan pejantan yang di buat galur adalah entok yang akan
diambil Spermanya untuk kebutuhan kawin suntik dengan induk itik lokal. Dengan
dasar pemeliharaanya karena entok jantan memiliki performance (bentuk badan)
yang besar saat dewasa,pertumbuhan cepat,warna bulu lebih banyak
putihPertumbuhan serta daya kawin tinggi
(tidak mandul). Anak tiktok yang baru lahir memiliki bobot badan
26 – 53 gram (rataan 40,03 g). Selain dengan penetasan, bibit tiktok juga dapat
diperoleh dari Balitnak Ciawi-Bogor atau tempat pembibitan lainnya.
c. Kendala yang di hadapi dalam pengembangan
tiktok
Dengan demikian, permasalahan dalam pengembangan itik tiktok oleh petani-ternak adalah kesulitan memperoleh DOD dalam jumlah yang
mencukupi dan kontinu. Akibatnya, pemeliharaan tiktok dalam skala lebih besar
akan menghadapi masalah dalam penyediaan bibit. Salah satu upaya untuk memenuhi
kebutuhan bibit DOD adalah dengan menerapkan inseminasi buatan (IB). Dengan
adanya penerapan teknik ini diharapkan mampu meningkatkan fertilitas telur dan
populasi itik, pendapatan peternak, menciptakan lapangan kerja, dan
meningkatkan konsumsi protein hewani masyarakat (Setioko 2003).
2. Itik
Serati
itik serati |
Salah
satu jenis itik penghasil daging yang saat ini mulai populer adalah itik
serati. itik serati adalah itik hasil persilangan antara itik betina dengan
entog jantan. Itik ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu mudah beradaptasi
dengan lingkungan, tahan terhadap penyakit, serta dapat memanfaatkan pakan
berkualitas rendah secara efisien menjadi daging. Di beberapa negara di Asia,
itik serati untuk pedaging telah diproduksi secara komersial, akan tetapi di
Indonesia itik tersebut belum berkembang secara komersial. Itik serati yang ada
di masyarakat pedesaan merupakan kawin silang antara itik jantan dengan entog
betina yang kawin secara alami. Dari persilangan entog betina dan itik jantan,
akan dihasilkan serati jantan yang besar dan serati betina yang kecil (seperti
itik) dengan produksi telur yang randah. Namun bila persilangan dibalik, yakni
entog jantan dan itik betina, akan dihasilkan serati jantan dan betina yang
ukurannya hampir sama besar dengan entog, serta telur tetas yang dihasilkan
lebih banyak. Entog betina menghasilkan telur lebih sedikit daripada itik
biasa. Dalam menghasilkan itik serati karena terdapat kendala dalam teknik
perkawinan.
Dalam
persilangan secara alami kendalanya adalah badan entog jantan terlalu besar
dibanding dengan itik betina, sehingga proses perkawinan sangat sulit.
Sementara itu persilangan secara buatan (kawin suntik/IB) yang dilakukan
didearah panas hasilnya kurang baik karena daya tetasnya sekitar 10 % saja.
Oleh karena itu kawin silang antara entog jantan dengan itik betina dengan
menggunakan program Inseminasi Buatan (IB) akan menghasilkan produksi itik
serati lebih banyak dibanding kawin alam yang terjadi di pedesaan. Akan tetapi,
persilangan entog dan itik tersebut memiliki kendala yaitu rendahnya fertilitas
telur. IB adalah salah satu teknologi yang dapat dikembangkan untuk
meningkatkan fertilitas dan daya tetas telur. Kawin silang antara entog dan
itik tersebut akan menghasilkan keturunan yang mandul atau steril (tidak dapat
dikembangbiakan).
Itik
serati tumbuh lebih cepat dibanding itik jantan yang digemukkan. Itik serati
pada umur 8 minggu mencapai bobot badan 1,8 kg sedangkan itik jantan yang
digemukkan hanya 1,3 kg atau itik serati tumbuh ½ kg lebih berat dibanding itik
jantan yang digemukkan. Begitu pula penggunaan pakan itik serati jauh lebih
baik dibanding itik jantan yang digemukkan. Itik serati hanya membutuhkan 3,29
kg pakan untuk menghasilkan 1 kg bobot badan dibanding itik jantan yang
digemukkan membutuhkan pakan sebanyak 4,24 kg. Hasil penelitian tentang itik
serati menunjukkan bahwa daging dadanya lebih banyak dibandingkan dengan daging
itik biasa. Begitu pula daging itik serati tidak berbau amis.
a.
Cara Memproduksi Serati
Keberhasilan
pengemabangan itik serati sangat ditentukan oleh ketersediaan bibit (DOD).
Kesulitan mendapatkan DOD banyak dikeluhkan oleh petani itik serati. Untuk mengantisipasi
permintaan DOD, introduksi teknologi IB sangat diperlukan untuk menghasilkan
DOD dalam jumlah yang banyak. Serati jantan mempunyai bobot badan 3,05 kg dan
betina 2,98 kg pada umur 10 minggu. Perkawinan antara entok jantan dengan itik
betina dilakukan dengan teknik inseminasi buatan (IB) agar fertilitas dan daya
tetas telurnya tinggi sehingga dapat dihasilkan serati lebih banyak dibanding
perkawinan alami.
IB
dapat dilakukan dengan menggunakan alat dan cara yang sederhana. Sperma entok
jantan ditampung menggunakan teknik vagina tiruan berupa tabung gelas. Entok
jantan dirangsang dengan cara diurut pada bagian perut sebelah bawah agar siap
untuk kawin dan sperma yang keluar ditampung dengan menggunakan tabung gelas.
Sperma lalu diencerkan dan diinseminasikan ke dalam alat reproduksi itik
betina.
Fertilitas
dengan teknik IB dapat mencapai 80%,sedangkan melalui perkawinan alami hanya
20-30%. Kualitas daging Serati Dari hasil penelitian, serati yang diberi ransum
ayam broiler komersial BF-12 dengan kandungan protein kasar minimum 18% mampu
tumbuh dengan cepat. Pada umur 14 minggu, bobot badannya mencapai 2,25 kg
dengan jumlah pakan yang dikonsumsi 6,27 kg/ekor. Bobot badan serati ini 0,5 kg
lebih berat daripada entok jantan tetuanya. Ditinjau dari efisiensi penggunaan
pakan yang biasa dinyatakan dengan feed
conversion ratio (FCR), serati memiliki FCR 3,41. Ini berarti serati
membutuhkan 3,41 kg pakan untuk menghasilkan 1 kg bobot badan, sedangkan itik
jantan yang digemukkan membutuhkan pakan 4,24 kg. Ini menunjukkan bahwa biaya
untuk memproduksi daging serati lebih murah daripada itik jantan, karena serati
membutuhkan pakan yang lebih sedikit daripada itik jantan untuk memproduksi
daging dalam jumlah yang sama.
Ditinjau
dari karkas, serati memiliki bobot karkas 1,5 kg. Bagian karkas yang paling
tinggi persentasenya adalah paha yaitu 26,8% dari bobot karkas, diikuti
punggung 25,9% dan dada 24,9%. Dalam budidaya serati tidak harus
menggunakan itik dan entog jenis tertentu tetapi harus berasal dari bibit
unggul, sehingga daging itik yang dihasilkan akan tampak mulus dan bagus.
Serati yang berbulu putih, dagingnya akan putih mulus dan akan tampak lebih
menarik bagi konsumen. Untuk menghasilkan kualitas daging seperti itu maka
dalam perkawinan silang dipilih entog jantan dan itik betina dan berwarna
putih. Selain menghasilkan daging yang besar, daging serati rendah lemak .
B. ITIK
PETELUR
1. Itik Ratu
itik ratu |
Itik Ratu
merupakan itik betina hasil persilangan antara itik mojosari dan itik alabio.
Karena itu, ada pula yang menyebutnya sebagai itik MA (Mojosari-Alabio).
Mojosari adalah nama salah satu desa di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Desa
ini, terutama di Dusun Modopuro, adalah pemilik plasma nuftah itik mojosari
yang terkenal. Sedangkan Alabio merupakan nama desa di Kecamatan Amuntai
Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan. Desa ini dikenal
sebagai plasma nuftah itik alabio. Produktivitas Tinggi Itik Ratu dan Itik Raja
merupakan itik hibrida hasil kerja sama antara Balai Penelitian Ternak Ciawi
(Ditjen Peternakan) dengan Balai Pembibitan Ternak Unggul (BPTU) Kambing, Domba
dan Itik (KDI) di Pelaihari (Kalsel).
Keunggulan dari Itik Ratu antara lain umur pertama bertelur lebih
awal, produktivitas telur lebih tinggi, konsistensi produksi lebih cepat, dan
pertumbuhan lebih cepat. Selain itu, kemampuannya dalam beradaptasi dengan
lingkungan baru juga bagus. Sebagai hasil persilangan dua bangsa itik petelur
unggulan, wajar kalau produktivitas Itik Ratu dalam bertelur juga dapat
diandalkan.
Itik jantan hasil persilangan yang sama disebut Itik Raja, yang lebih
banyak dimanfaatkan sebagai itik pedaging unggulan. Itik Ratu mulai bertelur
pada umur 22 minggu, lebih cepat dua minggu daripada itik alabio atau tiga
minggu lebih awal daripada itik mojosari. Selama tiga
bulan pertama, produksinya bisa mencapai 74,2 persen. Pada umur tujuh bulan,
produksi telur bisa mencapai 50 persen. Hingga umur delapan bulan, produksinya
baru 50 persen, kemudian meningkat menjadi 80 persen, dan akan terus meningkat
dengan puncak produksi sekitar 93,7 persen.
Rata-rata produksi telur dalam setahun sekitar 71,5 persen.
Bandingkan dengan itik alabio dan itik mojosari yang rata-rata hanya 62,8 dan
61,0 persen per tahun. Persilangan mandiri dalam praktiknya, tidak sedikit
peternak yang mampu menyilangkan itik alabio dan itik mojosari. Hasil
persilangan inilah yang populer dengan sebutan itik MA. Ada dua cara yang dapat
dilakukanuntuk persilangan mandiri. Pertama, menggunakan itik alabio (umur 6-7
bulan) dan itik mojosari jantan (7-8 bulan). Cara kedua adalah mengganti itik
mojosari dengan itik-itik jawa lainnya. Bangsa itik jawa terdiri atas beberapa
sukubangsa, misalnya itik tegal, itik magelang, itik turi, itik karawang, dan
itik mojosari. Semuanya memiliki performa produksi yang bagus.
Dalam mencetak Itik Ratu, Balitnak Ciawi dan BPTU-KDI memang
menggunakan teknik inseminasi buatan (IB) atau kawin suntik. Sampai saat ini,
hanya segelintir peternak yang bisa melakukan kawin suntik pada unggas. Cara
melakukan persilangan mandiri dengan memasukkan induk betina dan induk jantan
ke dalam kandang berukuran 2 x 2,5 m2, atau 1,25 x 4 m2.
Kandang diberi pagar pembatas setinggi 60 cm. Kandang dengan ukuran tersebut
bisa menampung 20 ekor induk betina dan 2-3 ekor induk jantan. Tempat pakan diletakkan
di salah satu pojok kandang, sedangkan tempat minum diletakkan di pojok kandang
lainnya. Hal ini dilakukan untuk mencegah pakan terbuang, akibat kebiasaan itik
yang setelah makan segera mencari air. Teknik pemeliharaan induk, juga
anak-anaknya kelak, tak berbeda dari pemeliharaan itik dalam kandang terkurung,
seperti dijumpa di beberapa sentra peternakan itik seperti di Kabupaten Tegal,
Brebes, Magelang, dan Bantul. (Amanah-32).
2. Itik Khaki
Champbell
itik khaki champbell |
Itik ini berasal dari Inggris sebagai hasil persilangan itik
Champbell dan itik Indian Runner. Kemungkinan besar itik ini mengandung darah
itik Rouen, sebab hampir serupa, hanya bulunya lebih terang dan badannya lebih
kecil atau lebih ringan. Itik ini adalah hasil persilangan yang dikerjakan oleh
Mrs. Adale Campbell di Inggris dan merupakan saingan Indian Runner sebagai
produsen telur. Itik ini memiliki daya tahan hidup lebih kuat, telurnya lebih
banyak, tapi sedikit lebih kecil dan warna kerabang telurnya putih.
a. Sifat Itik
Petelur Jenis Itik Khaki Campbell
Bersifat kosmopolitan, dapat berkembang dimana-mana dan sangat aktif.
Produksinya lebih baik bila dipelihara pada range (pasture). Keinginan untuk
berenang sangat kecil. Dalam keadaan berdiri atau berjalan tidak seperti Indian
Runner, itik ini sedikit lebih datar (horizontal). Tidak mengerami telurnya.
Dengan makanan yang baik dan teratur, itik ini akan bertelur menjelang umur 6
bulan. Kapasitas produksi telur kurang lebih 280 butir per tahun. Pada masa
motling (rontok bulu), produksi telur berkurang atau berhenti sama sekali. Jika
perlu untuk memperoleh jumlah telur yang konstan setiap saat, maka umur
itik-itik tersebut harus berbeda.
b. Ciri-Ciri Itik
Petelur Jenis Itik Khaki Campbell:
1)
Warna bulu adalah khaki, seperti warna pakaian tentara
Inggris atau hansip. Pada bulunya dapat dilihat adanya lacing feathers yang hitam.
2)
Badan/punggung agak lebar, tetapi tak begitu panjang.
3)
Kepala agak tegak dan panjang.
4)
Paruh panjang dan agak melebar hampir lurus dari atas ke
bawah.
5)
Warnanya hijau pekat, sedang bagian bawah berwarna hitam.
6)
Mata berwarna cokelat tua, waspada, dan terletak dibagian
atas dari kepala.
7)
Leher sedikit panjang dan hampir tegak.
8)
Sayap terletak tinggi dan rapat di tubuh.
9)
Kaki sedikit panjang, terletak agak di belakang tubuh dan
terpisah dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, R. 2005.
Produktivitas itik manila (Cairina moschata) di Kota Jambi. Jurnal
Ilmiah Ilmu-ilmu Peternakan VI(1): 24−33.
Cahyono, J. E.
2000. Menjadi Manajer Investasi Bagi Diri Sendiri. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Dijaya, A.S. 2003.
Penggemukan Itik Jantan Potong. Penebar Swadaya, Jakarta.
Harahap, D. 1993.
Potensi Itik Mandalung sebagai Penghasil Daging Ditinjau dari Berat Karkas dan
Penilaian Organoleptik Dagingnya Dibandingkan dengan Tetuanya. Disertasi.
Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
http://fhujey.blogspot.com/ diakses Kamis tanggal 30 Oktober 2014 pukul 04.47 WIB
http://hobbysatwa.blogspot.com/2013/07/cara-beternak-bebek-pedaging-bebek.html diakses Kamis tanggal 30 Oktober 2014
pukul 05.40 WIB.
http://icalizeter.blogspot.com/2012/06/budidaya-itik-tanpa-air.html diakses Selasa tanggal 28 Oktober
2014 pukul 09.36 WIB.
Hutabarat, P.H.
1982. Genotipe x nutrient interaction of crosses between alabio and tegal duck
and muscovy and pekin draker. Brith. Poult. Sci. (24): 555−563.
Sari, M. 2002.
Pertumbuhan Komparatif Mandalung Keturunan Entog Itik dan Itik Entog secara
Alometris. Tesis. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Setioko, A.R.
2003. Keragaan itik serati sebagai itik pedaging dan permasalahannya. Wartazoa
13(1): 14−21.
Silahkan memberi komentar yang membangun EmoticonEmoticon