enceng gondok |
Enceng gondok (Eicchornia
crassipes) adalah sejenis tumbuhan air yang hidup terapung di permukaan
air. Akan berkembang biak manakala dipenuhi limbah pertanian atau pabrik.
Enceng gondok merupakan sejenis tanaman hidrofit. Tumbuhan ini tidak dapat dimakan,
bahkan tanaman gulma ini menjadi tanaman pengganggu bagi tumbuhan lain dan
hewan di sekitarnya. Menurut Indriyanto (2016) Eceng gondok memiliki kemampuan tumbuh yang sangat cepat,
terutama pada perairan yang mengandung banyak nutrient. Dalam waktu 7-10 hari
eceng gondok dapat berkembang biak menjadi dua kali lipat. Laju pertumbuhan
yang cepat ini menyebabkan tanaman eceng gondok telah berubah menjadi tanaman
gulma perairan dan menimbulkan kerugian antara lain mempercepat pendangkalan
perairan, menurunkan produksi ikan sebab eceng gondok mengambil ruang dan unsur
hara yang juga dibutuhkan oleh ikan, mempersulit saluran irigasi, menghalangi
lalulintas perahu, media penyebaran penyakit dan menyebabkan penguapan air
sampai 3 sampai 7 kali lebih besar daripada penguapan air di perairan terbuka.
Meskipun memiliki sifat
pengganggu, enceng gondok ternyata berperan penting dalam mengurangi kadar logam berat di
perairan waduk seperti Fe, Zn, Cu dan Hg. Selulosa inilah yang digunakan
sebagai bahan bakar alternatif. Untuk menghasilkan biogas, enceng gondok
difermentasikan terlebih dahulu agar terbentuk gas metan. Enceng gondok yang
digunakan harus dirajang atau ditumbuk halus terlebih dahulu agar hasil gas
metan lebih optimum. Sebelum dimasukkan ke dalam digester, enceng gondok yang
telah ditumbuk dan dirajang halus ditambahkan air dengan perbandingan 1:3, lalu
diaduk. Setiap satu kilogram rajangan enceng gondok, dapat dipakai selama 7
hari dan setiap harinya dapat dipakai selama 90 detik. Untuk menghasilkan biogas,
setara dengan 2 liter minyak tanah perhari, maka enceng gondok yang harus
difementasikan sebanyak 150Kg per hari. Enceng gondok sebanyak 150Kg per hari
dapat menghasilkan biogas yang dapat dipakai 4-5 jam setiap hari selama 7 hari.
Walaupun secara kandungan gas metan lebih
rendah dibandingkan dengan bahan lain, biogas menggunakan bahan baku enceng
gondok tetap relevan untuk dimanfaatkan pada lokasi-lokasi yang memiliki
permasalahan pengendalian enceng gondok yang merugikan perairan. Dengan
memanfaatkan enceng gondok menjadi bio gas maka permasalahan bisa diubah menjadi potensi dan peluang.
Menurut Handoyo (2014) Biogas merupakan campuran beberapa gas dengan komponen
utama adalah metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2), dengansejumlah keciluap
air, hydrogen sulfide (H2S), karbon monoksida (CO), dannitrogen (N2). Komposisi
biogas tergantung dari bahan baku
yang digunakan. Apabila menggunakan bahan baku kotoran manusia, kotoran hewan,
atau limbah cair tempat pemotongan hewan, gas metan yang diproduksi dapat mencapai
70%. Bahan baku dari tumbuhtumbuhan seperti batang padi, jerami, atau eceng
gondok menghasilkan gas metan sekitar 55%.
Proses pembuatan biogas dari enceng gondok
adalah sebagai berikut :
1.
Siapkan bahan berupa enceng gondok sebanyak
40 Kg
2.
Cacah enceng gondok tersebut sehingga
berukuran menjadi 2-4 cm
3.
Masukkan cacahan tersebut dalam wadah/ bak
penampungan dan tambahkan air sebanyak 120 liter atau perbandingan enceng
gondok dan air adalah 1: 3
4.
Masukkan bahan campuran tersebut ke dalam
digester hingga penuh melalui lubang pemasukan. Diamkan selama 30-45 hari, gas
akan terbentuk. Lakukan pengadukan bahan setiap lima hari sekali melalui lubang
pemasukan atau pengeluaran. Untuk mendeteksi adanya gas, buka kran yang
menghubungkan antara gas dengn kompor, lalu nyalakan. Jika menyala berarti
sudah terbentuk biogas, sehingga sudah dapat dimanfaatkan sesuai kebutuhan.
Supaya produksi gas dapat dilakukan setiap hari, tambahkan 2 kg enceng gondok
dan 6 liter air.
Dalam penelitian Nawir, dkk
(2018) Eceng gondok dapat dimanfaatkan dengan cara diolah untuk menghasilkan
energi biogas. Enceng gondok ini kemudian difermentasi selama 35 hari dengan
bantuan starter kotoran sapi, EM-4 (effective microorganisme-4), dan air.
Produksi energi biogas paling banyak menggunakan starter 2,5 kg kotoran sapi
bercampur air dengan perbandingan 1:1 dan 0,9 kg EM-4 (effective
microorganisme4) dengan nyala api paling lama yaitu 60 menit 12 detik.
Untuk meningkatkan
kandungan metana pada produksi biogas menggunakan bahan enceng gondok, menurut
penelitian harus ditambahkan dengan bahan baku lain dengan potensi untuk
menghasilkan gas metan lebih tinggi, misalkan kotoran ternak. Melalui
pencampuran tersebut selain menambah kandungan gas metan yang dihasilkan juga
bisa mempercepat proses fermentasi bahan sehingga biogas cepat terbentuk.
Seperti yang sudah diteliti oleh Nawir, dkk pada tahun 2018, Saripuddin M, dkk
(2019) juga meneliti tentang campuran biogas menggunakan starter kotoran ternak
dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa biogas eceng gondok yang
dihasilkan karena percampuran eceng gondok dan kotoran sapi memiliki bau busuk
yang sangat menyengat namun setelah dibakar gas tersebut tidak menimbulkan bau
busuk. Ini berarti biogas eceng gondok ini terbakar sempurna dan aman untuk digunakan
bagi pengguna dan dapat membantu kebutuhan masyarakat yang ingin menggunakan
energi pemanfaatan eceng gondok sebagai bahan bakar alternatif biogas. Pada
komposisi 3kg eceng gondok :1kg kotoran sapi. Dari hasil ini dapat dilihat
bahwa kandungan metana (CH4) yang di hasilkan oleh campuran eceng gondok dan
air dengan stater berupa kotoran sapi memiliki presentase kandungan senyawa
metana (CH4) yang cukup tinggi, tekanan yang dihasilkan pada tabung rekator
juga cukup tinggi yaitu 3,50 kPa yang berati bahwa ikatan yang terjadi
menghasilkan senyawa metana (CH4) dan karbondioksida (CO2) yang baik.
Daftar
Pustaka
Hardoyo.
2014. Panduan Praktis Membuat Biogas Portabel Skala Rumah Tangga dan
Industri. Bandar. Bandar Lampung,
Indriyanto, Forcep Rio. 2016. Pemanfaatan
Eceng Gondok Sebagai Energi Alternatif Biogas . https://faperta.untirta.ac.id/pemanfaatan-eceng-gondok-sebagai-energi-alternatif-biogas/#:~:text=Pemanfaatan%20eceng%20gondok%20sebagai%20bahan,karbondioksida%20(CO2)%20sebagai%20biogas. Diakses 30 Mei 2021
Nawir,
Herman., Muhammad Ruswandi Djalal., dan Apollo. 2018. Pemanfaatan Limbah
Eceng Gondok Sebagai Energi Biogas Dengan Menggunakan Digester. Jurnal
Ilmu-Ilmu Teknik Elektro dan Rekayasa. Vol 2. No. 2 56-63
Saripuddin
M., dkk . 2019. Pemanfaatan Eceng Gondok Sebagai Energi Alternatif Biogas.
Jurnal ILTEK Volume 14 Nomor 02. 2063-2066