sapi Friesian Holstein (FH) |
Sapi
merupakan hewan ternak yang banyak dipelihara, khususnya di daerah-daerah
pedesaan yang masih banyak memiliki sumber pakan dan tanah yang lapang untuk
pembangunan kandang dan pengolahan kotoran. Sebagian besar petani pasti memiliki
hewan ternak, utamanya sapi. Banyak sekali manfaat yang didapatkan dari usaha
ternak sapi ini antara lain : penyedia pupuk bagi lahan pertanian, diambil
susunya untuk dikonsumsi atau di jual, penghasil daging. Sapi perah di pelihara
khusus untuk di ambil susunya, bahkan ada sebagian besar peternak yang
memelihara sapi perah untuk menyediakan susu bagi “pedhet” (anak sapi) yang
dibeli, sehingga bisa di jual kembali dengan harga yang lebih tinggi jika sudah
tidak menyusu lagi.
Usaha ternak di desa sebagian besar masih berskala kecil atau hanya merupakan sampingan dan belum berorientasi agribisnis. Padahal apabila dikelola dengan baik dan sungguh-sungguh dapat menunjang perekonomian keluarga. Salah satu uapaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas adalah dengan manajemen Budidaya yang baik, antara lain dengan pembibitan, pemberian pakan, perkandangan dan pengendalian penyakit.
Peluang untuk mengembangkan usaha terutama sapi perah sangat terbuka lebar apalagi melihat dari kebutuhan susu sebagai sumber protein hewani semakin meningkat seiring dengan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya gizi, pertambahan penduduk dan meningkatnya daya beli masyarakat. Melalui budidaya sapi perah yang baik (good farming practice) dan memiliki wawasan garibisnis untuk menghasilkan sapi perah yang berkualitas, maka peternak bisa meningkatkan skala usahanya.
PEMBIBITAN
Jenis
sapi perah yang paling banyak dikembangkan di Indonesia adalah jenis Friesian
Holstein (FH) dari Belanda dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a.
Warna bulu hitam dengan belang putih
b.
Berat badan betina dewasa 625 Kg dan jantan 900
Kg
c.
Pembawaan betina tenang dan jinak, sedangkan
yang jantan agak liar
d.
Dewasa kelamin sapi FH agak lambat, umur pertama
dikawinkan 15-18 bulan
e.
Produksi susu relative lebih tinggi dibandingkan
dengan jenis sapi perah lainnya
Bibit sapi perah betina yang baik memiliki ciri-ciri :
1)
Berumur 3,5 tahun sampai 4,5 tahun dan sudah
beranak
2)
Sehat, tidak cacat, bulu bersih dan mengkilap
3)
Ujung hidung bersih, basah dan dingin, mata
cerah
4)
Bukan dari kelahiran kembar jantan dan betina
(freemartin)
5)
Berasal dari induk yang mempunyai produksi air
susu tinggi
6)
Ambing cukup besar, puting susu tidak lebih dari
4, simetris dan tidak terlalu pendek, pertautan kuat tidak menggantung, bentung
puting normal
Bibit sapi perah jantan yang baik memiliki ciri-ciri :
1)
Berumur 4 tahun sampai 5 tahun
2)
Memiliki kesuburan dan daya menurunkan sift
produksi yang tinggi
3)
Besar badan sesuai dengan umur, kuat dan
memiliki sifat-sifat pejantan yang baik
4)
Sehat dan bebas dari penyakit yang menular
5)
Selain menggunakan sapi perah pejantan, untuk
efisiensi pemeliharaan pejantan juga bisa menggunakan inseminasi buatan dengan
menghubungi petugas insimenator di lokasi sekitar
PERKANDANGAN
Kandang
sapi harus mendapatkan perhatian karena merupakan lingkungan hidup sapi yang
menggantikan lingkungan alamiahnya, sehingga syarat-syarat kandang yang baik
perlu dipenuhi agar sapi bisa memproduksi susu secara maksimal, sehat dan tidak
stress. Syarat kandang sapi yang baik antara lain :
a.
Ventilasi kandang harus baik dan sinar matahari dapat
masuk
b.
Lantai tanah bisa terbuat dari tanah padat atau
semen dan mudah untuk membersihkannya
c.
Kandang kuat sehingga bisa dipakai dalam waktu
yang lama dan aman
d.
Ukuran kandang disesuaikan dengan jumlah ternak
e.
Memiliki kemiringan lantai 2-3%, tidak licin,
tidak kasar dan mudah kering
f.
Drainase di saluran pembuangan limbah baik dan
mudah dibersihkan.
Model kandang bisa saling menghadap (head to head) atau saling membelakangi (tail to tail) dengan dua baris. Kandang minimal berukuran 1,5meter x 2 meter / ekor. Kerangka kandang dapat dibuat dari bahan bambu petung, kayu, beton ataupun baja.
PEMBERIAN PAKAN
Pakan yang
bisa diberikan kepada sapi perah ada bermacam macam jenisnya. Tetapi perlu
diperhatikan dalam prosentase pemberian pakannya agar efisien dan memberikan
dampak baik bagi ternak. Macam-macam pakan ternak dibagi menjadi tiga yaitu :
a.
Hijauan, hijauan terdriri dari dua jenis yaitu
1)
Rumput-rumputan : rumput gajah, rumput raja,
rumput setaria, rumput lapangan dan lain-lain
2)
Kacang-kacangan : kaliandra, gamal, turi,
lamtoro, dll.
b.
Konsentrat. Konsentrat dapat dibuat sendiri atau
membeli dari pabrik biasanya ada yang bermerek wheat brand. Atau bisa juga
meembuat sendiri dengan mencampur bahan-bahan seperti dedak, bungkil kedelai,
ampas tahu, tepung gaplek, bungkil kelapa sawit, bungkil kacang, dll.
c.
Limbah pertanian. Limbah pertanian adalah sisa
hasil pertanian yang tidak dimanfaatkan seperti jerami. Limbah pertanian ini
bisa diolah menjadi pakan dengan nilai gizi yang lebih baik melalui fermentasi
Pakan yang
diberikan pada sapi secara umum berupa bahan hijauan 60% dan konsentrat 40%. Jika
mengacu pada berat badan maka pakan hijauan yang diberikan kurang lebih 10%
dari berat badan dan konsentrat yang diberikan adalah 1-2% dari berat badan. Sebagai
contoh sapi dengan berat 300 Kg membutuhkan hijauan 30 Kg/hari konsentrat 3-5
Kg/hari. Sapi yang sedang menyusui (laktasi) memerlukan makanan tambahan
sebesar 25% hijauan dan konsentrat dalam ransum. Hijauan yang berupa rumput
segar bisa ditambah dengan kacang-kacangan. Contoh formula penguat pakan sapi
yang sedang menyusui (laktasi) adalah : bekatul 26%, pollard 24%, bungkil
kelapa 19,5%, bungkil sawit 17%, promix 8%, tetes 5 % dan mineral 0,5%. Semua bahan
tersebut dicampur hingga homogen.
Sedangkan
persyaratan mutu konsentrat berdasarkan bahan kering dalam SNI adalah :
Jenis pakan
|
Kadar Air Max (%)
|
Kadar Abu Max (%)
|
Protein Kasar Min (%)
|
Lemak Kasar Max (%)
|
Dara
|
14
|
10
|
15
|
7
|
Laktasi
|
14
|
10
|
16
|
7
|
Kering Bunting
|
14
|
10
|
14
|
7
|
Untuk
kebutuhan mineral dan vitamin dapat dipenuhi dengan pemberian premix atau UMB
(Urea Molase Block). Ternak mngkonsumsi UMB dengan cara menjilatinya. Air minim
harus selalu tersedia sepanjang waktu (ad libitum) karena kekurangan air dapat
menurunkan konsumsi pakan. Rata-rata kebutuhan air minum adalah 20-40 liter
/ekor / hari.
PENGATURAN REPRODUKSI
Sapi
perah mulai memasuki masa birahi pada
-
Umur kawin pertama : 18 bulan
-
Lama birahi : 36 jam
-
Siklus birahi : 18-24 hari ( kurang lebih 21
hari)
Tanda-tanda sapi sudah mulai birahi :
-
Sering mengibaskan ekornya
-
Sering kecing, gelisah, nafsu makan berkurang
-
Menaiki sapi yang lain, diam saja apabila
dinaiki sapi yang lain
-
Bibir kelamin bengkak, merah, lendir bening
Cara pengawinan :
-
Dikawinkan 15-20 jam dari timbulnya birahi
-
Perkawinan diatur sehingga dalam 1 tahun dapat
beranak 1 kali
-
Jika dikawinkan 3 kali tetapi tidak bunting
harus segera dikonsultasikan dengan petugas peternaakan setempat
Kebuntingan dan kelahiran :
-
Lama bunting 280-285 hari (9 bulan)
-
Lendir pada hidung dan mulut anak dibersihkan
agar pernafasannya tidak terganggu
-
Anak di sapih pada umur 4 bulan.
PEMERAHAN
Pemerahan
adalah tindakan mengeluarkan susu dari ambing. Pemerahan bertujuan untuk
mendapatkan produksi susu yang maksimal. Apabila pemerahan tidak tuntas
(sempurna), susu sapi cenderung untuk menjadi kering terlalu cepat dan produksi
total menjadi menurun serta beresiko terhadap timbulnya penyakit mastitis
(radang ambing)
PENGENDALIAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT
Secara umum
pengendalian dan pecegahan penyakit sapi perah dilakukan dengan cara :
a.
Menjaga kebersihan kandang dan lingkungan
b.
Menjaga kualitas dan kuantitas pakan yang diberikan
c.
Vaksinasi pada penyakit tertentu yang dapat
membahayakan ternak dan peternak
Penyakit-penyakit
pada sapi ternak antara lain :
a.
Penyakit Antrax
Penyebab
penyakit ini adalah bakteri Bacillus Antracis. Gejala yang ditimbulkan jika
terserang penyakit ini antara lain :
1)
Demam tinggi, badan lemah dan gemetar
2)
Gangguan pernafasan
3)
Pembengkakan pada kelenjar leher dan alat
kelamin
4)
Limpa bengkak dan berwarna hitam
Pengendalian
penyakit ini dilakukan dengan cara : melakukan vaksinasi pada ternak yang masih
sehat, ternak yang sakit di isolasi dan diberikan antibiotika
b.
Penyakit Brucellosis
Penyebab
penyakit ini adalah : bakteri Brucello abortus. Gejala yang ditimbulkan jika
terserang penyakit ini adalah terjadinya keguguran antara 3-7 bulan, dan dapat
diketahui melalui uji RBT dan pemeriksaan laboratorium pada amnion / air ketuban
pada saat terjadi keguguran.
Pengendalian
penyakit ini dilakukan dengan cara ternak yang sehat dapat divaksinasi atau
tidak memasukkan ternak baru sebelum dinyatakan bebas brucella.
c.
Penyakit Mastitis (radang ambing)
Penyebab
penyakit ini adalah bakteri Streptococus cocci dan Staphylococcus cocci yang
masuk melalui lubang puting.
Gejala serangan
penyakit ini adalah :
1)
Peradangan pada ambing, dan jika diraba rasanya
panas
2)
Susu lebih encer dan terdapat gumpalan dengan
warna agak kebiruan atau putih pucat
3)
Sapi menjadi lesu dan nafsu makan menurun.
Pengendalian
penyakit ini dapat dilakukan dengan cara : desinfeksi puting dengan alcohol dan
injeksi antibiotika (kombinasi) antara penicillin, dihydrosteptomycin,
dexamethasone dan antihistamin.
Secara umum
pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan cara :
a.
Sanitasi kandang, kandang dan ternak harus elalu
dibersihkan dan kering
b.
Ternak yang terserang penyakit dipisahkan dari
ternak yang sehat (di isolasi)
c.
Memberikan pakan hijauan dalam keadaan layu
(kering dari embun pagi) dan menghindari pemberian pakan rumput muda yang
terlalu banyak
d.
Memberikan kolostrum yang cukup kepada anak sapi
yang baru lahir (0-7 hari)
e.
Jaga kebersihan saat pemerahan, gunakan ember stainless
steel, celupkan puting ke dalam desinfektan setelah pemerahan. Upayakan sapi
tetap berdiri kurang lebuh 30 menit setelah pemerahan
f.
Berikan obat cacing dan vaksinasi berkala
Daftar Pustaka
Yahya
Yusran A. 2012. Beternak Sapi Perah.
Pemerintah Kabupaten Bone. Badan Pelaksana Penyuluhan, Pertanian dan Kehutanan.
Dinas
Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang. 2014. Agribisnis
Ternak Sapi Perah. Ungaran.
Silahkan memberi komentar yang membangun EmoticonEmoticon