Kangkung
darat (Ipomea Sp) adalah komoditas
sayuran yang masuk ke dalam famili Convolvulaceae.
Tanaman ini tumbuh merambat di atas tanah, bentuk daun memanjang berwarna hijau
muda dan merupakan sumber provitamin A. biasanya kangkung digunakan untuk
olehan sayur bisa ditumis atau dipelecing. Selain diolah kangkung juga bisa
digunakan sebagai pakan ternak seperti kelinci. Menurut tempat hidupnya
kangkung dibedakan menjadi dua yaitu : kangkung air yang hidup di tempat berair
dan kangkung darat yang hidup di tempat kering. Kangkung darat ini merupakan
rumpun tanaman perdu yang dapat tumbuh dengan cepat apabila mendapat perlakuan
pemupukan dan dan pengairan secara cukup.
Pada
saat saya mengikuti pertemuan di sebuah tempat rekreasi alam di kabupaten
Semarang yang cukup terkenal, banyak sekali dibudidayakan kangkung dengan cara
kering. Kangkung-kangkung yang telah dipanen dengan cara dicabut kemudian di
jual di toko organik yang berada di depan kantor dan juga di sajikan bagi pengunjung
yang memesan menu makan sayur kangkung.
Melihat
dari cara budidayanya yang sepenuhnya organik menjadikan saya berfikir bahwa
budidaya kangkung ini sangat prospek. Pada luasan 100m2 dapat dipanen kangkung
sampai kurang lebih 300 ikat. Jika di hitung harga kangkung 1 ikat Rp. 2.500,
maka penghasilan dari budidaya 100m2 adalah Rp. 250.000. dengan lama budidaya
21-25 hari. Apabila dibandingkan dengan budidaya padi yang 4 bulan maka
kangkung bisa di panen 4-5 kali. Hal tersebut tentu menjadi daya saing bagi pembudidayaan
padi.
Cara budidaya
kangkung darat ini sangatlah mudah. Langkah-langkah budidayanya adalah :
1.
Tanah diolah dengan bajak atau di cangkul, jika lahannya
luas bisa menggunakan cultivator. Kedalaman pembajakan adalah 20-30cm. setelah
rata dan berish dari rumpul liar kemudian membuat bedengan sebebar 2 meter
panjang bisa mengikuti panjang lahan, maksimal 50 meter. Kemudian jika
panjangnya lebih dari 50 meter bisa di buat bedengan lagi. Arah bedengan adalah
timur –barat supaya tanaman nanti bisa mendapatkan sinar cahaya matahari penuh.
2.
Pemberian kapur pertanian (dolomite) jika di ukur pH
tanah rendah.
3.
Jika ingin melakukan budidaya secara organik penting
untuk dilakukan pemupukan secara merata sebelum tanah di olah, sehingga ketika
pengolahan tanah sudah gembur karena tercampur dengan pupuk. Untuk meningkatkan
kemampuan penyerapan pupuk dapat memanfaatkan bakteri dari pupuk cair dengan
cara melakukan penyemprotan pada bedengan yang telah jadi atau melakukan
perendaman benih yang akan ditanam. Pupuk organik yang direkomendasikan
sebanyak 20 ton/Ha, paling bagus adalah dari kotoran ayam karena kandungan
nitrogennya lebih tinggi. Pupuk organik berfungsi untuk menyediakan hara
tanaman, dan menjaga tesktur serta struktur tanah.
4.
Jika menggunakan sistem tanam non organik maka dapat
diberikan pupuk urea dengan dosis 150 Kg/Ha pada waktu 10 hari setelah tanam.
5.
Pencegahan gulma pada tanam organik bisa dilakukan dengan
cara pencabutan atau membersihkan sisa-sisa gulma setelah proses pembajakan.
Sedangkan pada sistem tanam non organik pencegahan
gulma bisa dilakukan dengan penyemprotan herbisida, agar rumput liar tidak
tumbuh yang dapat mengganggu pertumbuhan kangkung darat.
6.
Penanaman dilakukan dengan cara menebarkan benih secara
merata pada bedengan yang telah jadi, ketika kangkung sudah tumbuh kemudian
dilakukan penjarangan. Atau bisa juga langsung membuat lubang tanam dengan
jarak 20 cm x20 cm, setiap lubang tanam diisi dengan 2-5 biji.
7.
Biji kangkung akan berkecambah selang 3 hari setelah
penanaman jika didukung dengan kelembapan tanah yang cukup
biji kangkung sudah mulai tumbuh |
8.
Biji yang telah berkecambah dibiarkan selama 21 hari
dengan tetap menjaga kelembapan air, bisa dengan irigasi atau menyemprot
menggunakan selang, tetapi tidak sampai tanah jenuh air.
kangkung usia 15 hari |
9.
Pemeliharaan tanaman hanya mengamati keadaan tanah agar
tidak terlalu kering dan juga pengamatan dari serangan hama, biasanya hama yang
menyerang adalah ulat grayak (Spidoptera
litura F), kutu daun (Myzus Persiceae
Sultz) dan Aphis gossypii. Sedangkan
penyakit yang menyerang tanaman kangkung yaitu karat putih yang disebabkan oleh
Albugo ipomea reptans. Pengendalian
hama dan penyakit bisa menggunakan pestisida nabati atau pestisida organik
untuk menjaga keamanan konsumen, karena tidak adanya residu yang ditimbulkan.
Selain itu penting juga untuk menjaga tanaman agar tetap sehat, karena tanaman
yang sehat akan sult terkena penyakit. Jika tidak ada hama / penyakit yang
menyerang maka tidak perlu dilakukan penyemprotan. Pencegahan dapat dilakukan
dengan menanam tanaman refugia (bunga-bungaan, misal : kenikir) di sekitar
pematang sawah untuk melestarikan musuh alami.
Jika sudah
berumur antara 21-25 hari maka tanaman siap dipanen. Pemanenen dilakukan dengan
cara mencabut tanaman sampai ke akarnya, kelebihan dari pemanenan ini
dibandingkan dengan cara panen di potong adalah tanaman lebih segar dan tidak
cepat layu. Selanjutnya bisa dilakukan pembersihan akar tanaman dari tanah dan
siap di pasarkan tau di olah sendiri.
Penting untuk
tidak meninggalkan sisa tanaman kangkung di sawah, apalagi memiliki pola tanam
padi. Bagian kangkung yang tertinggal bisa menjadi gulma pada pertanaman padi
karena bisa tumbuh dengan cepat pabila kondisi air terpenuhi dengan cukup,
bahkan pada situasi air yang berlebih tanaman kangkung masih dapat tumbuh.
Tanaman yang tumbuh selain tanaman budidaya tentu akan menyulitkan dalam
meningkatkan hasil produksi karena adanya persaingan dalam memperebutkan hara,
ruang dan cahaya.
1 comments:
Write commentsbertanam kangkung darat ini memang termasuk bercocok tanam sayur yang sangat mudah, sy sendiri sudah melakukannya. kini tanaman sayur saya taruh di dalam polibag ukuran sedang. Alhamdulilah sekarang sudah berumur 3 hari, dan sudah mulai tumbuh.
ReplySilahkan memberi komentar yang membangun EmoticonEmoticon