Sering di temukan sapi keracunan karena kesalahan dalam pemberian makanan, akibatnya sapi sakit dan dalam tingkat lanjut sapi bisa mati. Maka peternak perlu mengetahui macam-macam hijauan makanan ternak yang tidak berbahaya bagi ternak. Potensi wilayah Indonesia yang subur menjadikan peluang peningkatan produksi ternak melalui penanaman hijauan sebagai pakan ternak. Yang dimaksud hijauan adalah segala macam hijauan dari tumbuh-tumbuhan yang dapat dimakan oleh ternak tanpa mengganggu kesehatan ternak tersebut. Hijauan pakan ternak ini dibagi dalam 4 jenis yaitu : bangsa rumput-rumputan, bangsa leguminosa (kacang-kacangan), jerami dan hijauan lainnya.
1.
BANGSA
RUMPUT-RUMPUTAN
Rumput
merupakan bagian yang terpenting dari hijauan makanan ternak, karena beberapa
alasan antara lain : (1) rumput mudah didapat dan dapat tumbuh dimana-mana (2)
dapat tumbuh dengan cepat dan dalam jumlah yang banyak, (3) mengandung semua
zat makanan yang diperlukan dalam tubuh hewan, (4) dapat diberikan kepada
ternak dalam jumlah yang banyak, (5) dapat diawetkan dan disimpan dalam waktu
yang lama.
Rumput
didaerah tropis memiliki mutu yang lebih rendah dibandingkan dengan rumput
didaerah sub tropis, karena rumput di daerah tropis lebih cepat tua. Menurut
cara tumbuhnya rumput dapat dibedakan menjadi dua : a. rumut liar (rumput alam)
yaitu rumput yang dapat tumbuh dimana-mana tanpa di tanam dan dipelihara
manusia, b. rumput tanaman yaitu rumput yang ditanaman manusia, rumput tanaman
dibagi menjadi dua yaitu rumput potong dan rumput lapangan. Rumput potong yaitu
rumput yang ditanam manusia umumnya terdiri dari rumput unggl dengan mutu yang
tinggi, ditanaman dengan sengaja sebagai makanan ternak. Sedangkan rumput
lapangan adalah rumput yang ditanaman manusia tetapi tidak dipotong, melainkan
ternak sengaja di lepas untuk makan rumput di lapangan tersebut, rumput
lapangan tersebut harus memailiki sifat-sifat yaitu tahan terhadap injakan,
tumbuh dengan cepat, tumbuh mendatar atau vertikal tetap[i rendah, dapat bersaing dengan rumput liar dan tahan
terhadap kekeringan.
Beberapa macam rumput potong unggul antara
lain :
a.
Rumput gajah (Pennisetum purpureum), disebut juga dengan rumput Uganda, rumput
Napier. Berasal dari Afrika tropis, dengan sifat sifat sebagai berikut : (1)
Tumbuh tegak membentuk rumpun mirip tebu dengan ketinggian mencapai 2-3 meter,
(2) Berumur panjang, batang tebal dan keras, (3) Dapat tumbuh di dataran rendah
hingga pegunungan, (4) Tahan terhadap kekeringan, tidak tahan terhadap genangan
air, (4) Menghendaki tingkat kesuburan tanah yang tinggi. Pemotongan rumput ini
dilakukan setiap 40 hari sekali pada musim penghujan dan 80 hari sekali pada
saat musim kemarau. Rumput di remajakan kembali jika sudah berumur 5-7 tahun,
perbanyakannya dapat dilakukan dengan stek batang dan sobekan rumpun. Hasil
hijauan berkisar antara 200-300 Ton hijauan segar/ Ha/ tahun.
rumput gajah |
b.
Rumput benggala (Panicum maximum), daerah asal Afrika tropis dan Sub tropis.
Sifat-sifat rumput benggala yaitu : (1) Tumbuh tegak membentuk rumpun dengan
tinggi mencapai 1-1,8 meter, (2) daun lebih halus dibandingkan rumput gajah,
(3) tumbuh baik pada daerah dataran rendah hingga ketinggian 1959 mdpl, (4)
tahan kekerangan, tahan lindungan, tidak tahan terhadap genangan air.
Pemotongan rumput ini dilakukan seriap 40 hari-60 hari sekali, peremajaan
kembali setelah 5-7 tahun, rumput dapat diperbanyak dengan sobekan rumpun dan
biji. Produksi hijauan 100-500 Ton/ Ha/ tahun.
Panicum maximum sumber : http://tropical.theferns.info |
c.
Rumput Australia ( Paspalum dilatatum), berasal dari daerah Amerika Selatan dengan
sifat-sifat sebagai berikut : (1) Tumbuh tegak, menyebar, berdaun pendek,
ketinggian mencapai 175 cm, (2) Tumbuh baik pada tahan-tanah berat, (3) Tahan
kekeringan, (4) Pada umur tua menjadi keras dan tidak disukai ternak.
Perbanyakan tnaman dapat dilakukan dengan biji, stek dan sobekan rumpun.
Produksi yang dihasilkan kurang lebih 90 Ton/Ha/ Tahun.
d.
Rumput Padi (Setaria
sphacelata). Daerah asalnya adalah Afrika Selatan dan Afrika Timur. Rumput
ini memiliki sifat-sifat sebagai berikut (1) tumbuh membentuk rumpun, (2)
ketinggian mencapai 1,5-2 meter, (3) sangat disukai ternak, daun lunak dan
halus, (4) dapat hidup baik pada tanah sedang dan berat, tumbuh baik pada tanah
lembab, (5) tahan kekeringan dan genangan air. Varietas lain dari rumput ini
adalah Setaria itallaca, Setaria sphendida.
Perbanyakan tanaman ini dilakukan dengan biji (4-11 Kg/Ha), stek dan sobekan
rumpun. Produksi hijauan kurang lebih 80 Ton/Ha/Tahun hijauan segar.
Setaria sphacelata, sumber : http://www.fastonline.org |
e. Rumput Mexico atau disebut juga Rumput teosinte (Euchcaena mexicana). Daerah asalnya adalah Amerika Tengan dan Mexico. Sifat-sifat rumput ini antara lain : (1) tumbuh tegak, batang daun daunnya lebar mirip tanaman jagung, (2) ketinggian tanaman mencapai 2,5-4 meter, (3) tumbuh baik pada daerah-daerah lembab yang tanahnya subur. Tanaman dapat diperbanyak dengn cara stek, dan sobekan rumput. Produksi hijauan kurang lebih 70-80 Ton/Ha/tahun rumput segar.
f. Rumput Odot (Pennisetum purpureum cv Mott) disembut juga rumput gajah mini adalah salah satu rumput yang dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak dan dapat ditanam di kebun rumput, pemaang sawah, tegalan dan pinggiran jalan. Karakteristik rumput odot antara lain : (1) mudah dikembangkan, (2) membentuk rumpun dengan perakaran kuat, (3) setelah pemotongan ke tiga jumlah tunas mencapai 60-100 tunas, (4) responsive terhadap pemupukan, (5) disukai ternak dan kadar protein kasar mencapai 14%, (6) tinggi tanaman berkisar 70-100 cm, (7) produksi segar dapat mencapai 400Ton/Ha/tahun. Bahan tanam rumput odot dapat berupa stek (minimal 3 mata tunas) atau pols. Waktu pennaman rumput odot yang tepat adalah pada awal sampai pertengahan musum pe nghujan, agar ada saat musim kemarau tiba akar rumput odot sudah kuat untuk menahan kekeringan. Jarak tanam rumput odot ini bervariasi 50 x 100 cm / 75 x 100 cm / 100 x 100 cm. Pada tanah yang subur sebaiknya menggunakan jarak tanam 100 x 100 cm sebab pada umur beberapa bulan saja rumput odot akan memiliki banyak anakan. Penanaman rumput odot pada lahan yang miring tidak membutuhkan pengolahan tanah terlebih dahulu, cukup dibuatkan lubang-lubang sesuai dengan kontor tanah sehingga dapat berfungsi sebagai penahan erosi. Jarak tanam di lahan miring adalah 50 x 100 cm.
Beberapa macam rumput Lapangan :
Rumput
lapangan ini biasanya terdiri dari campuran bermacam-macam rumput yang hidup
bersama dalam suatu lapangan penggembalaan. Kandungan protein rumput lapangan
golongan Cyperaceae lebih tinggi
dibandingkan golongan Graminae,
tetapi rumput golongan Graminae lebih
unggul dibandingkan Cyperaceae, hal
ini disebabkan karena lebih disukai ternak, daya cernanya lebih tinggi dan
lebih banyak menghasilkan hijauan.
a.
Golongan Graminae
1)
Brachiaria
decumbens (rumput bede atau Signal grass) berasal dari Afrika tropis,
dengan sifat sifat (1) tumbuh mejalar dengan membentuk stolon, (2) membentuk
hamparan ebat setinggi 80-150 cm, (3) daun berbulu agak halus dan kasar, warna
hijau gelap, (4) tumbuh baik di dataran rendah hingga ketinggian 1200 mdpl, (5)
sangat tahan terhadap penggembalaan berat. Rumput jenis ini dapat ditanam bersama
dengan Leguminosa, perbanyakannya dapat dengan sobekan rumpun dan biji (2-4
Kg/Ha). Produksinya kurang lebih 80 Ton/Ha/Tahun.
2)
Brachiaria
ruziziensis (Rumput ruzi). Daerah asal rumput ini adalah
Congo, Afrika dan Kenya. Sifat-sifat rumput ini : (1) tumbuh menjalar dengan
membentuk stolon setinggi 90 cm, (2) daun ditutup bulu-bulu, (3) tumbuh baik di
dataran rendah hingga ketinggian 1000 mdpl, (4) tumbuh baik pada struktur tanah
sedang. Rumput ini dapat ditanam dengan biji dan sobekan rumpun. Hasil hijauan
sekitar 70-100 Ton/Ha/Tahun hijauan segar.
3)
Brachiaria
mutica (para Grass/ rumput para/ Kolonjono). Daerah asal rumput ini
adalah Afrika tropik. Sifat-sifat rumput ini adalah : (1) bisa sebagai rumput
potongan dan padang penggembalaan dengan sistem rotasi, (2) tumbuh tegak
membentuk rumpun lebat setinggi 60-90cm, (3) menjalar dengan stolon, tekstur
agak kasar, (4) tumbuh baik pada dataran rendah hingga ketinggian 1000mdpl, (5)
butuh tnah sedang hingga berat, (6) tumbuh baik di tepi sungai dan di dalam air
yang mengalir, (7) pertumbuhan terhambat pada musim kemarau, (8) tidak tahan
penggembalaan berat, (9) penggembalaan paling baik jika rumput telah berumur 1
tahun. Perbanyakan tnaman dengan biji (2-4,5 Kg/Ha), sobekan rumpun dan stek
batang. Hasil hijauan antara 70-200 Ton/ha/tahun.
4)
Cynodon
dactylon (Rumput bermuda). Daerah asal rumput ini adalah di seluruh
dunia daerah tropis. Sifat-sifat rumput ini adalah (1) sebagai tanaman padang
rumput permanen, (2) berdaun halus membentuk kumpulan hijauan yang lebat,
batang yang berbunga dapat mencapai ketinggian 10-70 cm, (3) dapat tumbuh pada
daerah yang berpasir hingga berlempung , (4) tahan musim kering tetapi hasil
hijauan sedikit, (5) tahan penggembalaan dan injakan. Perbanyakan tanaman dapat
dilakukan dengan biji, potongan stolon dan rhisome.
5)
Cynodon
plectostachyus (Rumput afrika). Berasal dari Afrika Timur.
Rumput ini memiliki sifat-sifat (1) tumbuh menjalar dengan stolon dengan
ketinggian 60-100 cm, (2) daun berbulu dan lebar, (3) tumbuh baik pada semua
jenis tanah, (4) tahan injakan dan penggembalaan berat. Perbanyakannya dapat
menggunakan potongan stolon dan rhisome.
6)
Digitaria
decumbens (Rumput Pangola). Daerah asal rumput ini adalah
Afrika Selatan. Sifat-sifat rumput ini adalah (1) dapat sebagai rumput potongan
dan penggembalaan, (2) tumbuh menjalar dengan stolon membentuk hamparan, tinggi
60-120 cm, (3) berdaun halus, (4) tumbuh baik pada ketinggian 200-300 mdpl, (5)
tumbuh baik di berbagai macam tanah, (6) tidak tahan penggembalaan berat terus
menerus.
7)
Digitaria
sanguinalis (Rumput cakar ayam). Rumput ini tumbuh
dimana-mana dari dataran rendah hingga ketinggian 1800 mdpl. Rumput ini
digemari oleh semua jenis ternak herbivora.
8)
Paspalum
conyugatum/ Axonopus compresus (Rumput pahit). Rumput ini
berasal dari Amerika tenggara, India barat, Amerika Tengah dan Amerika selatan
bagian tropik. Sifat rumput ini adalah (1) berakar dangkal, tinggi dapat
mencapai 20-60 cm, (2) tumbuh baik di tanah berpasir dan campuran tanah liat,
mineral dan pasir, (3) tahan terhadap genangan air, (4) tahan penggembalaan dan
pemotongan yang pendek. Perbanyakan tanaman dengan bungkul-bungkul akar.
b.
Golongan Cyperaceae
Pada umumnya rumput golongan ini kurang
disukai ternak, hal ini disebabkan karena golongan rumput ini agak keras.
Beberapa contoh rumput golongan cyperaceae
:
1)
Cyperus
rotandus/ rumput teki
2)
Kyllinga
monocephala
3)
Fimbristylis
annua
4)
Carex
remota
2.
BANGSA
LEGUMINOSA (KACANG-KACANGAN)
Daun-daun
leguminosa mempunyai peranan penting
dalam penyusunan ransum pokok hidup bagi ternak/hewan herbivora, disamping
pemberian hijauan lainnya. Karena tanpa hijauan Leguminosa dalam ransum, umumnya kurang memenuhi syarat. Dari semua
hijauan segar yang ada, golongan leguminosa
yang mempunyai kadar protein tertinggi dan susunan kebutuhan zat makanan yang
cukup lengkap. Golongan leguminosa
mempunyai kandungan mineral terutama Ca dan P yang tertinggi diantara golongan
hijauan segar yang lain. Kecuali itu pada kenyataannya daun-daunan Leguminosa sangat digemari ternak
herbivora.
Tetapi
walaupun demikian golongan Leguminosa belum dapat seluruhnya menggantikan rumput,
hal ini disebabkan :
a.
Golongan Leguminosa
belum dapat menghasilkan hijauan dalam jumlah yang banyak dan secara terus-menerus,
sehingga paling banyak hanya dapat digunakan sebagai tambahan disamping rumput
sebagai ransum pokok hidup.
b.
Banyak dari golongan Leguminosa dimanfaatkan manusia baik itu dipetik daunnya atau
buahnya sebagai sayuran
c.
Banyak jenis Leguminosa
yang susunan zat makanannya sangat baik, tetapi tidak dapat diberikan dalam
jumlah banyak karena mengandung racun (toxid, alkaloid, HCN). Yang kesemuanya
itu dapat mengganggu pencernaan, susunan syaraf , dan dapat pula mengakibatkan
kematian pada ternak yabng memakannya.
Melihat dari uraian di atas dapat ditarik
suatu kesimpulan bahawa rumput masih tetap memegang peranan penting dalam memenuhi
kebutuhan hidup bagi ternak Herbivora. Beberapa leguminosa yang penting sebagai penghasil hijauan segar antara lain
:
a.
Calopogonium
muconoides (Kalopo). Daerah asalnya adalah Amerika Selatan, leguminosa ini memiliki sifat-sifat :
(1) tumbuh menjalar dan memanjat, membentuk hampatan tinggi mencapai 30-50 cm,
(2) batang lunak dan ditutupi bulu-bulu panjang berwarna cokelat, (3) berdaun
tingga setiap tangkai daun, (4) tumbuh baik pada ketinggian 200-100mdpl, (5)
tidak tahan terhadap genangan air, tahan terhadap lindungan, (6) tidak tahan
penggembalaan berat, (7) tanaman mulai dapat dipotong pada tahun ke dua.
Perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan biji (3 Kg/ha) dan stek. Produksi
hijauan sekitar 8-24 Ton/Ha/ 2kali potong.
b.
Centrosoma
pubescens (Centro), daerah asal tanaman ini adalah Amerika Selatan
bagian tropik. Sifat-sifat dari leguminosa
ini adalah : (1) digunakan sebagai tanaman sela pencegah erosi, (2) tumbuh
menjalar memanjat dan membelit, (3) batang agak berbulu dan berkayu, berdaun
tiga pada setiap tangkai daun, bentuk helai daun oval atau agak elips, (3)
tumbuh baik pada ketinggian 0-100 mdpl, (4) tumbuh baik pada struktur tanah
sedang hingga ringan, (5) agak tahan kering dan tahan asam, (6) pada
pertumbuhan awal tidak tahan terhadap lindungan. Perbanyakan tanaman dilakukan
dengan biji (3-5Kg/Ha) biji terlebih dahulu direndam dahulu dengan air hangat
kuku kurang lebih 30 menit.
c.
Stylosanthes
guyanensis. Daerah asal tanaman ini adalah Amerika Tengah dan Amerika
Selatan, leguminosa ini memiliki
sifat-sifat : (1) tumbuh tegak, agak
rebah dan membentuk rumput berdaun lebat, (2) berdaun tiga setiap tangkai daun,
daun relatif kecil berbentuk elips, sempit agak panjang dan berbulu, (3) tumbuh
baik pada berbagai macam tanah, tumbuh baik pada ketinggian 0-100 mdpl, (4)
tahn kering dan tidak tahan terhadap lindungan. Perbanyakan tanaman dapat
dilakukan dengan biji (1-5Kg/Ha) dan stek dari tanaman yang telah berumur 3
tahun.
d.
Stylosanthes
humilis. Daerah asalnya adalah Amerika Selatan tropik. Leguminosa ini memiliki sifat –sifat : (1) sebagai
tanaman padang penggembalaan, (2) tumbuh pendek kuang lebih 60 cm, (3) berdaun
tiga sempit memanjang dan runcing, (4) agak tahan kering dan tidak tahan
genangan air.
e.
Vigna
sinensis (kacang panjang). Daun kacang panjang termasuk hijauan leguminosa yang tinggi kandungan zat
makanannya, banyak mengandung protein dan kalsium. Tetapi tidak dapat
disediakan dalam jumlah banyak karena dibutuhkan manusia.
f.
Stylosanthes
grassillis. Tanaman ini tahan kering dan mampu memproduksi hijauan
40-60 Ton/Ha/tahun.
g.
Leucaena
glauca (lamtoro atau petai cina). Sangat disukai ternak
ruminansia, tetapi pemberiannya perlu dibatasi karena adanya racun yang
dikandungnya (disebut memotoxin). Pemberiannya tidak boleh melebihi 10% dari
jumlah seluruh ransum yang diberikan, jika melebihi akan menyebabkan kerontokan
bulu.
h.
Leucaena
leucocephalla (lamtoro gung). Bedanya dengan Leucaena glauca ialah pada Leucaena leucocephalla tumbuhnya lebih
pendek, rantingnya lebih halus dan hasil hijauannya lebih banyak.
i.
Macroptilium
antropurpureum (Siratro). Tanaman ini memiliki sifat-sifat (1)
tumbuh menjalar dan memanjat, berdaun tiga pada setiap tangkai, kedua helai
daun mempunyai lekukan yang khas, (2) warna daun hijau gelap, permukaan atasnya
agak berbulu, dapat tumbuh pada berbagai macam tanah, (3) tumbuh paling baik
pada temperatur lebih dari 21 derajad celcius, (4) tahan terhadap penggembalaan
berat dan kekeringan, (5) perbanyakan tanaman dengan biji (1-3Kg/Ha).
j.
Macroptilium
lathyroides dan Macroptilium
axillare
k.
Sesbania
grandifora (Turi). Tanaman ini dapat tumbuh dimana-mana, tahan
terhadap kekeringan, disukai oleh semua ternak herbivora, terutama kambing dan
domba. Hasil hijauannya sedikit. Ada dua jenis turi yaitu turi merah dan turi
yang berbunga putih. Turi yang berbunga putih memiliki kadar protein lebih
tinggi daripada turi yang berbunga merah.
l.
Desmodium
heterophyllum, Desmodium intortum dan Desmodium uncinatum. Ketiga jenis leguminosa tersebut memiliki banyak kesamaan. Dapat tumbuh baik
disegala jenis tanah, didaerah tropik dan subtropik. Ciri khas dari desmodium
adalah anak-anak daun berbintik-bintik cokelat merah sampai ungu.
m.
Glycine
wightii/Glycine javanica. Tumbuh baik di daerah tropik dan subtropik,
lebih tahan kering dibandingkan dengan jenis desmodium. Tetapi membutuhkan
tanah yang subur ddengan drainase baik. Tidak tahan terhadap genangan air dan
tidak dapat hidup pada tanah masam.
n.
Medicago
sativa. Jenis leguminosa ini banyak mengandung protein
dengan susunan zat makanan yang sangat lengkap, disamping itu mengandung
vitamin B kompleks. Kadar toxinnya demikian rendah, hampir tidak berpengaruh
terhadap ternak yang memakannya
o.
Crotalaria
usaramoensis. Tumbuh baik di daerah persawahan, disukai oleh
ternak herbivora, terutama kambing dan domba. Tidak boleh diberikan terlalu
banyak karena mengandung alkaloid.
p. Indigofera. Merupakan jenis leguminosa yang sangat potensial sebagai pakan ternak, karena memiliki kandungan nutrisi dan produksi yang tinggi, serta mempunyai kualitas baik untuk memenuhi kebutuhan terak dan dapat beraadaptasi pada semua jenis tanah, serta toleran terhadap kekeringan. Pada musim hujan indigofera memiliki palabilitas yang rendah, namun baik digunakan pada akhir musim kemarau saat pertumbuhan cabang muda ke dua siap untuk dikonsumsi ternak pada saat merumput. Sedangkan indigofera yang dimanfaatkan pada system cut and carry atau tebas angkut, manajemen defoliasi atau pemotongan untuk menghasilkan produktivitas dan kualitas nutrisi yang optimal adalah pemotongan dengan interval 60 hari dan tinggi 1 meter dengan umur potong pertama 6-8bulan. Indigofera dapat diberikan kepada ternak dengancara dicampur dengan rumput introduksi mialnya rumput gajah atau rumput odot. Disaat rumput berperan sebagai sumber serat kasar, indigofera berperan sebagai sumber protein kasar. Perbandingan komposisi presentase rumput gajah : indigofera sebesar 40% : 60% menghasilkan pertambahan bobot badan harian sebesar 0,5 Kg/ekor/hari dan efisien menurunkan konversi akan (kemampuan ternak dalam mengubah pakan menjadi daging). Kualitas nutrisi dapat dilihat dari komposisi kimia suatu bahan pakan yang terdiri dari bahan kering (BK), protein kasar (PK) dan serat kasar (SK), serta bahan ekstrak tanpa nitrogen. B erikut merupakan kandungan nutrisi indigofera yang diperoleh dari berbagai sumber.
Pelestarian indigofera
dapat dilakukan dengan budidaya dan budidaya tersebut sangatlah mudah
karena legume ini menghasilkan biji
sebagai sumber benih sepanjang tahun tanpa mengenal musim. Penanaman dapat
dilakukan secara monokultur, tanaman sela (intercropping), tanaman campuran
dengan tanaman pangan (alley cropping) dan tanaman pager (hedgrow). Untuk menggunakan
sebagai tanaman pagar, dilakukan jarak tanam 2-3 meter baris dan tinggi 3-5
meter.
p. Indigofera. Merupakan jenis leguminosa yang sangat potensial sebagai pakan ternak, karena memiliki kandungan nutrisi dan produksi yang tinggi, serta mempunyai kualitas baik untuk memenuhi kebutuhan terak dan dapat beraadaptasi pada semua jenis tanah, serta toleran terhadap kekeringan. Pada musim hujan indigofera memiliki palabilitas yang rendah, namun baik digunakan pada akhir musim kemarau saat pertumbuhan cabang muda ke dua siap untuk dikonsumsi ternak pada saat merumput. Sedangkan indigofera yang dimanfaatkan pada system cut and carry atau tebas angkut, manajemen defoliasi atau pemotongan untuk menghasilkan produktivitas dan kualitas nutrisi yang optimal adalah pemotongan dengan interval 60 hari dan tinggi 1 meter dengan umur potong pertama 6-8bulan. Indigofera dapat diberikan kepada ternak dengancara dicampur dengan rumput introduksi mialnya rumput gajah atau rumput odot. Disaat rumput berperan sebagai sumber serat kasar, indigofera berperan sebagai sumber protein kasar. Perbandingan komposisi presentase rumput gajah : indigofera sebesar 40% : 60% menghasilkan pertambahan bobot badan harian sebesar 0,5 Kg/ekor/hari dan efisien menurunkan konversi akan (kemampuan ternak dalam mengubah pakan menjadi daging). Kualitas nutrisi dapat dilihat dari komposisi kimia suatu bahan pakan yang terdiri dari bahan kering (BK), protein kasar (PK) dan serat kasar (SK), serta bahan ekstrak tanpa nitrogen. B erikut merupakan kandungan nutrisi indigofera yang diperoleh dari berbagai sumber.
BK
(%)
|
PK
(%)
|
SK
(%)
|
Referensi
|
98
|
27,96
|
15,25
|
Nurhayu,
2016
|
29,9
|
23,1
|
-
|
Ali
et all, 2014
|
90
|
27
|
13
|
Abdulah
et all, 2012
|
-
|
23,8
|
15,2
|
Tjelele,
2006
|
3.
HIJAUAN
LAINNYA
Hijauan
segar dari tanaman lain hanyalah merupakan hijauan tambahan pada saat-saat
kedua golongan diatas mulai sukar diperoleh, terutama pada musim kemarau yang
panjang. Sebagai contoh beberapa tanaman hijauan lain yang masih dapat
diberikan sebagai makanan ternak adalah :
a.
Hisbiscus
tiliacus (waru). Disenangi oleh kambing dan domba.
b.
Hibiscus
rosasinensis (kembang sepatu)
c.
Urena
lobata (pulutan)
d.
Artocarpus
integra (nangka)
e.
Musa
sapientum (pisang). Baik untuk herbivora, terutama kambing, domba dan
kuda. Daun-daun muda baik sekali diberikan untuk ayam dan itik. Batangnya
sering pula diberikan untuk ternak babi.
f.
Manihot
utilissima (ketela pohon). Daun yang tidak terlalu tua digemari
kambing, domba serta ternak herbivora yang lain, daun harus dilayukan terlebih
dahulu bisa dengan di jemur agar ternak tidak kembung. Tepung daun singkong
juga bisa diberikan pada unggas.
g.
Ipomea
batatas (ubi jalar). Daunnya terutama baik untuk uggas dan babi.
h.
Ipomea
reptans (kangkung). Banyak mengandung mineral.
i.
Limnocharis
flava (genjer)
1.
JERAMI
jerami padi |
Jerami
adalah isa tanaman setelah diambil hasilnya. Sisa tanaman tersebut dapat berupa
batang, daun baik yang masih hijau segar maupun yang sudah menguning, tetapi
masih dapat diberikan kepada ternak. Jarami yang sering diberikan sebagai
makanan sapi adalah : jerami padi, jerami jagung, jerami sorgum, jerami kacang
tanah, jerami kedelai, atau jerami bangsa kacang-kacangan yang lain. Jerami merupakan
limbah/sisa, oleh karena itu nilai makanannya jauh menurun. Kadar serat
kasarnya tinggi sedangkan kadar zat-zat makanan lainnya rendah terutama kadar
proteinnya. Pada umumnya kurang disukai ternak, karena texturnya yang kasar.
Pemberian jerami pada ternak bertujuan untuk menambah jumlah makanan atau
menambah volume makanan, pada umumnya jerami diberikan pada ternak ruminansia,
untuk menaolong perncernaan jerami di potong-potong dahulu sehingga akan lebih
mudah dalam pengunyahannya. Peningkatan mutu jerami padi dapat dilakukan dengan
membuat menjadi tape jerami/fermentasi, amonisasi jerami dan silase.
Silahkan memberi komentar yang membangun EmoticonEmoticon