Pengertian Copywriting

7:46 PM Add Comment


Copywriting
adalah teknik penulisan beragam tulisan yang kita temui, baik di situs web, surat kabar, buku, atau jenis lainnya yang khusus digunakan untuk membuat iklan atau promosi. Meskipun sebagian besar orang menganggap bahwa membuat iklan atau mempromosikan suatu produk adalah hal yang mudah dan ringan, tapi sebenarnya butuh banyak kreativitas dan pikiran-pikiran yang out of the box untuk menghasilkan sebuah iklan yang menarik. Tulisan dalam copywriting harus mampu menarik perhatian (attention), menimbulkan ketertarikan (interest), keinginan (desire), menciptakan keyakinan (conviction) dan tindakan (action).

Copywriting juga dapat diartikan sebagai naskah iklan, atau bahasa yang digunakan dalam iklan. Dalam copywriting dibutuhkan kemampuan creative advertising dalam mengolah kata dan menciptakan naskah periklanan dengan menggabungkan kerja intelektual dan seni untuk memenuhi pesan penjualan. Dengan kata lain, copywriting adalah bagian dari iklan itu sendiri. Selain itu, copywriting adalah seni menghidupkan sebuah iklan pada sebuah promosi penjualan. Bagaimana membuat tulisan pada iklan tersebut mampu menjadi daya magnet yang ampuh untuk mengikat pelanggan agar tertarik untuk membeli produk yang ditawarkan.

Jika lebih disederhanakan lagi pengertian copywriting adalah hasil pemikiran kreatif untuk menghasilkan tulisan yang persuasif(membujuk) guna menarik perhatian pasar. Tulisan persuasif ini berlaku pada media apapun, termasuk media cetak dan elektronik. Copywriting memenuhi berbagai kriteria, yaitu :

1.      Copywriting merupakan bagian dari iklan, sehingga mengarah pada promosi penjualan dan pemasaran suatu produk,

2.      Copywriting menonjolkan sisi keindahan dalam tulisan berupa diksi, gaya bahasa, dan kedalaman makna,

3.      Copywriting harus mengedepankan aspek kejujuran dalam memberikan informasi, ada tanggung jawab moral dan hukum jika kenyataannya berbanding terbalik dengan apa yang dicantumkan dalam sebuah copywriting, dan

4.      Copywriting memiliki kekuatan kata-kata, daya imajinasi, persuasi, dan daya memikat khalayak agar tertarik dengan produk yang diiklankan. Penggunaan daya imajinasi yang kreatif akan mendorong konsumen untuk membayangkan, menuliskan dan memikirkan produk dalam benak mereka.

Penulisan naskah untuk penjualan digital yang berkualitas adalah kunci untuk mengubah apapun ide bisnis kita dari ekspektasi menuju realitas. Dalam menjual produk kenyataannya tidak akan mendapatkan pembeli secara maksimal jika kita hanya berharap pada menulis harga dan manfaat produk. Tetapi kita juga harus bisa mengkomunikasikan nilai produk itu pada khalayak. Dengan menggunakan teknik penulisan naskah yang berkualitas dan tepat kita bisa mendatangkan pembeli hingga 5 kali lipat dibandingkan jika kita hanya menggunakan pemasaran dengan gaya lama.

Berbeda dengan pemasaran yang belum memanfaatkan digital. Pemasaran melalui digital bisa menjangkau hampir semua masyarakat Indonesia yang sebagian besar memang sudah melek teknologi. Iklan atau promosi bisa dilakukan dimana saja, tidak hanya sebatas pada slebaran kertas yang disebar dari tangan ke tangan atau sebuah iklan dalam televisi yang lebih fokus pada audio-visualnya. Disitulah sebuah tulisan yang sifatnya membuju atau persuasif akan digunakan.

Jika kita bisa menulis tulisan yang menarik dan provokatif serta bisa mengajak orang-orang untuk membaca dan ingin tahu lebih jauh terhadap apa yang kita tulis, maka sebuah indikator bahwa tulisan yang kita buat sudah berhasil. Tidak hanya terbatas pada target pasar, kita bisa menarik lebih banyak orang untuk ingin tahu lebih jauh terhadap produk yang kita promosikan.

  

7 PANDANGAN YANG SALAH TENTANG HIDROPONIK

8:43 PM Add Comment

 

Semai hidroponik

1. Hidroponik adalah teknologi baru

Ada yang mengatakan bahwa hidroponik adalah teknologi baru atau teknologi modern. Ini menjadi mitos pertama tentang hidroponik. Dengan mengatakan hidroponik sebagai teknologi baru menyebabkan hidroponik sulit diadopsi sebagai cara budi daya tanaman yang bisa memberikan pangan pada manusia.

Hidroponik sesungguhnya ditemukan karena proses belajar manusia dalam sejarah. Arti harafiah hidroponik adalah bekerja dengan air. Memang kata hidroponik berasal dari kata latin hydroponos. Hydro berarti air dan ponos yang berarti kerja. Tanaman membutuhkan unsur hara untuk bertumbuh dan berkembang. Unsur hara tersebut dilarutkan dalam air kemudian akar tanaman menyerap unsur hara tersebut. Inilah kerja air yang menyediakan unsur hara bagi tanaman.

Mengapa manusia bisa sampai pada kesimpulan bahwa karena kerja airlah maka tanaman menjadi hidup? Ini tidak Iain dengan mengamati fakta tentang taman tergantung di Babilonia. Taman itu merupakan kombinasi karya arsitek dan budi daya tanaman yang serasi. Wujud arsitek taman bertingkat-tingkat dengan budi daya pepohonan yang indah dengan sistem pengairan hingga ketinggian 100 meter di atas permukaan tanah. Taman itu hijau karena kerja air. Ingat arti harafiah hidroponik.

Dalam sejarah kita pernah menemukan bahwa bangsa Aztec yang merupakan salah satu suku bangsa Indian di Mexico dengan peradaban tinggi, telah membuat kebun atau taman terapung di atas air (floating gardens). Mereka sudah mengetahui bahwa tanaman dapat hidup meski hanya tumbuh di atas permukaan air

Dengan demikian, hidroponik bukanlah teknologi baru yang sulit diadopsi. Hidronik justru sudah diterapkan ribuan tahun lalu oleh manusia. Tetapi manusia sebagai makluk pembelajar, melihat dari sejarah dengan mengamati alam mendapatkan keyakinan bahwa tanah bukanlah elemen dasar yang dibutuhkan tanaman. Justru unsur hara dan air yang terkandung dalam tanah yang diserap akar tanaman itulah yang sebenarnya dibutuhkan oleh tanaman untuk bertumbuh dan berkembang.

Ini yang bisa kita amati pada tumbuhan air seperti teratai atau enceng gondok. Tumbuhan tersebut tetap hidup di atas permukaan air meski tidak berada di atas permukaan tanah.

Apa kesimpulan Anda dengan paparan singkat ini? Ternyata tidak yang ada yang baru di dunia ini. Kita hanya diharapkan untuk jernih mengamati fenomena kehidupan dan merumuskannya kembali sebagai teknologi atau cara untuk memperoleh hidup yang lebih baik. Hidroponik adalah teknologi. Ini merupakan cara atau teknik budi daya tanaman tanpa tanah yang bisa kita gunakan untuk menghasilkan pangan. Untuk kehidupan kita.

 

2. Hidroponik tidak alami dan anorganik

Mitos ini hendak mengatakan bahwa budi daya tanaman dengan hidroponik tidak alami sehingga hasil panennya bisa membahayakan kesehatan manusia. Mitos ini seperti mau mengatakan bahwa ada rekayasa genetika atau bahan pangan yang dihasilkan dengan hidroponik adalah hasil mutasi genetika. Mitos ini salah besar. Apa yang dimaksudkan dengan sistem budi daya tanaman yang buatan dan yang alami? Bertani secara konvensional dalam arti mengolah tanah untuk menumbuhkan tanaman adalah cara yang mengubah ekosistem yang alami menjadi ekosistem buatan sehingga sesuai dengan tujuan dan kepentingan manusia untuk memproduksi pangan. Pertanian adalah ekosistem buatan. Bukan ekosistem alamiah lagi. Hutan dibuka, pohon-pohon ditebangi, saluran air dibangun, tanah diolah kemudian benih atau bibit tanaman ditanam. Ekosistem alam yang asli atau alamiah sudah berubah menjadi ekosistem buatan yaitu ekosistem pertanian untuk mendukung proses budi daya tanaman.

Hidroponik juga menciptakan ekosistem pertanian buatan. Tanaman tidak ditanam di tanah tetapi di lubanglubang talang atau pipa paralon yang dialiri air dan larutan hara. Lingkungan tempat hidup tanaman dibuat oleh manusia

Tetapi bagaimana dengan hasil panennya? Tanaman sayuran sawi sendok yang ditanam dengan teknik hidroponik tetap sama dengan tanaman sawi sendok yang ditanam di lahan pertanian. Sama tidak berubah. Tetap sawi sendok yang alami. Bukan buatan. Maka hidroponik sekali lagi merupakan cara menghasilkan pangan yang dibutuhkan manusia sama persis dengan yang dihasilkan dari teknik budi daya tanaman yang lain seperti yang ditanam di lahan pertanian.

Hal berikut yang dibuatkan paradoks adalah bahwa prodük pangan dari hidroponik diklaim sebagai mengandung bahan kimia dan tidak merupakan bahan pangan organik.

Hidroponik tidak seperti tanah sebagai media tanam yang dapat menyimpan unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Unsur hara unsur untuk budi daya tanaman dengan metode hidroponik disiapkan oleh manusia dalam bentuk pupuk dengan formulasi yang sudah diketahui setelah mengetahui mineral-mineral yang dibutuhkan tanaman. Mineral yang dibutuhkan tanaman itulah yang disebut unsur hara. Mineral atau unsur hara ini ketika diserap oleh akar tanaman selalu dalam bentuk ion anorganik. Meski sumber unsur hara itu dari bahan organik ketika diserap tanaman selalu dalam bentuk ion anorganik.

Maka unsur hara yang dibutuhkan hidroponik dengan formulasi pupuk dalam bentuk bahan kimia sama persis dengan unsur hara yang dibutuhkan tanaman ketika dibudidayakan secara organik pada lahan pertanian. Bedanya, melalui hidroponik kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang sesuai. Tidak ada yang terbuang sehingga tidak ada pencemaran bahan kimia dari budi daya hidroponik.

Dengan demikian, bahan pangan seperti sayur dan buah yang dihasilkan dari budi daya hidroponik merupakan bahan pangan sehat dan alamiah karena unsur hara yang diserap tanaman dalam bentuk ion dan diubah oleh tanaman melalui proses fotosintesis menjadi karbohidrat. Hasil fotosintesa ini yang kita peroleh dalam bentuk hasil panen sayur dan buah.

instalasi hidroponik

3. Hidroponik tidak ramah lingkungan

Mitos ini sangat menyesatkan. Sekarang mari Anda bayangkan. Sebuah rumah tanpa pekarangan, tetapi di tembok rumahnya terpasang instalasi hidroponik. Pipapipa paralon dirancang bertingkat-tingkat dengan tanaman

yang tumbuh subur. Sebuah tandon air tertanam dalam tanah dengan bantuan pompa aquarium memompa dan mengalirkan larutan unsur hara ke dalam pipa-pipa paralon. Unsur hara yang dilarutkan dalam air mengalir terus menerus tanpa henti memasok unsur hara bagi tanaman. Nah, instalasi hidroponik yang menghadirkan tanaman hijau tersebut tentü ramah lingkungan.

Pemanasan global yang menyebabkan perubahan iklim sangat terasa di perkotaan. Kota yang padat dengan kendaraan bermotor menghasilkan gas buang karbon dioksida yang sangat tinggi. Matahari pagi hampir tidak terlihat di perkotaan karena atmosfirnya sudah tertutup oleh asap kendaraan bermotor. Gas buang kendaraan bermotor ini menyumbang gas yang membentuk selimut termal yang melingkupi atmosfir bumi sehingga keadaan di permukaan bumi menjadi lebih panas. Keadaan inilah yang disebut sebagai efek rumah kaca.

Dengan demikian, naiknya suhu permukaan bumi karena gas rumah kaca jumlah menumpuk di atmosfir seperti uap air, karbondikosida, karbon monooksida, metana dan menjadi perangkap sinar matahari. Bila konsentrasi gasgas tersebut terus meningkat maka semakin banyak panas yang terperangkap di bawah atmosfir bumi. inilah yang menyebabkan suhu udara di perkotaan jauh lebih panas dibandingkan di pedesaaan.

Cara terbaik untuk melawan pemanasan global adalah menanam pohon agar kadar karbondioksida di udara dapat dikurangi. Pepohonan yang rimbun menyerap karbon dioksida untuk fotosintesis dan menyimpan hasil asimilasi dalam bentuk karbon (karbohidrat) di dalam kayunya dan kemudian melepaskan gas oksigen ke dalam lingkungan. Oksigen inilah yang memberikan kesegaran dan kesejukan serta dibutuhkan makhluk hidup terutama manusia untuk bernapas.

Menanam pohon di kota tentu tidak mudah. Lahan terbatas. Kota lebih menampilkan rimba raya hutan beton melalui gedung-gendung jangkung. Kota tidak bisa ikut berkeperan mengurangi pemanasan global bila mengandalkan penanaman pohon.

Salah satu solusi yang bisa dilakukan, mudah dilakukan, dan bisa dikerjakan oleh siapa saja adalah dengan mengembangkan hidroponik di setiap pekarangan rumah. Bahkan hidroponik bisa diterapkan di perkantoran, gedunggedung vertikal, apartemen, hotel, dan kondominium. Kota-kota dunia sekarang ini sudah menerapkan arsitektur gedung-gedung vertikal yang dilengkapi dengan kebun vertikal (vertical garden). Salah satu bentuk vertical garden yang bisa dikerjakan adalah dengan hidroponik.

Sebuah langkah nyata dan kecil yang Anda lakukan di pekarangan rumah dengan hidroponik bila dilakukan bersama-sama secara serentak akan merupakan sebuah lompatan raksasa untuk membangun masa depan bersama yang lebih baik. Inilah yang dikatakan oleh Neil Amstrong ketika menjejakkan kakinya pertama kali di bulan dalam penerbangan ruang angkasa Apollo I I bahwa sebuah langkah kecil di bulan akan merupakan sebuah lompatan raksasa dalam peradaban hidup manusia.

Dengan demikian kita bisa membuktikan bahwa hidroponik merupakan cara budi daya tanaman yang ramah lingkungan.

Bagaimana soal air? Ada yang mengatakan hidroponik memboroskan air dan pupukÈ™ Justru hal yang sebalikanya yang benar. Hidroponik merupakan cara budi daya tanaman yang sangat efisien dengan air. Tidak ada air yang terbuang dalam sistem budi daya tersebut. Akar tanaman menyerap unsur hara secara efektifsesuai dengan kebutuhan pertumbuhan tanaman. Akar tanaman tidak perlu mencari unsur hara kemana-mana karena air membawa unsur hara tersebut pada akar tanaman sehingga seluruh energi yang dikeluarkan tanaman digunakan untuk pertumbuhan. Ini pula yang menyebabkan tanaman yang dibudidayakan dengan hidroponik bisa cepat dipanen.

Berbeda halnya dengan cara bertani konvensional. Air yang disiram pada permukaan tanah tempat tumbuh tanaman tidak seluruhnya masuk ke dalam tanah tetapi ada mengalir pada permukaan tanah. Sehingga kebutuhan tanaman akan air yang melarutkan unsur hara menjadi berkurang. Akar tanaman pun harus terus bertumbuh bertambah panjang agar bisa menjakau unsur hara yang terlarut dalam air. Dengan demikian, sebagian energi digunakan tanaman hanya untuk mencari dan menyerap unsur hara sehingga pertumbuhan tanaman menjadi terhambat.

Begitu pula yang terjadi dcngan tanaman pertanian di sawah yang dipupuk dengan pupuk nitrogen dan fosfat. Pcnggunaan yang bcrlcbihan dari pupuk tersebut menyebabkan pcnccmaran tanah dan air seperti terjadinya eutrofikasi yaitu memburuknya keadaan perairan seperti sungai dan danau.

Dalam pcrtanian konvcnsional, pcnggunaan input buatan terutama pupuk dan pcstisida kimia ditengarai merupakan salah satu penycbab kerusakan dan penurunan kualitas lingkungan. Scperti dilaporkan oleh The United State Environmental Protection Agency (USEPA), polutan terbesar terhadap sumberdaya alam di USA adalah dari sektorpertanian (Archer and Shogren, 1994). Demikian pula di Indonesia semangat revolusi hijau ternyata telah mewarnai kebijakan pembangunan pertanian selama beberapa dekade terakhir yang ditandai oleh masih diandalkannya penggunaan input kimiwai dalam paket-paket rekomendasi teknologi kultur teknis dalam rangka untuk peningkatam produksi pangan.

Penggunaan pestisida kimia yang sangat tinggi di Indonesia karena didukung oleh subsidi pemerintahi Pada tahun 1986 jumlah subsidi pestisida 179 juta US dollar (kurang lebih 0.17 persen dari PDB dan 0.8 persen dari total pengeluaran pemerintah) dan selama periode 1976-1987 hampir mendekati 1.5 milyar US dollars. Situasi ini berakibat penggunaan pestisida yang berlebihan dan inefisien, sehingga menyebabkan kerugian ekonomis dan kerusakan lingkungan.

Hal tersebut tidak terjadi dengan hidroponik. Seluruh unsur hara tanaman telah diformulasikan dalam jumlah yang dibutuhkan tanaman sehingga dapat diserap seluruhnya untuk pertumbuhan tanaman. Penggunaan pestisida kimia bukan merupakan pilihan dalam budi daya hidroponik. Demikian pula dengan penggunaan air. Sangat hemat!

 

4. Hidroponik itu canggih dan mahal

Mitos ini mau mengatakan bahwa karena hidroponik itu canggih maka hanya digunakan atau diterapkan oleh orangorang tertentu saja. Karena teknologinya canggih maka tentu mahal. Cara pandang ini sepenuhnya salah.

Hidroponik merupakan teknologi budi daya tanaman yang mudah diterapkan oleh siapa saja. Bahkan oleh anakanak sekali pun. Nah, coba Anda bandingan dengan budi daya tanaman yang konvensional. Anda harus berjerih payah mengeluarkan keringat untuk mencangkul saat mengolah tanah. Badan Anda harus berpeluh penuh keringat. Anda capai dan kehausan. Anda harus mengayunkan pacul berkalikali ke dalam panah untuk membongkar tanah. Apakah kegiatan mencangkul bisa dilakukan anak-anak? Tentu tidak, bukan?

Hidroponik memang cara canggih untuk menghasilkan Pangan. Dan bisa dilakukan siapa saja. Bahan-bahan yang digunakan pun mudah diperoleh. Bahkan dengan barangbarang bekas sekalipun Anda sudah bisa menghasilkan pangan. Bayangkan, hanya dengan wadah gelas plastik bekas air minum yang dibuang orang, Anda sudah bisa gunakan untuk menanam sayuran. Sedangkan pertanian konvensional, kalau Anda tidak punya tanah, Anda tidak bisa menanam sayuran. Jadi pasti lebih murah dengan hidroponik.

 

5. Hidropnik hanya ditanam dalam ruangan

Ada yang berpandangan bahwa hidroponik merupakan metode budi daya tanaman indoor atau dalam ruang. Tentu tidak demikian. Bisa dalam ruang, bisa juga luar ruang. Bahkan hidroponik memunculkan konsep budi daya tanaman tanpa tanah, tanpa matahari (no soil, no sun). Tanpa matahari tidak berarti tanaman dibudidayakan dalam ruang gelap. Tetapi tanaman yang dibudidayakan dalam ruang dengan metode hidroponik menggunakan cahaya buatan (lampu) yang diatur intensitas dan panjang gelombangnya mendekati sinar matahari. Inilah yang dimaksud no sun tetapi dengan cahaya buatan dalam ruang.

Tanamanyang dibudidayakan dengan metode hidroponik tetap membutuhkan sinar matahari sebagai sumber energi alam raya ini. Tanaman membutuhkan cahaya matahari untuk melakukan fotosintensis sehingga memberikan hasil sebagai bahan pangan kepada kita.

Tanaman hidroponik yang ditempatkan di luar ruangatau di bawah cahaya matahari memang bisa menggunakan green house. Tetapi pemberian green house tidak berarti hidroponik hanya bisa diaplikasikan dalam ruang. Dengan green house intensitas cahaya matahari bisa dikurangi sehingga tanaman tidak terpapar secara langsung oleh teriknya matahari, Namun yang perlu diingat, hidroponik tidak selalu membutuhkan green house. Tergantung skalanya usahanya saja.

 

6. Hidroponik tidak membutuhkan pestisida

Hama adalah binatang atau serangga yang berkompetisi dengan manusia dalam memperoleh sumber daya. Tanaman pangan adalah sumber daya hayati yang diusahakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Tetapi tanaman tersebut juga merupakan sumber pakan serangga hama sehingga serangga dan manusia berkompetisi dalam memperoleh sumber daya yang dibutuhkan.

Manusia sejak lama telah berusaha mengendalikan hama yang menyerang tanaman pertanian. Strategi dan taktik yang digunakan manusiajuga berevolusi selama berabad-abad. Dengan kata lain pula sesungguhnya hama dan manusia telah berseteru selama ribuan tahun dalam memperoleh sumber daya. Bahkan bisa dikatakan perseteruan manusia dan hama berlangsung abadi.

Nah, tanaman yang dibudidayakan dengan metode hidroponik tentu juga akan menarik datangnya serangga hama dan penyakit. Untuk melawan hama dan penyakit, manusia menggunakan pestisida. Dengan kata lain, tanaman hidroponik tetap membutuhkan pestisida untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman.

Tentu yang dipersoalkan adalah pestisida jenis apa yang digunakan? Pestisida kimia atau pestisida anorganik buatan pabrik sebaiknya tidak digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit yang menyerang tanaman hidroponik karena akan meninggalkan residu. Kita tetap dapat mengendalikan serangga hama dan penyakit dengan pestisida nabati atau pestisida organik yang berasal dari tumbuhan atau hewan.

Dengan pestisida organik, tidak ada bahan sisa atau residu pada tanaman yang berbahaya bagi manusia, ternak, dan lingkungan. Sehingga hasil panen tanaman hidroponik seperti sayur dan buah bebas racun pestisida kimia, Inilah yang menjadi keunggulan produk-produk pangan dengan metode budi daya hidroponik.

 

7. Hidroponik menghasilkan tanaman yang lebih besar

Hidroponik memberikan kemungkinan bagi tanaman untuk bertumbuh secara ideał karena unsur hara yang dibutuhkan tanaman dapat diberikan dałam proporsi yang tepat dan akurat. Tanaman dapat memperoleh makanan yang mereka butuhkan sesuai dengan tahap perkembangannya. Tidak lebih dan tidak kurang!

Berbeda dengan pertanian konvesional. Tanaman yang dibudidayakan di atas tanah memiliki perjuangan tersendiri dałam menyerap unsur hara. Akar tanaman harus berjuang tanpa henti dałam tanah untuk mengejar unsur hara yang cukup sebagai nutrisi bagi kehidupan tanaman. Tanaman membutuhkan energi lebih untuk menyerap unsur hara dałam tanah yang belum tentu tersedia di sekitar zona atau daerah perakaran.

Pada tanah berpasir karena partikel mineralnya besar menyebabkan air dan unsur hara bergerak cepat melewati zona akar tanaman. Ini tidak ideał untuk pertumbuhan tanaman seperti sayuran kecuali sejumlah besar air dan pupuk dipasok secara teratur.

Sedangkan pada ekstrim yang lain, pada tanah bertekstur liat memiliki kemampuan menyimpan air dan zat hara tanaman yang sangat tinggi. Tetapi air yang terkandung dalam tanah liat diserap dengan energi yang tinggi pula sehingga sulit dilepaskan terutama bila dalam keadaan kering. Unsur hara menjadi kurang tersedia untuk tanaman. Pada tanah liat, drainasenya buruk sehingga menyebabkan kekurangan oksigen dalam tanah. Terbatasnya udara yang mengandung oksigen dalam tanah akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman sehingga menghambat pernafasan tanaman, menghambat pula penyerapan air dan unsur hara dari dalam tanah, Dengan aerasi yang buruk ini, tanaman akan kekurangan zat hara. Keadaan inilah yang menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi tidak optimal.

Menariknya, dengan metode budi daya hidroponik, semuanya bisa Anda kendalikan dengan baik dan terukur. Unsur hara yang dibutuhkan tanaman dari udara seperti oksigen, juga dapat diperoleh secara baik. Akar tanaman yang tumbuh dalam air, meÅŸki akarnya tenggelam, namun memiliki persedian udara di sekitar perakaran tanaman dan oksigen dapat terlarut dalam air.

Dalam budi daya hidroponik, unsur hara selalu tersedia di sekitar akar tanaman sehingga tidak membutuhkan usaha ekstra dari kerja akar untuk mencari dan menyerap unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Aktivitas akar tanaman yang hemat energi ini memberikan kemungkinan yang lebih baik bagi tanaman untuk fokus pada pertumbuhan dan perkembangannya. Tanaman akan bertumbuh secara sebenarnya dan bukan lagi berusaha bertahan hidup seperti kalau ditanam di tanah. Tidak heran pula, sayur-sayuran yang dibudidayakan secara hidroponik mempunyai masa panen yang lebih cepat dibandingkan dengan sayuran yang ditanam di tanah.

Hidroponik dalam sejarahnya mengalami evolusi. Pelan tapi pasti. Julius von Sachs dan Wilhelm Knop, pada tahun 1860-1861 menumbuhkan tanaman dalam Iarutan hara tanpa menggunakan media inert. Metode Sach dan Knop kemudian dikenal sebagai nutriculture. Ini merupakan cikal bakal hidroponik. Akhirnya W.E Gericke (1937) dari California melakukan penelitian dengan menanam tomat dan sistem yang dia gunakan dinamakan nutriculture system hidroponics. Dari Gericke inilah muncul istilah hidroponik.

Menurut Savage (1985), hidroponik berdasarkan sistem irigasisnya dapat dibedakan menjadi:

(1) Sistem terbuka dimana larutan hara tidak digunakan kembali, misalnya pada hidroponik dengan penggunaan irigasi tetes drip irrigation atau trickle irrigation,

(2) Sistem tertutup, dimana larutan hara dimanfaatkan kembali dengan cara resirkulasi.

 

PENGEMASAN BAWANG MERAH

7:37 PM Add Comment

 


A.   Fungsi Pengemasan

Fungsi Pengemasan Pengemasan disebut juga pembungkusan, pewadahan atau pengepakan memegang peranan penting dalam pengawetan bahan hasil pertanian. Pada umumnya pengemasan berfungsi untuk menempatkan bahan atau hasil pengolahan atau hasil industri ada dalam bentuk-bentuk yang memudahkan penyimpanan, pengangkutan dan distribusi ke masyarakat pembeli. Fungsi pengemasan yang Iainnya adalah :

a.    Melindungi bahan terhadap kontaminasi dari luar, baik dari mikroorganisme maupun kotoran-kotoran serta gigitan serangga dan binatang pengerat.

b.    Menghindarkan terjadinya penurunan atau peningkatan kadar air bahan yang dikemas. Jadi bahan yang dikemas tersebut tidak boleh berkurang kadar airnya karena merembes ke luar atau bertambah kadar airnya karena menyerap uap air dari atmosfer.

c.    Menghindarkan terjadinya penurunan kadar Iemak bahan yang dikemasnya seperti pada pengemasan mentega digunakan pengemas yang tidak bisa ditembus lemak.

d.    Mencegah masuknya bau dan gas-gas yang tidak diinginkan dan mencegah keluarnya bau dan gas-gas yang diinginkan.

e.    Melindungi bahan yang dikemas terhadap pengaruh sinar, Hal ini terutama ditujukan untuk bahan pangan yang tidak tahan terhadap sinar seperti minyak dikemas dalam pengemas yang tidak tembus sinar.

f.     Melindungi bahan dari bahaya pencemaran dan gangguan fisik seperti : gesekan, benturan dan getaran.

g.    Membantu konsumen untuk dapat melihat produk yang diinginkan. Misalnya dengan digunakan pengemas yang transparan (tembus pandang).

 

B.   Jenis-Jenis Kemasan

Bahan kemasan secara umum dibagi menjadi 2 macam, yaitu kemasan produk pangan dan kemasan produk non pangan. Kemasan produk pangan umumnya menuntut jaminan keamanan Iebih daripada kemasan produk non pangan. Beberapa jenis kemasan yang sering digunakan sebagai pembungkus produk pangan adalah sebagai berikut:

a.    Kemasan plastik, biasanya digunakan sebagai kemasan primer, sekunder dan perkembanganya relatif stabil,

b.    Kemasan kertas, karton, biasa digunakan sebagai kemasan primer dan sekunderperkem angan dari kemasan ketonjuga relatifstabil,

c.    Kemasan fleksibel, digunakan sebagai kemasan primer dan perkembangannya meningkat pesat,

d.    Kemasan gelas, digunakan sebagai kemasan primer, perkembangan dari kemasan gelas ini relatif stabil,

e.    Kemasan logam, digunakan sebagai kemasna primer dan sekunder, perkembangannya relatifmenurun dengan pesat,

f.     Kemasan karung dan kayu, digunakan sebagai kemasan primer dan sekunder, perkembangan kemasannya relatif stabil.

 

C.   Pengemasan Bawang Merah

Pengemasan merupakan salah satu cara dalam memberikan kondisi yang tepat bagi bahan pangan untuk menunda proses kimia dalam jangka waktu yang diinginkan. Kerusakan yang disebabkan oleh lingkungan dapat dikontrol dengan pengemasan. Kerusakan ini antara lain absorbsi uap air dan gas, interaksi dengan oksigen dan kehilangan serta penambahan citarasa yang tidak diinginkan. Kerusakan yang bersifat alamiah dari produk tidak dapat dicegah dengan pengemasan, kerusakan ini antara lain adalah kerusakan secara kimiawi.

Kerusakan kimiawi antara lain disebabkan karena perubahan yang berkaitan dengan reaksi enzim, rekasi hidrolisis dan reaksi pencoklatan non enzimatis yang menyebabkan perubahan penampakan. Pengemasan adalah suatu cara atau suatu perlakuan pengamanan terhadap bahan atau produk agar bahan dan produk tersebut baik yang belum maupun yang sudah mengalami pengolahan sampai ke tangan konsumen dengan selamat. Di dalam pelaksanaan pengemasan terjadi gabungan antara seni, ilmu dan teknologi penyiapan bahan, untuk pengangkutan dan penjualan, karena pengemasan harus mampu melindungi bahan yang akan dijual dan menjual bahan yang dilindungi.

Bawang merah dapat dipanen setelah umurnya cukup tua, biasanya pada umur 60 70 hari. Tanaman bawang merah dipanen setelah terlihat tanda-tanda 60% leher batang lunak, tanaman rebah, dan daun menguning. Pemanenan sebaiknya dilaksanakan pada keadaan tanah kering dan cuaca yang cerah untuk mencegah serangan penyakit busuk umbi di gudang. Bawang merah yang telah dipanen kemudian diikat pada batangnya untuk mempermudah penanganan. Selanjutnya umbi dijemur sampai cukup kering (1-2 minggu) dengan dibawah sinar matahari langsung, kemudian biasanya diikuti dengan pengelompokan berdasarkan kualitas umbi. Pengeringan juga dapat dilakukan dengan alat pengering khusus sampai mencapai kadar air kurang lebih 80%. Apabila tidak langsung dijual, umbi bawang merah disimpan dengan cara menggantungkan ikatan-ikatan bawang merah di gudang khususÈ™ pada suhu 25-30 oc dan kelembaban yang cukup rendah 60-80%).

Pengemasan merupakan usaha yang efektif dalam melindungi umbi bawang merah dari penyebab kerusakan fisik, kimia, biologis maupun mekanis sehingga dapat sampai ke tangan konsumen dalam keadaan sesuai dengan keinginannya.

Beberapa persyaratan yang harus diperhatikan dalam pemilihan kemasan antara lain :

a.    Mudah diangkut,

b.    Mudah disusun dalam pengangkutan,

c.    Dapat melindungi mutu dan kehilangan hasil,

d.    Memudahkan sistem penjualan dan

e.    Harganya memadai. Jenis kemasan yang digunakan tergantung kepada tujuan pemasaran

 

PENGERINGAN BAWANG MERAH

7:35 PM Add Comment

 


A. Pelayuan dan Pengeringan

Setelah bawang merah dipanen tindakan selanjutnya adalah dilakukan dengan segera adalah pelayuan dan pengeringan. Hal ini mencegah kerusakan umbi akibat busuk atau serangan penyakit. Cara yang dapat ditempuh untuk mengeringkan bawang merah yaitu dengan menjemur dan menggunakan teknologi system pengeringan dan penyimpanan (instore drying).

Pengeringan bawang merah yang sering dilakukan oleh petani adalah dengan menjemurnya dibawah sinar matahari. Ikatan-ikatan bawang merah dijajarkan dengan posisi umbi bawang dibawah daun diatas, dalam keadan demikian daun akan mendapat panas, matahari langsung dan akan mengalami pengeringan lebih dulu.

Pengeringan dengan penjemuran ini ada kelemahannya, untuk menjemur bawang merah diperlukan tempat terbuka yang cukup luas. Disamping itu jika panen dilakukan musim hujan sehingga penjemurannya tidak dapat dilakukan dengan sempurna maka dapat menyebabkan infeksi bateri pembusuk sehingga bawang yang dihasilkan mutunya rendah dan tidak dapat dsimpan lama.

Tahap pertama yang dilakukan setelah bawang merah dipanen adalah penjemuran. Maksud penjemuran pada umbi bawang merah adalah untuk menghilangkan air yang terkandung dalam kulit luar dan leher batang supaya kering sedemikian rupa sehingga tidak menarik air keluar dari bagian dalam umbi. Dengan demikian, umbi tidak akan banyak kehilangan bobotnya dan tidak akan mengkerut serta sedikit sekali kemungkinannya akan terserang penyakit busuk umbi selama penyimpanan hingga dapat disimpan cukup lama.

Dalam kegiatan pengeriangan ini juga dilakukan dua kegiatan yaitu pembersihan dan sortasi bawang. Pembersihan bawang merah merupakan kegiatan untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada umbi seperti tanah dan akar serta memperoleh umbi yang berkualitas baik, sedangkan  kegiatan sortasi dilakukan untuk memisakan antara umbi yang baik (bernas), tidak cacat fisik atau busuk, berukuran seragam.

Selain penjemur sebenarnya masih ada suatu proses yang disebut pengeringan yang bertujuan untuk membantu perkembangan warna kulit bawang merah supaya mengkilat dan menarik. Akan tetapi karena pengeringan itu merupakan proses lanjutan yagn dimulai sebelum umbi bawang merah kering benar maka ke dua prose situ sering disatukan menjadi pengeringan.

Pengeringan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :

a. Pengeringan Tradisional

Pengeringan tradisional dilakukan dengan menjemur umbi bawang merah yang telah diikat dan diletakkan di bawah sianr matahari pada alas anyaman bambu, biasanya penjermuran ini dilakukan antara 1 -2 minggu, tergantung keadaan cuaca penjemuran dilakukan dengan posisi umbinya di bawah dan daunnya di atas, kemudian setelah hamper kering dibalik aagar warnanya menjadi baik. Setelah umbi mencapai kadar air 80-85% baru disimpan di gudang.

Apabila kondisi sering hujan, pengeringan dapat dilakukan dengan cara di angin-anginkan di tempat teduh sehingga pengeringan ini memakan waktu lama. Oleh karena itu perlu dilakukan dengan pengeringan buatan.

b. Pengeringan buatan

Pengeringan buatan dapat dilakukan dengan panas dari kompor atau energy surya. Waktu dan suhu yang dianjurkan untuk pengeringan umbi bawang merah secara buatan berkisar 6 jam, dengan suhu 46 0C atau 14-17 hari pada suhu 16-17 0C dengan kelembaban udara relative 70-80.

 

B. Teknologi Sistem Pengeringan dan Penyimpanan

Agar proses pengeringan dapat berjalan terus tanpa kendala cuaca dan tidak memerlukan tempat yang terlalu luas, menggunakan suatu teknologi system pengeringan penyimpanan (instoe drying), dimana dalam system ini kondisi ruang dapat diatur sesuai dengan kondisi , dinding bangunan dari fibre glass , rak pengering penimpanan berupa rak gantung yang dibuat dari bambu. Berdasaran hasil penelitian diketahui bahwa pengerigan bawang merah dengan instore drying lebih cepat dibandigkan dengan cara pengeringan yang dialkukan petani (panas matahari). Selain itu pengeringan dengan instore drying juga tidak menyebabkan kerusakan yang berarti yaitu hanya berkisar antara 0.24 — 0.72%, jauh lebih baik jika dibandingkan dengan penjemuran, dimana kerusakannya bisa mencapai 1.68%.

 

 

Cara pengeringan sangat berpengaruh terhadap proses fisiologis dalam penyimpanan di gudang. Umbi yang diekringkans ecara tradisional setelah disimpan 3 bulan dalam gudang akan kehilangan bobot 15 %. Sedangkan yang diekringkan secara buatan, bobotya hanya berkurang/turun 13 %.

Kehilangan bobot semakin tinggi dan cepat apabila umbi dipungut/dipanen masih muda. Umbi Yang luka dapat menyebabkan cepatnya penguapan sehingga cepat kehilangan bobot dan mudah terjangkit penyakit busuk umbi dalam gudang. Oleh karena itu supaya umbi tahan lama yang disimpan dalam gudang harus memenuhi beberapa syarat antara lain :

a.Umbi dipungut/dipanen cukup tua

b.Umbi tidak boleh terluka

c.Umbi cukup kering , kadar air 80 %

d.Suhu ruang penyimpanan antara 25 —30 0C dengan kelembabn udarg 70-80 %.

e.Sirkulasi udara dalam gudang cukup baik

Penyimpanan mempunyai peranan penting bagi berbagai pihak. Bagi petani produsen penyimpanan berperan sebagai usaha penyelamatan dan pengamanan hasil panen dan sarana untuk mendapatkan keuntungan harga yang tinggi mengingat harga yang umumnya rendah pada saat musim panen. Umbi bawang merah mempunyai sifat mudah mengalami kerusakan. Jenis kerusakan yang sering terjadi selama penyimpanan yaitu berupa pelunakan umbi, keriput, keropos, busuk, pertunasan, pertumbuhan akar dan tumbuhnya massa yang berwarna gelap akibat kapang. Kerusakan tersebut bisa diperkecil dengan memperhatikan faktor-faktor berikut : (a) bawang merah yang disimpan memiliki mutu yang baik dengan tingkat ketuaan yang optimum, (b) proses dehidrasi berlangsung dengan baik, (c) dilakukan pengaturan kondisi ruang penyimpanan. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah perawatan umbi bawang merah setelah pengeringan dan selama penyimpanan antara lain : (a) penurunan suhu bawang merah menjelang penyimpanan dengan cara menyimpan di atas lantai ruang terbuka selama 1-2 hari dengan tujuan untuk menurunkan panas lapang dari penjemuran, (b) emilihan umbi bawang merah dengan cara membuang umbi yang rusak akibat fisiologis, mekanis ataupun mikroorganisme pada waktu sebelum dan selama penyimpanan. Kondisi ruang penyimpanan harus disesuaikan dengan karakteristik bawang merah yakni suhu 20-330C. kelembaban nisbi 65-70%, ventilasi yang memadai dan terpeliharanya kebersihan ruangan.

 

MENENTUKAN WAKTU PANEN YANG TEPAT PADA BAWANG MERAH

7:33 PM Add Comment

 


A.Penentuan saat Panen Bawang Merah

Menetuntukan Saat panen adalah menetapkan saat panen yang tepat sehingga tidak terjadi atau paling tidak mengurangi kendala Yang mungkin nanti dihadapi pada saat panen atau pasca panen. Kegiatan ini perlu dilakukanan dengan pertimbangan-pertimbangan yang berkaitan dengan iklim, kematangan hasil dan faktor-faktor Iain seperti ketersediaan peralatan, perlengkapan, tenaga kerja dan pengangkutan hasil produksi. Kegiatan ini penting dilakukan bagi petani, baik untuk tanaman semusim (tanaman pangan dan hortikultura) maupun tanaman tahunan (tanaman buah-buahan dan tanaman industri). Jika petani tidak menentukan saat panen dari usaha pertaniannya maka kemungkinan petani akan menghasilkan produksi yang tidak maksimal, baik kualitas maupun kuantitasnya. Akibatnya keuntungan petanipun akan menjadi tidak maksimal. Kegiatan penentuan saat panen ini umumnya petani tidak melakukan, namun sesungguhnya dengan tanpa disadari bahwa beberapa petani telah melakukan kegiatan ini.

 

B.Pertimbangan Menentukan Saat Panen

Sebagaimana kepentingan perlunya ditentukan saat panen adalah mengacu dari berbagai pertimbangan-pertimbangan yang merupakan dasar untuk mengambil keputusan mengapa tanaman harus segera dipanen atau ditunda. Adapun pertimbangan-pertimbangan tersebut antara lain:

“Adanya kriteria yang diberlakukan bagi tanaman untuk siap dipanen sesuai dengan kebutuhan produksinya. Apakah hasil panen akan dijual sesuai kriteria permintaan pasar atau sesuai kriteria pemanfaatan hasil produksi, misalkan untuk benih.

Pertimbangan waktu yang berkaitan dengan keadaan cuaca/iklim pada saat panen, baik untuk kemudahan pada saat pelaksanaan panen ataupun karena pengaruh eiaca/iklim terhadap sifat hasil produksi yang akan dipanen,

Pertimbangan umur tanaman atau umur buah, dimana untuk beberapa jenis tanaman sudah mempunyai ketentuan pada umur tertentu sudah harus dipanen.

Kriteria Penentuan Saat Panen Sebagaimana diuraikan diatas bahwa ada beberapa kriteria yang sebaiknya diikuti untuk menentukan saat panen. Hal ini tergantung dari apakan hasil Produksi akan langsung dijual atau akan dijadikan benih.”

Namun secara umum kriteria yang biasa digunakan bagi para petani adalah sebagai berikut:

1) Berdasarkan kenampakan (Visual)

Beberapa jenis komoditas dapat ditentukan saat panennya berdasarkan kenampakan baik kenampakan dari buah, batang ataupun daunnya. Misalnya; warna, keadaan kulit, ukuran, bentuk dsb. Berdasarkan kriteria ini adalah sangat mudah unluk dilakukan karena dapat dilihat secara langsung.

2)Berdasarkan fisik (morphologisnya)

Beberapa jenis komoditas tanamam dapat dilihat dari segi fisik atau morphologisnya, Misal; tingkat kekenyalan, berat persatuan buah/biji, keriput atau bernas, dan lain-lain. Contoh buah kelapa, kalau tua akan mengecil Penentuan panen dengan metode ini sangat subyektif dan juga dipengaruhi faktor lingkungan.

3)Berdasarkan analisis kimin

Sebagian prodüksi diambil sebagai sampel untuk dilakukan analisis kimia di laboratorium. Dari hasil analisis tersebut akan dapat menentukan sifat kimiawi dari hasil prodüksi yang sedang diuji dan barulah dapat ditentukan apakah tanaman sudah bisa dipanen atau menunggu beberapa hari lagi sesuai dengan persyaratan kualitas prodüksi yang dikehendaki.

4)Berdasarkan kadar air

Kriteria ini biasa diterapkan untuk tujuan tertentu; misalnya untuk penghasil prodüksi benih. Penentuan panen dengan metode ini dapat lebih obyektif karena panen baru dilakukan jika biji telah mencapai kadar alr tertentu. Meskipun demikian kadar air benih sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan karena biji selalu dalam keadaan equilibrium dengan ilingkungan sekitamya.

5)Berdasarkan fisiologi

Sebagaimana penentuan kadar air yang juga dilakukan dilaboratorium, sifat-sifat kimia yang biasa ingin diketahui adalah kadar gula dan tingkat keasamannya. Misalnya pada tanaman tebu dan karet merupakan tanaman sepesifik yang memerlukan analisis 'ini untuk menentukan saat panen.

6)Berdasarkan Umur tanaman

Pada umumnya adalah tanaman semusim atau tanaman yang hanya satu kali periode prodüksi langsung mati. Kelemahan penentuan saat panen berdasarkan umur adalah bahwa umur tanaman (mulai sebar benih sampai panen) sangat dipengaruhi oleh lingkungan sehingga sangat bervariasi. Pada umur tertentu ternyata tanaman belum siap panen, padahal seharusnya sudah harus dipanen. Misalkan jagung manis dapat dipanen setelah umur 70 hari sejak tanam, semangka 64 — 80 hari sejak tanam, dan lain-lain

 

C. Umur tanaman Bawang merah siap panen

Umur tanaman Bawang merah siap panen bervariasi antara 60-90 hari, tergantung varietasnya. Ciri-ciri tanaman Bawang merah siap panen adalah umbi tampak besar dan beberapa daun berwarna kecoklatan. pemanenan sebaiknya dilakukan pagi hari saat cuaca cerah. Keadaan tanah pada saat panen diusahakan kering untuk mencegah terjadinya pembusukan umbi. Panen dilakukan dengan mencabut tanaman secara perlahan. Jika tanah terlalu keras, pencabutan sebaiknya dibantu dengan menggunakan cukil atau gancu agar umbi bawang merah tidak rusak.

Setelah dipanen, umbi dijemur di atas bedengan bekas tanam. untuk memudahkan proses penjemuran, bawang merah diikat setiap 3-5 kg. daun Bawang merah yang sudah diikat direbahkan hingga menutupi umbi. Penjemuran dilakukan dengan posisi umbi di bawah, tertutup daun yang direbahkan.Bawang merah ditutup dengan plastik pada sore hari. lama penjemuran sekitar 3-5 hari, tergantung keadaan cuaca, hingga daun bawang mearh benar-benar kering. Bawang merah bisa dipasarkan setelah dibersihkan dan dipotong daun dan akarnya.

 

D.Rangkuman

Menentukan saat panen adalah menetapkan saat panen yang tepat sehingga tidak terjadi atau paling tidak mengurangi kendala yang mungkin nanti dihadapi pada saat panen atau pasca panen. Kegiatan ini perlu dilakukanan dengan pertimbangan-pertimbangan yang berkaitan dengan iklim, kematangan hasil dan faktor-faktor lain seperti ketersediaan peralatan, perlengkapan, tenaga kerja dan pengangkutan hasil produksi. Kegiatan ini penting dilakukan bagi petani, baik untuk tanaman semusim (tanaman pangan dan hortikultura) maupun tanaman tahunan (tanaman buah-buahan dan tanaman industri). Jika petani tidak menentukan saat panen dari usaha pertaniannya maka kemungkinan petani akan menghasilkan produksi yang tidak maksimal, baik kualitas maupun kuantitasnya. Akibatnya keuntungan petanipun akan menjadi tidak maksimal. Kegiatan penentuan saat panen ini umumnya petani tidak melakukan, namun sesungguhnya dengan tanpa disadari bahwa beberapa petani telah melakukan kegiatan ini.