BAB I PENDAHULUAN
Ayam kedu merupakan jenis ayam lokal yang mempunyai karakteristik
dan keunggulan tersendiri dibandingkan ayam lokal lainnya. Ayam kedu ini
berasal dari daerah Karisidenan Kedu, Jawa Tengah tepatnya didaerah Temanggung
dan sekitarnya. Jenis ayam kedu ada tiga macam, yaitu: kedu putih, kedu hitam
(atau sering disebut dengan ayam cemani) dan campuran. Ketiga jenis ayam kedu
tersebut dibedakan berdasarkan warna bulunya.
Ayam Kedu putih populasinya sangat sedikit sedangkan ayam Kedu
warna (campuran) populasinya sudah tidak terkontrol karena sudah bercampur
dengan ayam lokal lainnya. Ayam Kedu hitam populasinya tidak diketahui secara
pasti. Ayam Kedu Hitam yang seluruh tubuhnya berwarna hitam lebih dikenal
sebagai ayam 'CEMANI', warna hitam pada seluruh ayam selain bulu juga menyebar
mulai dari jengger, kulit muka, mata, paruh, kaki, cakar, kuku sampai ke rongga
mulut dan lubang dubur (cloaca).
ayam cemani jantan dan betina |
Ayam cemani merupakan salah satu jenis ayam lokal khas propinsi
Jawa Tengah yang berasal dari Karisidenan Kedu tepatnya di daerah Kabupaten
Temanggung dan sekitarnya. Ayam cemani ini banyak dipelihara oleh masyarakat di
desa Kedu, desa Beji dan desa Kahuripan, Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung
sejak awal abad 20.
Perbedaan antara ayam Kedu
Hitam dan ayam Cemani adalah pada ayam Kedu Hitam sebaran warna hitam hanya
pada bulunya saja, sedangkan pada ayam Cemani sebaran warna hitam menyebar
keseluruh tubuh. Jadi ayam Cemani merupakan ayam Kedu hitam tetapi ayam kedu
hitam belum tentu ayam Cemani. Diduga ayam cemani ini didapat dari hasil
perkawinan antar keluarga yang dekat hubungan kerabatnya dari beberapa generasi
diikuti dengan seleksi kearah ayam yang berwarna hitam.
BAB II PEMBAHASAN
A.
Sejarah Ayam Cemani
Asal usul ayam kedu hitam sampai saat ini belum dapat diketahui
dengan pasti. Banyak versi yang beredar di masyarakat diantaranya versi
Makukuhan dan versi Tjokromiharjo. Versi Makukuhan mengatakan bahwa ayam kedu
ini pada berakhirnya kerajaan Majapahit dibawa kekerajaan Demak oleh Ki ageng
Makukuhan, berkembang sampai ke daerah Kedu. Versi ini sudah melegenda di desa
Kedu dan sekitarnya. Versi lain diperkenalkan oleh seorang masyarakat dari desa
Kalikuto Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang bernama Tjokromiharjo. Tokoh ini
merupakan Kepala Desa Kalikuto yang mencurahkan perhatiannya dibidang peternakan.
Menurut Laporan Minggu Pagi tanggal 7 Juni 1959, bahwa Pak Tjokro mendapat
pengetahuan peternakan dari kursus-kursus yang diadakan oleh Dr. Douwes Dekker pada tahun 1919 di Bandung
dan hasil korespondensinya dengan ahli perunggasan dari Colorado bernama Mr.
Schelter.
Versi
pak Tjokro menceritakan bahwa ayam kedu asalnya bukan dari daerah Kedu. Ayam
Kedu merupakan hasil persilangan dari beberapa generasi ayam dari Inggris yang
dibawa oleh Rafles dengan ayam lokal dari daerah Dieng, Jawa Tengah. Jenis ayam
yang dibawa oleh Rafles tersebut diperkirakan ayam Dorking dan hasil keturunan
dari hasil perkawinan tersebut menyebar sampai ke daerah Kedu dan sekitarnya.
Nama
ayam Kedu muncul pada tahun 1926, sebelumnya nama ayam Kedu adalah ayam hitam.
Nama ayam hitam dikenal pada tahun 1924, pada waktu itu Pak Tjokro mengikutkan
ayam hitamnya di Pekan Raya Surabaya dan mendapat hadiah utama. Pada tahun 1926
ayam hitam Pak Tjokro diikutkan lagi di Pekan Raya Semarang dan mendapat juara
lagi. Karena banyak ayam hitam yang ikut pada lomba tersebut untuk membedakan
ayam Pak Tjokro diberikan nama ayam hitam kedu sesuai daerah asal Pak Tjokro
yaitu Karisidenan Kedu. Nama ayam hitam kedu disingkat menjadi ayam kedu.
Ayam
kedu merupakan salah satu kelompok ayam dari berbagai ternak unggas di
Indonesia yang hidup dan berkembang di dalam wilayah Kedu Kabupaten Temanggung.
Warna bulu ayam kedu sangat bervariasi dari putih, blorok, wido, abu, merah dan
hitam namun terdapat kecenderungan peternak untuk mengembangkan hanya yang
berwarna hitam polos atau hitam dengan sedikit warna merah tua didaerah leher
dan punggung
Ayam
kedu termasuk dalam tipe dwiguna, yaitu ayam yang dapat diambil manfaatnya
berupa daging dan telurnya, bahkan kadang-kadang untuk hobi (biasanya ayam kedu
hitam/cemani). Permasalahan yang dihadapi dalam perkembangan ternak ayam kedu
adalah rendahnya produktivitas ayam kedu, sebagai akibat dari pengelolaan yang
masih tradisional, sehingga upaya yang dilakukan adalah mengubah pengembangan
ayam kedu dari pola tradisional menjadi berwawasan agribisnis. Untuk itu ada
beberapa faktor pendukung yang perlu diperbaiki, yaitu mulai dari pengelolaan
sarana produksi, teknologi yang tepat guna, dukungan permodalan, pasar serta
peternak yang berwawasan bisnis. Ayam kedu merupakan salah satu jenis ayam
buras yang telah populer sejak lama dan telah menyatu dengan kehidupan
masyarakat petani di pedesaan. Ayam kedu dipelihara dengan berbagai tujuan dan
manfaat antara lain sebagai penghasil daging dan telur, untuk menambah
pendapatan serta sebagai hobi dan kesayangan (khususnya ayam cemani / kedu
hitam).
B.
Jenis-jenis Ayam Kedu
Menurut versi Balitnak (2004), ada beberapa
jenis ayam kedu yang disebut sesuai dengan warnanya bulu dan tubuhnya, yaitu
kedu hitam (lebih dari 90,6 persen), ayam kedu putih (3,4 persen) ayam kedu
cokelat (0,2 persen), ayam kedu kelabu (0,1 persen) dan ayam kedu lurik (5,7
persen). Adapun menurut masyarakat peternak di Kabupaten Temanggung hanya ada
tiga jenis ayam kedu, yakni ayam kedu hitam, kedu putih dan kedu campuran.
Berdasarkan penampilan warnanya, ayam kedu dapat
dibedakan menjadi empat jenis sebagai berikut :
a. Ayam Kedu Hitam
Ayam kedu hitam mempunyai penampilan fisik
hamper hitam semua, tetapi kalau diamati secara teliti warnanya tidak terlalu
hitam. Penampilan kulit pantat dan jengger masih mengandung warna
kemerah-merahan. Bobot ayam kedu hitam jantan dewasa antara 2 Kg – 2,5 Kg,
sedangkan yang betinanya hanya 1,5 Kg. Ayam ini sering disamakan dengan ayam
cemani karena tampak serba hitam .
b. Ayam Kedu Cemani
Ayam kedu cemani memiliki penampilan sosok tubuh
hitam mulus, termasuk paruh, kuku, telapak kaki, lidah, telak (langit-langit
mulut), bahkan daging dan tulangnya juga hitam. Sosok tubuh ayam kedu jantan
dewasa tinggi besar dan bobotnyaantara 3 Kg- 3,5 Kg, sedangkan yang betina
dewasa berbobot antara 2 Kg- 2,5 Kg.
c. Ayam Kedu Putih
Ayam kedu putih ditandai dengan warna bulu putih
mulus, jengger dan kulit mukanya berwarna merah, sedangkan kakinyaberwarna
putih atau kekuning-kuningan. Jenggernya tegak berbentuk wilah. Bobot ayam
jantan kedu putih dewasa mencapai 2,5 Kg. Sedangkan bobot ayam kedu putih
betina 1,2 Kg – 1,5 Kg.
d. Ayam Kedu Merah
Ayam kedu merah ditandai dengan warna bulu hitam
mulus, tetapi kulit muka dan jengger berwarna merah, sedangkan kulit badannya
berwarna putih. Sosok tubuh ayam kedu merah tinggi besar dengan bobot ayam
jantan dewasa 3 Kg-3,5 Kg, Sedangkan bobot ayam betina 2 Kg- 2,5 Kg.
Menurut Balitnak (2004), ayam jantan dewasa pada
waktu berdiri normal mencapai tinggi sekitar 60 cm dengan lingkar dada mencapai
34 cm dan panjang sayap 25 cm. Sementara itu ayam betina dewasa mencapai tinggi
50 cm dengan lingkar dada 27 cm dan panjang sayap 21 cm. Bobot anak ayam umur
sehari berkisar antara 28-32 gram/ekor, kemudian bobot ayam betina umur 5 bulan
berkisar antara 1200-1300 gram/ekor. Adapun
ayam jantan umur 5 bulan berkisar antara 1400-1500 gram/ekor.
Umur pertama bertelur berkisar antara 4,6-6,5
bulan. Produksi telur pada pemeliharaan diumbar dan semi intensif berkisar
56-77 butir/ekor/tahun, berbeda dari ayam kedu yang dipelihara secara intensif
dalam kandang batere dapat mencapai 215 butir/ekor/tahun. Bobot telur ayam
berkisar antara 41-49 gram/butir. Konsumsi pakan ayam dewasa per hari mencapai 93 gram per ekor.
Berdasarkan hasil penelitian Cresswell dan
Gunawan (1982), yang membandingkan produksi telur antara ayam kedu dan jenis
ayam lokal lain selama 52 minggu menunjukkan bahwa produksi telur ayam kedu
hitam ’’cemani’’ lebih tinggi, yakni 58.8 persen; sedangkan jenis kedu putih 54
persen; ayam nunukan 50 persen dan ayam pelung 32 persen.
C.
Budidaya Ayam Cemani
Ayam kedu termasuk dalam
tipe dwiguna, yaitu ayam yang dapat diambil manfaatnya berupa daging dan
telurnya, bahkan kadang-kadang untuk hobi (biasanya ayam kedu hitam/cemani).
Permasalahan yang dihadapi dalam perkembangan ternak ayam kedu adalah rendahnya
produktivitas ayam kedu, sebagai akibat dari pengelolaan yang masih
tradisional, sehingga upaya yang dilakukan adalah mengubah pengembangan ayam
kedu dari pola tradisional menjadi berwawasan agribisnis. Untuk itu ada
beberapa faktor pendukung yang perlu diperbaiki, yaitu mulai dari pengelolaan
sarana produksi, teknologi yang tepat guna, dukungan permodalan, pasar serta
peternak yang berwawasan bisnis. Ayam kedu merupakan salah satu jenis ayam
buras yang telah populer sejak lama dan telah menyatu dengan kehidupan
masyarakat petani di pedesaan. Ayam kedu dipelihara dengan berbagai tujuan dan
manfaat antara lain sebagai penghasil daging dan telur, untuk menambah
pendapatan serta sebagai hobi dan kesayangan (khususnya ayam cemani/kedu
hitam).
Ada berbagai alasan yang
mendorong masyarakat untuk membudidayakan ayam kedu, antara lain karena ayam
kedu cepat berkembang baik, daging dan telurnya banyak disenangi konsumen
sehingga tidak mengalami kesulitan dalam pemasarannya walaupun harganya relatif
lebih mahal dari jenis unggas lain.
Manfaat langsung yang
dapat diperoleh masyarakat petani dari usaha peternakan ayam kedu adalah 1)
Dengan penjualan produknya (telur atau daging) akan diperoleh uang tunai yang
dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari; 2) Dengan mengkonsumsi telur dan
daging ayam lebih sering, maka pemenuhan gizi protein hewani menjadi meningkat
dimana hal ini akan berpengaruh langsung pada kesehatan, kekuatan, pertumbuhan
serta kecerdasan terutama pada anak-anak.
Secara teknis,
pengelolaan ayam kedu tidak terlalu menuntut penggunaan teknologi mutakhir,
karena ayam kedu memiliki kelebihan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan,
pakan mudah dan dapat memanfaatkan sisa-sisa hasil pertanian atau sisa-sisa
dapur serta lebih tahan terhadap penyakit.
Budi daya ayam cemani
relatif mudah, hanya butuh ketelatenan saja. Ayam cemani kecil sangat rentan
terhadap kematian terutama pada suhu yang rendah. Untuk mengantisipasinya
pemeliharaan DOC sampai usia satu bulan ditempatkan pada kandang Box yang
diberi lampu pijar. Lampu pijar akan membantu menjaga suhu ruangan tetap
hangat. Pada pagi hari box anakan Ayam Cemani ditempatkan pada tempat yang
terkena sinar matahari dan diletakkan pada tempat yang relatif teduh jika
matahari mulai terik.
Pakan ayam cemani pada
usia muda adalah konsentrat starter dengan pemberian pakan setiap kali ayam
lapar, semakin banyak anakan cemani mengkonsumsi makanan semakin cepat
pertumbuhannya asal jangan sampai terlalu gemuk. Setelah Usia satu bulan pakan
sudah mulai dicampur dengan makanan lain seperti bekatul,nasi aking dan
campuran makanan yang ada di sekitar kita. Pemberian campuran ini untuk
menghemat pakan konsentrat, karena menurut pengalaman peternak ayam cemani
pertumbuhan ayam cemani dengan pakan konsentrat murni dan campuran tidak ada
perbedaan yang significant, dari segi ekonomis kurang menguntungkan.
Dengan bertambahnya usia
ayam cemani bertambah pula ukuran tubuh dan jumlah bulu-bulunya, ayam sudah
harus mulai dipindah pada kandang yang lebih luas. Pemanasan dengan lampu pijar
diseduaikan dengan kebutuhan, jika suhu tidak terlalu dingin bisa ditiadakan.
Kandang yang terlalu sempit akan mengganggu pertumbuhan dan membuat kandang
menjadi lembab. Kandang yang lembab akan berpotensi mendatangkan bibit
penyakit. Penempatan kandang hendaknya terpisah dari pemukiman dan terkena
sinar matahari yang cukup terutama pada pagi hari. Karena itu pada Pola budi
Daya ayam cemani diusahakan kandang menghadap ke arah timur.
Ayam cemani dapat
dipelihara dalam kandang berlantai kawat, bambu ataupun langsung di atas lantai
tanah atau semen yang dialasi sekam atau serbuk gergaji secukupnya.
Ukuran kandang
bervariasi disesuaikan dengan besar-kecilnya ayam. Untuk ayam dewasa setiap
luasan lantai 1 m2, maksimum dapat diisi oleh 4-6 ekor. Ruangan dalam kandang
ayam harus terhindar dari pemanasan matahari langsung dan basah kena air hujan.
Ventilasi dibuat
secukupnya di sekitar dinding kandang. Kebersihan kandang harus selalu
dipelihara untuk menghindarkan ayam dari penyakit. Larutan desinfektant dapat
dipakai untuk menyeprot setiap pojok kandang setelah dibersihkan dari sampah
dan debu. Penerangan dapat diberikan secukupnya terutama untuk anak-anak ayam
agar memudahkan pengontrolan pada waktu malam hari.
Pada pemeliharaan ayam
cemani dewasa pemberian pakan sudah diatur satu hari dua kali, dengan makanan
berupa konsentrat petelur, jagung giling, bekatul dan campuran makanan lainnya.
Kandang juga sudah bukan lagi berupa box tapi berupa kandang terbatas, kandang
bateray, atau dibiarkan bebas berkeliaran. Pemberian konsentrat petelur ini
ditujukan untuk meningkatkan kualitas dan jumlah telur yang dihasilkan.
Telur-telur yang dihasilkan ayam cemani bisa dieramkan dengan cara natural
melalui indukan cemani, indukan ayam kamoung atau indukan entok. Dengan cara
yang lebih modern telur ayam cemani bisa dieramkan dengan menggunakan mesin
tetas dengan masa menetas 21 hari sama dengan ayam kampung biasa.
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Ayam cemani merupakan ayam lokal khas Indonesia yang berkembang awal di daerah
Temanggung. Ayam ini memiliki ciri seluruh
tubuhnya berwarna
hitam mulai dari
bulu, menyebar mulai dari jengger, kulit muka, mata, paruh, kaki,
cakar, kuku sampai ke rongga mulut dan lubang dubur (cloaca). Ayam
Cemani merupakan tipe ayam dwi guna yaitu bisa dimanfaatkan daging maupun
produksi telurnya. Manjemen pemeliharaan ayam Cemani sama dengan pemeliharaan
ayam buras pada umumnya. Jenis pakan yang diberikan pada umur 1 bulan ke atas berupa pakan komersil juga
bisa ditambahkan nasi aking, bekatul.
DAFTAR
PUSTAKA
Dressen, D.W. 1998. Hazard Analysis and Critical Control Point
Systems as a Preventive Tool. JAVMA 213: 1.741-1.744.
Murdiati.
T.B., A. Priadi, S. Rachmawati, dan Yuningsih. 2004. Susu Pasteurisasi dan Penerapan HACCP (Hazard Analysis Critical Control
Point). Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner 9: 172-180.
2 comments
Write comments2
ReplyKonten yang bagus dan bermanfaat bagi pemula.. Sangat keren, sama seperti Blog pemainayam.vip yang juga suka beri informasi seputar ayam jago
ReplySilahkan memberi komentar yang membangun EmoticonEmoticon