Sejarah Singkat Kaktus (Cactaceae)
Kaktus berasal dari kata Yunani “kaktos” yang berarti
tanaman berduri. Kemudian oleh Linneaus seorang botanikus, kaktus digolongkan
ke dalam tumbuhan berduri atau Cactaceae. Konon tanaman kaktus telah
tumbuh sekitar 100 juta tahun silam dengan bentuk yang tinggi, sekitar 60 juta
tahun kemudian tanaman kaktus menjadi punah akibat tenggelamnya Benua Amerika
oleh letusan gunung berapi. Setelah gunung berapi menghentikan kegiatan
vulkaniknya, kaktus kembali tumbuh dengan vigor yang pendek seperti yang sering
kita jumpai sekarang. Dengan demikian, dapat dikatakan telah mengalami evolusi,
baik bentuk dan tempat hidupnya (Endah dkk, 2002). Menurut Arifin (2004) asal
tanaman kaktus adalah Amerika terutama di kawasan Mexico, Texas, Arizona (AS),
Argentina, Bolivia, Peru dan Brazil.
Taksonomi dan Morfologi Kaktus
Taksonomi
Kaktus berdasarkan kedudukannya dalam taksonomi Indonesia
sebagai berikut :
Kingdom :
Plantae
Divisi :
Spermatophyta
Subdivisi :
Angiospermae
Kelas :
Dicotyledoneae
Ordo :
Cactales
Famili :
Cactaceae
Subfamili :
Opunteae
Genus :
Notocactus dan Mamillaria
Spesies : Mamillaria tolimensis, Notocactus leninghausii
(Endah dkk, 2002)
Morfologi
Secara Morfologi, tubuh kaktus terdiri dari akar, batang,
daun, duri, bunga, dan biji. Bagian-bagian tersebut diuraikan sebagai berikut
a.
Akar
Sistem perakaran kaktus
terdiri dari akar tunggang, akar cabang, dan akar rambut. Akar kaktus biasanya
tahan terhadap kekeringan, tetapi tidak tahan terhadap media atau keadaan tanah
yang menggenang.
b.
Batang
Batang kaktus umumnya
berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan air yang berbentuk lendir atau
getah yang tidak mudah menguap. Bentuk batang biasanya bulat, silindris, bulat
papak, dan panjang seperti tiang.
c.
Duri
Duri-duri ini tumbuh di
bagian areole. Areole adalah tempat dudukan tumbuhnya duri,
ranting atau cabang, daun, dan bunga.
d.
Daun
Tidak semua subfamili
kaktus memiliki daun. Daun kaktus berhelai satu, bertangkai pendek, dan
berukuran besar. Fungsi.daun sama seperti pada tanaman lain, yaitu sebagai
tempat berlangsungnya proses fotosintesis.
e. Bunga
Bunga kaktus berbentuk corong. Ukuran dan warnanya bervariasi, tergantung pada
jenisnya.
f.
Biji
Bentuk biji bulat kecil, berkulit tipis sampai tebal dan keras.
Biji memiliki permukaan kulit yang mengkilap dan berwarna coklat kehitam-hitaman.
(Endah dkk, 2002)
Syarat Tumbuh
Iklim
Tanaman kaktus dapat tumbuh di daerah yang iklimnya
berbeda-beda, terutama di daerah USA Selatan, Brazilia, curah hujannya minim
terutama di daerah padang pasir maupun daerah rumput (savana). Udaranya sangat
terik, matahari memancar sepanjang hari. Anginnya pun rata-rata deras
(Rismunandar, 1990).
Jenis Tanah
Daerah kaktus yang paling luas adalah tanah padang pasir
yang kering, sangat panas, hujan ala kadarnya, pada malam hari sangat dingin
dan anginnya sangat kencang. Padang pasir pada hakekatnya mengandung zat-zat
mineral yang diperlukan tanaman kaktus kecuali air (Rukmana dkk, 1998).
Ketinggian Tempat
Menurut Leo, Y dan Budiana (2005), syarat tumbuh tanaman kaktus antara lain :
berada pada ketinggian 1200 mdpl, suhu udara berkisar antara 160-340C.
Untuk perkecambahan biji (benih), membutuhkan suhu antara 260-350C.
Intensitas Cahaya
Kaktus dapat hidup di dataran rendah bersuhu
panas, tetapi menyebabkan warna batang cenderung lebih kusam. Kelembaban udara
(rH) yang ideal untuk kaktus berkisar antara 30% sampai 90%. Curah hujan
rendahnya yaitu 60 mm/bulan. Intensitas penyinaran 50-80% (Leo, Y dan Budiana, 2005).
Budidaya Kaktus Dengan Cara Penyambungan
Dalam kegiatan budidaya kaktus, yang perlu dipersiapan
dan diperhatikan adalah persiapan screenhouse, persiapan dan pemilihan pot, persiapan dan pemilihan media tanam,
penanaman, penyiraman, pemupukan, repotting, pengendalian hama dan
penyakit tanaman, dan perbanyakan kaktus.
a. Persiapan Screenhouse
Memiliki sebuah screenhouse adalah
sebuah kebutuhan apabila ingin membudidayakan kaktus. Pilihlah lokasi yang
terkena sinar matahari minimal 8 jam setiap harinya. Bahan bangunan untuk sreenhouse dapat
menggunakan kayu, atau bambu dan atapnya dapat menggunakan plastik UV.
b. Persiapan dan Pemilihan
Pot
Kaktus dapat ditanam
langsung ditanah tanpa menggunakan pot.
Namun, akan lebih menarik jika ditanam di dalam pot atau wadah. Penanaman
dengan menggunakan pot akan lebih mudah dalam perawatannya dan semua faktor
tambahan yang diberikan dapat digunakan tanaman lebih efektif. Jumlah pupuk
atau air yang diberikan dapat dipergunakan secara maksimal. Hal yang perlu
diperhatikan dalam memilih pot adalah keserasian dan keseimbangan ukuran pot
dengan tanaman yang akan mengisinya. Dengan kata lain, besar kecilnya pot yang
akan digunakan tergantung pada umur dan ukuran kaktus.
c.
Persiapan dan
Pemilihan Media Tanam
Media tanam adalah
tempat sistem perakaran tanaman berkembang. Sebagian besar unsur hara dan air
diperoleh tanaman dari media tanam. Umumnya media yang digunakan dalam budidaya
kaktus rang sekam bekas kandang ayam, dan pasir dengan perbandingan 1:1.
Alasannya bahan-bahan tersebut bersifat porous dan ringan sehingga mudah untuk
mengangkut atau memindahkan. Selain itu, tidak mengakibatkan pot menjadi kotor
dan merupakan bahan yang mudah diperoleh. Persyaratan lain dari media tanam
adalah harus steril, sehingga sebelum ddigunakan harus dilakukan sterilisasi
dengan cara mengukus media tanam atau disangrai hingga kering
d.
Penanaman
Penanaman dapat
dilakukan dengan cara individu (tunggal) atau secara bergerombol (grouping).
Secara individu atau tunggal umumnya adalah jenis kaktus yang mempunyai anakan
dalam jumlah banyak atau kaktus hasil penyambungan yang mempunyai bentuk unik
secara individu. Penanaman kaktus secara bergerombol (grouping)
bertujuan untuk menambah keindahan.
e.
Penyiraman
Tanaman
kaktus membutuhkan air seperti halnya tanaman biasa, perlu diketahui bahwa maksud penyiraman
adalah menggantikan air yang sudah banyak menguap pada siang hari. Penyiraman hendaknya
dilakukan dengan hati–hati, dan diusahakan tidak atau jangan sampai mengenai
daun karena tanaman akan mudah busuk. Penyiraman dilakukan pada pagi atau sore
hari. Penyiraman pada musim hujan dilakukan setiap satu minggu sekali, tetapi
pada musim kemarau dilakukan setiap tiga hari sekali.
f.
Pemupukan
Pemupukan
merupakan usaha yang dilakukan untuk menambah unsur hara pada media tanam.
Unsur hara yang dibutuhkan tanaman diperoleh dari media tanam dan pemupukan.
Unsur hara diperoleh dari pupuk organik yang terdapat dalam campuran media
tanamnya. Namun perlu ditambahkan pupuk anorganik karena kandungan unsur hara
dalam pupuk organik sangat sedikit. Pupuk anorganik yang digunakan adalah jenis
pupuk Growmore. Tidak dianjurkan untuk menggunakan pupuk dengan kandungan
nitrogen yang tinggi karena kaktus merupakan tanaman sukulen yang tubuhnya
cenderung lunak. Pemupukan
dilakukan dengan interval paling cepat dilakukan setelah 1 bulan.
g.
Repotting
Repotting adalah
proses penggantian media tanam sekaligus potnya dengan tujuan untuk memperbaiki
kondisi media tanam. Penggantian pot yang baru bertujuan untuk memberikan ruang
yang lebih besar sesuai dengan perkembangan kaktus. Repotting dilakukan
setiap empat bulan sekali.
h.
Pengendalian
Hama dan Penyakit
Secara umum
musuh kaktus dapat dibagi menjadi dua gologan yaitu hama dan penyakit. Hama
adalah gangguan terhadap tanaman kaktus yang disebabkan oleh hewan. Sedangkan
penyakit adalah gangguan terhadap kaktus yanng timbul karena disebabkan
mikroorganisme (jamur, bakteri, dan virus).
1)
Hama
a).
Kutu Batok (Aspidiotus
sp)
Gejalanya warna tanaman
berubah menjadi kekuningan. Kutu batok menyerang kaktus dengan cara menghisap
cairan dalam tanaman, sehingga tanaman menjadi mati. Pengendaliannya jika
serangannya terlalu parah, sebaiknya kaktus dibuang saja. Jika serangannya masih
dini, kaktus dapat direndam dan disikat dengan menggunakan sikat dan air sabun
selama 15 menit.
b).
Kutu Putih (Mealybug)
Gejalanya yaitu kaktus
terlihat kusam dan berwarna keputih-putihan yang menyebabkan pertumbuhan kaktus
lama-lama menjadi merana. Kutu putih juga dapat mengundang kedatangan semut
sehingga kaktus dikerubungi semut. Pengendaliannya adalah secara mekanik yaitu
dengan disikat dengan sikat gigi atau kuas, secara kimia dengan menggunakan
insektisida Callicron.
2)
Penyakit
c).
Busuk pangkal batang
Gejala yang muncul
berupa batang menjadi busuk dan berwarna coklat tua. Di sekitarnya muncul
bulu-bulu putih (misellium jamur) yang disebabkan oleh Sclerotium rolfsii Sacc.
Pengendalian dilakukan dengan preventive berupa pemilihan bibit yang sehat. Tanaman
yang sakit sebaiknya dimusnahkan atau disemprot dengan Dithane TM
M-45.
d).
Layu Fusarium
Layu fusarium
disebabkan oleh Fusarium oxysporium Schl. Gejala yang muncul berupa
batang menjadi busuk dan berwarna coklat, jika dipotong akan terlihat bentuk seperti
cincin berwarna coklat di bawah kulit batang. Pengendaliannya dilakukan dengan
cara mengisolasi tanaman yang sakit dan memindahkannya ke tempat yang lain.
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan
dengan penyemprotan. Penyemprotan dilakukan dengan interval waktu1 bulan jika
tidak ada serangan dan 2 minggu sekali jika ada serangan penyakit ini..
i.
Perbanyakan Kaktus
Kaktus dapat
diperbanyak melalui dua cara secara generatif dan vegetatif. Perbanyakan secara
generatif dilakukan dengan cara menyemai biji, sedangkan cara vegetatif
dilakukan dengan cara menyetek, memisahkan anakan dan menyambung.
1) Pengembangbiakan secara
generatif
Pengembangbiakan
kaktus secara generatif dilakukan dengan menanam bijinya. Biji kaktus bisa
diperoleh dari tanaman kaktus yang telah kita miliki atau mambelinya.
2) Pengembangbiakan secara
vegetatif
Pengembangbiakan
secara vegetatif dapat dilakukan melalui stek batang, memisahkan anakan dan
menyambung.
a).
Stek Batang
Cara ini paling praktis dan lebih sering
dilakukan. Jenis kaktus yang dapat distek batang atau cabangnya adalah kaktus
yang memiliki percabangan dan anakan yang cukup banyak. Permasalahan yang
sering muncul pada teknik ini tidak munculnnya akar dan terjadi pembusukan,
pembusukan terjadi karena batang atau cabang baru yang baru dipotong langsung
ditanam.
b).
Anakan
Caranya dengan mengambil anakan atau tunas yang
tumbuh di sekitar tanaman kaktus induk. Cara ini akan menghasilkan tanaman baru
yang memiliki sifat sama persis dengan induknya.
c).
Penyambungan (Grafting)
Penyambungan pada dasarnya menggabungkan dua jenis
kaktus atau lebih untuk memperoleh tanaman baru yang unik atau langka. Dalam
penyambungan diperlukan batang bawah (understeam) dan batang atas (entres).
Penyambungan ada 4 yaitu sambung rata, sambung
celah, sambung samping dan sambung tusuk. Penyambungan yang sering dilakukan
yaitu sambung rata. Dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1.
Ambil kaktus yang banyak anaknya
2.
Pilih anakan yang cukup besar
3.
Potong bagian bawah dengan pisau tajam dan
bersih
4.
Pilih untuk batang bawah yang sesuai jenisnya
artinya kaktus tempel di jenis kaktus Potong bagian atasnya horizontal
5.
Tempel lalu ikat dengan karet, lepas karetnya
setelah 5 hari
Yang Perlu Diperhatikan
1.
Handsprayer Rusak
Handsprayer menjadi salah satu alat yang
penting terkait dengan budidaya kaktus. Handspayer yang rusak membuat
pengendalian hama yang tertunda. Dengan pengendalian hama yang tertunda akan
menyebabkan semakin banyak hama menyerang tanaman kaktus.
2.
Media yang Kurang
Steril
Media adalah bahan yang paling penting untuk
pembudidayaan kaktus, media yang baik adalah media yang steril. Media sebelum
digunakan harus dilakukan sterilisasi dengan cara mengukus media tanam atau
disangrai hingga kering.
3.
Komposisi Media
Komposisi media yang dibeli tidak seimbang
yaitu komposisi sekam yang lebih banyak daripada pupuk kandang menyebabkan
unsur hara yang terkandung pada pupuk kandang cepat habis, sehingga media tanam
kaktus yang seharusnya diganti setiap empat bulan sekali, berubah menjadi tiap
dua bulan sekali.
Analisa Usahatani Kaktus
Komoditi : Kaktus
Luas
lahan : 80 m2
Populasi : 3000 tanaman
A.
Input Tetap
1.
Nilai Baru Bangunan Screen House = Rp. 20.000.000
Nilai
Sisa Bangunan Screen House =
4%
Luas Screen House
= 80 m2
Sewa Screen House
=
6,64 % x luas bangunan x NB
x NS x musim
12 bulan
= 6,64 % x 80 m2 x Rp 20.000.000
x 4% x
4 bulan
12 bulan
= Rp. 1.416.533
2. Penyusutan /Depresiasi (Peralatan)
a.
Hand sprayer
Nilai baru =
Rp 375.000
Nilai sisa = Rp 18.750
JUE = 3 tahun
Penyusutan = NB – NS x 4
bulan
JUE 12 bulan
= 375.000
– 18.750 x 4 bln = Rp 39.583/musim
3
12 bln
b.
Selang
Nilai baru =
15 m x @ Rp 3000 = Rp 45.000
Nilai sisa = Rp 4.500
JUE = 1
tahun
Penyusutan = NB – NS
x 4 bulan
JUE 12 bulan
= 45.000 – 4.500 x 4
bln = Rp13.500 /musim
1
12
bln
c.
Embrat
Nilai baru =
Rp 25.000
Nilai sisa = Rp 2.500
JUE = 1
tahun
Penyusutan = NB – NS x 4 bulan
JUE 12
bulan
= 25.000 – 2500 x 4 bln = Rp 7.500/musim
1
12
bln
d.
Pisau
Nilai baru =
Rp 70.000
Nilai sisa = Rp 7.000
JUE = 1
tahun
Penyusutan = NB – NS x 4 bulan
JUE 12
bulan
= 70.000 – 7000 x 4 bln = Rp 21.000/musim
1
12 bln
e.
Baki
Nilai baru =
5 buah x @ 20.000 = Rp 100.000
Nilai sisa = Rp 10.000
JUE = 1
tahun
Penyusutan = NB – NS x 4 bulan
JUE 12
bulan
= 100.000 – 10.000 x 4 bln = Rp 30.000/musim
1
12
bln
f.
Gunting Stek
Nilai baru =
Rp 35.000
Nilai sisa = Rp 3.500
JUE = 1
tahun
Penyusutan = NB – NS x 4
bulan
JUE 12
bulan
:= 35.000 – 3.500 x 4 bln = Rp 10.500/musim
1 12
bln
Jumlah penyusutan Rp 152.083/musim
Jumlah input tetap = sewa bangunan +
penyusutan alat = Rp 1.568.616
B.
Input Variabel
1.
Sarana Produksi
a.
Bibit
- Batang bawah 3000 x @ Rp 100
=Rp 300.000
-
Batang atas (entris) 3000 x @ Rp 500
=Rp 1.500.000
b. Pupuk
-
Pupuk kandang (kotoran ayam) 30 krg x @ Rp 7000 = Rp 210.000
- Pupuk growmore 2 pc x @ Rp 20.000 = Rp 40.000
c.
Pasir 1 kol x @ Rp 300.000
= Rp 300.000
d.
Pestisida
-
Insektisida
Calicron = Rp 75.000
-
Fungisida
Daconil = Rp 50.000
e.
Karet 3 kg x @ Rp12 .000 =
Rp 36.000
f.
Pot
-
Ukuran 8 cm = 6 karung x @ Rp 80.000 =
Rp 480.000
-
Ukuran 10 cm = 12 karung x @ Rp 70.000 = Rp 840.000
Jumlah
Rp 3.831.000
2.
Upah Tenaga Kerja Lepas/Musiman
a.
Pembuatan Media
2 HKP @ Rp 15.000 = Rp 30.000
b.
Penanaman
3 HKP @ Rp 15.000 = Rp 45.000
c.
Penempelan
3 HKP @ Rp 15.000 = Rp 45.000
d.
Pemupukan
4 HKP @ Rp 15.000 = Rp 60.000
e.
Penyiraman
16 HKW @ Rp 10.000 = Rp160.000
f.
POPT
4 HKP @ Rp 15.000 = Rp 60.000
g.
Repotting
4 HKW @ Rp 10.000 = Rp
40.000
Jumlah = Rp 440.000
3.
Bunga Modal
-
Suku bunga
=
11 %
-
Bunga modal = 11 (sarana produksi
+ biaya tenaga kerja ) x musim tanam
100 2 12
= 11 (3.831.000 + 440.000 ) x 4
100
2 12
= Rp 78.302,-
∑ input variabel = sarana produksi + tenaga kerja + bunga
modal
=
Rp 3.831.000 + Rp 440.000 + Rp 78.302
= Rp 4.349.302,-
∑ input tetap = sewa bangunan+ penyusutan peralatan
= Rp 1.416.533+ Rp 152.083
= Rp 1.568.616,-
Input total = ∑ input tetap + ∑ input
variabel
= Rp 1.568.616 +
Rp 4.349.302
= Rp 5.917.918,-
Biaya lain-lain = 10% x Rp 5.917.918,-
= Rp 591.791,8
Input total = Rp 5.917.918+ Rp 591.791,8
= Rp 6.509.709,-
Jadi seluruh biaya produksi adalah Rp 6.509.709,-
C.
Out put
3000 tanaman @ Rp 3000/tanaman
Resiko
kegagalan : 5 x 3000
100
=
150
Out put
= hasil produksi kegagalan panen x harga/tanaman
= 3000 – 150 x Rp 3000
= Rp. 8.550.000,-
D. Selisih Bruto
Out put total –
input total
=
Rp. 8.550.000– Rp 6.509.709
= Rp 2.040.291
E. B/C Ratio
Output total
Input total
= Rp 8.550.000
Rp 6.509.709
= 1,3
Jadi, B/C dari 1,3 berarti usaha ini mendapatkan keuntungan sebesar 1,3
kali. Dapat dikatakan bahwa usaha tanaman kaktus layak untuk diusahakan.
F. ROI (Return Of Invesment)
Selisih
Bruto x 100 %
Input total
= Rp
2.040.291 x100 %
Rp. 6.509.709
= 31,34 %
Artinya ROI 31,34 % usahatani kaktus yang dilakukan,
tingkat pengembalian investasi 31,34 %.
G. BEP
-
BEP aspek produksi = ∑
biaya produksi
Harga
= Rp
6.509.709
Rp. 3000/tanaman
= 2170 tanaman
-
BEP aspek harga = ∑ biaya produksi
jumlah produksi
= Rp 6.509.709
2850 tanaman
= Rp 2284/tanaman
Artinya dalam 1 komoditas kaktus mempunyai titik impas
BEP Rp 2284/ tanaman dengan
jumlah populasi 2170 tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin. 2004. Tanaman Hias Tampil Prima. Penebar Swadaya. Jakarta.
Endah, dkk. 2002. Mempercantik Kaktus dan Meningkatkan
Nilai Jualnya. Agromedia Pusaka. Jakarta.
Leo, Y dan Budiana. 2005. Kaktus
Cantik dan Unik. Penebar Swadaya. Jakarta
Rismunanadar. 1990. Bertanam Kaktus. Penebar Swadaya. Jakarta.
Rukmana dkk. 1998. Kaktus. Kanisius.
Yogyakarta.
Silahkan memberi komentar yang membangun EmoticonEmoticon