gejala keriting |
Daun cabai yang berubah menjadi kering dapat menyebabkan
kerontokan bunga dan penurunan hasil, keriting ini disebabkan oleh hama trips
yang biasanya berada di bahwah daun tanamn cabai. Karena berada di bawah daun
maka pada aplikasi pestisida nabati ataupun pestisida kimia penyemprotannya
harus mengenai pada bagian bawah daun. Hama ini sangat mudah terlihat terutama
pada pagi hari, pada siang hari hama trips ini bersembunyi di bawah daun untuk
menghindari panasnya sinar matahari. Sehingga cara mencegah serangan hama trips ini bisa dilakukan dengan cara :
1. Pemasangan mulsa
plastik hitam perak
Pemasangan mulsa
plastik dapat menekan serangan hama trips karena semua again tanaman terutama
pada bagian bawah daun mendapatkan panas dari cahaya matahari akibat pantulan
plastik yang berwana perak. Jangn sampai salah dalam pemasangannya, bagian
hitam plastik berada di bawah sedangkan bagian peraknya berada di atas. Selain
bermanfaat untuk menekan serangan hama trips pemasangan mulsa plastik hitam
perak ini juga bermanfaat untuk mengendalikan gulma, menjaga kelembapan tanah
dan meningkatkan kualitas buah karena fotosintesis berjalan dengan lebih baik
dengan ketercukupan cahaya matahari.
hama thrips |
2. Penyiraman
menggunakan nozel/springkel yang dilembutkan pada bagian bawah daun jika tidak
terjadi hujan.
Biasanya
serangan hama trips sangat tinggi di musim kemarau karena daun jarang sekali
terkena air, sehingga hama trips sangat suka karena lokasi hidupnya tidak ada
gangguan. Adanya penyiraman air merupakan faktor pengganggu bagi trips sehingga
trips akan berpindah tempat.
3. Pemanfaatan
musuh alami dengan menanam tanaman bunga-bunga di sekitar tanaman cabai (contoh
: kenikir, bunga matahari, bunga kertas)
Cara pencegahan dengan menanam
tanaman bunga-bunga di sekitar lahan yang ditanami cabai terbukti efektif untuk
mengundang musuh alami dari hama trips. Tanaman bunga ini bermanfaat sebagai
penyedia madu bagi kelangsungan dan pertumbuhan predator-predator ataupun
parasitoid. Dengan tersedianya noktah/madu tersebut maka musUh alami akan
berkembang dengan baik dan betah untuk tinggal di lahan tersebut karena
mendapatkan suplemen makanan berupa madu yang berasal dari bunga-bunga.
Jika tanaman
sudah terserang hama trips ini maka cara pengendalian yang dapat dilakukan
adalah sebagai berikut :
1. Jika tanaman
cabai masih memasuki fase vegetatif (belum berbunga) maka bagian daun yang
terserang dan telah menjadi keriting di pangkas beserta cabangnya, batang yang
di pangkas tersebut kemudian di bakar agar tidak menulari tanaman yang lain,
karena hama trips ini merupakan vector bagi virus keriting. Jika tanaman
terserang parah (tidak ada bagian cabang yang daunnya belum keriting) maka
tanaman di cabut dan di bakar.
Tanaman cabai
yang cabangnya di potong tersebut kemudian diberikan pupuk SP36 dibenamkan
disekitar perakaran tanaman, nanti akan muncul cabang-cabang baru.
Cabang-cabang baru inilah yang harus di rawat secara intensif agar tidak
menjadi keriting lagi. Jika menghendaki hasil buah cabai yang besar-besar maka
perlu dilakukan perampelan cabang-cabang yang tumbuh tersebut, semakin sedikit
cabang maka buah cabai akan semain besar. Apabila terlalu banyak cabang, buah
cabai yang dihasilkan akan kecil-kecil. Tetapi menurut petani yang telah lama
melakukan budidaya ini di daerah karangpandan karanganyar, karena saya juga
belajar dari Beliau, jika buah kecil-kecil tersebut di timbang hingga tanaman
sudah tidak berproduksi lagi hasilnya sama dengan timbangan buah yang
besar-besar (melalui perampelan cabang) hingga tanaman tidak berproduksi lagi
(mati).
2. Jika tanaman
memasuki fase generative (sudah berbunga) maka dilakukan aplikasi pestisida
berbahan aktif abamektin . tetapi ada
pula pertimbangannya yaitu apabila posisi keriting ke atas bisa dilakukan
aplikasi tetapi jika keritingnya mengarah ke bawah maka tanaman harus di cabut
dan dibakar karena penyebabnya adalah virus. Untuk saat ini penyakit yang
disebabkan virus belum ada obatnya.
Untuk dosis
penyemprotannya bisa melihat pada label yang tertera pada obat tersebut. Banyak
petani yang juga telah mencoba menggunakan pestisida bahan aktif abamektin ternyata memberikan hasil yang
signifikan terhadap berkurangnya serangan keriting pada tanaman cabai. Tetapi
pestisida dengan bahan aktif tersebut harganya sangat mahal sehingga biaya
produksi tentu saja akan meningkat.
3. Mencoba
menerapkan cara pengendalian yang lebih ramah lingkungan dengan menggunakan
pestisida nabati
Pengendalian
hama trips dengan pestisida nabati juga efektif hanya saja membutuhkan
kesabaran, ketelatenan dan keuletan karena disamping pembuatan pestisida nabati
ini menyita waktu, aplikasi dari pestisda nabati juga hasrus dilakukan lebih
intensif (sering) karena pestisida mudah terurai dan tercuci oleh air. Menurut
hasil penelitian Pusat Penelitian dan Pengembangan Holtikultura Badan Litbang
Pertanian Kementan, penggunaan biopestisida dari daun sirsak cukup efektif
untuk pengendalian keriting daun pada tanaman cabai.
Cara
pembuatannya adalah sebagai berikut :
PEMBUATAN PESTISIDA NABATI DAUN SIRSAK
Bahan :
·
100 lembar daun sirsak dihaluskan dengan cara ditumbuk
·
Deterjen sebanyak 1 sendok makan (untuk perekat agar
tidak mudah hilang atau tercuci oleh air)
·
Air bersih 5 liter
Cara Pembuatan :
·
Daun sirsak ditumbuh sampai halus kemudian di campur
dengan air sebanyak 5 liter kemudian disaring
·
Air hasil saringan di tambahkan 1 sendok makan deterjen.
Aduk rata kemudian didiamkan selama 1 malam
Cara Aplikasi :
·
Larutan diencerkan dengan air dengan perbandingan 1 : 10.
Larutan siap disemprotkan merata di pertanaman cabai
·
Penyemprotan terutama diarahkan di bagian bawah daun
tanaman cabai.
Selain dari
bahan daun sirsak, pestisida nabati untuk mengndalikan keriting bisa dibuat
juga dengan menggunakan daun Brotowali. Caranya adalah sebagai berikut :
PEMBUATAN PESTISIDA NABATI DAUN BROTOWALI
Bahan :
·
Daun brotowali sebanyak 1 Kg (dihaluskan dengan cara di
tumbuk)
·
Kapur sebanyak 10 sendok makan
·
Kunyit sebanyak 1Kg (dihaluskan dengan cara di tumbuk)
·
Air sebanyak 30 liter
·
Deterjen sebanyak 1 sendok makan
Cara Pembuatan :
·
Daun brotowali dan kunyit ditumbuh sampai halus kemudian
di campur dengan air sebanyak 30 liter dan kapur sebanyak 10 sendok makan.
Setelah tercampur, larutan kemudian disaring.
·
Air hasil saringan di tambahkan 1 sendok makan deterjen.
Aduk rata kemudian didiamkan selama 1 malam
Cara Aplikasi :
·
Larutan tersebut siap disemprotkan merata di pertanaman
cabai yang terserang trips, tanpa harus dicampur dengan air lagi.
·
Penyemprotan terutama diarahkan di bagian bawah daun
tanaman cabai.