PRINSIP KERJA SUMUR RESAPAN

8:30 PM

 "Semakin banyak air yang mengalir ke datam tanah berarti akan banyak tersimpan air tanah di bawah permukaan bumi. Air tersebut dapat dimanfaatkan kembali melalui sumur-sumur atau mata air yang dapat dieksplorasi setiap saat"

Prinsip kerja sumur resapan adalah menyalurkan dan menampung air hujan ke dalam lubang atau sumur agar air dapat memiliki waktu tinggal di permukaan tanah lebih lama sehingga sedikit demi sedikit air dapat meresap ke dalam tanah. Tujuan utama dari sumur resapan adalah memperbesar masuknya air ke dalam akuifer tanah sebagai air resapan (infiltrasi), Dengan demikian, air akan lebih banyak maÅŸuk ke dalam tanah dan sedikit yang mengalir sebagai aliran permukaan (run off). Lapisan batuan yang dilalui air terdiri dari dua jenis yaitu (1) Permeable : lapisan yang dapat ditembus air, terdiri dari kerikil, pasir, batu apung dan batuan retak-retak. (2) Impermeable : Lapisan tidak tembus atau kedap air. Contohnya adalah lempung dan batu napal. Air tanah ini tersimpan dalam akuifer, akuifer sendiri merupakan lapisan di dalam tanah yang dapat menampung dan meloloskan air.

Lapisan akuifer  mengandung formasi batuan yang mampu melepaskan air dalam jumlah banyak. Air yang keluar tersebut dapat membentuk mata air. Jenis akuifer ada dua macam yaitu akuifer bebas adalah lapisan jenuh air yang memiliki muka air tanah dengan tekanan hidrostatik sama dengan atmosfer. Yang kedua adalah akuifer tertekan yang memiliki tekanan jauh lebih besar dari pada tekanan atmosfer dan dibatasi oleh lapisan aquitard di atas dan di bawah.

Sumur resapan sebenarnya merupakan suatu kearifan masyarakat untuk hidup berdampingan dengan lingkungan, sebagai buktinya adalah “Luweng” yang berada di daerah perbukitan kapur, “Luweng” merupakan lubang yang terbentuk secara alami dan membantu memasukkan air hujan ke dalam perut bumi.   Tetapi karena kurangnya pengetahuan akan pentingnya lubang resapan ini, banyak “luweng” yang tidak dirawat dengan baik bahkan tertutup oleh sampah dan dedaunan, sehingga menyebabkan genangan air di daerah perbukutan kapur.

Pada Gambar 1 dapat dilihat proses masuknya air ke dalam akuifer tanah.

Gambar 1. Rumus Menghitung Debit Aliran Akuifer Bebas

Semakin banyak air yang mengalir ke datam tanah berarti akan banyak tersimpan air tanah di bawah permukaan bumi. Air tersebut dapat dimanfaatkan kembali melalui sumur-sumur atau mata air yang dapat dieksplorasi setiap saat. Jumlah aliran permukaan akan menurun karena adanya sumur resapan. Pengaruh positifnya bahaya banjir dapat dihindari karena terkumpulnya air permukaan yang berlebihan di suatu tempat dapat dihindarkan. Menurunnya aliran permukaan ini juga akan menurunkan tingkat erosi tanah.

Pemerintah pada dasarnya telah mewajibkan pembuatan sumur resapan di setiap pekarangan rumah. Akan tetapi banyak dari masyarakat yang belum mengetahui standar sumur resapan air yang baik dan benar. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 03-2453-2002, dapat diketahui bahwa persyaratan umum yang harus dipenuhi sebuah sumur resapan untuk lahan pekarangan rumah adalah sebagai berikut:

1.    Sumur resapan harus berada pada lahan yang datar, tidak pada tanah berlereng, curam atau labil,

2.    Sumur resapan harus dijauhkan dari tempat penimbunan sampah, jauh dari septic tank (minimum 5 m diukur darı tepi dan berjarak minimum 1 m dari fondasi bangunan),

3.   Penggalian sumur resapan bisa sampai tanah berpasir maksimal 2 m di bawah permukaan air tanah. Kedalaman muka air (water table) tanah minimum 1,5 m pada musim hujan,

4.    Struktur tanah harus mempunyai permeabilitas tanah (kemampuan tanah menyerap air) lebih besar atau sama dengan 2,0 cm/jam (artinya, genangan air setinggi 2 cm akan teresap habis dalam 1 jam), dengan tiga klasifikasi, yaitu sebagai berikut.

       Permeabilitas sedang, yaitu 2,0-3,6 cm/jam.

       Permeabilitas tanah agak cepat (pasir halus), yaitu 3,6-36 cm/jam.

       Permeabilitas tanah cepat (pasir kasar), yaitu lebih besar dari 36 cm/jam.

Untuk bentuk dan ukuran konstruksi sumur resapan air yang ideal dapat mengacu pada SNI No. 03-2459-1991 yang dikeluarkan Oleh Departemen Kimpraswil, yaitu berbentuk segi empat atau silinder dengan ukuran minimal diameter 0,8 m dan maksimum 1,4 m serta kedalamannya disesuaikan dengan tipe konstruksi sumur resapan air. Sementara itu, pemilihan bahan bangunan yang dipakai tergantung dari fungsinya, seperti plat beton bertulang tebal 10 cm dengan campuran 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil untuk penutup sumur dan dinding bata merah dengan campuran spesi 1 semen : 5 pasir tidak diplester, tebal 1/2 bata.

 

Daftar Pustaka

 

Kusnaedi. 2011. Sumur Resapan Untuk Pemukiman Perkotaan dan Pedesaan. Penebar Swadaya. Jakarta.

 

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Silahkan memberi komentar yang membangun EmoticonEmoticon