bawang merah. Sumber pxhere.com |
Pengeringan
bawang merah yang sering dilakukan oleh petani adalah dengan menjemumya dibawah
sinar matahari, ikatan-ikatan bawang merah dijajarkan dengan posisi umbi bawang
dibawah daun diatas, dalam keadan demikian daun akan mendapat panas matahari
langsung dan akan mengalami pengeringan lebih dulu.
Pengeringan
dengan penjemuran ini ada kelemahannya, untuk menjemur bawang merah diperlukan
tempat terbuka yang cukup luas. Disamping itu jika panen dilakukan musim hujan
sehingga penjemurannya tidak dapat dilakukan dengan scmpurna maka dapat menyebabkan
Ä°nfeksi bakteri pembusuk sehingga bawang yang dihaasilkan mutunya rendah dan
tidak dapat disimpan lama.
Setelah
dikeringkan pada umumnya petani bawang menyimpan bawang merah dengan
menggantung ikatan bawang merah pada para-para diatas perapian dapur. Dengan
cara ini umbi bawang merah dapat disimpan sampai 6 bulan tanpa mengalami
penyakit busuk umbi, namun bawang merah yang dapat disimpan dengan cara ini
terbatas, tergantung seberapa luas dan seberapa besar tempat tersebut. Untuk
dibutuhkan dengan ruang penyimpanan yang lebih luas dengan kondisi bersih,
kering, dan tidak lembab dengan ventilasi yang cukup sehingga dapat memberikan
pergantian udara dalam ruangan dengan baik. Suhu yang baik untuk penyimpanan bawang merah adalah
30-340C dan kelembapan 65-75%. Hasil penelitian disebutkan pula bahwa
bawang merah dapat disimpan dengan cara menggantungkan dalam ruangan terbuka
pada suhu 26 - 290 C dengan kelembaban udara relative 70-80%.
Cara
pengeringan sangat berpengaruh terhadap proses fisiologis dalam penyimpanan di
gudang. Umbi Yang dikeringkan secara tradisional setelah disimpan 3 bulan
gudang akan kehilangan bobot 15 %. Sedangkan yang dikeringkan secara buatan,
bobotya hanya berkurang/turun 13%. Kehilangan bobot semakin tinggi dan cepat
apabila umbi dipungut/dipanen masi muda.
Umbi
yang luka dapat menyebabkan cepatnya penguapan sehingga cepat kehilangan bobot
dan mudah terjangkit penyakit busuk umbi dalam gudang. Oleh karena itu supaya
umbi tahan lama yang disimpan dalam gudang harus memenuhi beberapa syarat
antara lain :
1.
Umbi dipungut/dipanen cukup tua,
2.
Umbi tidak boleh terluka,
3.
Umbi cukup kering kadar air 80 %,
4. Suhu
ruang penyimpanan antara 25 -300 C dengan kelembapan udara 70-80%,
5. Sirkulasi
udara dalam gudang cukup baik.
Penyimpanan
mempunyai peranan penting bagi berbagai pihak. Bagi petani produsen,
penyimpanan berperan sebagai usaha penyelamatan dan pengamanan hasil panen dan
sarana untuk mendapatkan keuntungan harga yang tinggi mengingat harga yang
umumnya rendah pada saat musim panen. Umbi bawang merah mempunyai sifat mudah
mengalami kerusakan. Jenis kerusakan yang sering terjadi selama penyimpanan
yaitu berupa pelunakan umbi, keriput, keropos, busuk, pertunasan, pertumbuhan
akar dan tumbuhnya massa yang berwarna gelap akibat kapang.
Kerusakan
tersebut bisa diperkecil dengan memperhatikan faktor-faktor berikut : (a)
bawang merah yang disimpan memiliki mutu yang baik dengan tingkat ketuaan yang
optimum, (b) proses dehidrasi berlangsung dengan baik, (c) dilakukan pengaturan
kondisi ruang penyimpanan.
Hal
lain yang tidak kalah pentingnya adalah perawatan umbi bawang merah setelah
pengeringan dan selama penyimpanan antara lain : (a) penurunan suhu bawang
merah menjelang penyimpanan dengan cara menyimpan di atas lantai ruang terbuka
selama 1-2 hari dengan tujuan untuk menurunkan panas lapang dari penjemuran,
(b) pemilihan umbi bawang merah dengan cara membuang umbi yang rusak akibat
fisiologis mekanis ataupun mikroorganisme pada waktu sebelum dan selama
penyimpanan. Kondisi ruang penyimpanan harus disesuaikan dengan karakteristik
bawang merah yakni 20-330C. Kelembaban nisbi 65-70% ventilasi yang
memadai dan terpeliharanya kebersihan ruangan. Beberapa cara penyimpanan yang
dapat dilakukan terhadap bawang antara lain :
A.
Penyimpanan Di Atas Perapian
Penyimpanan
di atas perapian merupakan cara yang umum dilakukan oleh petani kecil, yang
sebagian besar ditujukan untuk penyediaan bibit. Penggunaan cara penyimpanan
ini dianggap lebih murah dan mudah dilakukan serta relatif dapat mempertahankan
mutu. Hubungannya dengan perlindungan terhadap mutu diduga oleh terbakarnya
selulosa/lignin ungu sehingga terurai menjadi senyawa yang dapat merupakan
bahan pengawet. mencegah pertunasan dan mencegah serangan hama. Namun demikian
dari hasil pengamatan ternyata cara ini menimbulkan kehilangan hasil yang cukup
tinggi (20-70% selama 2 bulan penyimpanan). Kehilangan ini sebagian besar
disebabkan oleh keropos. Cara yang digunakan sangat sederhana yakni dengan membuat
para-para dari bambu kemudian bawang merah dalam bentuk ikatan diletakkan di
atasnya sehingga bambu kelihatan terjepit oleh ikatan umbi. Para-para bambu
tadi disusun bersilangan dengan jarak antar lapisan 30-40 cm. Cara pcnyimpanan
lain di atas perapian adalah dengan membuat langit-langit di atas perapian.
Pada bagian tertentu dibuat lubang dengan diameter 40-50 cm, di atas lubang
disimpan cerobong yang terbuat dari anyaman bambu berdiameter sedikit di atas
diameter lubang dengan tinggi 1-1,5 meter. Bawang disusun berlapis mengelilingi
cerobong sehingga membentuk setengah lingkaran tanpa menutup bagian atas
cerobong.
B.
Penyimpanan Di Ruang Berventilasi.
Kondisi
ruang penyimpanan yang baik adalah kondisi yang udaranya bersih. Kondisi ini
dapat diperoleh dengan menciptakan sirkulasi dan ventilasi udara yang memadai
karena terbukti dapat meneegah serangan harna penyakit dan dianggap lebih ekonomis.
Dari hasil percobaan penyimpanan di gudang berventilasi baik dengan menggunakan
gudang berpembangkit vortex maupun dengan rumah sere menunjukkan hasil yang
lebih baik dibandingkan dengan gudang lainnya. Selain berfungsi sebagai ruang
penyimpanan kedua jenis gudang tadi sekaligus berfungsi sebagai tempat
pengeringan. Di dalam ruang penyimpanan di buat para-para dari bambu yang
letaknya tersusun. Jarak antar para-para 30 cm. bawang merah brangkasan yang
diikat disimpan di atas bambu. Setelah 1-1,5 bulan penyimpanan, dilakukan
sortasi terhadap umbi bawang merah yang keropos, busuk atau terkena serangan
hama dan penyakit. Untuk mencegah serangan hama dan penyakit di gudang dapat
pula digunakan Dithane M 45 dengan cara menaburkannya pada bagian daun bawang
merah, cara ini tidak dianjurkan pada penyimpanan umbi bawang merah “konsumsi”.
C.
Penyimpanan Di Ruang Termodifikasi
Penyimpanan
bawang merah di ruang termodifikasi dianggap lidak ekonomis karna memerlukan
biaya yang banyak. Namun demikian bila dalam jumlah yang banyak mungkin bisa
digunakan. Faktor yang dapat dimodifikasi dalam ruangan penyimpanan antara lain
adalah komposisi udara (Control Atmosfir Storage) atau lingkungan mikro
(suhu dan kelembaban). Hasil observasi menunjukkan bahwa suhu 300C
dan kelembaban nisbi 70% merupakan kondisi yang optimal untuk penyimpanan
bawang merah. Penyimpanan dengan udara terkendali merupakan pembaharuan yang
penting dalam penyimpanan sayuran sejak penggunaan pendinginan mekanik.
Kombinasi keduanya ternyata dapat menghambat Iaju respirasi dan menunda
pelunakan, perubahan mutu dan proses pembongkaran lainnya dcngan mempertahankan
atmosfir yang mengandung banyak (CO2 dan lebih sedikit O2
dibanding udara biasa. Hasil observasi diperoleh bahwa penyimpanan pada komposisi
udara 5% dan 10% CO2 pada suhu 40C dapat menghambat
pertunasan dan pembusukan umbi bawang merah.
Silahkan memberi komentar yang membangun EmoticonEmoticon