Aphis spp |
Hama pada tanaman kedelai dapat digolongkan
menjadi 4 yaitu :
1.
Hama perusak bibit : lalat bibit, lalat
batang, lalat pucuk
2. Hama perusak daun : penggulung daun, ulat
grayak, ulat jengkal, aphid, kutu kebul, wereng daun
3.
Hama perusak polong : ulat peggerek buah,
ulat penggerek polong, kepik penghisap polong
4.
Hama lepas panen/gudang : kumbang bubuk
kedelai, ulat nonol
A.
Aphis SPP (Aphis glycine) dan kutu
kebul (Bemisia tabaci)
Kutu
dewasa berukuran kecil 1-1,15 mm berwarna hitam, ada yang bersayap dan tidak.
Kutu ini dapat menularkan virus SMV (Soyabean Mozaik Virus). Menyerang pada
awal pertumbuhan dan masa pertumbuhan bunga dan polong. Gejala : layu,
pertumbuhannya terhambat. Pengendalian : (1) menanam kedelai pada
waktunya dan tidak menanam pada bulan Juli-Agustus, mengolah tanah dengan baik,
bersih, memenuhi syarat, tidak ditumbuhi inang seperti : terung-terungan,
kapas-kapasan atau kacang-kacangan, (2) membuang bagian tanaman yang terserang
hama dan membakarnya, (3) menggunakan musuh alami (predator maupun parasite),
(4) menyemprotkan insektisida dilakukan pada permukaan daun bagian atas dan
bawah.
B.
Lalat bibit : Melano Agromyza Phaseoli,
kecil sekali (1,5mm)
Lalat
bertelur pada leher akar, larva masuk ke dalam batang memakan isi batang
kemudian menjadi lalat dan bertelur. Tanaman umur 5 hari rentan serangan lalat
bibit. Lebih berbahaya bagi kedelai yang ditanam di ladang. Pengendalian :
(1) waktu tanam pada saat tanah masih lembab dan subur (tidak pada bulan-bulan
kering), (2) penyemprotan Agrothion 50 Ec, Azodrin 15 WSC, Sumithoin 50 EC,
Surecide 25 EC.
Faktor
penyebab munculnya lalat bibit : pada daerah endemis,
pembakaran jerami diakhir setelah panen sangat merugikan lingkungan pertanaman
karena dapat menghilangkan air permukaan tanaman maupun tanah, sehingga menjadi
rawan serangan hama lalat bibit.
Pencegahan
lalat bibit dapat dilakukan dengan membiarkan jerami
tidak dibabat atau dibabat tanpa dibakar, dan menggunakannya sebagai mulsa
dapat melindungi hilangnya air permukaan tanaman maupun tanah, serta mencegah
serangan hama lalat bibit.
C.
Kumbang daun tembukur (Phaedonia
inclusa)
Bertubuh
kecil, hitam bergaris kuning. Bertelur pada permukaan daun. Gejala :
larva dan kumbang pemakan daun, bunga, pucuk, polong muda, bahkan seluruh
tanaman. Pengendalian : penyemprotan Agrothion 50 EC, Basudin 50 EC,
Diazinon 60 EC, dan Agrothion 50 EC.
D.
Kepala polong (Riptortis lincearis)
Gelaja
:
polong bercak-bercak hitam dan menjadi hampa
Pengendalian
:
penyemprotan Surecide 25 EC, Azodrin 15 WSC
E.
Lalat kacang (Ophiomyia phaseoli)
Menyerang
tanaman muda yang baru tumbuh. Pengendalian : saat benih ditanaman,
tanah diberikan furadan 3G, kemudian setelah benih ditanam, tanah ditutup
dengan jerami. Satu minggu setelah benih menjadi kecambah dilakukan
penyemprotan dengan insektisida Azodrin 15 WSC, dengan dosisi 2 cc/liter air,
volume larutan 1.000 liter/ ha. Penyemprotan diulangi pada waktu kedelai
berumur 1 bulan.
F.
Kepik hijau (Nezara viridula)
Panjang
16 mm, telur di bawah permukaan daun, berkelompok. Setelah 6 hari telur menetas
menjadi menjadi nimfa (kepik muda), yang berwarna hitam bintik putih. Pagi hari
berada di atas daun, saat matahari bersinar turun ke polong, memakan polong dan
bertelur. Umur kepik dari telur hingga dewasa antara 1 sampai 6 bulan. Serangan
kepik hijau bisa berakibat lebih parah jika kedelai berdekatan dengan kacang
Panjang. Gejala : polong dan biji mengempis serta kering. Biji bagian
dalam atau kulit polong berbintik coklat. Pengendalian : Azodrin 15 WCS,
Dursban 20 EC, Fomodol 50 EC.
G.
Ulat grayak (Prodenia litura)
Serangan
: mendadak dan dalam jumlah besar, bermula dari kupu-kupu berwarna keabu-abuan,
Panjang 2 cm dan sayapnya 3-5 cm, bertelur di permukaan daun. Tiap kelompok
telur terdiri dari 350 butir. Gejala : kerusakan pada daun, ulat hidup
bergerombol, memakan daun, dan berpencar mencari rumpun lain. Pengendalian
(1) dengan cara sanitasi, (3) penanaman serempak dan tidak pada bulan
juli-agustus, (3) disemprotkan pada sore/malam hari (saat ulat menyerang
tanaman) beberapa insektisida yang efektif seperti Dursban 20 EC, Azodrin 15
WSC dan Basudrin 50 EC.
Musim Tanam |
Hama
dominan yang perlu diwaspadai |
Februari-April |
Lalat bibit |
Mei-Juni |
Kutu kebul dan Aphis |
Juni-Juli |
Ulat penggulung daun dan ulat grayak |
Juli- Agustus |
Ulat grayak, ulat jengkal, ulat penggerek
polong dan ulat buah |
Agustus-September |
Ulat grayak, ulat jengkal, penggerek
polong, penggerek buah, wereng daun, kumbang bubuk |
Dalam penggunaan pestisida kimia perlu memperhatikan
ambang kendali, jadi pestisida kimia merupakan alternatif terakhir jika jumlah
hama sudah mecapai ambang kendali
Jenis Hama |
Ambang
kendali |
Lalat kacang (Ophiomya phaseoli,
Malanogromyza sojae, M dolichostigma) |
Populasi 1 ekor per 12 tanaman. Intensitas
kerusakan 2% pada umur 10 hst |
Ulat perusak daun (Spodoptera litura,
Plusia chalcites, Lamprosema indicate, Biloba subsecivella) |
50 ekor instar 1 per 12 tanaman, 32 ekor
instar 2 per 12 tanaman, 17 ekor instar 3 per 12 tanaman. Intensitas kerusakan
15% sebelum 20 hst, 20% setelah 20 hst |
Penggerek polong (Etiella zincenella, E
hobsoni) |
45-50 hst intensitas serangan lebih dari
atau samadengan 2% |
Ulat buah (Heliothis armigera) |
45-50 hst intensitas serangan lebih dari
atau samadengan 2% |
Penghisap polong (Nezara viridula,
Piezodorus rubrifasciatus, Riptortus linearis) |
45 hst ditemukan sepasang impago. Intensitas
kerusakan polong 2,5% |
Silahkan memberi komentar yang membangun EmoticonEmoticon