MUSEUM RANGGAWARSITA

3:00 AM


“Mengunjungi museum merupakan kegiatan edukatif yang dapat membangkitkan rasa kebangsaan, karena museum mengenalkan akar sejarah dan kebudayaan Indonesia. Melalui museum, pengunjung dapat mengalami sensasi belajar sejarah / dan budaya secara nyata. Ayo berkunjung ke museum”  

Lahirnya museum di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari kelahiran Bataviasch Genootschap van Kusten en Wattenschappen pada 24 April 1778, dalam empat tahun berdirinya telah menggarap bidang pengetahuan seperti IPA, ilmu bumi dan kebudayaan, sejarah kesusastraan, kesehatan dan pertanian. Museum ini didirikan oleh Bataviasch Genootschap yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya Museum Nasional. Bersamaan dengan berdirinya museum tersebut maka berdiri pula perpustakaan dan museum purbakala (etnografi), sehingga sampai sekarang ini banyak museum yang memiliki koleksi yang beragam.
Museum Ranggawarsita
Museum Jawa Tengah Ranggawarsita beralamat di Jl. Abdurahman Saleh No.1 Semarang, persis di sebelah bundaran Kalibenteng. Terletak dekat bandara Ahmad Yani Semarang dan hanya 4 Km jauhnya dari pusat Kota Semarang kearah barat. Museum Ranggawarsita dirancang sesuai dengan standar museum di Asia Tenggara, luasnya kira-kira 8.438 meter persegi yang mencakup pendopo, gedung pertemuan, gedung pameran tetap, perpustakaan, laboratorium, perkantoran ,dll. Museum Ranggawarsita juga merupakan sebuah asset pelayanan publik di bidang pelestarian budaya, wahana pendidikan dan rekreasi. Pembangunan museum ini pertama kali dirintis oleh Proyek Rehabilitasi dan Permuseuman Jawa Tengah pada tahun 1975 dan diresmikan Prof. Dr. Fuad Hasan pada tanggal 5 Juli 1989. Pembangunan fisik museum dilakukan secara bertahap, arsitekturnya adalah Ir. Totok Rusmanto dari UNDIP, sedang pengawas pelaksanaan pembangunannya dilakukan oleh PT Guna Dharma Semarang. Museum buka setiap hari dari pukul 8.00 WIB s/d 15.00 WIB dengan harga tiket Rp. 4.000. 
titik koordinat Museum Ranggawarsita
Nama Ranggawarsita digunakan sebagai nama museum karena merupakan pujangga yang fenomenal dan besar dari Keraton Surakarta dan Karya Ranggawarsita yang mengandung nasehat-nasehat dan petunjuk bagi bangsa Indonesia seperti “membangun dan mendidik menuju kepada kemuliaan, kesejahteraan, kejayaan, dan kebahagiaan bangsa Indonesia seluruhnya”. Yang mana karya-karya dari Ranggawarsita berupa buku-buku dan naskah telah memupuk rasa kebangsaan dan semangat kemerdekaan rakyat Indonesia khusunya di Jawa Tengah dan Jawa. Makam dari Ranggawarsita sendiri berada di Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten, dan masih masuk di dalam Provinsi Jawa Tengah. Pada hari-hari tentu makam Ranggawarsita ini banyak di kunjungi oleh peziarah.
Sejarah singkat dari Ronggowarsito : Ronggowarsito adalah seorang pujangga Jawa. Beliau dilahirkan pada tahun 1802 dengan nama Bagus Burhan. Pada usia 12 tahun, ia dikirim untuk mengaji kepada Kyai Imam Basori di Pondok Berbang Tinatar yang diantar oleh pamongnya Ki Tanujaya. Tetapi Bagus Burhan malah mengabiskan waktunya dengan hal yang sia-sia (Beliau suka berjudi) sehingga Bagus Burhan dipindahkan ke Madiun. Akhirnya Bagus Burhan memperistri putrid Bupati Madiun yang bernama R.A Gombak, setelah berpetualang lama Bagus Burhan akhirnya insyaf dan kembali belajar di pondok. Karena kepandaiannya Bagus Burhan diangkat menjadi wakil Kyai Imam Basori. Pada tahun 1819 Sri Sunan mengangkat bagus Burhan menjadi abdi dalem dengan gelar Ronggo Pujonggo Anom. Setelah itu pangkatnya dinaikkan menjadi Raden Mas Ngabei Sorotoko (1822) dan tiga tahun kemudian menjadi Raden Mas Ngabei Ronggowarsito. Ronggowarsito meninggalkan buku-buku yang sangat berguna bagi bangsa Indonesia. Diantara karyanya adalah Pustakaraja, Ajipamasa, Jokolodang, Jayabaya. 

pintu ukiran untuk masuk ke tempat pameran
Ada 4 gedung utama pameran tetap yang masing-masing terdiri dari 2 lantai. Tata penyajian pameran mengacu pada konteks “ekstensi manusia Jawa Tengah dan lingkungannya” dengan menggunakan 3 pendekatan yatu intelektual, estetis dan romantic yang dipergunakan dalam 8 ruang pameran tetap. Museum Ranggawarsita memiliki koleksi yang berjumlah 59.802 buah yang terbagi dalam 10 jenis klasifikasi : geologika (sejarah alam), arkeologika, historika (budaya prasejarah), filologika, numismatika, heraldika, senirupa, keramologika, dan teknologika. Penataan museumnya juga sangat rapi dan runtut, jadi kalau kita memasuki ruangan utama hingga terakhir maka kita akan mempelajari sejarah Indonesia khusunya di Jawa Tengah mulai dari zaman pra sejarah, mengenal budaya hingga zaman modern/sebelum dan setelah Indonesia merdeka.
Mulai dari ruang pertama (gedung Pertama lantai 1) kita akan disambut oleh pintu dengan ukiran yang sangat bagus, biasanya kalau di desa pintu-pintu semacam ini disewakan untuk acara hajatan nikahan. Di dalam ruangan pertama ini banyak dijelaskan tentang sejarah alam, didalamnya terdapat:
lukisan gunung Blumbangan
1.  Lukisan gunung Blumbangan. Lukisan ini menggambarkan alam semesta lingkungan manusia. Tradisi gunungan Blumbangan pertama kali dirancang oleh Raden Patah (Raja Demak abad ke 15). Gunungan ini merupakan symbol filosofis bagi masyarakat jawa dalam rangka menegakkan sendi-sendi perkembangan dan proses pembentukan budaya masyarakat Jawa. Gunungan Blumbangan mempunyai makna yang sangat mendalam, antara gambar-gambar tersebut mempunyai makna dalam kehidupan. Gunung Blumbangan diyakini mempunyai falsafah bahwa untuk mencapai tujuan yang mulia akan selalu mendapat rintangan.
2.  Koleksi kosmologis. Menampilkan susunan tata surya dan letak bumi terhadap planet-planet yang lain dan sejarah terbentuknya tata surya. Ada pula batu meteorit yang dipamerkan di museum ini.
batu meteorit
3.  Koleksi geologi dan geografika. Menggambarkan sejarah terbentuknya bumi dan struktur tanah, batu-batuan yang menyusun bumi (jenis batuan dan proses terbentuknya batuan tersebut). Yang mempengaruhi kehidupan sosial ekonomi manusia dan lingkungan sekitarnya. Terdapat pula informasi situs-situs batuan yang bisa dipelajari untuk mengetahui sejarah Bumi khusus nya proses evolusi lempeng asia bagian tenggara.
koleksi batu-batuan
Ada pula koleksi batu yang dinamakan batu Onyx, saya baru melihat pertama kali batu ini bentuknya sangat halus dan mengkilap. Dikatakan bahwa batu onyx memiliki energy alamiah cukup tinggi dan berbeda dari lainnya. Energy batuan ini bisa menciptakan aura yang kuat untuk perlindungan dan spiritual. Bisa dibayangkan berapa harganya batu ini, apalagi masyarakat jawa sangat senang dengan benda-benda yang berbau mistis untuk meningkatkan kewibawaan. Di samping batu ada air bening yang diletakkan di dalam sebuah gelas. Saya sendiri heran kalau ada benda yang katanya ada kekuatan magisnya pasti disertakan air disampingnya, mungkin kegunaannya untuk menetralkan pengaruh energinya. Ada juga buataun yang disebut sebagai batu mulia yang tentu sangat sulit ditemukan di luar, ada batu jesper pancawarna yang biasanya digunakan untuk pembuatan batu akik. Satu batu lagi yang membuat saya takjub adalah batu kuarsa omah tawon, bentuknya seperti rumah tawon, didalamnya terdapat Kristal-kristal yang sangat indah, ditambah dengan pencahayaan yang berwarna biru dari sinar lampu led membuat batu tersebut semakin menawan.
batu onyx
batu kuarsa omah tawon
Di dalam ruangan ini dijelaskan pula proses terjadinya gunung berapi, dan contoh-contoh batuan yang terbentuk dari gunung berapi.
4.  Koleksi geodeversity. Berbagai macam gua yang ada di Jawa tengah dan sejarah serta pemanfaatan gua oleh masyarakat sekitar, ada pula batuan-batuan stalakmit dan stalaktit dan proses terjadinya dua batuan ini yang biasa menghiasa gua-gua.
koleksi fosil
5.  Koleksi ekologi. Merupakan hubungan timbal balik manusia dengan lingkungannya. Sejarah masa lalu adalah pengalaman berharga untuk menatap kehidupan di masa yang akan datang. Awal kehidupan alam di Jawa Tengah yang ada sekarang ini telah mengalami proses yang cukup panjang jutaan tahun yang lalu dan menjadi sejarah yang berkesinambungan bagi manusia. Berdasarkan jejak rekam kehidupan melalui fosil, mereka hidup antara masa pliosen sampai pleistosen. Mereka hidup dalam keharmonisan alam dan lingkungan serta berupaya mengembangkan budayanya. Di Indonesia kehidupan alam dan kehidupan manusia pada tingkat sangat sederhana Homo erectus (manusia yang berjalan tegak), dikatan bahwa dalam pengetahuan ini merupakan nenek moyang manusia. Tetapi memang dalam agama sangat bertentangan. Semua memiliki dasar yang kuat. Tetapi saya mengambil jalan tengahnya bahwa dulu di Indonesia hidup manusia purba dengan fosil kerangka yang ditemukan mirip seperti manusia dan telah mengenal tulisan sekitar abad 5 masehi yang dikenal dengan masa pra sejarah. Peninggalan pada masa pra sejarah ini yang ada di museum Ranggawarsita adalah peralatan berburu, perlengakapan ibadah, patung, perhiasan dan gerabah. Ada pula perbandingan tengkorak manusia sekarang dengan manusia purba, yang mana kalau tengkorak manusia sekarang merupakan tengkorak asli sedangkan tengkorak manusia purba hanya berupa replica. Di museum ini ada pula koleksi fosil gading gajah yang sangat besar dan panjang, namanya stegodon trigonocephalus yang ternyata dulu pernah hidup di Indonesia dan ditemukan di situs pati ayam Kudus. Dan fosil-fosil binatang lain seperti buaya dan kuda nil. Ada pula kuburan batu, saya tidak tahu dengan pasti apakah kuburan tersebut asli atau replica karena tidak ada penjelasan yang terperinci dari kuburan yang di pamerkan dalam museum ini.
tengkorak manusia purba dan manusia sekarang
alat berburu
kuburan batu
Dari masa prasejarah kemudian ditampilkan pula masa klasik di Jawa Tengah. Masa klasik di Jawa Tengah ditandai dengan masuknya pengaruh Hindu-Budha. Pengaruh kebudayaan asing tersebut ternyata telah membawa perubahan besar dalam bidang kepercayaan, strukur pemerintahan dan berbagai aspek kehidupan. Dari masa klasik tersebut banyak sekali peninggalan-peninggalan yang masih tersisa. Selain ditemukan banyak prasasti yang juga di tampilkan pada museum ini, ada prasasti asli dan ada pula yang replica. Selain prasasti ditemukan pula peninggalan seperti candi, arca dan berbagai macam benda lainnya. Salah satu candi yang terkenal di Jawa Tengah adalah Candi Borobudur, Candi Prambanan, Candi Mendut, Candi Cetho, Candi Dieng dan gedongsongo. Adanya peninggalan tersebut diawali dari hubungan perdagangan antara Indonesia dengan India, kemudian berkembang ke arah penyebaran agama Hindu-Budha. Pada awal penyebarannya berpusat di Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Bali. Di Jawa Tengah berkembang suatu peradaban yang cukup tinggi sejak abad ke VII dengan berdirinya kerajaan Mataram Hindu dan menjelang abad ke VIII berkembang agama Budha.
prasasti temanggung
patung nenek moyang
Di ujung lantai satu gedung A ada miniature kapal yang terdapat pada relief Candi Borobudur yaitu bernama Kapal Samudra Raksa. Sedangkan kapal yang dibuat sama persis dengan ukuran yang besar dan telah digunakan untuk berlayar di jalur kayu manis dari Indonesia ke Chana benua Afrika dan tersimpan di Museum candi Borobudur. Pembuktian pelayaran dengan menggunakan kapal tersebut menempuh jarak 12.210 kilometer membuktikan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia pada abad 8 Masehi telah berhasil mengarungi samudra. Teknik pembuatan kapal seperti yang terpahat di candi Borobudur dengan nama Samudra Raksa diperkirakan bahwa teknik tersebut sama dengan teknik pembuatan kapal-kapal kerajaan Sriwijaya dan Majapahit.
miniatur kapal samudra raksa
Dari gedung Pertama kemudian kita akan masuk Ke Gedung Ke dua lantai 1. Pada pintu masuknya juga dihiasi dengan pintu ukiran khas jepara, di gedung ini disajikan tentang masuknya agama islam dan bentuk pemerintahan kerajaan hingga sejarah perjuangan meraih kemerdekaan. Benda- benda yang ditampilkan antara lain :
jambangan
1.  Mustoko Masjid Demak. Untuk membuat mustoko ini diperlukan empat unsure yaitu : air, angin, tanah dan api. Cara pembuatannya : tanah liat dicampur dengan air lewat perendaman selama sehari semalam, sehingga tanah tersebut benar-benar bercampur dengan air dan menghasilkan bubur tanah yang lembut lalu dilakukan penyaringan dan pengendapan. Kedua pemindahan endapan lapisan tanah tersebut supaya tanah menjadi kenyal dan ini membutuhkan penyesuaian dengan perasaan. Selama proses tersebut tidak boleh terkena sinar matahari langsung kemudian setelah dua hari diuli sampai rata sehingga mendapatkan struktur tanah liat yang berkualitas. Kemudian membentuk mustoko dengan memilin dan memijit menggunakan perasaan. Ketiga beberapa hari kemudian di buat ornament, dalam membuat ornament dibutuhkan alat tatah ukir, butsir, dan beberapa alat bantu lainnya. Setelah terbentuk mustoko secara penuh barulah dilakukan pengeringan, adapun teknik pengeringannya adalah tidak boleh terkena sinar matahari langsung dan secara pelan-pelan. Proses pengeringan membutuhkan waktu sampai benar-benar kering. Ke empat adalah mustoko yang telah kering kemudian di bakar menggunaakan tungku dengan bahan bakar kayu selama sehari semalam. Di situlah empat elemen yang dimaksud untuk membuat mustoko masjid Agung Demak   
2.  Jambangan. Jambangan ini adalah jambangan (tempat menampung air) asli dari kecamatan Lasem kabupaten Rembang. Yang digunakan untuk wadah air sebagai mensucikan diri (wudhu) sebelum memasuki makam tokoh islam Nyi Ageng Maloka.
3.  Koleksi meriam. Meriam yang ditampilkan di ruangan ini adalah merim Sulut yang merupakan peninggalan colonial Belanda, bentuknya kecil dan terdapat rodanya sehingga bisa dipindah-pindah tempat. Ada juga meriam kecil dan meriam coak yang bentuknya lebih besar.
meriam
4.  Dalam ruangan ini juga ditampilkan diorama perjuangan kemerdekaan, salah satunya adalah perang gerilya yang dipimpin oleh Jendral Soedirman yang kala itu sedang sakit sehingga ditandu.
5.  Ada pula koleksi lonceng, peralatan makan, lampu jaman dulu dengan bahan bakar minyak, senapan, granat dan peti mati
lonceng
Pada gedung dua lantai 2 terdapat sejarah Keramologika (berupa benda dari tanah liat yang dibakar) ditampilkan juga keramik dari Asia dan Keramik dari Eropa. Di Indonesia keramik sudah dikenal sejak jaman Neolitikum diperkirakan rentang waktunya mulai dari 2500 SM – 1000 SM. Peninggalan jaman ini diperkirakan banyak dipengaruhi oleh para imigran dari Asia Tenggara berupa pengetahuan tentang kelautan, pertanian dan peternakan. Alat-alat berupa gerabah untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan jaman. Gambar tanah liat dan tembikar juga terdapat pada relief, hiasan bangunan dan patung-patung. Ini memberikan indikasi bahwa tradisi pembuatan benda keramik dengan teknologi sederhana telah lama berlangsung. Artefak lainnya digambarkan pada relief candi Borobudur yang menunjukkan motif wanita yang sedang mengambil air dari kolam dengan periuk bulat dan kendi serta memasak dengan kuali. Keramik rakyat ini dari jaman ke jaman berkembang secara evolusioner. Pada perkembangan selanjutnya berbagai faktor turut menentukan kemajuan keramik diberbagai daerah. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan keramik adalah : keperluan hidup, persedian bahan baku sampai dengan kemajuan teknik pembakaran. Dari faktor-faktor tersebut faktor kebutuhan atau keperluan hidup yang merupakan pengaruh dominan. Koleksi keramik di museum Ranggawarsita yang terbanyak berasal dari Cina, dari masa dinasti Han (206 SM-220 SM) sampai dengan masa dinasti terakhir , Dinasti Qing (1644-1912). Lainnya berasal dari Vietnam (abad ke 14-16M), Thailand (abad ke 14-16M), jepang (abad ke 17-19 M), timur Tengah (abad ke 18-19 M), dan Eropa (abad ke 17-19M).
keramik
manuskrip
Di samping pameran keramik terdapat sastra jawa kuno dan manuskrip. Sastra jawa kuno adalah sastra yang ditulis dengan huruf jawa kuno pada periode kurang lebih abad ke 9 M sampai dengan abad 14 M, dimulai dengan prasasti sukabumi. Karya sastra ini ditulis dalam bentuk prosa maupun puisi. Sastra jawa kuno diwariskan dalam bentuk manuskrip dan prasasti. Manuskrip yang memuat teks jawa kuno berjumlah ribuan, sedangkan berbentuk prasasti ada puluhan hingga ratusan. Meskipun juga terdapat catatan bahwa tidak semua prasasti mengandung tesk kesusastraan. Karya-karya jawa penting yang ditulis pada masa ini adalah Candakarana, Kakawin Ramayana, dan terjemahan mahabarata dalam bahasa jawa kuno. Pengertian dari manuskrip sendiri adalah dokumen yang dalam bentuk apapun yang ditulis dengan tangan atau diketik yang belum dijadikan buku tercetak yang berumur 50 tahun lebih. Naskah manuskrip tertua adalah sebuah naskah daun nipah yang berasal dari abad ke 13 dan ditemukan di jawa barat. Naskah manuskrip ini memuat teks Kakawin Arjunawiwaha yang berasal dari abad ke 11.
Setelah dari gedung 2 ada juga Bioskop 3D memiliki kapasitas 50 orang, di dalam bioskop ini diputar film tentang kehidpuan dinosaurus dan kehidupan ikan purba di laut. Tetapi pada waktu itu bioskopnya tutup sehingga saya tidak bisa melihat bagaimana filmnya.
Di dekat Bioskop ada ruang khusus koleksi emas, didalamnya menampilkan berbagai macam koleksi terbuat dari emas pada masa klasik, seperti kalung, cincin, kelat bahu, binggel dan berbagai alat penunjang upacara. Tetapi pada saat saya berkunjung ruangan ini juga tidak buka sehingga saya tidak bisa memasukinya.
gamelan
Ruangan terakhir adalah ruang pameran teknologi dan seni modern. Yang menarik di rungan ini adalah adanya ukiran mungkin kegunaannya untuk hiasan dinding yang menceritakan pewayangan. Ada pula koleksi sepeda pos, baju adat, wayang, barang-barang dari kerajaan dan senjata keris.
Karena saya berkunjung pada waktu itu hari jum’at dan waktunya mendekati sholat jum’at sehingga perjalan saya sudahi. Saya di lokasi sekitar 1 jam, itu saja saya belum sempat ke lantai 2 di ruangan pertama. Mungkin jika hari libur saya bisa bercerita lebih banyak lagi, tetapi semoga ini bisa menjadi gambaran untuk anda yang ingin mengetahui lebih jauh mengenai Museum Ranggawarsita atau bahkan ingin berkunjung ke Museum ini.
Terima kasih
patung durga
 
peralatan makan
lampu minyak
sepeda pos

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Silahkan memberi komentar yang membangun EmoticonEmoticon