Pekerjaan sebagai seorang
marketing adalah suatu pekerjaan yang mulia menurut saya. Apabila di kaji
mendalam marketing tidak hanya suatu pekerjaan untuk mendapatkan target dari
perusahaan semata dengan memperdayai konsumen untuk membeli suatu produk.
Tetapi seorang marketing sesungguhnya memiliki tujuan untuk menawarkan suatu
produk yang tepat sebagai solusi atas kebutuhan konsumen dan memastikan bahwa
konsumen tersebut mendapatkan manfaat dari produk tersebut, karena pada
dasarnya marketing juga merupakan pengguna atau pemanfaat dari produk lain yang
dipasarkan orang lain. Untuk dapat memasarkan produk marketing haruslah
memiliki kemampuan memahami emosi seseorang, dengan memahami kondisi emosional seseorang maka bisa membantu para
marketing mempengaruhi calon
pelanggannya. Tidak
hanya itu bahkan
marketing bisa saja membentuk, menciptakan, dan memainkannya agar mampu memasuki ruang khusus dalam
diri calon
konsumen sehingga bisa menawarkan produk yang tepat sebagai solusi atas
kebutuhannya. Kemampuan-kemanpuan
seperti tersebut diatas sepatutnya dipergunakan pula dengan arif bijaksana.
Seperti yang sudah saya
sebutkan di atas bahwa kondisi emosional seseorang calon konsumen dapat
dipengaruhi bahkan bisa dibentuk, diciptakan dan dimainkan. Ada satu kata yang
umum dipergunakan untuk mempengaruhi kondisi emosional :
‘Gratis’. Gratis merupakan kata yang sangat luar biasa
berpengaruh langsung ke emosional seseorang . misalkan anda membaca
promo gratis HP Android terbaru. Siapa sih yang tidak mau
dikasih hand phone Android baru, gratis lagi? Orang memang cenderung ingin
mendapatkan sesuatu secara gratis. Sekarang banyak sekali dijumpai rumah makan yang
menyediakan fasilitas WiFI gratis, ini merupakan daya tarik tersendiri padahal
belum tentu dengan dipasangnya WIFI rasa dan harga makanannya lebih bersaing
dibandingkan dengan yang tidak menggunakan fasilitas WIFI. Mungkin harganya
lebih mahal dari pada yang tidak ada fasilitas WIFInya. Tetapi anak-anak muda
lebih senang jika ada fasilitas tersebut dan melupakan soal rasa dan harga. Ada
pula yang memberikan promo beli 10 mangkok gratis satu mangkok, jika datangnya
beramai-rama kenapa tidak membeli ke rumah makan tersebut, bahkan jika ternyata
yang datang tidak sampai 10 orang misal 9 orang, pembeli rela menambah beli
satu mangkok lagi untuk mendapatkan gratis satu mangkok.
Ada lagi ketika saya pernah membeli makan bersama
istri saya di rumah makan yang cukup terkenal dan memiliki cabang di kota-kota
besar, saya kaget ketika istri saya berkata kalau nanti nasinya habis boleh
nambah lagi dan gratis. Jadi ketika pesan makanan telah disediakan nasi dan di
letakkan di wadah tersendiri sesuai dengan jumlah pesanan makanan, tetapi
ketika sudah habis nasinya tetapi lauknya masih boleh nambah lagi nasinya dan
gratis. Tetapi sayang keunggulan ini tidak tertulis di menu atau spanduk
promosi, sehingga banyak orang yang tidak tahu terutama yang baru beli pertama
kali di tempat ini. Mungkin penjual lebih memanfaatkan komunikasi dari pembeli
ke orang lain melalui komunikasi personal, tetapi menurut saya ini kurang tepat
untuk mendongkrak penjualannya. Komunikasi massa perlu dilakukan karena ini
merupakan nilai plus ang tidak ada di tempat lain. Tetapi coba anda bayangkan dan
bandingkan dengan rumah makan yang ada tulisannya “ambil sendiri”, biasanya
berada di dekat-dekat dengan kampus yang mana mahasiswa lebih senang jika porsi
makannya bisa banyak dengan cara mengambil sendiri karena mahasiswa sehari
biasanya makan dua kali, saya tahu karena saya dulu seperti itu, hehehe. Berapapun
nasi dan sayur yang diambil harganya tetap saja sama, yang membedakan adalah
lauk dan minumannya. Terus kalau makan apa tidak menggunakan lauk?, tentu
banyak orang yang akan menggunakan lauk dan minuman. Ini adalah cara untuk
meningkatkan penjualan terutama lauk dan minumannya. Apakah dalam hitungan
pedagang hal tersebut merugikan? tentu tidak mungkin. Inilah peran dari
psikologi pemasaran.
salah satu rumah makan yang menerapkan etika penjualan |
Namun, ada juga yang menggunakan kata ‘gratis’ dengan tidak tulus.
Misalnya, ketika
saya berselancar dengan menggunakan browser mozila firefox saya dibawa kesebuah
halaman yang didalamnya mengatakan bawa saya terpilih untuk memenangkan hadiah,
ada banyak sekali macam hadiah yang ditawarkan mulai dari hand phone hingga
uang. Padahal saya cuma browser untuk mencari informasi, tetapi langsung di
pindahkan ke halaman undian hadiah. Bagaimana saya tidak senang, ya kan bagai
sebuah mimpi di siang hari, dan bayangan saya saya merupakan orang yang
terpilih diantara ribuan bahkan jutaan orang untuk memenangkan hadiah tersebut.
Dalam halaman tersebut saya diminta untuk mengisi data diri dan alamat email,
ada sekitar 4 step / langkah isian tetapi ketika sampai di step ke 3 saya
diminta untuk mengisi kuisioner survey dan malah terdaftar sebagai akun pengisi
survey di situs lain yang berbeda dengan alamat pada halaman hadiah dari
firefox tadi. Anehnya saya tidak bisa masuk ke step 4, saya kehilangan banyak
waktu padahal kuota terus tersedot karena keinginan saya mendapatkan sebuah
handphone melalui pengisian data diri dan survey. Saya cari-cari tombol skip
atau lewati tetap tidak ketumu dan akhirnya saya cuma terhendi di step 3. Tidak
hanya itu saya ternyata hanya berada pada halaman pengisian survey dan diminta
untuk mengajak teman yang lain melalui referensi alamat email.
Ada pula ketika datang ke minimarket, ada promosi
mendapatkan boneka karakter gratis. Bonekanya sangat bagus, karakter toy story.
Wah ini sangat bagus sekali untuk gantungan kunci dalam fikiran saya, tetapi setelah
saya membeli di minimarket tersebut dan menanyakan hadiah boneka gratis
tersebut, ternyata ada syarat untuk mendapatkan yaitu dengan mengumpulkan
stiker setiap pembelian berapa ribu rupiah gitu nanti mendapatkan satu stiker,
stiker yang dikumpulkan sekitar 12 kalau tidak salah, karena saya juga lupa. Tetapi
pada intinya adalah promosi tersebut tidak benar-benar tulus karena untuk
mendapatkannya sangat sulit, mungkin saja ada juga yang telah mampu
mengumpulkan beberapa stiker malah hilang atau tercuci, karena ukuran stikernya
juga lumayan kecil.
Coba anda perhatikan dari kasus kata “gratis” yang
tidak tulus di atas. Ada perbedaan yang mencolok antara gratis nasi yang
ditawarkan rumah makan dengan gratis yang ditawarkan oleh internet dan
minimarket. Saya lebih menghormati
gratis yang ditawarkan oleh rumah makan. Rumah makan tersebut telah telah menggunakan psikologi
manusia secara elegan, dan telah menggunakan kata
’gratis’ dengan bijaksana. Apa yang dilakukan menurut saya adalah seni pemasaran yang sangat berkelas.
Pelanggan atau pembeli akan mendapatkan persis seperti apa yang dikatakan dalam
promosi spanduk secara gratis. Ada nilai yang bisa diambil dari rumah makan
tersebut yaitu menjunjung tinggi etika.
Ada yang mengatakan bahwa ilmu seperti layaknya pisau,
bahkan seseorang yang berilmu bisa membuat sebuah perubahan yang sangat luar
biasa melalui kata-kata atau bahkan tulisan. Perubahan yang dibuat bisa berupa
perubahan yang baik atau bahkan yang buruk. Seperti layaknya sebuah pisau, bisa
digunakan untuk masak atau bisa juga dipergunakan untuk membunuh orang. Begitu juga dengan
kemampuan dalam memahami psikologi pemasaran, yang memahami terhadap kondisi emosional-psikologis
konsumen. Anda bisa menggunakannya
secara bijaksana dan beretika seperti penjual di rumah makan itu.
Jika kita adalah seorang marketing, maka sudah
sepatutnya dalam bekerja kita tetap menjunjung
tinggi nilai etika. Tidak ada hal yang perlu ditakuti penjualan dari
produk menjadi jelek karena nilai-nilai yang dipegang. Jika penjualan
kita tidak sesuai dengan harapan, pasti itu bukan karena kita menjunjung tinggi etika,
melainkan ada sebab lain yang mesti dicari tahu dan ditangani. Penting untuk menjadi
seorang marketing yang elegan tetapi juga memiliki suatu kehormatan.
Pada contok kasus diatas yang dijual adalah produk
buatannya sendiri karena merupakan rumah makan. Tetapi jika produk yang dijual
adalah produk orang lain, dengan penjualan yang beretika secara langsung kita
juga ikut mempromosikan diri kita sendiri sehingga orang akan lebih mengenal
kita sebagai penyelesai masalah melalui pemenuhan kebutuhan. Misal pada awalnya
kita bekerja di PT A yang memberikan kredit dengan bunga 1%, karena kita
menjual produk dari PT A dengan etika maka konsumen akan mengenal kita lebih
baik dibandingkan PT A, ini adalah cara untuk menjual nama kita. Walaupun nanti
kita akan berpindah perusahaan ke PT B dengan bunga kredit 2%, konsumen tidak
akan terpengaruh akan hal tersebut. Yang mereka tahu adalah jika ingin kredit
uang maka yang dihubungi adalah kita, entah itu dari PT A atau PT B tidak akan dipermasalahkan oleh konsumen.
Suatu
perusahaan tidak saja memiliki tanggung jawab ekonomi dan hukum saja, namun
juga memiliki tanggung jawab sosial baik kepada pemegang saham perusahaan
maupun pada pihak-pihak lain yang berkaitan dengan aktivitas bisnisnya (stake
holder). Tanggung jawab sosial ini banyak juga digunakan untuk menjelaskan
tanggung jawab perusahaan terhadap komunitasnya. Tanggung jawab itu meliputi
tanggung jawab terhadap pelanggan, karyawan, pemegang saham, kreditor,
lingkungan fisik, dan komunitas lainnya.
Tanggung jawab sosial ini dipenuhi dengan cara mengikuti etika bisnis.
Beberapa penelitian mengatakan bahwa praktik-praktik non etis yang dilakukan
oleh perusahaan sangat memiliki pengaruh besar terhadap kinerja jangka panjang
dan nilai saham perusahaan.
Sebagai contoh adalah pada sebuah
perusahaan roti yang cukup terkenal di Jakarta, yang mana pada waktu aksi unjuk
rasa menuntut pengusutan kasus penistaan agama di Jakarta memberikan
klarifikasi lewat media sosial bawa perusahaan tersebut tidak terkait dengan
aksi, karena pada foto-foto yang tersebar di dunia maya banyak
gerobak-gerobaknya yang menjual roti secara gratis. Ternyata klarifikasi yang
dilakukan oleh perusahaan tersebut menuai protes dari sebagian orang terutama
yang simpatik terhadap aksi tersebut dan mengakibatkan nilai sahamnya jatuh.
APA PENTINGNYA
ETIKA?
Persoalan etika muncul menjadi topik yang banyak dibicarakan
pada akhir-akhir ini menunjukan bahwa bisnis perlu untuk memiliki tanggung
jawab sosial. Terdapat beberapa alasan mengapa itu diperlukan, yaitu :
- Etika merupakan sesuatu yang diharapkan masyarakat. Di dalam mencapai prestasu usaha yang profitable, perusahaan hendaknya juga memperhatikan kepentingan sosial masyarakat sekitar dan menghindari terjadinya konflik dengan masyarakat sosial.
- Memberikan dukungan agar bisnis berjalan dengan lebih baik dalam jangka panjang di masa datang. Bisnis yang tidak memperhatikan kepentingan lingkungannya cendrung sulit diterima lingkungan dan dan dalam jangka waktu tertentu akan menghalami kesulitan di dalam menjalankan bisnisnya.
- Perusahaan merupakan bagian dari komunitas masyarakat dan memiliki tanggung jawab juga terhadap masyarakat tersebut. Hal inilah yang mendorong agar perusahaan hendaknya juga terlibat di dalam aktifitas masyarakat, pencapaian tujuan dan keinginanan masyarakat sekitarnya.
- Tenaga penjual merupakan wakil dari perusahaan dan mempengaruhi citra perusahaan di mata masyarakat. Apa yang dilakukan tenaga penjual akan menciptakan citra tertentu dan akan mempengaruhi penilaian pelanggan terhadap perusahaan dan bahkan produk yang akan ditawarkan.;
- Mengdindari terjadinya saling balas dendam dengan pesaing aibat praktek penjualan yang tidak sehat. Kondisi ini jelas akan merusak situasi dan kondisi persaingan di dalm industri.
- Menurunkan peran dan campur tangan pemerintah di dalam bisnis, jika etika dan tanggung jawab perusahaan tidak dilakukan dengan baik dan tepat.
PERILAKU YANG ETIS TERCIPTA DARI :
-
Kharakteristik dari individu yang sedang melakukan tugas
atau mengambil keputusan.
-
Proses keputusan yang terjadi.
-
Keluaran (Outcomes)
-
Situasi yang
tercipta di lingkungan (standar etika, budaya organisasi, pelanggan)
Pada
tahap awal terlihat bahwa kharakteristik individu merupakan awal dari suatu
perlaku, jika kharakter individu memiliki standar moral yang tinggi maka
peluang untuk munculnya suatu perilaku yang beretika semakin tinggi juga. Pada
kelompok kedua terlihat bahwa bagaimana individu mengenali isu-isu etis,
menentukan alternatif terbaik, menentukan prioritas nilai moral dan kemudian
menjadi suatu intensi untuk melakukan tidakan, merupakan suatu proses
terjadinya suatu tindakan. Hal ini dipengaruhi oleh aspek lingkungan seperti
standar nilai masyarakat, organisasi, teman, pimpinan, pesaing, konsumen dan
hukum mempengaruhi proses tersebut. Akhirnya akan menciptakan suatu outcome
keputusan meliputi job performance, reward & Punishment dan feedback
& Learning.
Sebuah keputusan yang diambil oleh seorang manager terhadap permasalahan etika merupakan sesuatu
yang didasarkan pada nilai-nilai dan norma yang berlaku umum kemudian baru
memperhatikan tujuan dan standar etika yang sudah ditetapkan perusahaan. Untuk
membantu para manajer di dalam membuat keputusan moral yang sulit, maka General
Dynamic mengusulkan suatu daftar periksa dalam melakukan keputusan, yaitu
sebagai berikut :
- Recognize the dilema.
- Get The Fact.
- List Your option
-
Are the legal ?
-
Are the right ?
-
Are the beneficial ?
- Make Your Decision.
Terdapat beberapa isu yang menjadi persoalan umum didalam
aktifitas penjualan yang menyangkut dengan etika, diantaranya :
- Hiring & Firing.
Persoalan
yang menyangkut hal ini seperti terdapatnya diskriminasi di dalam penerimaan
tenaga penjual, membajak tenaga pejual pesaing, memberhentikan tenaga penjual
yang sudah lama tetapi tidak lagi produktif dan lain-lain.
- House Account.
Persoalan
ini muncul karena dipindahkannya status suatu pelanggan yang besar dan penting
dalam satu teritoty tertentu kepada satu tenga penjual khusus dari tenaga
penjualan yang sudah memulai hubungan dengan account tersebut.
- Expense Account.
Keputusan
biaya pelanggan yang dikeluarkan oleh tenaga penjual yang harus dibebankan
kpeda perusahan seringkali menjadi persoalan, apalagi jika jumlah biaya
tersebut sangat besar. Seringkali pengendalian terhadap biaya ini saling
merugikan kepentingan masing-masing pihak.
- Gift to Buyers.
Apakah
pantas memberikan suatu hadiah kepada pelanggan ? Hadiah apakah yang layak
diberikan ? Bagimanakah hadiah itu diperoleh dan diberikan pada pelanggan ?
- Bribes
Melakukan
praktek penyuapan agar suatu transaksi dan urusan menjadi lancar dalam
aktifitas penjualan menjadi suatu hal yang sering terjadi dan melanggar etika
dan perlu untuk diatasi manajer penjualan. Karena ini memiliki dampak yang luas
di dalam kondisi sosial masyarakat secara umum.
- Entertainment.
Pekerjaan
penjual seringkali juga berhadapan dengan bagaimana menjalin keakraban dengan
para pelanggan dan hiburan menjadi salah satu tempat yang didatangi. Menyuguh
suatu jenis hiburan kepada pelanggan tentunya mesti memperhatikan moral di
dalam masyarakat. Perkembangan terakhir, banyak dari tenaga penjual yang sukses
dengan membawa pelanggan pada hiburan-hiburan yang tidak sesuai dengan
nilai-nilai masyarakat.
Silahkan memberi komentar yang membangun EmoticonEmoticon