proses penyuluhan menggunakan alat bantu projector |
Penyuluhan
adalah suatu proses pemberian informasi kepada petani agar petani menjadi mau,
tahu dan mampu mengikuti segala sesuatu yang telah diinformasikan oleh penyuluh.
Penyuluhan adalah sistem pendidikan secara non formal. Sebagai suatu sistem
pendidikan non formal, yaitu suatu sistem pendidikan terprogram di luar
sekolah, kegiatan penyuluhan mutlak memerlukan perencanaan yang jelas mengenai
program pendidikan yang akan dilaksanakan.
Tentang
hal tersebut, dalam melaksanakan setiap kegiatan penyuluhan, setiap penyuluh
tidak hanya cukup menyiapkan topik materi penyuluhan dan merancang metode yang
diterapkan. Keaktifan penyuluh dalam menyampaikan materi memang menjadi salah
satu faktor utama dalam menentukan berhasil tidaknya proses penyuluhan. Tetapi,
yang tidak boleh dilupakan adalah persiapan tentang sarana penyuluhan.
Sehubungan
dengan sistem pemberian pelajaran yang demikian inilah maka penyuluh sangat
memerlukan sarana penyuluhan yaitu berupa alat-alat pembantu penyuluhan agar
para petani yang umumnya sangat memerlukan contoh-contoh kerja dapat meniru
atau mengikutinya dengan penuh perhatian. Mengingat kemampuan antara petani
yang satu dengan petani yang lain berbeda, tidak setiap petani mampu menangkap
informasi dengan baik mengenai segala sesuatu yang disampaikan oleh penyuluh
tanpa dengan memberikan contoh-contoh di lapangan. Jadi penyuluh perlu
memberikan contoh-contoh konkrit di lapangan agar informasi yang disampaikan
dapat diterima dan diadopsi dengan baik oleh petani.
Alat
bantu penyuluhan adalah alat-alat atau sarana penyuluhan yang diperlukan oleh
seorang penyuluh guna memperlancar proses mengajarnya selama kegiatan
penyuluhan dilaksanakan. Alat ini diperlukan untuk mempermudah penyuluhan
selama melaksanakan kegiatan penyuluhan, baik dalam menentukan/memilih materi
penyuluhan atau menerangkan inovasi yang disuluhkan.
Dalam penyuluhan
pertanian terdapat dua macam alat pembantu, yaitu:
1.
Alat pembantu yang berhubungan dengan tempat, di mana
penyuluhan dilangsungkan.
Penyuluhan dapat dilakukan di mana saja asal tempat itu dikehendaki petani.
Di rumah petani, ladang, sawah, atau kandang ternak. Juga di kantor atau rumah
penyuluh, pusat penyuluhan pertanian, balai benih, dan sekolah pertanian. Dapat
pula tempat-tempat yang dikunjungi secara khusus seperti pameran, upacara,
perayaan, rapat, dan lain-lain.
Tempat yang akan didatangi petani harus mudah ditemukan, untuk itu dapat
dipilih tempat yang dekat dengan jalan dan dipasangi tanda-tanda penunjuk yang
jelas. Misalnya ada bendera atau kibaran kain berwarna, selain itu juga dapat
digunakan papan nama yang cukup besar dan jelas.
2.
Alat pembantu yang berhubungan dengan penyajian pelajaran
Alat pembantu golongan ini dipergunakan untuk meningkatkan jumlah maupun
mutu, penerimaan pelajaran yang disajikan. Yang selalu harus diingat adalah
bahwa alat-alat itu merupakan pembantu penyuluhan pertanian dan bukan tujuan. Alat pembantu yang
berhubungan dengan penyajian pelajaran, meliputi:
a. Visual aid atau yang dapat dilihat.
b. Audio aid atau yang dapat didengar.
c. Audio visual aid atau yang dapat dilihat dan
didengar.
Benda-benda
atau alat pembantu yang termasuk visual aid yang dapat dipakai dalam penyuluhan
antara lain:
1.
Benda yang sesungguhnya yang dapat berwujud benda hidup
(hewan, tumbuh-tumbuhan, dan lain-lain) dan benda mati (surat kabar, sabit,
cangkul, dan lain-lain).
2.
Benda tiruan dari benda yang sesungguhnya, seperti
miniature irigasi, berbagai bentuk traktor yang diperkecil hanya sekedar untuk
lebih menjelaskan.
3.
Gambar-gambar yang dihasilkan dengan memanfaatkan
alat-alat optik, baik gambar bergerak, berwarna, gambar diam hitam putih dan
lain-lain.
4.
Gambar-gambar yang
dihasilkan tanpa bantuan alat-alat optik, seperti misalnya lukisan, sketsa dan
lain-lain.
Tentang hal ini, Mardikanto (1985) telah
mengemukakan ragam alat bantu penyuluhan yang diperlukan setiap penyuluh
sebagai berikut :
1.
Kurikulum
Berbeda dengan pengertian sehari-hari yang mengartikan kurikulum sekadar
daftar mata pelajaran yang akan diberikan atau dipelajari, kurikulum sebenarnya
merupakan pernyataan tertulis tentang perencanaan pendidikan yang memuat :
a.
Tujuan-tujuan yang ingin dicapai atau tujuan-tujuan yang
dikehendaki, baik tujuan umum program pendidikan yang diselenggarakan maupun
tujuan khusus yang berupa perubahan perilaku yang diinginkan dalam diri sasaran
sendiri.
b.
Kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan oleh pendidik
dan sasaran didik selama berlangsungnya proses belajar mengajar, serta mencakup
: metode mengajar yang akan diterapkan, kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan
pendidik, kegiatan yang akan dan harus dilaksanakan oleh setiap sasaran
didiknya.
c.
Daftar mata pelajaran yang disampaikan, termasuk
pokok-pokok bahasan yang disusn menurut urutan tujuan pendidikan, baik menurut
isi (content area) maupun prosesnya (process
area).
d.
Rencana evaluasi yang akan dilaksanakan baik mengenai
waktu pelaksanaan evaluasi (evaluasi awal, evaluasi antara, dan evaluasi
akhir). Aspek yang akan dievaluasi (perubahan sikap, pengetahuan dan
keterampilan), teknik-teknik maupun evaluasi yang akan diterapkan.
Karena itu kurikulum merupakan suatu paket yang berisi rencana mengajar
secara lengkap (Soediyanto, 1978).
Di dalam kegiatan penyuluhan, adanya kurikulum akan sangat membantu
penyuluh dalam merancang kegiatan penyuluhan yang akan dilaksanakannya terutama
jika ia akan menerapkan metode khusus. Tetapi, hal ini tidak berarti bahwa
untuk penyuluhan dengan menerapkan metode yang lain tidak memerlukan kurikulum
yang jelas. Bagaimanapun, adanya kurikulum sangat membantu penyuluh dalam
merancang/merencanakan dan melaksanakan penyuluhannya.
2. Lembar-lembar persiapan penyuluhan
Adanya kurikulum
yang telah dipersiapkan, sebenarnya belum cukup membantu kelancaran kegiatan
penyuluhan di lapangan.
Di dalam praktek,
setiap penyuluh sebenarnya masih memerlukan lembar persiapan penyuluhan yang
berisi pokok-pokok kegiatan yang harus dikerjakan selama kegiatan penyuluhan
berlangsung.
Mengingat kegiatan
penyuluhan yang dilaksanakan oleh seorang penyuluh sangatlah beragam, maka
setiap penyuluh harus mempersiapkan beragam lembar persiapan penyuluhan yang
berupa :
a.
Lembar Persiapan Menyuluh (LPM) yang berisikan urutan
kronologis tentang pokok-pokok bahasan yang akan disampaikan selama penyuluhan
dilaksanakan. Di dalam LPM, disamping berisikan pokok-pokok bahasan, juga
dicantumkan pula metode penyuluhan yang akan diterapkan serta alokasi waktu
yang diperlukan LPM ini, biasanya hanya disiapkan untuk kegiatan penyuluhan
mengenai aspek sikap dan pengetahuan.
b.
Lembar Persiapan Latihan (LPL), yaitu serupa LPM yang
dikhususkan untuk kegiatan penyuluhan yang mencakup aspek pengetahuan dan
keterampilan.
c.
Lembar Persiapan Kerja (LPK), yaitu serupa LPM yang
dipersiapkan manakala di dalam penyuluhan nanti akan dilaksanakan latihan
menggunakan peralatan atau latihan keterampilan.
3.
Papan Tulis dan atau Papan Penempel
Pada setiap kegiatan penyuluhan, apalagi jika dilakukan di dalam ruangan,
seringkali penyuluh memerlukan papan tulis atau papan penempel untuk
menjelaskan materi yang disuluhkan, sedangkan jika penyuluhan dilakukan di
lapangan, diperlukan papan penempel dengan ukuran relatif kecil dan mudah
dilipat.
Untuk papan tulis, biasanya digunakan papan tulis berwarna hitam atau hijau
(jika menulis dengan kapur) atau yang berwarna putih “whiteboard” jika menulisnya dengan tinta.
Papan penempel yang sering digunakan di lapangan adalah papan yang dilapisi
dengan kain panel, atau hanya berupa kain panel saja yang mudah dilipat.
Sedangkan untuk keperluan penyuluhan di dalam ruangan, seringkali digunakan
papan panel atau papan bermagnet “magnetic
board”.
Papan penempel ini biasanya digunakan untuk tempat menempelkan
gambar-gambar atautulisan-tulisan yang telah dipersiapkan sebelumnya.
4. Alat Tulis
Seperti halnya
dengan papan tulis, setiap penyuluh sangat memerlukan alat tulis, baik menulis
atau menggambar, untuk mempermudah dalam menerangkan materi penyuluhan kepada
sasarannya.
Dengan penggunakan alat tulis ini, disarankan agar penyuluh mempersiapkan
alat tulis beragam warna (kapur berwarna, pensil berwarna, ballpoin warna, spidol,
dll).
5. Sarana Ruangan
Untuk pelaksanaan
penyuluhan di dalam ruangansetiap penyuluh akan memerlukan beberapa alat bantu
menyuluh, baik untuk membantu memperjelas kegiatan penyuluhannya, maupun untuk
memberikan suasana nyaman bagi sasarannya. Beragam alat bantu dalam ruangan
yaitu :
a.
Pengeras suara (berikut microphone dan amplifiernya) terutama jika sasaran cukup banyak.
Jumlah microphone hendaknya disiapkan
lebih dari satu, agar pada saat sasaran memberikan tanggapannya dapat pula
menggunakan pengeras suara tersebut.
b.
Penata cahaya, termasuk lampu untuk menerangi ruangan dan
kain gordin berwarna hitam (untuk menggelapkan ruangan jika menggunakan
proyektor).
c.
Penata udara, berupa kipas angin atau air conditioner (AC) terutama jika
ruangan yang digunakan relatif sempit dengan ventilasi yang terbatas dan
penyuluhan dilakukan di siang hari yang panas.
Berbeda dengan pelaksanaan penyuluhan di dalam ruangan, pelaksanaan
penyuluhan di luar ruangan seringkali memerlukan pengeras suara yang ditenteng
dengan mudah, yang biasnya disebut dengan “megaphone”.
6. Projector
Di samping
sarana-sarana tersebut, untuk kegiatan penyuluhan di dalam ruangan seringkali
masih memerlukan alat bantu penyuluhan yang berupa beragam proyektor yaitu :
a. Overhead
Projector, untuk memproyeksikan
tulisan dan atau gambar yang ditulis pada bahan tembus cahaya (plastik, transparacy sheet).
b. Solid
Projector, semacam overhead projector tetapi untuk
memproyeksikan benda-benda tembus pandang.
c. Movie
Projector, untuk memproyeksikan
film dan film strip.
d.
Slide Projector, untuk memproyeksikan
gambar atau tulisan yang direkam dan slide film.
Sehubungan dengan penggunaan beragam projector tersebut perlu juga
dipersiapkan layarnya. Sedangkan untuk pemakaian slide projector yang dihubungkan dengan pengeras suara sering
diperlukan “synchronizer cassete recorder”.
Secara
sepintas dapat disebutkan bahwa alat-alat bantu penyuluhan mempunyai
sifat-sifat khas yaitu :
1.
Dapat memperbaiki keadaan yang kurang memenuhi
persyaratan.
2.
Dapat digunakan untuk menarik perhatian sasaran.
3.
Dapat mengingatkan kembali akan sesuatu hal y7ang tidak
menarik perhatian lagi.
4.
Dapat menambah jumlah sasaran yang dijangkau dalam
kegiatan penyuluhan.
5.
Dapat diulang kembali menurut keperluannya.
6.
Dapat memberikan pedoman untuk kerja sendiri.
Baik
penyuluh maupun para petani yang mengikuti penyuluhan akan sangat membantu,
dengan adanya alat pembantu tersebut, pemberian pelajaran dan penerimaan
pelajaran akan berlangsung lancar dan menerap dengan baik.alat pembantu yang
digunakan dalam penyuluhan harus memberi manfaat-manfaat sebagai berikut :
1.
Membantu penyuluh menjadikan pelajaran lebih menarik
sehingga para petani peserta akan lebih berminat.
2.
Membantu penyuluh dalam menjelaskan pelajaran yang
diberikanya sehingga para petani peserta lebih mudah dan cepat mengerti.
3.
Membantu penyuluh dalam menyajikan materi
pelajaranya,sehingga lebih teratur dan mengesankan.
4.
Membantu penyuluh mengatasi kemacetan pemberian pelajaran
karena daya tanggap dan daya tangkap petani berbeda-beda.
5.
Membantu para petani peserta agar dapat lebih mudah
mengerti, mencontoh dan menerapkan pengetahuan dan apa yang dilihat dapat
menerap lebih lama daripada yang didengarnya.
Terdapat
beberapa saluran komunikasi yang membantu para penyuluh dalam pelaksanaan
tugasnya, seperti: surat kabar, majalah pertanian, stasiun radio, tukan cerita,
kelompok kepercayaan atau agama, pamong desa, lembaga pertanian yang lain dan
para penyalur sarana produksi. Untuk itu ada beberapa hal yang perlu atau
sering dilakukan oleh penyuluh dalam memanfaatkan saluran komunikasi :
1.
Menggunakan saluran media massa untuk menyiagakan
masyarakat terhadap ide-ide dan cara kerja yang baru, memasok mereka dengan
informasi yang lebih rinci, memberi acuan berupa selebaran atau bantuan pribadi
yang dapat digunakan saat mereka telah siap untuk mencoba cara kerja baru
tersebut.
2.
Menggabungkan pesan-pesan dengan bebagai bentuk hiburan
di dalam radio, televisi, atau tape.
3.
Setiap penyuluh pertanian selalu membutuhkan file atau
bandel acuan yang bisa dibawa kemana-mana. Tentang hal ini, dinas-dinas teknis
dapat membantu tenaga lapangan dengan memberi indek acuan atau lembar petunjuk
atau pedoman kerja.
4.
Audio atau tape (kaset) merupakan perlengkapan yang murah
untuk mencapai kelompok-kelompok kecil yang terpencil.
5.
Media rakyat yang tradisional, seperti drama, dalang,
panggung boneka, musik, tarian dan berbagai bentuk kesenian yang lain dapat
menjangkau masyarakat secara efektif dengan berbagai pesan yang mendidik, jadi
pendidikannya dapat memantapkan kerja sama dengan para pelakunya dan mengerti
bagaimana memasok mereka dengan bahan-bahan pendidikan yang berkelanjutan.
Di dalam
praktek penyuluhan, ternyata tidak selalu alat bantu yang disebutkan tadi
tersedia semua terutama jika penyuluhan dilaksanakan di luar ruangan atau di
lapangan. Oleh sebab itu, setiap penyuluh perlu mempersiapkan diri
sebaik-baiknya agar dia selalu siap menyuluh dengan baik meskipun tanpa bantuan
beragam alat-alat bantu menyuluh (alat tulis, papan tulis dan papan menempel,
serta proyektor) seperti yang telah disebutkan tadi.
Silahkan memberi komentar yang membangun EmoticonEmoticon