TOMAT |
Tomat merupakan salah satu komoditi
sayuran yang banyak di konsumsi masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia.
Selain itu, tomat juga memiliki prospek pemasaran yang cerah, hal ini dapat
dilihat melalui banyaknya buah tomat yang yang dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat. Potensi pasar buah tomat juga dapat dilihat dari segi harga yang
terjangkau oleh masyarakat sehingga membuka peluang yang lebih besar terhadar
serapan pasar. Permintaan komoditas tomat baik di dalam negeri maupun di luar
negeri terus mengalami peningkatan sejalan dengan semakin meningkatnya
kesadaran masyarakt akan pemenuhan kecukupan pangan dan gizi karena masyarakat
telah mengetahui komposisi zat yang cukup lengkap dan baik yang terkandung
dalam buah tomat. Komposisi buah tomat yang paling banyak ialah komposisi
vitamin A dan Vitamin C, karena kandungan vitamin inilah buah tomat dapat
digunakan untuk membantu proses penyembuhan penyakit, sedangkan kandungan gizi
yang terkandung dalam buah tomat yaitu protein, karbohidrat, lemak, kalsium,
fosfor, zat besi, vitamin A, vitamin B2 dan vitamin C.
Tomat (Licopercium Esculentum
Mill) varietas lokal Kaliurang merupakan komoditas unggulan dari Balai
Pengembangan dan Promosi Agribisnis Perbenihan Hortikultura (BP2APH) Yogyakarta
yang telah dilepas oleh Menteri Pertanian pada tahun 1999. Penyebaran benih
tomat varietas Kaliurang telah tersebar di seluruh kawasa Daerah Istimewa
Yogyakarta, bahkan telah berkembang di luar Provinsi DIY. Adapun ciri-ciri dari
tomat lokal Kaliurang adalah sebagai berikut:
a. Umur setelah tanam
- berbunga : 50-60 hari
-
awal panen :
90-100 hari
-
panen akhir :
150-160 hari
b. Tipe pertumbuhan :
semi determinat
c. Tinggi tanaman :
75-100 cm
d. Warna hypocotyle :
ungu
e. Warna mahkota bunga : kuning
f. Warna batang :
hijau muda
g. Warana daun :
hijau terang
h. Warna putik :
hijau muda
i. Warana benang sari :
putih kekuningan
j. Jumlah tandan per batang : 8-12
k. Jumlah buah per tandan : 6-10 buah
l. Jumlah buah per batang : 35-60 buah
m. Bulu pada batang :
sedikit
n.
Bentuk dan ukuran buah :
bulat dan sedang (5-8 cm)
o. Berat buah pertanaman : rata-rata 2,6 kg dan maksimum 3,5 kg
p. Bentuk percabangan :
vertikal
q. Jumlah rongga buah :
3-4
r. Frekuensi panen :
6-8 kali
s. Berat buah :
110-175 gram
t. Warna buah muda :
hijau terang
u.
Warna buah masak :
oranye-merah
v.
Ppedicel area :
sedikit cekung
w.
Potensi hasil :
40-50 ton/ha
x.
Ketahanan penyakit :toleran
penyakit layu bakteri (Pseudomonas Solanacearum)
dan busuk akar (Fusarium oxyporum)
y.
Daerah adaptasi :
dataran rendah dan dataran tinggi
z.
Sifat unggul
potensi hasil tinggi, warna buah menarik dan kualitas buah baik
Tomat lokal
Kaliurang hasil produksi dari BP2APH ini memiliki banyak keunggulan yaitu memiliki
potensi hasil yang tinggi, warna buah yng menarik, ukuran buah yang besar
dengan diameter 5-8 cm, daging buah rata-rata 0,75 cm. Selain itu, tanaman tomat
lokal Kaliurang tahan terhadap penyakit layu bakteri yang disebabkan oleh Pseudomonas
solanacearum dan penyakit busuk pangkal batang yang disebabkan oleh Fusarium
oxyporum.
Adapun kegiatan
budidaya tanaman tomat lokal Kaliurang yang dilakukan di BP2APH Ngipiksari
adalah sebagai berikut :
A.
Persemaian
Tomat merupakan jenis tanaman yang memerlukan tahap persaemaian sebelum
tanaman ditanam di lahan. Persemaian tanaman tomat bertujuan untuk memudahkan
perawatan antara lain, penyiraman, pengendalian hama penyakit dan perlindungan
dari terik sinar matahari serta hujan lebat. Persemaian yang dilakukan di
BP2TPH dengan cara membuat bedengan berukuran 1 m x 5 m dengan ketinggian 15 cm
– 20 cm dan diberi pupuk kandang sebagai pupuk dasar sebanyak 25 kg – 30 kg per
bedeng, kemudian didiamkan selama 1-2 hari yang bertujuan agar pupuk kandang
bercampur tanah dengan sempurna. Bedengan yang telah jadi, kemudian dibuat
garis yang memotong bedengan dengan menggunakan bambu dengan jarak 10-15 cm
sebagai tempat penebaran benih tomat, kemudian benih disebarkan pada
garis-garis yang tlah dibuat diatas bedengan. Benih yang diperlukan untuk 1000
m2 adalah sekitar 10-20 gram, kemudian ditutup tanah tipis-tipis 0,5
cm dan juga ditutup dengan daun lamtoro serta disiam tiap pagi atau sore.
Apabila persemaian dilakukan pada musim penghujan, maka persemaian perlu diberi
sungkup yang bertujuan untuk melincungi persemaian dari air hujan secara
langsung. Pada waktu persemaian tidak jarang benih tanaman tomat BP2Aph
terserang olet semut api, untuk mengatasinya dengan ditaburkan Furadan sebanyak
0,25 kg tiap 5 m. Benih tanaman tomat mulai tumbuh pada umur 3 hari setelah disemaikan dan dapat
dipindahkan ke lahan setelah tanaman tomat berumur 3 minggu.
B.
Persiapan Lahan
1.
Pembersihan lahan
Pembersihan lahan meliputi pembersihan lahan dari gulma atau rumput-rumput
liar dan pembersihan lahan dari tanaman keras. Pembersihan lahan tersebut dapat
dilakukan baik secara manual maupun dilakukan dengan mesin. Pembersihan lahan
yang dilakukan dengan mesin yaitu jika lahan yang dibuka terlalu luas dan
banyak ditumbuhi tanaman tahunan. Sisa-sisa rumput dan gulma dibiarkan menumpuh
yang nantinya akan dijadikan pupuk kompos dengan dibenamkan di lahan kecuali
sisa tanaman yang berpotensi menjadi inang bakteri dan cendawan yang harus
segera mungkin di bakar atau dimusnahkan.
2.
pengolahan tanah
Pengolahan lahan yang dilakukan di BP2APH menggunakan mesin traktor. Tujuan
dari pembajakan atau pengolahan tanah ialah untuk menciptakan struktur tanah
remah, memperbaiki aerasi dan drainasi tanah serta untuk memberantas gulma
sebagai inang penyakit dan memberantas serangan halma beserta larva-larvanya.
C.
Penanaman tanaman tomat
Bibit tanaman tomat yang telah berumur 3 minggu dengan ciri tanaman telah
memiliki dua daun lebih. Pengambilan bibit tanaman tomat dilakukan pada pagi
hari, hal itu dilakukan agar tanaman tomat tidak mengalami layu atau mati saat
dipindahkan ke lahan. Selain itu, pemindahan tanaman tomat harus dilakukan
dengan sangat hati-hati karena akar tanaman tomat mudah rusak, retak dan patah.
Bibit tanaman tomat ditanam pada bedengan yang telah ditutup mulsa dan
telah diberi lubang tanam dengan jarak tanam 60 x 70 cm dan dengan diameter
lubang tanam 10 cm. Bibit tanaman tomat yang ditanam diusahan akar tunggang
lurus dan akar serabut merata ke segala arah. Lubang di sekitar diberi tanah
sampai penuh kemudian disiram.
D.
Pemeliharaan tanaman tomat
Pemeliharaan tanaman merupakan salah satu faktor pendukung dalam keberhasilan
usahatani yang meliputi penyulaman, pemasangan ajir, penyiangan, pemangkasan,
pengikatan tanaman, penyiraman, pemupukan dan pengendalian hama penyakit
tanaman tomat.
1.
Penyulaman
Penyulaman dilakukan 5-7 hari setelah tanaman tomat ditanam di lahan, penyulaman
dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati, layu, rusak atau kurang baik
tumbuhnya.
2.
Pemasangan ajir
Pemberian ajir dilakukan setelah tanaman berumur 2 minggu setelah tanam.
Anjir terbuat dari batang bambu yang ditanamkan 10 cm disamping tanaman tomat.
3.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan setelah tanaman berumur 20 hari. Penyiangan bertujuan
untuk menghilangkan tanaman pengganggu atau gulma dan mencegah terjadinya
kompetensi antara gulma dengan tanaman tomat.
4.
Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan dengan membuang tunas yang tidak produktif yang
tumbuh diketiak daun agar ctidak menjadi cabang. Pemangkasan yang baik
dilakukan pada pagi hari agar luka bekas pemangkasan dapat cepat kering.
5.
Pengikatan tanaman
Pengikatan tanaman tomat bertujuan agar tanaman tomat tidah roboh karena
batang terlalu banyak menyangga buah tomat yang semakin tumbuh besar dan
semakin masak. Pengikatan dilakukan setelah tanaman tomat mulai berbunga.
Pengikatan dilakukan dengan menggunakan tali rafia dengan cara diikatkan pada
ajir yang telah disiapkan sebelumnya.
6.
Penyiraman
Penyiraman tanaman tomat dilakukan secara rutin 1-2 kali sehari terutama
pada fase awal pertumbuhan tomat dimusim kemarau, dalam pemeliharaan tanaman
tomat diusahakan agar tanah tidak sampai kekeringan dan keadaan tanah yang
tergenang air karena akan dapat
menyebabkan penyebaran wabah penyakit layu bakteri.
7.
Pemupukan
Pemupukan tanaman tomat ada dua macam yaitu pemupukan dasar dan pemupukan
tambahan. Pupuk dasar yang digunakan dalam pemupukan tanaman tomat adalah pupuk
kandang dengan dosis 4-5 m3 tiap 1000 m yang diberikan pada waktu
pengolahan tanah atau sebelum tanam, sedangkan pupuk tambahan yang digunakan
ialah pupuk kimia seperti pupuk urea, TSP, KCL dan pupuk NPK.
8.
Pengendalian hama penyakit
Pengendalian hama dan penyakit yang dilakukan BP2APH masih bersifat
konvensional yaitu pertanian yang menitikberatkan penggunaan pestisidea kimia
tanpa memperhatikan dampak negatifnya terhadap lingkungan. Hal tersebut
dilakukan karena budidaya yang dilakukan berorientasi pada produksi benih bukan
untuk tujuan konsumsi. Sehingga toleransi terhadap residu pestisida cukup tinggi.
Selain itu, hal tersebut dilakukan untuk memenuhi atau mencapai target yang
harus dipenuhi oleh BP2APH sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD). Pengendalian
hama dan penyakit dilakukan secara rutin 1 minggu sekali. Berdasarkan hasil
pengamatan di lapangan, hama yang menyerang tanaman tomat di BP2TPH antara
lain:
a.
Ulat buah (Helicoverpa armigera Hubn)
b.
Lalat buah (Dacus pedetris Bezzi)
c.
Kutu kebul (Bemicia tabaci Genn)
Sedangkan
pemyakit yang menyerang tanaman tomat antara lain :
a.
Layu fusarium
b.
Busuk daun (Phytophthora infestans)
Pengendalian hama dan penyakit masih bersifat konvensional yaitu lebih
mengutamakan penggunaan pestisida sebagai alternatif pengendalian hama. Jenis
pestisida yang digunakan ialah :
a.
Insektisida
b.
Fungisida
c.
ZPT
d.
Perekat
Selain
pengendalian hama dan penyakit secara kimiawi, dilakukan pula pengendalian
secara kultur teknis yaitu :
a.
Sanitasi lingkungan dengan mencabut dan memusnahkan gulma
khususnya dari famili solanaceae yang dapat menjadi inang pennganti bagi hama.
b.
Rotasi tanaman dengan tanaman lain yang tidak sefamili,
hal tersebut dilakukan bertujuan untuk memutuskan siklus hidup hama sehingga populasi
hama dapat ditekan.
c.
Pengaturan jarak tanam dimaksudkan untuk menjaga
kelembaban lingkungan.
d.
Penggunaan mulsa plastik untuk mencegah pertumbuhan gulma
serta menjaga suhu lingkungan.
E.
Panen
Buah tomat dapat dipanen pada tingkatan merah masak. Pemanenan buah tomat
tergantung pada varietas dan kondisi tanaman. Tanaman tomat varieas lokal
Kaliurang di BP2TPH Ngipiksari dapat dilakukan setelah tomat berumur kurang
lebih 3 bulan. Tanaman tomat di BP2TPH Ngipiksari ini khusus diusahakan untuk
dijadikan benih, sehingga buah yang dipanen memiliki kriteria khusus, yaitu
buah yang siap dipanen berwarna merah merata minimal 75 %, memiliki lekuk 3-4
(varietas Kaliurang), apabila lekuk lebih dari 3-4 maka buah tidak boleh
dipetik karena telah mengalami penyimpangan dari varietas yang ditanam.
Kriteria panen lainnya adalah buah memiliki permukaan mulus, tidak berlubang,
tidak terserang OPT dan memilki ukuran yang tidak terlalu kecil. Pemanenan yang
dilakukan adalah secara manual yaitu dengan memetik buah tomat yang telah
memenuhi syarat panen.
Frekuensi pemanenan buah tomat di BP2TPH Ngipiksari adalah 5 kali panen,
dimana dalam satu kali tanam akan melakukan pemanenan selama 4-5 kali. Hal ini
terjadi karena umur buah tomat yang tidak serempak sehingga membutuhkan poses
pemanenan yang tidak hanya sekali. Tanaman tomat Kaliurang mempunyai potensi hasil
sekitar 40-50 ton/ha, untuk puncak panen tomat biasanya diperoleh pada panen
ketiga, keempat, kelima pada satu musim tanam, dimana untuk tiap batangnya bisa
menghasilkan 2-3 kg buah tomat dengan jumlah per batangnya bisa 35-60 buah dan
berat rat-rata per buah kurang lebih 110-175 gr. Warna buah tomat varietas
kaliurang yang telah masak adalah orange sampai merah dengan bentuk bulat dan
ukuran sedang.
F.
Pasca panen
Buah tomat yang telah dipanen kemudian diproes lebih lanjut untuk dijadikan
benih. Pada pasca panen ini dilakukan proses penggilingan, yaitu buah tomat
dimasukkan ke dalam penggilingan (Extractor pulper) yang berkapsitas
1,2-1,5 ton per jam. Buah tomat dihancurkan dengan menggunakan mesin tersebut
sehingga dapat dipisahkan biji dengan daging buahnya, selanjutnya dilakukan
proses fermentasi selama 1 hari atau 24 jam. Langkah selanjutnya yaitu buah
tomat tersebut dicuci, proses pencucian ini dimaksudkan untuk membersihkan biji
dari sisa-sisa daging buah dan lendir yang masih menempel serta untuk
mendapatkan kualitas benih yang terbaik. Pada proses pencucian, biji yang
mengenndap diambil dan biji yang terapung dibuang karena biji tersebut kosong.
Pencucian dilakukan secara berulang-ulang samapai biji benar-benar bersih.
Tahap selanjutnya adalah pengeringan biji. Biji-biji yang telah bersih
tersebut kemudian dijemur dengan cara diletakkan pada lembaran kain strimin
yang telah disiapkan kemudian diratakan agar biji tidak saling menggumpal,
kemudian diratakan agar biji tidak saling menggumpal, kemudian dijemur dibawah
sinar matahari secara langsung. Benih yang sudah kering telah siap dikemas,
namun sebelumnya benih harus diuji terlebih dahulu oleh Badan Pengawas dan
Sertifikasi Benih (BPSB). Benih tomat yang dinyatakan lulus uji oleh BPSP,
yaitu memiliki kadar air minimal 11 %, memilki daya tumbuh antara 80-85 % dan
memiliki persentase kemurnian benih 90
%.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono,
Bambang. 1998. Budidaya dan Analisis Usahatani Tomat. Kanisius. Yogyakarta.
Pracaya.
1998. Bertanam
Tomat. Kanisius. Yogyakarta.
Rukmana,
Rahmat. 1994. Tomat dan Cherry. Kanisius. Yogyakarta.
Trisnawati,
Yani. 1993. Pembudidayaan Tomat Secara Konvensional. Swadaya. Jakarta.
Silahkan memberi komentar yang membangun EmoticonEmoticon