ALAT BANTU PENYULUHAN PERTANIAN

4:19 AM

proses penyuluhan menggunakan alat bantu projector

Penyuluhan adalah suatu proses pemberian informasi kepada petani agar petani menjadi mau, tahu dan mampu mengikuti segala sesuatu yang telah diinformasikan oleh penyuluh. Penyuluhan adalah sistem pendidikan secara non formal. Sebagai suatu sistem pendidikan non formal, yaitu suatu sistem pendidikan terprogram di luar sekolah, kegiatan penyuluhan mutlak memerlukan perencanaan yang jelas mengenai program pendidikan yang akan dilaksanakan.
Tentang hal tersebut, dalam melaksanakan setiap kegiatan penyuluhan, setiap penyuluh tidak hanya cukup menyiapkan topik materi penyuluhan dan merancang metode yang diterapkan. Keaktifan penyuluh dalam menyampaikan materi memang menjadi salah satu faktor utama dalam menentukan berhasil tidaknya proses penyuluhan. Tetapi, yang tidak boleh dilupakan adalah persiapan tentang sarana penyuluhan.
Sehubungan dengan sistem pemberian pelajaran yang demikian inilah maka penyuluh sangat memerlukan sarana penyuluhan yaitu berupa alat-alat pembantu penyuluhan agar para petani yang umumnya sangat memerlukan contoh-contoh kerja dapat meniru atau mengikutinya dengan penuh perhatian. Mengingat kemampuan antara petani yang satu dengan petani yang lain berbeda, tidak setiap petani mampu menangkap informasi dengan baik mengenai segala sesuatu yang disampaikan oleh penyuluh tanpa dengan memberikan contoh-contoh di lapangan. Jadi penyuluh perlu memberikan contoh-contoh konkrit di lapangan agar informasi yang disampaikan dapat diterima dan diadopsi dengan baik oleh petani.

Alat bantu penyuluhan adalah alat-alat atau sarana penyuluhan yang diperlukan oleh seorang penyuluh guna memperlancar proses mengajarnya selama kegiatan penyuluhan dilaksanakan. Alat ini diperlukan untuk mempermudah penyuluhan selama melaksanakan kegiatan penyuluhan, baik dalam menentukan/memilih materi penyuluhan atau menerangkan inovasi yang disuluhkan.
   
Dalam penyuluhan pertanian terdapat dua macam alat pembantu, yaitu:
1.  Alat pembantu yang berhubungan dengan tempat, di mana penyuluhan dilangsungkan.
Penyuluhan dapat dilakukan di mana saja asal tempat itu dikehendaki petani. Di rumah petani, ladang, sawah, atau kandang ternak. Juga di kantor atau rumah penyuluh, pusat penyuluhan pertanian, balai benih, dan sekolah pertanian. Dapat pula tempat-tempat yang dikunjungi secara khusus seperti pameran, upacara, perayaan, rapat, dan lain-lain.
Tempat yang akan didatangi petani harus mudah ditemukan, untuk itu dapat dipilih tempat yang dekat dengan jalan dan dipasangi tanda-tanda penunjuk yang jelas. Misalnya ada bendera atau kibaran kain berwarna, selain itu juga dapat digunakan papan nama yang cukup besar dan jelas.
2.  Alat pembantu yang berhubungan dengan penyajian pelajaran
Alat pembantu golongan ini dipergunakan untuk meningkatkan jumlah maupun mutu, penerimaan pelajaran yang disajikan. Yang selalu harus diingat adalah bahwa alat-alat itu merupakan pembantu penyuluhan pertanian dan bukan tujuan. Alat pembantu yang berhubungan dengan penyajian pelajaran, meliputi:
a.  Visual aid atau yang dapat dilihat.
b.  Audio aid atau yang dapat didengar.
c.  Audio visual aid atau yang dapat dilihat dan didengar.


Benda-benda atau alat pembantu yang termasuk visual aid yang dapat dipakai dalam penyuluhan antara lain:
1.  Benda yang sesungguhnya yang dapat berwujud benda hidup (hewan, tumbuh-tumbuhan, dan lain-lain) dan benda mati (surat kabar, sabit, cangkul, dan lain-lain).
2.  Benda tiruan dari benda yang sesungguhnya, seperti miniature irigasi, berbagai bentuk traktor yang diperkecil hanya sekedar untuk lebih menjelaskan.
3.  Gambar-gambar yang dihasilkan dengan memanfaatkan alat-alat optik, baik gambar bergerak, berwarna, gambar diam hitam putih dan lain-lain.
4.  Gambar-gambar yang dihasilkan tanpa bantuan alat-alat optik, seperti misalnya lukisan, sketsa dan lain-lain.
   
 
sketsa ragam alat bantu penyuluhan

    Tentang hal ini, Mardikanto (1985) telah mengemukakan ragam alat bantu penyuluhan yang diperlukan setiap penyuluh sebagai berikut :
1.  Kurikulum
Berbeda dengan pengertian sehari-hari yang mengartikan kurikulum sekadar daftar mata pelajaran yang akan diberikan atau dipelajari, kurikulum sebenarnya merupakan pernyataan tertulis tentang perencanaan pendidikan yang memuat :
a.  Tujuan-tujuan yang ingin dicapai atau tujuan-tujuan yang dikehendaki, baik tujuan umum program pendidikan yang diselenggarakan maupun tujuan khusus yang berupa perubahan perilaku yang diinginkan dalam diri sasaran sendiri.
b.  Kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan oleh pendidik dan sasaran didik selama berlangsungnya proses belajar mengajar, serta mencakup : metode mengajar yang akan diterapkan, kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pendidik, kegiatan yang akan dan harus dilaksanakan oleh setiap sasaran didiknya.
c.  Daftar mata pelajaran yang disampaikan, termasuk pokok-pokok bahasan yang disusn menurut urutan tujuan pendidikan, baik menurut isi (content area) maupun prosesnya (process area).
d.  Rencana evaluasi yang akan dilaksanakan baik mengenai waktu pelaksanaan evaluasi (evaluasi awal, evaluasi antara, dan evaluasi akhir). Aspek yang akan dievaluasi (perubahan sikap, pengetahuan dan keterampilan), teknik-teknik maupun evaluasi yang akan diterapkan.
Karena itu kurikulum merupakan suatu paket yang berisi rencana mengajar secara lengkap (Soediyanto, 1978).
Di dalam kegiatan penyuluhan, adanya kurikulum akan sangat membantu penyuluh dalam merancang kegiatan penyuluhan yang akan dilaksanakannya terutama jika ia akan menerapkan metode khusus. Tetapi, hal ini tidak berarti bahwa untuk penyuluhan dengan menerapkan metode yang lain tidak memerlukan kurikulum yang jelas. Bagaimanapun, adanya kurikulum sangat membantu penyuluh dalam merancang/merencanakan dan melaksanakan penyuluhannya.
2.  Lembar-lembar persiapan penyuluhan
Adanya kurikulum yang telah dipersiapkan, sebenarnya belum cukup membantu kelancaran kegiatan penyuluhan di lapangan.
Di dalam praktek, setiap penyuluh sebenarnya masih memerlukan lembar persiapan penyuluhan yang berisi pokok-pokok kegiatan yang harus dikerjakan selama kegiatan penyuluhan berlangsung.
Mengingat kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan oleh seorang penyuluh sangatlah beragam, maka setiap penyuluh harus mempersiapkan beragam lembar persiapan penyuluhan yang berupa :
a.  Lembar Persiapan Menyuluh (LPM) yang berisikan urutan kronologis tentang pokok-pokok bahasan yang akan disampaikan selama penyuluhan dilaksanakan. Di dalam LPM, disamping berisikan pokok-pokok bahasan, juga dicantumkan pula metode penyuluhan yang akan diterapkan serta alokasi waktu yang diperlukan LPM ini, biasanya hanya disiapkan untuk kegiatan penyuluhan mengenai aspek sikap dan pengetahuan.
b.  Lembar Persiapan Latihan (LPL), yaitu serupa LPM yang dikhususkan untuk kegiatan penyuluhan yang mencakup aspek pengetahuan dan keterampilan.
c.  Lembar Persiapan Kerja (LPK), yaitu serupa LPM yang dipersiapkan manakala di dalam penyuluhan nanti akan dilaksanakan latihan menggunakan peralatan atau latihan keterampilan.
3.  Papan Tulis dan atau Papan Penempel
Pada setiap kegiatan penyuluhan, apalagi jika dilakukan di dalam ruangan, seringkali penyuluh memerlukan papan tulis atau papan penempel untuk menjelaskan materi yang disuluhkan, sedangkan jika penyuluhan dilakukan di lapangan, diperlukan papan penempel dengan ukuran relatif kecil dan mudah dilipat.
Untuk papan tulis, biasanya digunakan papan tulis berwarna hitam atau hijau (jika menulis dengan kapur) atau yang berwarna putih “whiteboard” jika menulisnya dengan tinta.
Papan penempel yang sering digunakan di lapangan adalah papan yang dilapisi dengan kain panel, atau hanya berupa kain panel saja yang mudah dilipat. Sedangkan untuk keperluan penyuluhan di dalam ruangan, seringkali digunakan papan panel atau papan bermagnet “magnetic board”.
Papan penempel ini biasanya digunakan untuk tempat menempelkan gambar-gambar atautulisan-tulisan yang telah dipersiapkan sebelumnya.
4.  Alat Tulis
Seperti halnya dengan papan tulis, setiap penyuluh sangat memerlukan alat tulis, baik menulis atau menggambar, untuk mempermudah dalam menerangkan materi penyuluhan kepada sasarannya.
Dengan penggunakan alat tulis ini, disarankan agar penyuluh mempersiapkan alat tulis beragam warna (kapur berwarna, pensil berwarna, ballpoin warna, spidol, dll).
5.  Sarana Ruangan
Untuk pelaksanaan penyuluhan di dalam ruangansetiap penyuluh akan memerlukan beberapa alat bantu menyuluh, baik untuk membantu memperjelas kegiatan penyuluhannya, maupun untuk memberikan suasana nyaman bagi sasarannya. Beragam alat bantu dalam ruangan yaitu :
a.  Pengeras suara (berikut microphone dan amplifiernya) terutama jika sasaran cukup banyak. Jumlah microphone hendaknya disiapkan lebih dari satu, agar pada saat sasaran memberikan tanggapannya dapat pula menggunakan pengeras suara tersebut.
b.  Penata cahaya, termasuk lampu untuk menerangi ruangan dan kain gordin berwarna hitam (untuk menggelapkan ruangan jika menggunakan proyektor).
c.  Penata udara, berupa kipas angin atau air conditioner (AC) terutama jika ruangan yang digunakan relatif sempit dengan ventilasi yang terbatas dan penyuluhan dilakukan di siang hari yang panas.
Berbeda dengan pelaksanaan penyuluhan di dalam ruangan, pelaksanaan penyuluhan di luar ruangan seringkali memerlukan pengeras suara yang ditenteng dengan mudah, yang biasnya disebut dengan “megaphone”.
6.  Projector
Di samping sarana-sarana tersebut, untuk kegiatan penyuluhan di dalam ruangan seringkali masih memerlukan alat bantu penyuluhan yang berupa beragam proyektor yaitu :
a.  Overhead Projector, untuk memproyeksikan tulisan dan atau gambar yang ditulis pada bahan tembus cahaya (plastik, transparacy sheet).
b.  Solid Projector, semacam overhead projector tetapi untuk memproyeksikan benda-benda tembus pandang.
c.  Movie Projector, untuk memproyeksikan film dan film strip.
d.  Slide Projector, untuk memproyeksikan gambar atau tulisan yang direkam dan slide film.
Sehubungan dengan penggunaan beragam projector tersebut perlu juga dipersiapkan layarnya. Sedangkan untuk pemakaian slide projector yang dihubungkan dengan pengeras suara sering diperlukan “synchronizer cassete recorder”.

Secara sepintas dapat disebutkan bahwa alat-alat bantu penyuluhan mempunyai sifat-sifat khas yaitu :
1.  Dapat memperbaiki keadaan yang kurang memenuhi persyaratan.
2.  Dapat digunakan untuk menarik perhatian sasaran.
3.  Dapat mengingatkan kembali akan sesuatu hal y7ang tidak menarik perhatian lagi.
4.  Dapat menambah jumlah sasaran yang dijangkau dalam kegiatan penyuluhan.
5.  Dapat diulang kembali menurut keperluannya.
6.  Dapat memberikan pedoman untuk kerja sendiri.

Baik penyuluh maupun para petani yang mengikuti penyuluhan akan sangat membantu, dengan adanya alat pembantu tersebut, pemberian pelajaran dan penerimaan pelajaran akan berlangsung lancar dan menerap dengan baik.alat pembantu yang digunakan dalam penyuluhan harus memberi manfaat-manfaat sebagai berikut :
1.  Membantu penyuluh menjadikan pelajaran lebih menarik sehingga para petani peserta akan lebih berminat.
2.  Membantu penyuluh dalam menjelaskan pelajaran yang diberikanya sehingga para petani peserta lebih mudah dan cepat mengerti.
3.  Membantu penyuluh dalam menyajikan materi pelajaranya,sehingga lebih teratur dan mengesankan.
4.  Membantu penyuluh mengatasi kemacetan pemberian pelajaran karena daya tanggap dan daya tangkap petani berbeda-beda.
5.  Membantu para petani peserta agar dapat lebih mudah mengerti, mencontoh dan menerapkan pengetahuan dan apa yang dilihat dapat menerap lebih lama daripada yang didengarnya.

Terdapat beberapa saluran komunikasi yang membantu para penyuluh dalam pelaksanaan tugasnya, seperti: surat kabar, majalah pertanian, stasiun radio, tukan cerita, kelompok kepercayaan atau agama, pamong desa, lembaga pertanian yang lain dan para penyalur sarana produksi. Untuk itu ada beberapa hal yang perlu atau sering dilakukan oleh penyuluh dalam memanfaatkan saluran komunikasi :
1.  Menggunakan saluran media massa untuk menyiagakan masyarakat terhadap ide-ide dan cara kerja yang baru, memasok mereka dengan informasi yang lebih rinci, memberi acuan berupa selebaran atau bantuan pribadi yang dapat digunakan saat mereka telah siap untuk mencoba cara kerja baru tersebut.
2.  Menggabungkan pesan-pesan dengan bebagai bentuk hiburan di dalam radio, televisi, atau tape.
3.  Setiap penyuluh pertanian selalu membutuhkan file atau bandel acuan yang bisa dibawa kemana-mana. Tentang hal ini, dinas-dinas teknis dapat membantu tenaga lapangan dengan memberi indek acuan atau lembar petunjuk atau pedoman kerja.
4.  Audio atau tape (kaset) merupakan perlengkapan yang murah untuk mencapai kelompok-kelompok kecil yang terpencil.
5.  Media rakyat yang tradisional, seperti drama, dalang, panggung boneka, musik, tarian dan berbagai bentuk kesenian yang lain dapat menjangkau masyarakat secara efektif dengan berbagai pesan yang mendidik, jadi pendidikannya dapat memantapkan kerja sama dengan para pelakunya dan mengerti bagaimana memasok mereka dengan bahan-bahan pendidikan yang berkelanjutan.

Di dalam praktek penyuluhan, ternyata tidak selalu alat bantu yang disebutkan tadi tersedia semua terutama jika penyuluhan dilaksanakan di luar ruangan atau di lapangan. Oleh sebab itu, setiap penyuluh perlu mempersiapkan diri sebaik-baiknya agar dia selalu siap menyuluh dengan baik meskipun tanpa bantuan beragam alat-alat bantu menyuluh (alat tulis, papan tulis dan papan menempel, serta proyektor) seperti yang telah disebutkan tadi.


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Silahkan memberi komentar yang membangun EmoticonEmoticon