KEGIATAN BUDIDAYA TOMAT

3:00 AM

TOMAT

Tomat merupakan salah satu komoditi sayuran yang banyak di konsumsi masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia. Selain itu, tomat juga memiliki prospek pemasaran yang cerah, hal ini dapat dilihat melalui banyaknya buah tomat yang yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Potensi pasar buah tomat juga dapat dilihat dari segi harga yang terjangkau oleh masyarakat sehingga membuka peluang yang lebih besar terhadar serapan pasar. Permintaan komoditas tomat baik di dalam negeri maupun di luar negeri terus mengalami peningkatan sejalan dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakt akan pemenuhan kecukupan pangan dan gizi karena masyarakat telah mengetahui komposisi zat yang cukup lengkap dan baik yang terkandung dalam buah tomat. Komposisi buah tomat yang paling banyak ialah komposisi vitamin A dan Vitamin C, karena kandungan vitamin inilah buah tomat dapat digunakan untuk membantu proses penyembuhan penyakit, sedangkan kandungan gizi yang terkandung dalam buah tomat yaitu protein, karbohidrat, lemak, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A, vitamin B2 dan vitamin C.
Tomat (Licopercium Esculentum Mill) varietas lokal Kaliurang merupakan komoditas unggulan dari Balai Pengembangan dan Promosi Agribisnis Perbenihan Hortikultura (BP2APH) Yogyakarta yang telah dilepas oleh Menteri Pertanian pada tahun 1999. Penyebaran benih tomat varietas Kaliurang telah tersebar di seluruh kawasa Daerah Istimewa Yogyakarta, bahkan telah berkembang di luar Provinsi DIY. Adapun ciri-ciri dari tomat lokal Kaliurang adalah sebagai berikut:
a.  Umur setelah tanam
- berbunga        : 50-60 hari
-                                    awal panen      : 90-100 hari
-                                    panen akhir          : 150-160 hari
b.  Tipe pertumbuhan        : semi determinat
c.  Tinggi tanaman          : 75-100 cm
d.  Warna hypocotyle   : ungu
e.  Warna mahkota bunga     : kuning
f.  Warna batang       : hijau muda
g.  Warana daun        : hijau terang
h.  Warna putik        : hijau muda
i.  Warana benang sari : putih kekuningan
j.  Jumlah tandan per batang     : 8-12
k.  Jumlah buah per tandan : 6-10 buah
l.  Jumlah buah per batang  : 35-60 buah
m.  Bulu pada batang        : sedikit
n.  Bentuk dan ukuran buah  : bulat dan sedang (5-8 cm)
o.  Berat buah pertanaman   : rata-rata 2,6 kg dan maksimum 3,5 kg
p.  Bentuk percabangan : vertikal
q.  Jumlah rongga buah : 3-4
r.  Frekuensi panen         : 6-8 kali
s.  Berat buah              : 110-175 gram
t.  Warna buah muda    : hijau terang
u.  Warna buah masak   : oranye-merah
v.  Ppedicel area      : sedikit cekung
w.  Potensi hasil      : 40-50 ton/ha
x.  Ketahanan penyakit      :toleran penyakit layu bakteri (Pseudomonas      Solanacearum) dan busuk akar (Fusarium oxyporum)
y.  Daerah adaptasi         : dataran rendah dan dataran tinggi
z.   Sifat unggul potensi hasil tinggi, warna buah menarik dan kualitas buah baik
Tomat lokal Kaliurang hasil produksi dari BP2APH ini memiliki banyak keunggulan yaitu memiliki potensi hasil yang tinggi, warna buah yng menarik, ukuran buah yang besar dengan diameter 5-8 cm, daging buah rata-rata 0,75 cm. Selain itu, tanaman tomat lokal Kaliurang tahan terhadap penyakit layu bakteri yang disebabkan oleh Pseudomonas solanacearum dan penyakit busuk pangkal batang yang disebabkan oleh Fusarium oxyporum.
Adapun kegiatan budidaya tanaman tomat lokal Kaliurang yang dilakukan di BP2APH Ngipiksari adalah sebagai berikut :


A.  Persemaian
Tomat merupakan jenis tanaman yang memerlukan tahap persaemaian sebelum tanaman ditanam di lahan. Persemaian tanaman tomat bertujuan untuk memudahkan perawatan antara lain, penyiraman, pengendalian hama penyakit dan perlindungan dari terik sinar matahari serta hujan lebat. Persemaian yang dilakukan di BP2TPH dengan cara membuat bedengan berukuran 1 m x 5 m dengan ketinggian 15 cm – 20 cm dan diberi pupuk kandang sebagai pupuk dasar sebanyak 25 kg – 30 kg per bedeng, kemudian didiamkan selama 1-2 hari yang bertujuan agar pupuk kandang bercampur tanah dengan sempurna. Bedengan yang telah jadi, kemudian dibuat garis yang memotong bedengan dengan menggunakan bambu dengan jarak 10-15 cm sebagai tempat penebaran benih tomat, kemudian benih disebarkan pada garis-garis yang tlah dibuat diatas bedengan. Benih yang diperlukan untuk 1000 m2 adalah sekitar 10-20 gram, kemudian ditutup tanah tipis-tipis 0,5 cm dan juga ditutup dengan daun lamtoro serta disiam tiap pagi atau sore. Apabila persemaian dilakukan pada musim penghujan, maka persemaian perlu diberi sungkup yang bertujuan untuk melincungi persemaian dari air hujan secara langsung. Pada waktu persemaian tidak jarang benih tanaman tomat BP2Aph terserang olet semut api, untuk mengatasinya dengan ditaburkan Furadan sebanyak 0,25 kg tiap 5 m. Benih tanaman tomat mulai tumbuh  pada umur 3 hari setelah disemaikan dan dapat dipindahkan ke lahan setelah tanaman tomat berumur 3 minggu.

B.  Persiapan Lahan
1.  Pembersihan lahan
Pembersihan lahan meliputi pembersihan lahan dari gulma atau rumput-rumput liar dan pembersihan lahan dari tanaman keras. Pembersihan lahan tersebut dapat dilakukan baik secara manual maupun dilakukan dengan mesin. Pembersihan lahan yang dilakukan dengan mesin yaitu jika lahan yang dibuka terlalu luas dan banyak ditumbuhi tanaman tahunan. Sisa-sisa rumput dan gulma dibiarkan menumpuh yang nantinya akan dijadikan pupuk kompos dengan dibenamkan di lahan kecuali sisa tanaman yang berpotensi menjadi inang bakteri dan cendawan yang harus segera mungkin di bakar atau dimusnahkan.
2.  pengolahan tanah
Pengolahan lahan yang dilakukan di BP2APH menggunakan mesin traktor. Tujuan dari pembajakan atau pengolahan tanah ialah untuk menciptakan struktur tanah remah, memperbaiki aerasi dan drainasi tanah serta untuk memberantas gulma sebagai inang penyakit dan memberantas serangan halma beserta larva-larvanya.

C.  Penanaman tanaman tomat
Bibit tanaman tomat yang telah berumur 3 minggu dengan ciri tanaman telah memiliki dua daun lebih. Pengambilan bibit tanaman tomat dilakukan pada pagi hari, hal itu dilakukan agar tanaman tomat tidak mengalami layu atau mati saat dipindahkan ke lahan. Selain itu, pemindahan tanaman tomat harus dilakukan dengan sangat hati-hati karena akar tanaman tomat mudah rusak, retak dan patah.
Bibit tanaman tomat ditanam pada bedengan yang telah ditutup mulsa dan telah diberi lubang tanam dengan jarak tanam 60 x 70 cm dan dengan diameter lubang tanam 10 cm. Bibit tanaman tomat yang ditanam diusahan akar tunggang lurus dan akar serabut merata ke segala arah. Lubang di sekitar diberi tanah sampai penuh kemudian disiram.

D.  Pemeliharaan tanaman tomat
Pemeliharaan tanaman merupakan salah satu faktor pendukung dalam keberhasilan usahatani yang meliputi penyulaman, pemasangan ajir, penyiangan, pemangkasan, pengikatan tanaman, penyiraman, pemupukan dan pengendalian hama penyakit tanaman tomat.
1.  Penyulaman
Penyulaman dilakukan 5-7 hari setelah tanaman tomat ditanam di lahan, penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati, layu, rusak atau kurang baik tumbuhnya.
2.  Pemasangan ajir
Pemberian ajir dilakukan setelah tanaman berumur 2 minggu setelah tanam. Anjir terbuat dari batang bambu yang ditanamkan 10 cm disamping tanaman tomat.

3.  Penyiangan
Penyiangan dilakukan setelah tanaman berumur 20 hari. Penyiangan bertujuan untuk menghilangkan tanaman pengganggu atau gulma dan mencegah terjadinya kompetensi antara gulma dengan tanaman tomat.
4.  Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan dengan membuang tunas yang tidak produktif yang tumbuh diketiak daun agar ctidak menjadi cabang. Pemangkasan yang baik dilakukan pada pagi hari agar luka bekas pemangkasan dapat cepat kering.
5.  Pengikatan tanaman
Pengikatan tanaman tomat bertujuan agar tanaman tomat tidah roboh karena batang terlalu banyak menyangga buah tomat yang semakin tumbuh besar dan semakin masak. Pengikatan dilakukan setelah tanaman tomat mulai berbunga. Pengikatan dilakukan dengan menggunakan tali rafia dengan cara diikatkan pada ajir yang telah disiapkan sebelumnya.
6.  Penyiraman
Penyiraman tanaman tomat dilakukan secara rutin 1-2 kali sehari terutama pada fase awal pertumbuhan tomat dimusim kemarau, dalam pemeliharaan tanaman tomat diusahakan agar tanah tidak sampai kekeringan dan keadaan tanah yang tergenang air  karena akan dapat menyebabkan penyebaran wabah penyakit layu bakteri.
7.  Pemupukan
Pemupukan tanaman tomat ada dua macam yaitu pemupukan dasar dan pemupukan tambahan. Pupuk dasar yang digunakan dalam pemupukan tanaman tomat adalah pupuk kandang dengan dosis 4-5 m3 tiap 1000 m yang diberikan pada waktu pengolahan tanah atau sebelum tanam, sedangkan pupuk tambahan yang digunakan ialah pupuk kimia seperti pupuk urea, TSP, KCL dan pupuk NPK.
8.  Pengendalian hama penyakit
Pengendalian hama dan penyakit yang dilakukan BP2APH masih bersifat konvensional yaitu pertanian yang menitikberatkan penggunaan pestisidea kimia tanpa memperhatikan dampak negatifnya terhadap lingkungan. Hal tersebut dilakukan karena budidaya yang dilakukan berorientasi pada produksi benih bukan untuk tujuan konsumsi. Sehingga toleransi terhadap residu pestisida cukup tinggi. Selain itu, hal tersebut dilakukan untuk memenuhi atau mencapai target yang harus dipenuhi oleh BP2APH sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD). Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara rutin 1 minggu sekali. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, hama yang menyerang tanaman tomat di BP2TPH antara lain:
a.  Ulat buah (Helicoverpa armigera Hubn)
b.  Lalat buah (Dacus pedetris Bezzi)
c.  Kutu kebul (Bemicia tabaci Genn)
Sedangkan pemyakit yang menyerang tanaman tomat antara lain :
a.  Layu fusarium
b.  Busuk daun (Phytophthora infestans)
Pengendalian hama dan penyakit masih bersifat konvensional yaitu lebih mengutamakan penggunaan pestisida sebagai alternatif pengendalian hama. Jenis pestisida yang digunakan ialah :
a.  Insektisida
b.  Fungisida
c.  ZPT
d.  Perekat
Selain pengendalian hama dan penyakit secara kimiawi, dilakukan pula pengendalian secara kultur teknis yaitu :
a.  Sanitasi lingkungan dengan mencabut dan memusnahkan gulma khususnya dari famili solanaceae yang dapat menjadi inang pennganti bagi hama.
b.  Rotasi tanaman dengan tanaman lain yang tidak sefamili, hal tersebut dilakukan bertujuan untuk memutuskan siklus hidup hama sehingga populasi hama dapat ditekan.
c.  Pengaturan jarak tanam dimaksudkan untuk menjaga kelembaban lingkungan.
d.  Penggunaan mulsa plastik untuk mencegah pertumbuhan gulma serta menjaga suhu lingkungan.

E.  Panen
Buah tomat dapat dipanen pada tingkatan merah masak. Pemanenan buah tomat tergantung pada varietas dan kondisi tanaman. Tanaman tomat varieas lokal Kaliurang di BP2TPH Ngipiksari dapat dilakukan setelah tomat berumur kurang lebih 3 bulan. Tanaman tomat di BP2TPH Ngipiksari ini khusus diusahakan untuk dijadikan benih, sehingga buah yang dipanen memiliki kriteria khusus, yaitu buah yang siap dipanen berwarna merah merata minimal 75 %, memiliki lekuk 3-4 (varietas Kaliurang), apabila lekuk lebih dari 3-4 maka buah tidak boleh dipetik karena telah mengalami penyimpangan dari varietas yang ditanam. Kriteria panen lainnya adalah buah memiliki permukaan mulus, tidak berlubang, tidak terserang OPT dan memilki ukuran yang tidak terlalu kecil. Pemanenan yang dilakukan adalah secara manual yaitu dengan memetik buah tomat yang telah memenuhi syarat panen.
Frekuensi pemanenan buah tomat di BP2TPH Ngipiksari adalah 5 kali panen, dimana dalam satu kali tanam akan melakukan pemanenan selama 4-5 kali. Hal ini terjadi karena umur buah tomat yang tidak serempak sehingga membutuhkan poses pemanenan yang tidak hanya sekali. Tanaman  tomat Kaliurang mempunyai potensi hasil sekitar 40-50 ton/ha, untuk puncak panen tomat biasanya diperoleh pada panen ketiga, keempat, kelima pada satu musim tanam, dimana untuk tiap batangnya bisa menghasilkan 2-3 kg buah tomat dengan jumlah per batangnya bisa 35-60 buah dan berat rat-rata per buah kurang lebih 110-175 gr. Warna buah tomat varietas kaliurang yang telah masak adalah orange sampai merah dengan bentuk bulat dan ukuran sedang.   

F.  Pasca panen
Buah tomat yang telah dipanen kemudian diproes lebih lanjut untuk dijadikan benih. Pada pasca panen ini dilakukan proses penggilingan, yaitu buah tomat dimasukkan ke dalam penggilingan (Extractor pulper) yang berkapsitas 1,2-1,5 ton per jam. Buah tomat dihancurkan dengan menggunakan mesin tersebut sehingga dapat dipisahkan biji dengan daging buahnya, selanjutnya dilakukan proses fermentasi selama 1 hari atau 24 jam. Langkah selanjutnya yaitu buah tomat tersebut dicuci, proses pencucian ini dimaksudkan untuk membersihkan biji dari sisa-sisa daging buah dan lendir yang masih menempel serta untuk mendapatkan kualitas benih yang terbaik. Pada proses pencucian, biji yang mengenndap diambil dan biji yang terapung dibuang karena biji tersebut kosong. Pencucian dilakukan secara berulang-ulang samapai biji benar-benar bersih.
Tahap selanjutnya adalah pengeringan biji. Biji-biji yang telah bersih tersebut kemudian dijemur dengan cara diletakkan pada lembaran kain strimin yang telah disiapkan kemudian diratakan agar biji tidak saling menggumpal, kemudian diratakan agar biji tidak saling menggumpal, kemudian dijemur dibawah sinar matahari secara langsung. Benih yang sudah kering telah siap dikemas, namun sebelumnya benih harus diuji terlebih dahulu oleh Badan Pengawas dan Sertifikasi Benih (BPSB). Benih tomat yang dinyatakan lulus uji oleh BPSP, yaitu memiliki kadar air minimal 11 %, memilki daya tumbuh antara 80-85 % dan memiliki persentase kemurnian benih      90 %.



















DAFTAR PUSTAKA
Cahyono, Bambang. 1998. Budidaya dan Analisis Usahatani Tomat. Kanisius. Yogyakarta.
Pracaya. 1998. Bertanam Tomat. Kanisius. Yogyakarta.
Rukmana, Rahmat. 1994. Tomat dan Cherry. Kanisius. Yogyakarta.
Trisnawati, Yani. 1993. Pembudidayaan Tomat Secara Konvensional. Swadaya. Jakarta.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Silahkan memberi komentar yang membangun EmoticonEmoticon