- Pengolahan Tanah Pada Lahan Sawah Irigasi (Pengolahan Sempurna)
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah pertanian dengan alat
tertentu hingga memperoleh susunan tanah (struktur tanah dan tekstur tanah) yang dihendaki oleh
tanaman.
Pengolahan lahan sawah
terdiri dari beberapa tahap:
a.
Pembersihan
1)
Selokan-selokan perlu dibersihkan untuk memperlancar aliran air irigasi yang masuk
ke petak sawah.
2)
Jerami yang ada perlu dibabat untuk pembuatan kompos. Jerami ikut dibenamkan ke dalam tanah, lebih baik
lagi jika ditaburi atau disemprot dengan decomposer agar pembusukannnya lebih
cepat dan sempurna.
b.
Pencangkulan
1)
Perbaikan pematang dan petak sawah yang sukar dibajak, fungsinya untuk memberishkan pematang dari gulma
dan memperkuat pematang sehingga tidak jebol jika air yang masuk ke lahan cukup
banyak, apalagi di musim penghujan. Pembersihan pematang juga berfungsi untuk
mencegah hama tikus karena pematang yang bersih dengan sendirinya akan membuat
tikus tidak nyaman untuk tinggal.
2)
Pembuatan saluran
drainase, kegunaan dari saluran drainase ini adalah mengatur tinggi air dan
kondisi air lahan. Lahan yang terlalu sering dialiri air/tergeenang akan
membuat pertumbuhan tanaman padi terhambat
c.
Pembajakan
1)
Memecah tanah menjadi bongkahan-bongkahan tanah.
2)
Membalikkan tanah beserta tumbuhan rumput (jerami)
sehingga akhirnya membusuk.
3)
Proses pembusukan dengan bantuan mikro organisme yang ada
dalam tanah.
4)
Diinkubasi selama 1 minggu
5)
Menggunakan bajak rotari untuk melembutkan tanah untuk
melumpur.
pembajakan dan pembusukan bahan organik |
d.
Penggaruan
1)
Meratakan dan menghancurkan gumpalan-gumpalan tanah
2)
Selama digaru saluran pemasukan dan pengeluaran air
ditutup agar lumpur tidak hanyut terbawa air keluar. Lumpur banyak mengandung bahan organik yang
subur, jika hanyut maka akan mengurangi tingkat kesuburan lahan. Jika jumkah
air yang ada di lahan terlalu banyak maka untuk mengaurangi airnya di buat
saluran pembuangan pada lokasi tanah yang paling tinggi.
3)
Penggaruan yang dilakukan berulang kali akan memberikan
keuntungan permukaan tanah menjadi rata, jika belum rata maka dilakukan perataan secara
manual, lahan yang rata sempurna akan memudahkan dalam pengaturan air serta
pengendalian hama utamanya orong-orong.
4)
Pelumpuran dari
kegiatan penggaruan akan membuat air yang merembes ke bawah menjadi berkurang
5)
Sisa tanaman atau rumput akan terbenam, sehingga akan menjadi pupuk dan menghambat
tumbuhnya gulma dalam jangka waktu tertentu
6)
Penanaman menjadi mudah
7)
Meratakan pembagian pupuk dan pupuk terbenam
perataan tanah |
- Pengolahan Tanah Padi Gogo
Pengolahan tanah sebaiknya dilakukan 2 kali, pengolahan lahan pertama
dilakukan pada musim kemarau atau setelah terjadi hujan pertama yang dapat
melembabkan tanah dan yang kedua saat menjelang tanam. Cara pengolahan tanah
dapat dengan dicangkul, atau menggunakan traktor/ ternak secara singkal, selanjutnya lahan dibiarkan. Bila sudah turun hujan
kontinyu yang memungkinkan untuk tanam, lahan diolah lagi untuk menghaluskan bongkahan sambil meratakan tanah sampai siap tanam.
Bila kondisi lahan berlereng sampai bergelombang, setelah pengolahan tanah
pertama perlu dilakukan pembuatan teras gulud atau diadakan perbaikan teras
yang rusak. Pada guludan atau bibir teras diusahakan menanam tanaman penguat
teras berupa rumput unggul yang secara periodik dapat dipangkas untuk pakan
ternak.
Pada lahan yang terbuka dan relatif datar perlu dibuat
bedengan memanjang, dengan lebar bedengan sekitar 5 m dan antar bedengan dibuat saluran
sedalam 20 m yang akan berfungsi sebagai saluran drainase.
- Penyiapan Tanpa Olah Tanah (TOT)
Penyiapan tanpa olah tanah (TOT) dapat dilakukan
dengan 2 cara yaitu :
a.
Dengan cara tebas
1)
Gulma atau rumput ditebas dengan tajak besar disaat lahan
berair.
2)
Rumput dibiarkan terhampar membusuk selama 2 minggu,
setelah itu digumpal dan dibiarkan dua minggu kemudian gumpalan dibalik lagi.
Setelah gumpalan rumput membusuk seluruhnya, lalu gumpalan rumput tersebut
dihamparkan secara merata pada seluruh permukaan petakan sumber hara tanaman.
3)
Setelah dibiarkan beberapa hari lahan siap ditanami dengan bibit padi.
b.
Dengan cara Herbisida
1)
Sewaktu penyemprotan herbisida, petakan diusahakan tidak
digenangi air, dengan demikian penyemprotan harus lebih awal sebelum hujan atau
air pasang datang menggenangi petakan.
2)
Gulma dapat disemprot dengan herbisida non selektif
seperti glivosat atau paraquat.
3)
Penyemprotan dilakukan lebih awal agar waktu tanam padi
tidak tertunda karena menunggu gulma membusuk.
Manfaatnya adalah dapat mengefisienkan
tenaga kerja, dapat mengkonversi lahan sehingga degradasi atau tingkat
penurunan kesuburan lahan serta munculnya keracunan besi dapat dikendalikan.
- Penyiapan Lahan Salin (Payau)
Pada umumnya lahan salin sangat cocok untuk tanaman kelapa dalam tetapi jika menggunakan sistem sorjan maka lahan
bawah dapat dipersiapkan sebagai tempat penanaman padi. Varietas padi yang
dianjurkan adalah varietas yang toleran.
Sistem pengelolaan lahan dan tata air merupakan salah satu
faktor kunci keberhasilan pengembangan pertanian lahan pasang surut. Penyiapan
lahan dengan pengolahan tanah memakai bajak singkal diikuti dengan rotari
dengan traktor tangan di lahan pasang surut diperlukan selain untuk memperbaiki
kondisi lahan menjadi lebih seragam dan rata juga untuk mempercepat proses
pencucian bahan beracun. Bila tanahnya sudah gembur atau berlumpur dan rata,
pengolahan tanah intensif tidak diperlukan tapi diganti dengan pengolahan tanah
minimum atau tanpa olah tanah (TOT) dikombinasikan dengan herbisida seperti
Glyphosate dan Paraquat. Penggunaan herbisida Paraquat + Diuron dengan dosis 4
l/ha atau Paraquat + Diuron dicampur dengan 2,4-D amine dengan dosis 3 + 1,5
l/ha sebelum pengolahan tanah mampu menekan populasi gulma sampai 95% dan memberikan
hasil padi tertinggi (Sundari, SST. cybex.pertanian.go.id)
Kesimpulan
Pengolahan Tanah pada lahan sawah irigasi terdiri
dari beberapa tahap yakni ; Pembersihan, Pencangkulan, Pembajakan, dan
Penggaruan.
Penyiapan tanah Tanpa Olah
Tanah (TOT) dilakukan dengan 2 cara
yaitu dengan cara tebas dan penyemprotan herbisida. Manfaatnya adalah dapat
mengefisienkan tenaga kerja, dapat mengkonversi lahan sehingga degradasi atau
tingkat penurunan kesuburan lahan serta munculnya keracunan besi dapat
dikendalikan.
Sistem pengelolaan lahan dan
tata air merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan pengembangan pertanian
lahan pasang surut. Penyiapan lahan dengan pengolahan tanah memakai bajak
singkal diikuti dengan rotari dengan traktor tangan di lahan pasang surut
diperlukan selain untuk memperbaiki kondisi lahan menjadi lebih seragam dan
rata juga untuk mempercepat proses pencucian bahan beracun
Silahkan memberi komentar yang membangun EmoticonEmoticon