kacang hijau |
A. Pendahuluan
Kacang
hijau ( Vigna radiata L ) menduduki peringkat ketiga dari tanaman
kacang-kacangan di Indonesia setelah kedelai dan kacang tanah.Tanaman ini
dikenal sebagai salah satu tanaman leguminosae yang cukup penting.
Manfaat kacang hijau
sebagai makanan rakyat sangat penting karena jenis kacang ini banyak mengandung
vitamin terutama vitamin B1. Zat ini sangat diperlukan karena merupakan
tambahan berharga bagi makanan rakyat yang relatif kurang vitamin. Di samping
sebagai bahan makanan manusia kacang ini dapat digunakan sebagai makanan
ternak.dari beberapa segi inilah terasa pentingnya mempopulerkan tanaman kacang
hijau yang mempunyai potensi besar ini.
Peningkatan produksi
kacang hijau dengan cara memperbaiki kultur teknis petani.Juga dengan
mendapatkan varietas-varietas yang mempunyai produksi tinggi dan masak
serempak. Usaha mempertinggi produksi kacang hijau di Indonesia dimaksudkan
untuk menaikkan produksinya sebagai tanaman palawija. Selain usaha-usaha
perbaikan cara-cara bercocok tanam juga diperlukan peningkatan usaha-usaha
pengelolaan lepas panenya.
B. Nilai Gizi
Ditinjau dari segi nilai
gizinya kacang hijau cukup baik, dari penyelidikan yang dilakukan oleh Donath
dan Sprayt (1936), ternyata kacang hijau mengandung vitamin B1,cukup protein
dan sedikit lemak, kacang hijau mempunyai kandungan protein 24 % dan
karbohidrat sebanyak 58 %. Sedangkan kacang hijau yang dikecambahkan kaya akan
vitamin E.
C. Penggunaan
Kacang hijau sangat
penting sebagai sumber protein, vitamin dan mineral-mineral penting bagi
manusia.Pentingnya kacang hijau ini diantaranya untuk:
1.
Mengisi kekurangan protein pada umumnya
2.
Menaikkan pendapatan petani, karena kacang hijau dapat sangat
menguntungkan
kalau menggunakan teknologi bertanam yang
maju.
Biji kacang hijau
terutama digunakan untuk bahan makanan manusia dan ternak.Kacang hijau dapat
dimakan dalam berbagai macam bentuk makanan mulai dari bubur, macam-macam kue,
sampai sayuran dalam bentuk taoge dan banyak lagi ragamnya.
D. Teknik Bercocok Tanam
1.
Pemilihan Varietas
Sampai saat ini
kebanyakan petani masih menanam kacang hijau varietas lokal dengan produksi
relatif masih rendah. Di samping hasil rendah, masaknya tidak serempak sehingga
jadi masalah dalam pemungutannya. Panen biasa dilakukan dengan pemetikan polong
demi polong yang memerlukan banyak waktu dan tenaga. Untuk mengatasinya perlu
mendapatkan varietas yang masak serempak.
Adapun
beberapa varietas yang dianjurkan dan mempunyai kemampuan produksi cukup tinggi
antara lain:
a. Siwalik
Tanaman ini agak rendah dan tegak.
Batangnya khas dan berbulu berwarna
merah, tangkai daun berwarna hijau terdapat bulu yang jarang, bunga
berwarna kuning, polongnya bulat panjang dan berbulu lebat,,kalau masak mudah pecah.
Berat 1000 butir biji sekitar 56 gram, Umur awal sampai akhir 80—100 hari. Mutu
biji baik, tetapi tidak tahan busuk bila disimpan agak lama.
b. Arta Ijo
Tanaman lebih rendah dan kecil dari
varietas siwalik. Batang dan tangkai daun sedikit berwarna kemerahanm dengan
batang berbulu jarang sedang tangkai daunnya lebat, bunga kuning, polongnya
lebih pendek daripada siwalik, berat 1000 biji sekitar 46 gram, umur awal
sampai akhir 75-99 hari. Mutu biji baik tetapi tidak tahan busuk bila disimpan
agak lama
c.
Bhakti
Tinggi tanaman antara 50- 75 cm, batang
berwarna hijau,keras berbulu pendek, tangkai daunnya berwarna hijau kemerahan
dan berbulu jarang. Polong tua berwarna coklat, tidak mudah pecah, dan masaknya
serempak. Berat 1000 biji kurang lebih 60 gram dengan mutu biji baik dan mudah
lunak, Umur awal sampai akhir 65-70 hari
d. Manyar
Varietas ini masak serempak, tahan terhadap
serangan penyakit, bercak daun dan karat. Pada umur 58 hari bisa dipanen dengan
produksi 1,5 ton biji kering per ha.
e. Nuri
Varietas ini hampir sama dengan manyar
hanya pada saat dipanen menghasilkan 1,6 ton biji per ha.
2.
Adaptasi
Kacang hijau dapat
tumbuh didalam segala macam tipe tanah yang mempunyai drainase baik. Juga dapat
tumbuh baik pada tanah-tanah yang dalam dan subur. Tetapi kacang ini akan
tumbuh paling baik di dalam tanah lempung biasa sampai yang mempunyai bahan
organik tinggi. Tingkat pH yang ideal
5,8 sampai 6,5. Tanah yang sangat asam tidak baik karena akan menghambat dalam
penyediaan makanan bagi tanaman. Kacang hijau menghendaki tanah yang mempunyai
kandungan hara tanaman cukup pospor, kalium, kalsium, magnesium dan belerang.
3. Persiapan Tanah
Kacang hijau banyak
ditanam setelah panen padi, dengan atau tanpa pengolahan tanah. Uintuk
berhasilnya penggarapan produksi penggarapa tanah dilakukan dengan waktu yang
tepat dan kelembaban tanahnya ideal. Membajak tanah hanya bila tanah tidak
terlalu basah dan tidak terlalu kering. Tanah dibajak atau dicangkul
selanjutnya digaru untuk menghancurkan tanah dan meratakan kemudian dibuat
saluran-salura untuk pengairan.
4. Menanam
Waktu menanam yang baik
adalah pada musim marengan dapat juga dimusim penghujan. Jarak tanam yang tepat
adalah penting dalam pemanfaatan cahaya secara optimum untuk proses
fotosintesis. Jarak tanam yang optimum dipengaruhi oleh tipe varietas dan musim
tanam.
5. Pengaturan Pengairan
Untuk penanaman di sawah
perlu mendapatkan pengairan apabila 1 minggu tidak turun hujan. Pengairan ini
diberikan sampai 1 minggu menjelang panen. Air dimasukkan melalui selokan dan
tidak lama menggenang, karena kacang hijau tidak tahan terhadap genangan air.
dalam masa pertama pertumbuhannya pengaturan kelembaban tanah adalah penting.
6.
Pemupukan
Biasanya tanaman
kacang-kacangan tidak tanggap terhadap pemupukan N sebab kacang-kacangan pada
umumnya dapat mengikat N dari udara bebas dengan menggunakan bintil akar.
Sebaiknya pemupuikan diberikan pada saat tanam mengingat umur kacang hijau yang
relatif pendek.
E. Hama-Hama Kacang Hijau
1.
Lalat bibit kacang ophiom yia
phaseoli tryon
Gejala
serangan mula-mula terlihat bercak-bercak pada keping biji atau pada daun
pertama yaitu tempat telur diletakkan dan selanjutnya akan terlihat adanya
liang korok, saat keping biji gugur, larva tetap berada dalam batang dan pada
saat larva berada pada pangkal akar daun mulai layu kekuning-kuningan dan
akhirnya mati.
2.
Chrysodeixis (plusia) cholcites
esp
Gejala
serangan hama ini adalah dengan memakan daun-daun tanaman tua sehingga daun
berlubang, serangan yang hebat akan dapat mengakibatkan tanaman menjadi gundul,
stadium larva sangat rakus dan kadang-kadang tampak dalam jumlah yang banyak
pada tanaman kacang-kacangan.
3.
Ulat grayak (Spodoptera
litura)
Gejala serangan hama ini adalah larva muda
makan secara bergerombol yang akan menyebabkan bagian daun yang tersisa hanya
berupa tulang-tulang daun dan epidermis daun bagian atas. Dari jauh tanaman
akan tampak keputih-putihan. Pada umumnya larva muda dijumpai pada permukaan
daun bagian bawah, larva dewasa dapat pula memakan tulang daun yang masih muda
tetapi tidak pada tulang daun, larva juga memakan polong muda.
4.
Agricus canvovuli L.
Gejala serangan hama ini adalah kerusakan
berat dan setelah inang terserang biasanya ulat migrasi ke tanaman lain.
5.
Aphis craccivora koch
Gejala
serangan hama ini adalah bagian pucuk tanaman muda atau polong-polong yang
terserang mengkerut tidak berkembang yang pada akhirnya mengering dan gugur.
6.
Kepik polong (Riptortus linearis F.)
Gejala
serangan hama ini adalah polong kempis dan tidak berisi, pada polong sedang dan
tua menyebabkan biji menjadi keriput atau bercak-bercak hitam.
F. Penyakit Pada Kacang Hijau
1.
Penyakit bercak daun cercospora
Penyebab
cercospora carescers, gejalanya timbul bercak yang berwarna coklat muda sampai
coklat tua di tepinya sedangkan di tengahnya berwarna abu-abu, bercak berbentuk
tidak teratur sampai bulat, ukuran bervariasi tergantung pada jenis isolat
jamur dan tanaman inangnya.
2.
Penyakit embun tepung
Penyebab
erysiphe polygani, gejala dapat timbul pada seluruh bagian tanaman kecuali
akar, berupa bercak coklat yang tertutup oleh tepung berwarna putih, yang
terdiri atas miselium dan spora jamur, bila serangan hebat daun akan menjadi
kering dan rontok, polong tidak terbentuk. Jika telah terbentuk pertumbuhan
polong terhenti dan akan menghasilkan biji yang kecil.
3.
Penyakit karat
Penyebab
Uromyces sp, gejala mula-mula bercak kecil berwarna terang pada kedua permukaan
daun, dalam beberapa hari bercak akan berubah bentuk menjadi bintil-bintil
berwarna coklat kemerahan sebesar jarum, bintil tersebut berisi kumpulan
uredospora yang terdapat pada permukaan atas dan bawah daun.
4.
Penyakit mosaik kuning kacang
hijau
Patogen
virus yaitu virus mosaik kuning (Bean Yellow Mosaic Virus/BYMV). Gejala umum
adalah munculnya gejala berupa luka nekrotis pada daun yang diinokulasi, mosaik
sistem distorsi bentuk daun.
5.
Penyakit mosaik kacang hijau
Patogen
Virus yaitu virus mosaik kacang hijau (Muna Mosaic Virus/MMC). Gejala yang
muncul pada tanaman kacang hijau adalah kerdil, mosaik sistemik dan belang sistemik.
6.
Penyakit virus belang bangkas
kacang hitam
Patogen
virus = Black Grammottle Virus, gejala pada daun tanaman kacang hijau adalah
munculnya belang sistemik, tulang daun menjadi kekuningan sistemina, netting
atau vein clearing dan distorsi pada bentuk daun.
G. Panen
Panen
dilakukan setelah polong berubah berwarna hitam atau kuning tergantung masing-masing varietas, untuk
menghindari polong pecah pada waktu panen hendaknya pemanenan dilakukan pagi
atau sore hari.
H. Penutup
Berdasarkan sifat kacang hijau yang
berumur pendek dan tidak banyak memerlukan air selama pertumbuhan, sangat baik
untuk dikembangkan pada daerah-daerah yang beriklim kering. Dalam perencanaan
pengembangan kacang hijau diperlukan criteria kesesuaian lahan dan teknologi
anjuran budidaya yang sesuai dengan agroekologi setempat, pada lahan sawah
pengembangannya adalah ditanah alluvial, andosol, latosol dan grumasol. Prospek
pengembangan kacang hijau di Indonesia masih mempunyai peluang yang besar dan
tersebar di beberapa propinsi, sedangkan upaya peningkatan produksi kacang
hijau di Indonesia dapat ditempuh melalui perluasan areal tanam, intensifikasi
dan diversifikasi. Dalam kegiatan perluasan areal tanaman kacang hijau di
Indonesia perlu ditetapkan prioritas tipe lahan yang akan dikembangkan .
DAFTAR PUSTAKA
Sumarno. 1992. Kacang Hijau. Departemen Pertanian.
Jakarta.
Puslitbangtan. 1991. Varietas Unggul Tanaman Pangan.
Bogor
Silahkan memberi komentar yang membangun EmoticonEmoticon