Showing posts with label Wonogiri. Show all posts
Showing posts with label Wonogiri. Show all posts

MENIKMATI PESONA ALAM DI MUSEUM KARST WONOGIRI

6:54 PM Add Comment
Ketika berkunjung ke Wonogiri pada waktu liburan idul adha lalu saya sangat tertarik untuk mengunjungi museum Kars yang ada di kabupaten Wonogiri yang banyak diberitakan bahwa museum ini adalah museum Kars terbesar se Asia Tenggara. Mengdengar hal tersebut maka sangat mengesankan sekali jika bisa mengunjungi museum dan belajar tentang Kars. Maka saya pun berangkat dari pusat kota Wonogiri menuju lokasi museum ini yang berada di Kecamatan Pracimantoro. Waktu tempuh dari pusat kota Wonogiri menuju Pracimatoro adalah 45 menit, jalannya sudah halus dan nyaman tetapi pada jalan setelah waduk gajah mungkur hingga ke kecamatan Wuryantoro, jalnnya ada yang bergelombang dan sedikit tidak rata sehingga harus lebih hati-hati. Dari wuryantoro ke pracimantoro jalannya sudah halus dan mulus. Pada perjalanan yang anda lalui terdapat pemandangan yang bagus yaitu pegunungan atau bukit kapur, hutan, areal sawah dan waduk gajah mungkur. Suasana yang masih asri membuat perjalanan tidak begitu membosankan bahkan sangat menyenangkan, apalagi anda baru pertama kali ini datang ke Wonogiri. Suatu keindahan yang tidak ada duanya. Di kanan dan kiri jalan juga banyak sekali rumah makan dengan harga yang murah, prosentasenya paling banyak adalah Bakso dan Mie ayam karena wonogiri sangat terkenal dengan Bakso dan Mie ayam yang sangat enak.
museum karst Wonogiri
Sampai di Kecamatan Wuryantoro setelah melewati pasar anda akan bertemu dengan perempatan lampu merah, untuk menuju lokasi museum Kars maka rute yang diambil adalah kanan, jika perjalanan sama seoperti saya dari arah kota wonogiri. Perlu berhati-hati ketika menuju lokasi ini dari kecamatan wuryantoro, karena jalannya yang naik kemudian langsung turun, anda jangan memacu kendaraan dengan terlalu cepat karena bisa beresiko terjadi kecelakaan. Yang sangat disayangkan adalah masih banyaknya sampah yang dibuang sembarangan di pinggir jalan yang sangat mengganggu keindahan alam menuju lokasi wisata museum Kars. Sekitar 3,5 Km dari kecamatan wuryantoro maka anda akan sampai di museum Kars.
sampah yang berserakan di pinggir jalan membuat suasana menjadi kurang asri
Pada saat saya ke museum ini masih dalam tahap pembangunan, lokasi museum berada di sekitar pemukiman penduduk. Yang membuat saya kecewa adalah ternyata setiap hari jum’at menurut warga sekitar museum ini tutup, dan saya datang berkunjung pada waktu itu hari Jum’at. Mungkin karena kurangnya informasi yang saya dapat sehingga rencana untuk melihat koleksi museum menjadi gagal karena museumnya ternyata tutup. Walaupun tutup saya tetap bisa memasuki lokasi dan gua-gua di sekitar museum, hanya beberapa gua memang sulit untuk saya temukan karena kurangnya papan penunjuk keberadaan guanya. Lebih enak jika datang ke museum ini anda menggunakan jasa pemandu wisata.  Di sekitar museum juga banyak dijumpai hotel atau tempat penginapan, sehingga anda juga bisa memutuskan untuk bermalam menikmati suasana pedesaan.
Museum Kras ini dinamakan dengan Geopark Nasional Gunung Sewu (Geoarea Wonogiri). Kawasan Gunung Sewu ditetapkan menjadi Geopark Nasional pada tanggal 13 Mei 2013, dengan luas 1.802 kilometer persegi. Geopark ini terbagimenjadi tiga Geoarea, yaitu Geoarea Gunung kidul, Geoarea Wonogiri, dan Geoarea Pacitan. Sebagai kawasan pembangunan berkelanjutan, Geopark Gunung Sewu memamerkan keunikan dan keindahan alam geologi, keanekaragaman hayati dan budaya yang terdapat di kawasan Kras Gunung Seu dan sekitarnya. Geoarea Gunungkidul mempunyai 11 situs geologi dan 2 situs keanekaragaman hayati, Geoarea Wonogiri mempunyai 7 situs geologi, Geoarea Pacitan mempunyai 12 situs geologi dan 1 situs geo-arkeologi. Geopark Gunung Sewu dibangun berdasarkan pilar konservasi, pendidikan dan penumbuhan nilai ekonomi lokal melalui pariwisata dan geoproduct.
museum karst yang merupakan bagian dari Geopark Gunung Sewu
Museum Kars ini merupakan wisata edukasi dan alam yang patut anda kunjungi, walaupun saya belum melihat dengan keseluruhan koleksi yang ada di museum ini tetapi sepintas museum ini dalam perkembangan pembangunan ke depan sangat luar biasa indahnya. Koleksi gua yang ada di museum ini antara lain Gua Mrica, Goa Sodong, Goa Tembus, Goa Gilap, Gua Potro Bunder, Goa Luweng sapen. Tetapi yang saya kunjungi pada waktu itu hanya tiga gua yautu Gua Mrica, Gua Potro Bunder dan Goa Sodong. Mungkin di lain waktu pada saat museum pada jadwal buka dan saya di Wonogiri saya berkunjung lagi. Berikut saya sampaikan pengalaman saya ketika berkunjung ke tiga Gua tersebut yang masih dalam wilayah Museum Kars Geopark Gunung Sewu Wonogiri
  1. Goa Mrico
goa mrico
Goa mrico berada di dekat loket masuk kawasan Museum Kars, untuk menuju lokasi ini anda menaiki jembatan dari besi dan jalan menuju goa sudah dibangun dengan baik, jalannya melingkar melewati hutan jati nan asri tidak jauh hingga sampai di Gua Sodong. Di sekitar jalan tersebut juga telah dibangun Gazebo sebagai tempat istirahat pengunjung atau sekedar berbincang-bincang sambil menikmati kondisi alam nan asri. Gua Mrico adalah salah satu gua arkeologi di daerah Wonogiri, yang pernah dihuni oleh manusia prasejarah. Sisa-sisa makanan berupa cangkang kerang dan biji kemiri terdapat di dasar gua bercampur dengan sedimen gua.
gazebo di sekitar goa mrico
Gua ini memiliki kedalaman yang tidak begitu dalam, posisi mulut gua yang lebih rendah dari tanah membuat gua rawan terandam air jika waktu musim penghujan tiba, di samping dan diatas gua ditumbuhi tanaman terutama pohon jati. Dahulu mungkin gua tersebut dijadikan tempat tinggal.  
  1. Goa Sodong
goa sodong
Goa sodong berada tidak jauh dari goa Mrica, goa ini terkenal karena memiliki keunikan yaitu adanya sungai bawah tanah. Pada saat saya berkunjung wilayah wonogiri memasuki musim kemarau panjang, bahkan ketika saya ingin buang air di WC dekat dengan gua tersebut ternyata tidak ada airnya, bahkan kalu boleh dibilang toiletnya tidak terawat dengan baik karena banyaknya kotoran yang tidak disentor dan bekas air kencing, keinginan saya untuk buang iar pun saya tahan. Tetapi anehnya di dalam gua masih terdapat air dan dimanfaatkan oleh warung disekitar museum untuk menyediakan air dengan cara diambil menggunakan ember. Saya tidak berani memsuki dalam gua karena ternyata digunakan untuk aktivitas mandi, dari mulut goa sangat terlihat jelas orang yang mandi tersebut dan tanpa busana yang menutupi, mungkin karena pada waktu itu jadwal museum tutup sehingga aktivitas mandi ada. Jika aktivitas mandi tetap berjalan sekalipun museum buka tentau sangat mengganggu wisatawan yang berkunjung ke goa sodong.
jalan sebagai akses yang menghubungkan goa merico dan goa sodong
Menurut keterangan pada papan bahwa gua sodong ditempati oleh sungai bawah tanah yang jernih. Dibeberapa tempat terbentuk sump (sumur/kolam terbuka). Bentuk mulut gua dipengaruhi oleh kekar dan pelapisan batugamping. Pada musim penghujan, sungai musiman masuk ke dalam gua. Air sungai bawah tanah biasa dimanfaatkan warga untuk mandi dan mencuci.
  1. Goa Potro Bunder
goa potro bunder
Lokasi gua ini sangat jauh dari museum sehingga harus ditempuh dengan naik kendaraan motor, jika menggunakan mobil sangat sulit karena jalannya hanya muat untuk satu mobil, jika berpapasan maka sangat sulit. Mencapai lokasi ini sekitar 1 Km dari museum melewati hutan dan areal persawahan, ada beberapa batu yang ditata rapi sebagai penahan tanah pertanian dan tegalan. Jika anda jalan kaki menuju lokasi ini pastikan untuk membawa bekal makanan dan minuman mengingat lokasinya yang lumayan jauh. Jalan menuju goa ini sudah di cor keras, sehingga nyaman. Karena pada saat saya bekunjung jadwal museum tutup saya mendapati pemuda-pemuda yang sedang bercengkerama di depan mulut gua sambil minum minuman keras, saya tahu karena baunya sangat menyengat. Sebenarnya sangat disayangkan lokasi wisata yang berubah tidak menyenangkan karena adanya aktivitas tersebut dan malah tidak menjaganya sebagai daya tarik wisata di wilayah tersebut. Menurut papan keterangan goa ini ternyata sering digunakan untuk tempat semedi karena memiliki nilai spiritual yang tinggi, dengan melihat kejadian yang saya temui, sangat disayangkan sekali ke sucian tempat ini menjadi ternoda karena ulah pemuda-pemuda yang tidak menghargai budaya dan alam. Masih mudahnya masyarakat masuk ke lokasi museum mungkin dikarenakan areal museum yang masih masuk di lokasi pemukiman warga. Kunjungan ke gua ini saya rasakan juga kurang nyaman karena adanya kejadian tersebut, keinginginan saya untuk mengeksplor ke dalam gua yang ternyata guanya sangat luas sekali dan dalam harus terhenti di tengah gua dan saya memutuskan kembali, di saat saya kembali saya di minta rokok. Sangat disayangkan sekali kesan wisata menyenangkan menjadi tidak berkesan baik karena ulah pemuda-pemuda tersebut yang mungkin juga pemuda-pemuda tersebut buakn berasakl dari desa setempat.
Dari ketiga gua yang saya kunjungi menurut saya gua Potro Bunder adalah gua yang paling indah, hanya kebersihannya masih kurang terjaga dengan baik. Menurut cerita gua ini juga menjadi saksi penggalian kalsit pada masa lalu yang terhubung menjadi satu membentuk gua. 

Setelah mengunjungi ketiga gua tersebut saya mencoba mencari gua luweng sapen dan ternyata tidak ketemu, karena tidak ketemu dan waktu yang sudah mulai sore saya memutuskan untuk kembali. Di areal museum saya menemukan banyak sekali muda-mudi yang berpacaran, mungkin saya datang di saat yang tidak tepat (pada waktu libur museum). Tetapi jika fenomena ini terjadi dihari-hari museum buka maka sangat membuat risih dan tidak nyaman pengunjung apalagi yang membawa keluarga/anak kecil.
gedung museum karst yang elok nan megah

MELIHAT KEINDAHAN ALAM WONOGIRI DARI WATU CENIK

4:28 PM Add Comment
jalan utama menuju lokasi wisaya Watu Cenik
                    Wisata alam di Kabupaten Wonogiri memang sangat mengagumkan, Wonogiri yang juga merupakan tempat kelahiran orang tua saya menyimpan keindahan alam pegunungan yang masih asri. Obyek wisata yang sangat terkenal adalah waduk gajah mungkur, sebelum menuju waduk gajah mungkur ada obyek wisata lain yang lebih menarik yaitu Watu Cenik.
Jalan untuk menuju lokasi wisata ini lewat tugu gerbang menara filter, di tugu tersebut juga ada tulisannya gantole. Gerbang ini berada sebelum masuk obyek wisata gajah mungkur, sebelah kanan jalan jika dari kota wonogiri. Jalannya menajak dan berkelok, jika ingin ke lokasi tersebut kendaraan anda harus dipastikan pada keadaan prima dan rem harus di cek. Waktu ke lokasi ini saya menggunakan motor matik dengan istri saya dan ternyata tidak kuat untuk naik, jalannya tidak begitu lebar sehingga untuk kendaraan roda empat harus lebih berhati-hati ketika berpapasan dengan kendaraan lain.

watu cenik
Tiket masuknya juga sangat murah, tetapi saya lupa harga tiket masuknya, karena sudah begitu lama. Tempat parkir di lokasi wisata watu cenik lumayan luas, fasilitasnya juga lengkap dari toilet hingga tempat sholat. Di sekitar lokasi wisata juga terdapat penjual makanan dan minuman dan ada pula tempat untuk landasan gantole. Karena tempatnya yang tinggi dari lokasi wisata ini anda bisa melihat waduk gajah mungkur secara menyeluruh, luar biasa.. dari obyek wisata watu cenik waduk gajah mungkur terlihat sangat indah, sungai-sungai yang bermuara ke waduk juga terlihat dengan jelas, ada pula tanah di tengah waduk yang tidak terendam yang menjadi saksi bahwa proses pembangunan waduk gajah mungkur ini adalah merendami bekas pemukiman warga, warga di wilayah pembangunan waduk gajah mungkur pada saat itu di pindahkan dan disebut dengan transmigrasi bedol desa karena yang dipindahkan sangat banyak sekali, menurut cerita kerabat saya luasan waduk gajah mungkur mencakup tiga kecamatan.
waduk Gajah Mungkur dilihat dari Watu Cenik
Aktivitas-aktivitas lain adalah karamba di waduk gajah mungkur dan rumah apung, yang juga bisa di lihat dari watu cenik. Obyek wisata waduk gajah mungkur terlihat dengan jelas dari lokasi ini. Ketika mengunjungi lokasi ini perlu anda perhatikan adalah keamanan dalam berfoto. Tebingnya sangat curam dan masih ada beberapa tempat disekitar obyek wisata ini masih kurang pengaman. Terkadang kita lupa akan keselamatan diri karena keinginginan mendapatkan foto yang bagus. Kita harus selalu berhati-hati, berfoto sebagai kenang-kenangan sangat penting tetapi lebih penting lagi untuk menjaga keselamatan.
Harga makanan dan minuman di lokasi ini juga standar, anda bisa membeli makanan dan minuman sambil melihat keindahan waduk gajah mungkur bersama keluarga dan bercerita, karena penjual juga menyediakan tempat untuk bersantai dengan alas tikar. Atau jika sudah ada persiapan terlebih dahulu anda bisa membawa bekal dari rumah untuk dimakan bersama-sama di lokasi ini. Tetapi tidak sedikit pula yang saya temui pengunjung yang malah asik bermain handphone padahal berpergian dengan kerabat atau keluarga, mungkin ingin segera mengupload hasil jepretan fotonya dan membalas berbagai komentar. Tetapi menurut saya sangat disayangkan sekali suasana yang romantis menjadi terganggu karena handphone. Jika anda mengajak anak, anda bisa menjelaskan mengenai keindahan alam bahwa kita harus selalu menjaga lam agar indah, membuang sampah pada tempatnya karena sampah-sampah yang dibuang sembarangan terutama di sungai-sungai nantinya akan bermuara pada suatu tempat, dan jika menumpuk maka tidak akan sedap dipandang mata dan merugikan ekosistem air. Anda bisa juga bercerita tentang budidaya ikan yang dilakukan melalui karamba, proses budidaya yang dilakukan oleh nelayan disekitar waduk, fungsi dari waduk dan banyak hal yang bisa diceritakan. Walaupun mungkin anda tidak menguasi materi tentang lingkungan hidup, anda hanya perlu memberikan pendapat anda kepada anak atau istri kemudian disitulah akan ada proses belajar dari anak yang juga memberikan pendapat berdasarkan pemahaman dari apa yang dilihat dan didengarnya, disinalah pentingnya wisata alam selain untuk mengenal keindahan alam, meningkatkan interaksi berkualitas keluarga dan juga untuk mendekatkan diri dengan Alloh, betapa indahnya ciptaanNya.
banyak sekali spot yang bisa digunakan untuk berfoto
Sinyal handphone di lokasi ini sangat bagus, karena di lokasi wisata ini dibangun tempat untuk pemancar sinyal telephone. Anda bisa bervideo call dengan kerabat yang jauh jika mereka tidak bisa ikut dan memperlihatkan keindahan watu cenik dari kamera handphone. Spot atau lokasi yang populer untuk berfoto adalah tulisan watu cenik yang berwarna kuning di atas batu di ujung obyek wisata ini. Apabila anda seorang fotografer atau pandai mengambil gambar maka hasil jepretannya akan sangat bagus, seperti berada di puncak gunung dengan background waduk gajah mungkur yang sangat indah. Pada obyek wisata watu cenik ini juga ada sebuah makam yang lumayan luas, ketika saa memabaca pada nisannya umur makam ini sudah sangat lama, mungkin sudah ada pada masa kerajaan majapahit akhir, yang berarti bahwa makam tersebut merupakan leluhur dari penduduk sekitar obyek wisata watu cenik. Tidak ada salahnya jika kita mengucapkan salam dan mendoakannya.
Pohon beringin mulai ditanam di lokasi ini, ketika saya ke lokasi ini pohonnya masih kecil. Memang ada beberapa spot masih gersang karena tidak adanya tanaman, dengan ditanamnya pohon beringin maka lokasinya nanti akan semakin asri.
Setelah obyek wisata watu cenik sebenarnya masih banyak obyek wisata lainnya, tetapi rute  jalan yang harus dilalui lebih ekstrim dan saya memutuskan tidak melanjutjkan perjalanan karena kondisi motor yang tidak memungkinkan. Mungkin waktu berikutnya saya akan menceritakan lokasi wisata tersebut.