Teknik Pembenihan Ikan Nila Secara Massal

8:30 PM

 

Pembenihan ikan nila secara sederhana dan mudah untuk dilakukan adalah pembenihan secara massal. Karakteristik ikan nila yang mudah untuk berkembang biak dan tidak memakan larvanya menjadikan ikan ini mudah untuk dikembangbiakkan.

kolam yang bisa dipergunakan untuk pemijahan ikan nila

        Disebut dengan pembenihan masal karena dalam satu kolam dipijahkan beberapa pasang induk sekaligus. Pembenihan masal merupakan pembenihan sederhana, karena campur tangan manusia sangat sedikit dan mudah dilakukan. Pembenihan masal dapat menghasilkan benih yang ukurannya seragam. Proses pemijahan biasanya berlangsung selama 45-50 hari. Dan selama jangka waktu tersebut panen larva dapat dilakukan sebanyak 3 kali. 

         Hasil panen dari sistem pemijahan ini adalah larva ikan yang baru menetas. penangkapan larva dilakukan tanpa mengeringkan kolam terlebih dahulu. Larva ikan ikan yang baru menetas ditangkap saat diasuh induknya dipermukaan air tepi kolam. Benih ikan ini kemudian dipelihara di kolam pendederan yang sudah disiapkan empat hari sebelumnya. Adapun tujuan urutan pembenihan secara masal adalah sebagai berikut :

1) Persiapan kolam . Pemijahan masal membutuhkan satu kolam dengan luas 400-600 m2. Kolam yang digunakan bisa berupa kolam tanah atau kolam tembok dengan dasar tanah. Konstruksi dasar kolam dibuat miring dengan kemiringan 2-5 derajad. Didasar kolam sebaiknya dibuatkan kubangan dengan ukuran 1,5m x 2m x 0,5m sebagai tempat pemijahan bagi induk ikan nila. Persiapan kolam pemijahan meliputi pengeringan kolam selama 2 hari, perbaikan pematang, perbaikan kamalir, dan penutupan kebocoran yang mungkin ada. Pemupukan dilakukan dengan pupuk organik yang berupa kotoran ternak dengan dosis 2050-1000 gram/m2. Setelah persiapan kolam dialiri setinggi 40-60 cm.

2) Penebaran induk. Padat tebar induk untuk pemijahan massal adalah 1 ekor/m2 dengan perbandiangan induk jantan dan betina 1:3 sampai 1:5. Artinya untuk luasan kolam 400 m2 maka induk yang ditebar adalah 100 induk jantan dan 300 induk betina. Penebaran induk jantan dan betina dilakukan secara bersamaan. Selama dikolam pemijahan, induk diberikan pakan pelet sebanyak 3% per bobot total perhari.

3) Pemijahan. Hari ke 7 setelah penebaran induk biasanya sudah terjadi pemijahan. Pada saat pemijahan, telur yang dikeluarkan induk betina dibuahi oleh induk jantan. Pemijahan terjadi pada lubang-lubang (lekukan berbentuk bulat) berdiameter 30-5- cm di dasar kolam yang merupakan sarang pemijahan. Selanjutnya, telur yang sudah dibuahi dierami induk betina di dalam mulutnya. Induk betina yang sedang mengerami telurnya biasanya tidak makan, oleh karena itu sehinggu setalah induk ditebar, jumlah pakan dikurangi 25% dari jumlah semula.

4) Pemupukan ulang. Pada minggu ke dua atau hari ke 12, sudah banyak benih ikan nila yang menetas. Untuk menunjang kehidupan benih tersebut maka pakan alami harus tersedia cukup. Penyediaan pakan alami bisa dilakukan dengan cara pemupukan ulang menggunakan dosis pupuk 0,5kg / m2. Agar pupuk tidak hanyut terbawa arus air maka debit air yang masuk kolam dikurangi. Kurang lebih 2-3 hari setelah pemupukan pakan alami akan terbentuk, pada saat itulah induk ikan nila akan mengelurkan anak-anaknya dari mulutnya secara serentak. Benih ikan nila tersebut akan terlihat di tepian kolam pada pagi hari.

5) Pemanenan. Benih dapat dipanen setelah induk melepaskan benih dari mulutnya. Pemanenan harus dilakukan pada saat yang tepat. Paling lambat 2 hari setelah dikeluarkan dari mulut induk. Pemanenan dilakukan pada pagi hari ketika kandungan oksigen dalam jumlah banyak. Hal ini ditandai dengan banyaknya larva yang muncul ke permukaan air pada tepi kolam. Bila pemanenan terlambat dilakukan, larva sudah berpindah ke arah tengah kolam sehingga akan sulit ditangkap. Larva yang sudah ditangkap segera di pindah ke kolam pendederan.



Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Silahkan memberi komentar yang membangun EmoticonEmoticon