Ciri-ciri Induk Ikan Nila Yang Baik

4:33 PM

          Jika kita akan melakukan pemijahan ikan Nila, maka kita membutuhkan indukan yang secra genetik akan menghasilkan keturunan yang baik. Jika fokus pada usaha segmentasi benih ikan maka paling aman kita mengambil calon induk dari instiutusi yang ditunjuk sebagai penyedia indukan Nila, seperti balai-balai benih ikan datau balai penelitian perikanan. Tetapi jika kita cuma pengin mengetahi bagaimana proses pemijahan ikan nila maka kita bisa pakai saja calon idukan yang kita beli di pasar, yang dijual untuk ikan konsumsi.

anakan ikan nila

         Untuk mendapatkan calon induk yang baik, perlu dilakukan pemilihan calon induk dengan mempertimbangkan ciri-ciri sebagai berikut :

  1. Kondisi badan secara keseluruhan sehat
  2. Bentuk badan tidak ada yang cacat/ normal
  3. Sisik besar dan tersusun rapi
  4. Ukuran kepala relatif lebih kecil dibandingkan badan
  5. Badan tampak tebal dan berwarna mengkilap (tidak kusam)
  6. Gerakannya lincah
  7. Memiliki respon yang baik terhadap pakan tambahan
      Perlu diperhatikan bahwa target produksi sangat tergantung kepada kemampuan kita menyiapkan induk. Artinya, kalau kita ingin memproduksi anakan nila dalam jumlah besar, maka jumlah induk yang dibutuhkan juga banyak. Untuk diketahui, ikan nila termasuk jenis ikan yang jumlah telurnya relatif sedikit. Induk nila betina yang sudah siap matang kelamin (umur 5-6 bulan), dengan berat 200-250 gram, mengandung 500-1.000 butir telur. Dri jumlah tersebut dapat dihasilkan larva sekitar 200-400 ekor (40%). Meskipun jumlah telurnya sedikit tetapi ikan nila memiliki frekuensi pemijahan yang relatif sering. Selang waktu pemijahan ikan nila adalah 3-6 minggu. 
         Dalam  pemilihan induk sebaiknya ada batasan umur untuk memastikan bahwa induk tersebut benar-benar produktif. Umur induk yang dapat dikatakan produktif adalah 1,5-2 tahun. Jika umurnya kurang dari 1,5 tahun biasanya mutunya kurang baik (mortalitas tinggi). Sebaliknya kalau umurnya sudah diatas 2 tahun telurnya sedikit dan kualitas benih yang dihasilkan menurun. Ciri-ciri induk jantan dan betina menurut standar nasional Indonesia adalah sebagai berikut :

Ciri-Ciri

Induk Jantan

Induk Betina

Bentuk Tubuh

Lebih tinggi dan membulat

Lebih rendah dan memanjang

Warna Tubuh

Lebih cerah

Lebih gelap

Jumlah Lubang Kelamin

Satu lubang (untuk mengeluarkan sperma sekaligus air seni)

Dua lubang : satu lubang untuk mengelurkan telur dan lubang yang satu lagi untuk mengelurkan air seni

Bentuk kelamin

Tonjolan agak meruncing

Tidak menonjol dan berbentuk bulat

           Pemeliharaan induk yang harus dilakukan agar pemijahan dapat sukses adalah sebagai berikut :
  1. Kondisi lingkungan harus baik dan mendukung untuk kelangsungan hidup induk, termasuk proses perkembangan gonadnya. Untuk itu kolam pemeliharaan induk harus memiliki sumber air bersih dengan sirkulasi yang baik.
  2. Pemberian pakan tambahan harus mencukupi agar perkembangan gonad (telur dan sperma) optimum. Pakan tambahan yang diberikan harus mencukupi, yaitu sekitar 3 % dari bobot total induk yang dipelihara, dan mengndung protein tinggi yakni diatas 35%.
  3. Induk betina dan induk jantan ditempatkan pada kolam yang terpisah. Kolam pemeliharaan induk betina dibuat sedimikian rupa sehingga air buangan dari kolam induk betina tidak mengalir ke kolam induk jantan dan sebaliknya. Jika tidak dibuat demikian maka bau tubuh induk betina akan terbawa aliran air ke kolam induk jantan, bau ini akan merangsang induk jantan untuk memijah sehingga terjadi pemijahan liar. Keuntungan lain dari pemisahan induk jantan dan betina adalah dapat dihasilkan telur dengan kualitas lebih baik, memudahkan penyeleksian induk, dan memudahkan pembedaan induk yang sudah dan belum dipijahkan.
 

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Silahkan memberi komentar yang membangun EmoticonEmoticon