KELEMAHAN STRATEGI PERTUMBUHAN, KESEJAHTERAAN, DAN RESPONSIF

12:06 PM
-->
A. PENDAHULUAN
Pembangunan menyangkut tindakan (doing) dan kemampuan (being)(Coraline dan Louise, 1982). Upaya untuk melenyapkan kemiskinan dan mengurangi kebodohan, membebaskan dari perbudakan dan melepaskan dari ikatan cara hidup yang sia-sia merupakan tindakan yang perlu dilakukan untuk memperbaiki taraf hidup masyarakat. Tetapi hal itu belum cukup karena kemiskinan dan kebodohan serta semua tanda keterbelakangan juga menurunkan derajad kemanusiaan dan melemahkan semangat kerja serta kemampuan manusia. Oleh karena itu martabat dan kemampuan manusia perlu ditingkatkan atau disempurnakan kembali (Taliziduhu, 1990).
Dengan demikian pembangunan berarti meningkatkan kemampuan manusia untuk mempengaruhi masa depannya. Pembangunan yang dimaksudkan tidak hanya menyangkut perubahan fisik dan kongkrit, tetapi juga kebutuhan untuk membangun segi manusiawi itu sendiri sedemikian rupa sehingga masyarakat memiliiki kemampuan yang lebih besar untuk memilih dan menanggapi setiap perubahan secara positif.
Menurut hal tersebut pembangunan tidak sam dengan pertumbuhan atupun modernisasi. Karena moderenisasi sering diartikan dengan pengembangan spesialisasi (menggunakan teknologi dunia ke I). Demikian juga dengan pertumbuhan, seorang bayi bobotnya boleh meningkat, bayi tersebut berarti melakukan pertumbuhan tetapi walaupun bayi tersebut tumbuh tetap saja dikatakan bayi bukan orang dewasa. Sehingga jika suatu pertumbuhan atau laju GNP dianggap sebagai tanda kemajuan bangsa satu-satunya dirasakan kurang pas.
Pembangunan yang diartikan sebagai peningkatan untuk mengendalikan masa depan, mengandung beberapa implikasi. Pertama kemampuan (capacity), tanpa kemampuan seseorang tidak akan mempengaruhi masa depannya. Kemampuan ini meliputi kemampuan fisik, mental dan spiritual. Segi-segi tersebut harus mengalami perubahan. Kedua kebersamaan (equity) atau keadilan sosial. Pembangunan juga berarti pemerataan. Bagaimanapun kemajuan suatu bangsa jika kemajuan tersebut tidak merata hal itu sia-sia belaka. Ketiga kekuasaan (empowerment), kelemahan atau ketidak berdayaan merupakan kondisi yang fatal terutama dalam kekuatan politis. Kekuasaan berarti pemberian kesempatan kepada masyarakat untuk secara bebas memilih berbagai alternatif sesuai dengan tingkat kesadaran, kemampuan, dan keinginan mereka, dan memberi kesempatan mereka belajar, baik dari keberhasilan maupun kegagalan mereka memberi respon terhadap perubahan. Keempat ketahanan atau kemandirian (sustainability), sum,ber-sumber yang ada harus mampu dikelola se optimal mungkin sehingga masyarakat yang bersangkutan mampu berkembang secara mandiri dan sangggup merebut sukses. Kelima kesaling tergantungan (interdependence). Kesaling tergantungan di artikan bahwa suatu bangsa saling tergantung satu dengan yang lainnya. Baik itu negara dunia ke I maupun negara dunia ke III. Negara maju bisa saja tergantuung dengan negara berkembang, demikian juga sebaliknya.
Dalam menghadapi kemiskinan terutama pada negara dunia ke III. Pembangunan diawali dengan pembangunan ekonomi, terutama pertanian, agar segera taraf hidup masyarakat dapat ditingkatkan. Masih dalam bidang ekonomi meskipun pembangunan pertanian belum mencapai sasran disusul dengan pembhangunan di bidang industri dan investasi besar-besaran, dengan harapan kekayaan kelompok-kelompok tersebut dapat dinikmati juga oleh masyarakat ekonomi lemah (tricle down effects). Hal tersebut ternyata belum mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara merata, tetapi sebaliknya efek negatif yang ditimbulkannya antara lain semakin lebarnya celah antara sikaya dan simiskin, penduduk miskin tetap miskin.
Oleh sebab itu para ahli menciptakan teori-teori dan strategi-strategi yang disebut dengan model pembangunan. Pendekatan pembangunan yang akan dilaksanakan sangat tergantung pada kondisi masyarakat yang bersangkutan. Kondisi ini berasal dari sistem budaya masyarakat tersebut dan selanjutnya mempengaruhi cara berfikir dan respon mereka terhadap pembangunan itu sendiri.
Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang berkembang dan membangun telah mencoba menerapkan beberapa teori dan pendekatan yang dianggap sesuai pada waktu itu. Dari semua pendekatan yang dilakukan, pendekatan yang berorientasi ekonomi sangat dominan (Khairuddin, 1992).
Dalam menentukan pendekatan pembangunan yang akan diterapkan pada suatu masyarakat, banyak faktor yang dipertimbangkan agar pendekatan benar-benar sesuai dengan kondisi dan kepentingan masyarakat yang bersangkutan.
B. ISI
Strategi atau pendekatan dalam pembangunan desa antara lain :
1. Startegi Pertumbuhan
Stategi Pertumbuhan adalah strategi yang sasaranya meningkatkan nilai ekonomis melalui peningkatan pendapatan perkapital, produnsi dan produktifitas sektor pertanian, permodalan, kesempatan kerja dan kemampuan partisipasi masyarakat desa.
Tujuan dari strategi pertumbuhan adalah mendorong perubahan dalam pertanian dengan cara menggunakan metode-metode paling modern untuk meningkatkan produksi pertanian.
Dalam kaitannya dengan teori pertumbuhan dan pemerataan ada strategi yang dapat dijadikan solusi (Bintoro Tjokroamidjojo dan Mustopadidjaja, 1980) :
  1. Pembangunan terarah pada peningkatan kesejahteraan 40% penduduk yang tergolong miskin
  2. Cara-caranya harus berisikan “fundamental institusional reform”.
Kelemahan strategi ini adalah semakin besar ketimpangan sikaya dan simiskin.
2. Startegi Kesejahteraan
Strategi kesejahteraan adalah strategi yang bertujuannya memperbaiki taraf hidup atau kesejahtraan penduduk pedesaan melalui pelayanan sdan peningkatan program-program pembangunan sosial yang bersekala besar atau nasional seperti peningkatan pendidikan, perbaikan kesehatan dan gizi, penanggulangan urbanisasi, perbaikan pemukiman pernduduk, fasilitas transportasi, penyediaan saranan dan prasarana sosial. Strategi kesejahtraan merupakan strategi atas ke bawah (top down).
Kelemahan dari strategi ini adalah mengakibatkan adanya ketergantungan masyarakat yang sangat kuat terhadap pemerintah.
3. Startegi Responsif
Strategi responsif adalah strategi yang berasal dari strategi kesejahtraan, strategi ini menangani kebutuhan-kebutuhan masyarakat dan pembangunan yang di rumuskan masyarakat atau mungkin dengan bantuan pihak luara untuk mempelancar pembangunan dengan memanfaatkan sumber daya alam dan pengadaan teknologi.
Kelemahan strategi resposif adalah renponsif dengan kebutuhan masyarakat sehingga sulit direalisasikan, diadaptasikan dan ditranformasikan seacra luas. Karena strategi ini terlalu idealis sehingga sukar dilaksanakan secara efektif.
4. Strategi Holistik
Strategi Holistik adalah strategi yang bertujuan untuk kelangsungan pertumbuhan, persamaan, kesejahteraan, dan partisipasi aktif masyarakat secara simultan dalam proses pembangunan desa. Secara konseptual prinsip-prinsip strategi holistik adalah :
  1. Persamaan, keadilan, dan partisipasi masyarakat merupakan tujuan eksplesip dari strategi holistik. Pemerintah desa harus :
1) Memahamui dinamika sosial masyarakat
2) Memecahkan masalah yang dihadapi
3) Memperkuat aparatur pemerintah desa
  1. Perlunya perubahan-perubahan yang mendasar baik kesepakatan maupun gaya kerja. Pemerintah desa harus :
1) Menentukan arah, startegi dan proses menuju terwujudnya sasaran dan tujuan pembangunan
2) Memelihara integritas masyarakat yang didukung local leadership.
  1. Perlunya keterlibatan pemerintah desa dan organisasi secara terpadu, untuk meningkatkan keterkaitan antara organisasi formal dan informal.
(Raharjdjo Adisasmita, 2006).
C. PENUTUP
Pembangunan berarti meningkatkan kemampuan manusia untuk mempengaruhi masa depannya. Pembangunan yang dimaksudkan tidak hanya menyangkut perubahan fisik dan kongkrit, tetapi juga kebutuhan untuk membangun segi manusiawi itu sendiri sedemikian rupa sehingga masyarakat memiliiki kemampuan yang lebih besar untuk memilih dan menanggapi setiap perubahan secara positif. Pendekatan pembangunan yang akan dilaksanakan sangat tergantung pada kondisi masyarakat yang bersangkutan. Kondisi ini berasal dari sistem budaya masyarakat tersebut dan selanjutnya mempengaruhi cara berfikir dan respon mereka terhadap pembangunan itu sendiri.
Terdapat empat macam startegi pembangunan desa yaitu : stategi pertumbuhan, strategi kesejahteraan, strategi responsif, dan strategi holistik. Kelemahan strategi pertumbuhan adalah semakin besar ketimpangan sikaya dan simiskin, kelemahan dari strategi kesejahteraan adalah mengakibatkan adanya ketergantungan masyarakat yang sangat kuat terhadap pemerintah. Sedangkan kelemahan strategi resposif adalah renponsif dengan kebutuhan masyarakat sehingga sulit direalisasikan, diadaptasikan dan ditranformasikan seacra luas. Karena strategi ini terlalu idealis sehingga sukar dilaksanakan secara efektif.
Daftar Pustaka
Adisasmita, Rahardjo. 2006. Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Khairuddin. 1992. Pembangunan Masyarakat. Liberty. Yogyakarta.
Ndraha, Taliziduhu. 1990. Pembangunan Masyarakat. Rineka Cipta. Jakarta

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Silahkan memberi komentar yang membangun EmoticonEmoticon