PEMANFAATAN PEKARANGAN

9:15 PM
pekarangan untuk menanam sayur-sayuran

Untuk mendorong keberhasilan pembangunan pertanian dapat dilakukan dengan pemanfaatan pekarangan. Lahan yang berada di sekitar rumah jika dimanfaatkan akan memberikan kontribusi bagi kecukupan pangan dan gizi masyarakat. Dengan kecukupan pangan tersebut maka ketahanan pangan bisa terwujud yang merupakan salah satu tujuan pembangunan pertanian. Pekarangan dapat diartikan sebuah tanah di sekitar rumah. Pekarangan tidak terbatas pada halaman rumah yang ada didepan, melainkan juga merupakan sebuah area yang mengelilingi rumah. Sehingga pekerangan dapat berada di depan, belakang maupun di samping sebuah bangunan rumah. Luas pekarangan ini tergantung dengan kepemilikan lahan/tanah yang tersisa dan tersedia setelah di kurangi oleh penggunaan bangunan utama. Pekarangan rumah sering dijumpai di masyarakat pedesaan, dan biasanya luas-luas. Berbeda dengan masyarakat perkotaan yang sedikit sekali memiliki pekarangan yang luas, bahkan ada yang sama sekali tidak memiliki pekarangan. Pekarangan yang ada di pedesaan membuat rumah menjadi semakin asri dengan ditanami berbagai macam tanaman seperti singkong, pepaya, pisang, durian, mangga, rambutan, dan tanaman-tanaman obat serta bunga-bunga. Coba bandingkan dengan daerah perkotaan yang tidak memili pekarangan, tentu pemandangannya lebih menyegarkan dan elok ketika di desa.
Apabila melihat pada kondisi di lapangan, banyak masyarakat telah memanfaatkan pekarangan ini hanya saja masih kurang optimal. Banyak sekali penyuluhan-penyuluhan dan program dari dinas pertanian yang terkait dengan mengoptimalkan pemanfaatan pekarangan dengan sasaran utamanya adalah kelompok wanita tani. Ada yang berhasil ada pula yang tidak berhasil. Karena memang memnafatkan pekarangan ini tidaklah mudah karena membutuhkan konsistensi dan pendampingan secara terus-menerus. Tujuan utamananya adalah memenuhi kebutuhan pengan dan gizi keluarga, jika semua itu sudah terpenuhi maka tentu saja akan mengurangi pengeluaran rumah tangga untuk membei bahan makanan seprti sayur sayuran dan bumbu-bumbu masak karena sudah menanam sendiri. Sebenarnya pekarangan ini jika di lihat lebih jauh lagi memiliki banyak fungsi antara lain :
1.      Fungsi sosial ekonomi
Mempunyai peranan penting sebagai sumber tambahan kebutuhan sehari-hari yang cukup memadahi. Ada beberapa pekarangan di pedesaan juga sebagai penghasil bahan dasar untuk kerajinan, misalnya bambu untuk membuat anyaman. Karena bisa menghasilkan banyak hal yang positif, maka pemberdayaan pekarangan atau upaya untukmeningkatkan pemanfaatan pekarangan merupakan sebuah media produktivitas, dari hasil pekerangan itu bukan hanya bisa dikonsumsi untuk diri sendiri tetapi juga bisa dijual untuk meningkatkan penghasilan.
2.     Fungsi sosial budaya
Pekarangan sering dijadikan simbol status. Orang-orang yang tidak memiliki pekarangan sering dikatakan mempunyai status yang lebih rendah
3.     Fungsi pendidikan
Sebagai tempat bermain untuk anak-anak dan belajar mengenal alam lingkungannya
4.     Fungsi produksi
Berlawanan dengan sawah atau tegal, pekarangan dapat menghasilkan bahan produksi hampir setiap hari, sehingga mengakibatkan adanya suatu yang dijual ke pasar. Hal tersebut juga bisa dijadikan sebagai sumber pendapatan tambahan
a.      Fungsi produksi subsistem, umumnya diperoleh dari tanaman pangan, sayuran dan bumbu masakan, rempah-rempah, obat-obatan dan bunga


b.      Fungsi produksi komersial, umumnya didapatkan dari tanaman keras untuk bahan bangunan dan kayu bakar,. Misalnya adalah bambu yang banyak terdapat di tepi pekarangan, cabang-cabang kering pepohonan di pekarangan maupun dari pohon-pohon yang sengaja di tanam untuk itu.
Karena memiliki fungsi ekonomi terutama dalam produksi hasil-hasil pertanian dan perikanan, maka pekerangan sebenarnya juga menjadi sarana ketahanan pengan. Dalam arti bahwa pekarangan juga sangat potensial untuk memproduksi dan menyediakan bahan-bahan pangan. Dengan potensinya sebagai bahan makanan ini, maka pekarangan juga mempunyai implikasi yang luas terhadap kehidupan keluarga dan masyarakat.
5.     Fungsi peningkatan gizi
Banyak tanaman dipekarangan mempunyai kandungan protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral yang tinggi untuk peningkatan gizi keluarga. Sumber karbohidrat diperoleh dari budidaya tanaman jagung atau berbagai macam tanaman umbi-umbian. Sedangkan sayuran, buah-buahan, ikan, ternak dapat sebagai sumber protein, lemak, vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, garam-garam Ca, Mg, Fe dan serat-serat.
6.     Perlindungan terhadap tanah dan air  
Membentuk stratifikasi tajuk yang dapat menahan hempasan air hujan sehingga dapat melindungi tanah. Ternak dan ikan yang dipelihara di pekarangan di samping memberikan bahan makanan protein, bersama-sama dengan bahan organik yang berasal dari tanaman pekarangan, memelihara kesuburan tanah pekarangan dan terhindar pula dari erosi dan proses perusakan lainnya.
pembuatan green house di pekarangan
Dalam memanfaatkan pekarangan harus ada yang perlu diperhatikan. Memanfaatkan sebuah pekarangan juga tidak boleh sembarangan, harus ada hal-hal tertentu yang harus diperhatikan dalam memanfaatkan peekarangan supaya menjadi efektif dan produktif. Hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian adalah :
1.       Fasilitas pekerangan
Dalam sebuah pekarangan ada banyak fasilitas yang merupakan bagian dari kebutuhan anggota keluarga. Diantara fasilitas lahan pekarangan tersebut adalah lahan pertanaman, kandang ternak, kolam ikan, lumbung atau gudang, tempat menjemur hasil pertanian, tempat menjemur pakaian, halaman tempat bermain anak-anak, tempat duduk, sumur dan sebagainya. Pemanfaatan fasilitas yang ada dipekarangan disesuaiakan dengan tujuan pemanfaatan pekarangan, misalnya seseorang ingin mengelola perikanan di pekarangan, maka tentu saja harus tersedia kolamnya, airnya dan pakan ikannya
2.      Zonasi pekarangan
Zonasi merupakan pembagian atau pemecahan suatu areal menjadi beberapa bagian, sesuai dengan fungsi dan tujuan pengelolaan. Ada area yang dipergunakan untuk menanam sayuran, ada area untuk memelihara ikan, ada area untuk memelihara ternak dan sebagainya. Zona pekarangan itu sendiri secara umum dibagi menjadi beberapa ruang atau halaman seperti : halaman depan (buruan), halaman samping (pipir) dan halaman belakang (kebon). Ketiga zona tersebut dapat dimanfaatkan antara lain (a) halaman depan (buruan) untuk ruang penempatan lumbung, bunga, tanaman hias, pohon buah, tempat bermain anak, taman ataupun tempat menjemur hasil pertanian, (b) halaman samping (pipir) dapat difungsikan untuk menjemur pakaian, menaurh kayu bakar, gudang tanaman pangan, menanam tanaman obat, kolam ikan, sumur dan kamar mandi, (c) halaman belakang (kebon) difungsikan untuk menanam sayur-sayuran, rempah-rempah, kandang ternak, tanaman industri, dll.
Zonasi ini penting untum membuat lingkungan rumah menjadi asri, sehat dan indah. Jangan sampai salah penempatan misalkan kandang di taruh di depan rumah sedangkan bunga-bunga untuk memperindah rumah malah di taruh di belakang rumah. Kesalahan dalam penempatan tujuan pengelolaan pada  zonasi pekarangan menyebabkan kurang indah dan malah bisa menjadi pengganggu aktivitas penghuni rumah.
3.      Potensi pemanfaatan pekarangan
Setelah dilakukan zonasi maka langkah selanjutnya adalah memanfaatkan lahan pekarangan berdasarkan potensinya. Misalkan zonasi belakang tanahnya sangat subur dan lapang, maka dapat ditanami dengan sayur mayur. Zona sa,ping rumah ada lairan air dari sungai maka bisa dimanfaatkan untuk pembuatan kolam ikan. Pemilihan jenis tanaman dan bibit yang akan ditanam di pekarangan juga harus disesuaikan dengan kondisi lahan setempat, sehingga pertumbuhan tanaman dapat optimal dan dapat memberikan hasil panen yang melimpah. Sebagai contoh halaman rumah sudah banyak ditanami dengan tanaman keras yang rindang, maka pekerangan tersebut dapat dimanfaatkan juga untuk di tanami tanaman obat-obatan seperti jahe karena mampu tumbuh di bawah naungan pohon, sedangkan jika ditanami tanaman cabai tidak akan tumbuh baik karena tanaman cabai membutuhkan intensitas cahaya matahari yang banyak.
Pada pekarangan yang memiliki ruang yang sempit maka dapat disiasati dengan menanam secara vertikal. Hal ini sama dengan pembangunan apartemen, perkantoran, hotel dan sebagainya yang menjulang tinggi karena memanfaatkan ruang vertikal karena keterbatasan ruang horisontal. Sistem tanam secara vertikal disebut juga dengan vertikultur. Jenis tanaman yang dapat dibudidayakan secara vertikultur pada umumnya merupakan tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi, berumur pendek atau tanaman semusim khususnya sayuran ( seledri, caisim, sawi, cabai, bawang, pakcoy, dan selada), dan tanaman-tanaman yang memiliki sistem perakaran yang tidak terlalu luas.
Penanaman pada pekarangan dapat dilakukan pada tanah langsung atau menggunakan pot dan polibag. Penanaman pada tanah langsung dilakukan dengan cara melakukan pencangkulan tanah dan mencampur tanah dengan pupuk organik, selanjurnya tanaman bisa di tanam. Pada tanaman keras dan buah buahan seperti durian, mangga, rambutan, sengon, jeruk, dll. Tanah terlebih dahulu dibuatkan lubang tanam, tanah dari penggalian lubang tersebut bagian atas dan bawah dipisahkan karena kedua tanah tersebut memiliki tingkat kesuburan yang berbeda, penanaman dilakukan dengan memindahkan bibit ke dalam lubang tanam diberikan pupuk organik dan ditutup dengan tanah lapisan atas terlebih dahulu kemenudian tanah bagian bawah. Media tanam pada pot dan polibag menggunakan campuran tanah, sekam dan pupuk dengan perbandingan 1:1:1. Sayuran atau bunga yang akan di tanam dapat dipindahkan ke dalam polibag atau pot yang telah diberi media tanam tersebut.
Penanaman di pekarangan juga dapat memanfaatkan barang-barang bekas seperti botol minuman, pralon bekas, kaleng cat, kaleng makanan dan plastik minyak goreng untuk dijidikan tempat menanam dan kotoran ternak serta kompos daun-daun untuk dijadikan pupuk organik. Untuk meningkatkan kesuburan tanah juga dapat memanfaatkan air bekas cucian beras (air leri) untuk menyiram tanaman.
pekarangan untuk memelihara ikan
Dari uraian di atas maka manfaat pekarangan adalah sebagai berikut :
1.       PEKARANGAN UNTUK PRODUKTIVITAS EKONOMI
Pekarangan sangat potensial sebagai media membangun perekonomian keluarga. Pekarangan bias dijadikan area pertanian, perikanan dan peternakan serta kehutanan yang dapat mengandung keuntungan financial. Pekarangan juga bias dimanfaatkan untuk menanam obat-obatan atau sebagai apotik hijau, sehingga bias juga sebagai penunjang pola hidup sehat pada keluarga.
2.      PEKARANGAN UNTUK PRODUKTIVITAS BUDAYA
Pekarngan sebagai produktivitas budaya memiliki peranan sebagai :
(a)  Sebagai media membangun kemandirian, pekarangan dapat dimanfaatkan sebagai media untuk membangun kemandirian terutama dalam bidang ekonomi. Hal ini karena pekarangan memiliki potensi sebagai pembangun ketahanan pangan. Orang yang mempu memanfaatkan pekarangan dengan optimal misalnya untuk penanaman ketala pohon, maka dapat menunjang kecukupan pangan melalui deversifikasi pangan. Demikian pula ketika bisa dimanfaatkan sebagai penghasil ikan, dengan membuat kolam. Ketika panen ikan maka dirinya tidak perlu membeli lauk ke pasar, bahkan malah bisa menjual hasil perikanannya tersebut ke pasar. Dari hasil penjualan tersebut maka akan ada  pendapatan tambahan dan ini merupakan wujud dari kemandirian. Berdasarkan contoh kejadian tersebut maka dapat dipahami bahwa melalui pekarangan seseorang dapat terbiasa membangun ketahanan pangannya sendiri melalui penciptaan dan mengadakan kebutuhan makanannya sendiri yang merupakan wujud dari kemandirian. Ketika seseorang ingin mengkonsumsi buah-buahan seperti durian atau kelengkeng, yang ada di fikiranya bukan membeli buahnya tetapi menanam tanaman buah tersebut di pekarangannya, sehingga ketika berbuah dirinya dan keluarganya tidak perlu membeli di pasar. Pemikiran seperti ini merupakan landasan pola hidup mandiri, sebab pola hidup demikian ini mendoron seseorang menjadi lebih produktif dan bukan konsumtif.
(b)  Sebagai media menciptakan hidup sehat dan hemat, selanjutnya pekarangan juga bisa dimanfaatkan untuk menumbuhkan kehidupan yang sehat dan hemat. Dikatakan sebagai hidup hemat karena jika pekarangan dimanfaatkan dengan baik, maka akan menghasilkan beragam produk mulai dari pertanian, perikanan, peternakan dan perkebunan sehingga seseorang bisa berhemat. Mereka tidak lagi mengeluarkan uang untuk belanja sayur, buah, ikan, daging, sebab bahan tersebut sudah tersedia di pekarangan. Ini artinya apabila pekarangan bisa dimanfaatkan secara optimal maka membuat orang bisa berhemat, paling tidak dalam kehidupan sehari-harinya. Selain hemat, pekarangan bisa dimanfaatkan untuk mendorong hidup sehat. Seagai contoh, apabila pekarangan dirawat dengan baik dengan menanam sayur, bunga, buah-buahan maka akan menjadikan pemilik pekerangan tersebut rajin dalam membersihkannya baik itu dari gulmanya, kotoran, hama dan penyakit yang bisa merusak tanaman. Melalui aktivitas merawat pekarangan seperti ini maka seseorang akan terbiasa hidup sehat.  
3.      PEKARANGAN UNTUK PRODUKTIVITAS SOSIAL
Pekarangan sebagai produktivitas social memiliki peranan sebagai :
(a)  Sebagai interaksi antar manusia, pekarangan menjadi tempat interaksi antar anggota keluarga, pola interaksi ini merupakan hal yang penting, sebab melalui interaksi itulah manusia bias saling memahami, saling mengerti, sehingga tercipta relasi social yang kuat dan akrab. Pola komunikasi seperti ini merupakan media bagi sekelompok orang, termasuk keluarga untuk saling bertukar pikiran, berbagi informasi, berbagi solusi dan sebagainya. Apabila tidak ada interaksi komunikasi satu dengan yang lain, maka tidak mungkin ada kehidupan bersama. Jika pekarangan mampu difungsikan dengan baik, nyaman dan sehat maka akan menarik banyak orang untuk melakukan interaksi di dalamnya, minimal bagi anggota keluarga dan tetangga. Potensi yang lain dari pekarangan adalah dapat dijadikan sebagai tempat bersantai, berkumpul bersama anggota keluarga dan tempat ruang terbuka hijau. Pada saat liburan pekarangan dapat dijadikan tempat rekreasi bersantai bersama keluarga serta melakukan berbagai aktivitas seperti memasak dan berkemah dengan beberapa bahan masakannya sudah tersedia di dalamnya sehingga bias menghemat pengeluaran. Sebagai ruang terbuka hijau pekarangan dapat meningkatkan kualitas lingkungan.
(b)  Sebagai area bermain dan mencintai alam, pekarangan yang ditanami dengan berbagai macam bunga, sayur dan ada kolam ikannya tentu akan sangat indah dan nyaman sekali. Anak-anak akan lebih senang bermain dan terhibur ketika berada di pekarangan. Selain itu pekarangan dengan penataan yang baik serta rapi akan menjadikan pekarangan sebagai arena bermain yang menyenangkan bagi anak-anak dan menumbuhkan rasa mencintai lingkungan sejak dini. Sehingga ketika besar kelak akan memilki kepedulian untuk melestarikan alam dan lingkungannya.
4.      PEKARANGAN UNTUK PRODUKTIVITAS PENDIDIKAN
Pekarangan untuk produktivitas pendidikan memiliki peranan sebagai berikut :
(a)  Sebagai media meningkatkan pengetahuan. Pekarangan yang ditanami dengan berbagai macam tumbuh-tumbuhan dan beragam varietas dapat dimanfaatkan oleh siapa saja, khususnya siswa untuk belajar botani, biolagi, pertanian dan sebagainya. Demikian pula apabila dapat dimanfaatkan untuk perikanan, perkebunan dan peternakan. Pengamatan langsung atau observasi lapang adalah cara untuk meningkatkan pengetahuan siswa. Untuk melakukan pengamatan langsung tersebut siswa sekolah tidak perlu diajak ke hutan atau perkebunan jika pekarangan bisa digarap dengan baik untuk ditanami tumbuh-tumbuhan.
(b)  Sebagai media meningkatkan keterampilan, ada banyak keterampilan yang bisa diasah dari pemanfaatan pekarangan aantara lain adalah keterampilaan bertani, beternak, keterampilaan mengelola sampah, membuat pupuk, dan lain-lain. Apabila ada produksi di pekarangan misalnya buah-buahan maka buah-buahan tersebut dapat diolah menjadi makanan lainnya, misalnya pisang diolah menjadi keripik pisang. Demikian pula apabila hasil pekarangnya tanaman  seperti bambu, maka dapat diolah menjadi anyaman yang dapat meningkatkan nilai ekonomis dari hasil pekarangan itu sendiri.


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Silahkan memberi komentar yang membangun EmoticonEmoticon