Pengairan adalah memberikan air sesuai kebutuhan tanaman di
sekitar perakaran dengan air yang memenuhi standar baku mutu pada waktu, cara,
dan jumlah yang tepat. Tujuannya menjamin ketersediaan air bagi tanaman untuk
mengganti air yang hilang akibat penguapan, hanyut, air yang meresap ke dalam
tanah, air aliran permukaan dan lainnya, sehingga pertumbuhan dan proses
produksinya optimal.
A.
Teknik Pengairan
Pada fase awal
pertumbuhan, tanaman cabai, penyiraman perlu dilakukan secara rutin tiap hari,
terutama di musim kemarau. Setelah tanaman tumbuh kuat dan perakarannya dalam,
pengairan berikutnya dilakukan dengan cara dileb setiap 3 - 4 hari sekali.
Pengeleban ini airnya cukup sampai batas antara tanah bagian bawah dengan ujung
mulsa plastik hitam perak. Setelah tanah bedengan basah, airnya segera dibuang
kembali melalui saluran pembuangan. Sedangkan tanaman yang sudah produktif
(berbuah) tidak mutlak memerlukan air banyak. Tetapi yang terpenting adalah
menjaga agar tanah tidak kekeringan.
Pengairan
dilakukan pada saat musim kering dengan cara menyiram langsung akan tetapi cara
ini dapat merusak tanah. Sistem yang baik digunakan adalah sistem genangan
sehingga air dapat sampai ke daerah perakaran secara resapan. Pengairan dengan
sistem genangan dapat dilakukan dua minggu sekali dan untuk seterusnya
diberikan berdasarkan kebutuhan. Pada tanaman yang sudah cukup kuat sistem
pengairan tuang (kocoran) dapat diterapkan. Sistem selang juga dapat dilakukan
agar tanah di sekitar tanaman tidak hanyut
B.
Waktu Pengairan (Penyiraman)
Penyiraman
yaitu menyiramkan sejumlah air di sekitar tanaman atau di atas tanah gulutan. Cara penyiraman :
1. Penyiraman dilakukan pagi pukul
05.00-10.00, sore pukul 03.00-malam.
2. Jangan melakukan pengairan hingga
melebihi tinggi tanah gulutan, maksimal setengah dari tinggi tanah gulutan dan
jangan digenangkan terlalu lama (15-30 menit)
3. Setelah melakukan pemupukan
susulan/kocor pupuk susulan, jangan melakukan penyiraman. Jika tanah kering,
cukup lakukan pengairan dan air harus segera dibuang agar tidak menggenang di
selokan. Biasanya jika dilakukan penyiraman, tiba-tiba pertumbuhan tunas akan
keriting atau mengkerut (Njebuk).
4. Di saat musim kemarau, pemberian air
yang bagus adalah dengan cara pengairan lewat selokan, akan tetapi air harus
segera dibuang (dialirkan keluar), yang penting tanah di dasar gulutan basah.
Hal ini untuk menghindari stres tanaman karena seharian kena terik matahari.
Akan tetapi jika seharian cuaca tidak panas dan kondisi gulutan kering, lebih
baik dilakukan penyiraman.
Silahkan memberi komentar yang membangun EmoticonEmoticon