CARA MELAKUKAN UBINAN

2:33 PM Add Comment


kegiatan ubinan

Ubinan adalah cara untuk mengatahui perkiraan hasil panen tanaman padi dan palawija melalui penentuan sampel, pengukuran dan penimbangan hasil.
Proses pengubinan hasil pertanian dilakukan oleh Badan Pusat Statistik bersama-sama dengan Petugas Penyuluh Pertanian. Berdasarkan rata-rata sampel hasil ubinan tersebut maka dapat diperkiraan hasil panen suatu daerah sesuai dengan komoditas yang telah diubin. Ukuran ubinan 2,5m x 2,5m, atau jika dihitung luasnya adalah 6,25m2. Jika luas lahan di daerah tersebut yang ditanami sesuai dengan tanaman yang diubin 200 Ha, maka produksi tanamannya adalah rata-rata hasil ubinan (tentu saja sampel yang diambil tidak hanya satu tempat/ubinan dilakukan di beberapa tempat dalam satu daerah tersebut) dikalikan dengan luas lahan dibagi luas ubinan.
Misal : hasil rata-rata ubinan = 3,4 Kg
Luas dengan tanaman yang sama = 200Ha = 2.000.000 m2
Produksi = 3,4 x (2.000.000 m2 / 6,25m2)= 3,4 x 320.000 = 1.088.000 Kg = 1.088 Ton
Proses untuk melakukan ubinan adalah sebagai berikut :
1.  Menentukan pangkal sumbu
-   Untuk petak sawah yang berbentuk bujur sangkar, ambillah ujung Barat Daya dari petak lahan tersebut sebagai pangkal sumbu seperti gambar 1.
-   Bila petak sawah tidak bernetuk bujur sangkar, penentuan sisi Barat-Timur (BT) dan sisi Utara-Selatan (US) mengikuti panjang galengan dan sedapat mungkin pangkal sumbu diambil pada sudut Barat Daya seperti gambar 2 dan gambar 3.
O adalah titik ujung di Barat Daya dari petak.
-   Dalam keadaan yang luar biasa, dimana bentuk lahan tidak teratur maka agak sulit untuk memilih pangkal sumbu. Dalam hal ini ambillah sebuah tempat di sebelah Barat Daya petak sawa, penentuan arah B-T dan U-S tetap mengikuti arah galengan seperti Gambar 4

2.  Menentukan titik pangkal ubinan
Ada dua cara dalam menentukan titik pangkal ubinan

Yang Pertama
Setalah pangkal sumbu dari sisi BT-US ditentukan, selanjutnya tentukan titik pangkal ubinan, dengan cara :
a.  Ukurlah panjang kedua sisi petak sawah tersebut (panjang sisi B-T dan U-S) dengan mempergunakan langkah kaki biasa dan catatlah hasilnya.
b.  Hitunglah jumlah digit dari panjang kedua sisi petak sawah tersebut misalnya panjang sisi B-T dalam ratusan langkah terdiri dari 3 digit dan panjang U-S dalam puluhan langkah (2 digit), maka jumlah digit dari panjang kedua sisi petak sawah tersebut 3 + 2 = 5 digit.
Nb)Jika panjang B-T dan U-S sama-sama 2 digit maka jumlah panjang kedua sisi petak sawah tersebut 2 + 2 = 4 digit
c.  Kita ambil angka random yang terdiri dari 5 digit yaitu sama dengan jumlah digit dari panjang kedua sisi petak sawah (kalau panjang kedua sisi 4 digit maka angka random yang diambil juga 4 digit). 3 digit yang pertama menunjukkan koordinat sisi B-T, sedangkan 2 digit terakhir menunjukkan koordinat sisi U-S. jika dari angka random ternyata 3 digit pertama dan atau 2 dgit terakhir masih tinggi dari panjang kedua sisi, berarti belum memenuhi sayarat dan harus dilanjutkan ke baris berikutnya (kebawah), dan bila masih belum menemukan maka diteruskan pada 5 kolom berikutnya sampai dapat memenuhi syarat yang diperlukan.
Contoh : panjang sisi B-T adalah 120 langkah dan panjang sisi U-S adalah 84 langkah, maka angka random yang dicari harus dibawah 12084. Misalkan pelaksanaan ubinan dilakukan pada hari senin, tanggal 17 Desember, maka table angka random dipilih adalah halaman 1 (hari senin), baris 17 dan kolom 12 (bulan Desember, sehingga angka pertama dalam daftar adalah 68350 yang tidak memenuhi syarat. Angka berikutnya adalah 07825, ternyata telah memenuhi syarat yang berarti titik pangkal ubinan (P) akan berada 78 langkah dari titik O (Barat Daya) searah sisi B-T dan 25 langkah dari sisi U-S.
Hari senin dan Kamis, gunakan halaman satu
Hari Selasa dan Jum’at, gunakan halaman dua
Hari Rabu dan Sabtu, gunakan halaman tiga
letak plot yang di ubin dengan cara pertama
d.  Jika titik pangkal ubinan (P) berada di luar petak sawah atau berada di dekat galengan sehingga tidak dimungkinkan untuk dilakukan, maka gantilah nomor randomnya sehingga didapatkan seluruh plot ubinan berada dalam petak tersebut.
e.  Bila petak sawah/bidang bukan sawah bentuknya tak menentu maka petugas harus mengelilingi petak sawah/bidang bukan lahan sawah tersebut untuk memudahkan penentuan titik pusat ubinan. Ketentuan ini berlakun juga bila batas-batas dari bidang bukan lahan sawah tidak jelas, dimana sering terjadi antara lahan kebun/tegal yang dikuasai seseorang petani dengan petani lainnya tidak jelas. Bila terjadi hal demikian petugas harus menanyakan pada petani yang bersangkutan karena dalam hal ini pasti petani mengetahui.

Cara Yang Kedua
Setalah pangkal sumbu dari sisi BT-US ditentukan, selanjutnya tentukan titik pangkal ubinan, dengan cara :
a.  Ukurlah panjang kedua sisi petak sawah tersebut (panjang sisi B-T dan U-S) dengan mempergunakan langkah kaki biasa dan catatlah hasilnya.
b.  Hitunglah jumlah digit dari panjang kedua sisi petak sawah tersebut misalnya panjang sisi B-T dalam ratusan langkah terdiri dari 3 digit dan panjang U-S dalam puluhan langkah (2 digit), maka jumlah digit dari panjang kedua sisi petak sawah tersebut 3 + 2 = 5 digit.
Nb)Jika panjang B-T dan U-S sama-sama 2 digit maka jumlah panjang kedua sisi petak sawah tersebut 2 + 2 = 4 digit
c.  Kita ambil angka random yang terdiri dari 5 digit yaitu sama dengan jumlah digit dari panjang kedua sisi petak sawah (kalau panjang kedua sisi 4 digit maka angka random yang diambil juga 4 digit), dengan terbih dahulu menentukan angka picing mata, tanpa melihat memilih angka (bisa halaman 1 atau 2), jika angka yang terpilih adalah angka genap maka menggunakan halaman 2, tetapi jika ngka yang terpilih adalah angka ganjil maka menggunakan halaman 1. Letak baris dan kolom dicari dengan mengurangkan panjang B-T (baris) dengan 35 atau kelipatannya sehingga didapatkan angka yang lebih rendah. Dan untuk U-S (kolom) dengan mengurangkan panjangnya dengan 25 atau kelipatannya untuk mendapatkan angka yang lebih rendah. Jika dari angka random yang didapatkan ternyata 3 digit pertama dan atau 2 digit terakhir masih tinggi dari panjang kedua sisi, berarti belum memenuhi sayarat dan harus dilanjutkan ke baris berikutnya (kebawah), dan bila masih belum menemukan maka diteruskan pada 1 kolom berikutnya sampai dapat memenuhi syarat yang diperlukan.
Contoh : panjang sisi B-T adalah 120 langkah dan panjang sisi U-S adalah 84 langkah, maka angka random yang dicari harus dibawah 12084. Misalkan angka picing mata yang didapatkan adalah 4, maka table angka random dipilih adalah halaman 2 (angka 4 adalah angka genap), menentukan baris dengan cara mengurangkan panjang B-T dengan 35 atau kelipatannya untuk mendapatkan angka yang lebih rendah dari 35. Baris = 120-35-35-35=15, baris ke 15. Kolom ditentukan dengan cara mengurangkan panjang U-S dengan 25 atau kelipatannya untuk mendapatkan angka yang lebih rendah dari 25. Kolom = 84-25-25-25=9, kolom ke 9. Sehingga angka pertama dalam daftar adalah 00090 yang tidak memenuhi syarat. Angka berikutnya adalah 02235, ternyata telah memenuhi syarat yang berarti titik pangkal ubinan (P) akan berada 22 langkah dari titik O (Barat Daya) searah sisi B-T dan 35 langkah dari sisi U-S.
picing mata
 
lokasi plot ubinan cara kedua
d.  Jika titik pangkal ubinan (P) berada di luar petak sawah atau berada di dekat galengan sehingga tidak dimungkinkan untuk dilakukan, maka gantilah nomor randomnya sehingga didapatkan seluruh plot ubinan berada dalam petak tersebut.
e.  Bila petak sawah/bidang bukan sawah bentuknya tak menentu maka petugas harus mengelilingi petak sawah/bidang bukan lahan sawah tersebut untuk memudahkan penentuan titik pusat ubinan. Ketentuan ini berlakun juga bila batas-batas dari bidang bukan lahan sawah tidak jelas, dimana sering terjadi antara lahan kebun/tegal yang dikuasai seseorang petani dengan petani lainnya tidak jelas. Bila terjadi hal demikian petugas harus menanyakan pada petani yang bersangkutan karena dalam hal ini pasti petani mengetahui.
3.  Menimbang hasil panen
Bentuk hasil panen setiap jenis tanaman yang dihasilkan dan ditimbang yaitu :
Padi : gabah kering panen (GKP)
Jagung : otongan kering panen tanpa kulit dan tangkai
Kedelai : polong kering panen
Kacang tanah : gelondong kering panen
Ubi kayu : umbi basah berkulit
Ubi jalar : umbi basah 



Download Tabel Angka Random Halaman 1
Download Tabel Angka Random Halaman 2
Download Tabel Angka Random Halaman 3

   

CARA MENGETAHUI KONDISI HARA DI LAHAN SAWAH DENGAN PUTS

8:21 PM Add Comment
Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS)

Jika kita bisa menentukan dosis pemupukan Urea (N) dengan menggunakan bagan warna daun, maka kita bisa menentukan dosis pupuk SP36(P) dan KCL (K) dengan menggunakan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS).
Tentu jika kita ingin mengukur kondisi hara tanah dan dosis pupuk yang sesuai dengan kondisi hara di sawah perlu kita perhatikan bahwa sampel yang diambil harus mewakili lahan yang di uji, bisa di ambil dari 5 lokasi dalam satu lahan , misalnya tiap ujung sisi sawah (4 sampel) dan tengah sawah (1 sampel), bagian yang diambil adalah tanah di perakaran tanaman.

Berikut cara untuk menguji kondisi hara tanah sawah unsur P
Rekomendasi pemupukan
Rekomendasi
Hasil pengukuran dengan bagan warna
Rendah
Sedang
Tinggi
Kg SP-36 / Ha
100*
75
50
*Diaplikasikan satu kali pada saat tanam


Berikut cara untuk menguji kondisi hara tanah sawah unsur K
Rekomendasi pemupukan
Rekomendasi K (KCL / Ha)
Hasil pengukuran dengan bagan warna
Rendah
Sedang
Tinggi
Tanpa Jerami
100*
50
50
Dengan Jerami
50 + Jerami 5 Ton/Ha
Jerami 5 Ton/Ha
Jerami 5 Ton/Ha
*Diaplikasikan dua kali (½ sebagai pupuk dasar dan ½ pada saat primodia), terutama bila takarannya tinggi

CARA MENGENDALIKAN HAMA KEONG MAS

6:47 PM Add Comment


gejala serangan keong mas


Keong mas (Pomacea canaliculata) menjadi salah satu hama penting yang selalu meyerang tanaman padi di sentra-sentra produksi pangan. Keong mas merusak tanaman dengan cara memarut jaringan tanaman dan memakannya sehingga bibit hilang.

telur keong mas

Waktu kritis pengendalian keong mas adalah saat 10 HST(hari setelah tanam) atau 20 HSS (hari setelah sebar benih/benih basah). Jika di sawah diketahui terdapat telur berwarna merah muda dengan berbagai ukuran, maka perlu dilakukan pengaturan air.
Keong mas sangat menyukai tempat yang tergenang air. Serangan keong mas sangat berdampak ada tingkat produksi padi. Salah satu pengendaliannya adalah dengan mencegah introduksi keong mas pada areal baru. Jika keong mas memasuki areal salah baru maka keong mas akan cepat berkembang biak, terutama pada lahan yang selalu tergenang air. Apabila sudah demikian hama ini akan sulit dikendalikan.
Pengendalian keong mas hendaknya memperhatikan dan mereapkan pengendalian hama secara terpadu (PHT) dan berkesinambungan, jadi meski tanaman padi telah besar berumur >30 HST pengendalian harus tetap dilaksanakan. Hal tersebut bertujuan untuk mencegah serangan di musim berikutnya di areal yang sama dan areal sawah sekitarnya.
siklus hidup keong mas

Pengendalian hama secara kimia juga bisa menjadi alternative solusi terakhir, tetapi perlu diingat pengendalian hama secara kimia juga memiliki dampak yang tidak baik dan merugikan antara lain resistensi, resurgensi dan residu pestisida. Untuk itu perlu dilakukan upaya untuk mengendalikan menggunakan pestisida nabati terlebih dahulu.
Pengendalian keong mas yang ramah lingkungan dapat dilakukan dengan tanaman-tanaman antraktan/pemikat. Tumbuhan tersebut adalah daun papaya, daun lamtoro, daun ketela pohon dan bekatul. Bisa juga menggunakan tumbuhan kangkung, tetapi jika tidak segera di bersihkan sisa tumbuhannya bisa menjadi gulma di sawah. Bahan-bahan sebagai antraktan tersebut sangat mudah didapat dan ramah lingkungan.
Daun-daun yang dijadikan antraktan tersebut diletakkan di setiap sisi petakan lahan sawah. Kalau petani mengenalnya dengan istilah “sukon”, “sukon” ini bisasanya selalu tergenang air karena fungsinya sebagai drainase pada lahan pertanian. Keong mas akan memakan daun tersebut kemudian keong mas dapat di kumpulkan menggunakan jarring atau di ambil langsung dengan tangan.
Dari praktek langsung pada padi varietas ciherang dengan umur dari vegetative ke genaretif 18 minggu (120 hari). Daun papaya dapat mengendalikan 25.344 ekor dengan rata-rata 211,2 ekor/hari/titik umpan. Daun lamtoro dapat mengendalikan 17.370 ekor dengan rata-rata 144,75 ekor/hari/titik umpan. Daun ketela pohon dapat mengendalikan 16.164 ekor dengan rata-rata 134,7 ekor/hari/titik umpan. Sedangkan dengan bekatul dapat mengendalikan 5.490 ekor dengan rata-rata 45,75 ekor/hari/titik umpan.
Melalui cara pengendalian terebut makan produksi padi bisa meningkat karena intensitas serngan hama menjadi menurun. Hasil pengujian membuktikan bahwa daun papaya merupakan tumbuhan antraktan yang cocok dan efektif.
Selain cara tersebut, pengendalian keong mas yang sesuai dengan prinsip pengendalian secara terpadu (PHT) dapat dilakukan dengan rincian sebagai berikut
a.  Pratanam
Cara pengandalian pada fase pratanam adalah dengan mengambil keong mas secara langsung dan memusnahkannya secara mekanis
b.  Persemaian
Cara pengendalian pada saat persemaian adalah dengan menyebar beih lebih banyak dari biasanya untuk sulaman
c.  Stadia vegetative
Pada stadia vegetative dapat dilakukan dengan menanam bibit lebih banyak dan umurnya lebih tua (lebih dari 21 HSS), bisa juga dengan menerapkan pola tanam system Hazton. Tidak lupa juga penting melakukan pengairan lahan secara berselang
Saringan yang terbuat dari anyaman bambu atau bisa juga menggunakan kawat untuk menyaring pasir (paling bagus yang ada warnanya hijau/ada plastiknya yang melekat karena lebih tahan terhadap karat sehingga awet). Saringan tersebut diletakkan pada saluran masuknya air ke lahan pertanian, pemasangan harus rapat untuk mencegah adanya keong yang masuk di sela saringan dengan pematang. 
d.  Stadia generative dan setelah panen
Pengendalian pada fase ini bisa dilakukan dengan mengambil secara langsung, dan setelah panen bisa menggunakan itik yang digembalakan.