Dah tahu tentang cara menulis berita di koran dan majalah belum????Aku sebenarnya juga ga mudeng sih...hee. tapi aku punya materinya, aku ga pernah belajar jadi ga mudeng..Materi ini aku dapat sewaktu aku ikut seminar Training Jurnalistik ”Who want to be jurnalist” di Aula FP UNS
TEKNIK MENULIS BERITA KORAN
Oleh : Anton. W. Prihantoro , SOLOPOS
Disampaikan dalam Training Jurnalistik
GAMAKOMTA FAPERTA UNS
Sabtu, 6 Oktober 2007
Secara umum wartawan bertugas mencari, menghubungkan (merangkai), menyusun serta menuliskan suatu fakta sosial (peristiwa) sehingga menjadi sebuah bacaan yang runtut, sesuai fakta, jujur dan tidak termanipulasi oleh sikap apapun. Dua jenis wartawan berdasarkan tugas yang dikerjakan (H Rosihan Anwar):
1. Reporter
Orang yang mencari, menghimpun dan menulis berita,
2. Editor/Redaktur
Orang yang menilai, menyunting berita dan menempatkannya dalam Koran.
Pada dasarnya wartawan menjalankan fungsi jurnalistik, dan kegiatan pokok dalam jurnalistik adalah mengumpulkan fakta untuk disajikan dalam suatu laporan. Untuk memperoleh fakta, jurnalis melakukan:
1. Pengamatan (observasi)
Dilakukan apabila secara langsung menghadapi fakta sehingga dapat menagkap sendiri dengan inderanya.
2. Wawancara.
Hanya dilakukan apabila harus menangkap latar belakang fakta mengenai pengalaman, pendapat dan cita-cita orang lain.
Ada pula persyaratan lain yang biasa diterapkan jurnalis dalam mendapatkan fakta, yaitu tuntutan untuk mencari fakta-fakta yang:
1. Faktual
Fakta itu harus berdasarkan pada fakta, bukan fiktif atau direka-reka oleh penulis.
2. Aktual
Fakta itu harus masih hagat diobicarakan atau ada kaitannya dengan masalah yang sedang dibicarakan.
3. Akurat
Fakta yang disajikan dalam berita harus persis seperti adanya, tidak dilebih-lebihkan atau dikurangi.
Ada ukuran-ukuran tertentu yang harus dipenuhi untuk menjadikan suatu kejadian atau peristiwa itu bernilai untuk diberitakan dan dimuat dimedia massa. Oleh kalangan pers Indonesia, ukuran itu lazim disebut layak berita. Dalam ilmu jurnalistik terdapat rambu-rambu atau unsur yang dipakai untuk menyaring fakta itu layak berita untuk di muat atau tidak, unsur-unsur itu adalah:
1. Penting (significacance)
Berita tersebut penting bagi orang banyak, menyangkut orang banyak.
2. Besar (magnitude)
Berita tersebut luar biasa, contoh : pada waktu yang bersamaan kecelakaan pesawat dengan korban jiwa 100 orang lebih layak diberitakan daripada kecelakaan pesawat dengan korban jiwa 1orang.
3. Waktu (timeless)
Berita masih hangat dibicarakan/up to date.
4. Kedekatan (proximity)
Berita tersebut dekat dengan masyarakat sekitar, contoh : berita kriminalitas di Solo lebih layak diberitakan oleh Koran SOLOPOS dibandingkan berita kriminalitas di Jakarta.
5. Tenar (prominence)
Berita menyangkut orang-orang tenar, contoh : berita tentang artis-artis.
6. Menyentuh rasa kemanusiaan (human interes)
Berita yang ada hubungannya dengan kemanusiaan, contoh : gempa bumi di Jogja.
Fakta-fakta dianggap lengkap jika telah memenuhi kelengkapan berita, meliputi :
1. what (apa)
2. who (siapa)
3. why (mengapa)
4. where (di mana)
5. when (bilamana)
6. how (bagaimana)
Secara umum, media massa cetak mengenal adanya tiga ragam berita atau jenis bentuk berita, yaitu:
1. Berita langsung (straight news)
Berita langsung adalah berita yang dibuat untuk menyampaikan kejadian-kejadian yang harus diketahui dengan segera oleh pembaca dengan mengedepankan aktualitas sebagai unsur terpenting. Penulisan berita langsung harus mengacu pada piramida terbalik. Penulisan model ini adalah segala sesuatu yang penting senantiasa diletakkan di atas.
2. Berita ringan (soft news)
Penulisan berita ringan menganut prinsip yang hampir sama dengan berita langsung. Hanya saja berita tidak terlalu mementingkan unsur pentignya berita. Berita ini biasanya ditemukan sebagai kejadian manusiawi dalam kejadian penting. Kejadian penting ditulis sebagai berita langsung, sedangkan unsur manusianya ditulis dalam soft news.
3. Berita kisah (feature)
Merupakan tulisan mengenai kejadian yang dapat menyentuh perasaan ataupun menambah pengetahuan pembaca. Berita ini tidak terkait dengan aktualitas atau tidak mengedepankan aktualitas karena nilai utamanya adalah menariknya suatu kejadian.
Berita dalam Koran mempunyai 3 struktur yaitu: Piramida terbalik, Piramida bertumpuk, dan Struktur bebas.
1. Piramida Terbalik
Unsur layak berita yang paling kuat ditulis menjadi teras berita. Dengan demikian, ide atau gagasan pokok yang terkandung paragraf-paragraf setelah paragraf pembuka hanyalah merupakan penjelasan lebih lanjut dari ide atau gagasan yang termuat pada paragraf pembuka (lead) tersebut.
2. Piramida Bertumpuk
Untuk membangkitkan rasa ingin tahu dari pembaca, sehingga pembaca membaca berita hingga akhir berita. Setiap paragraf mempunyai informasi yang sama penting.
3. Struktur Bebas
Hal yang menarik bisa diletakkan pada bagian tengah tulisan atau pada akhir tulisan, biasanya digunakan pada penulisan feature.
Disampaikan dalam Training Jurnalistik
GAMAKOMTA FAPERTA UNS
Sabtu, 6 Oktober 2007
Jurnalistik adalah kegiatan mengumpulkan, mengolah, dan menyebarkan berita kepada khalayak seluas-luasnya. (AS Haris Sumadiria : 2005)
Jurnalistik adalah suatu kepandaian praktis mengumpulkan, mengedit berita untuk pemberitaan dalam surat kabar, majalah, atau terbitan terbitan berkala lainnya. Selain bersifat ketrampilan praktis, jurnalistik merupakan seni. ( M. Ridwan dalam Dian Amalia)
Secara umum media massa mempunyai fungsi antara lain :
1. Penyaji Informasi
Menyajikan berbagai informasi yang diperlukan oleh masyarakat.
2. Pendidikan Masyarakat
Sebagai media untuk menambah pengetahuan.
3. Hiburan
Memberikan kesenangan pada masyarakat.
4. Kontrol Sosial
Jenis-jenis Tulisan dalam majalah
1. Depth News :
Berita mendalam, dikembangkan dengan pendalaman hal-hal yang ada di bawah suatu permukaan.
2. Investigation News :
Berita yang dikembangkan berdasarkan penelitian atau penyelidikan dari berbagai sumber.
3. Feature
Berita yang dikembangkan dengan pendapat atau penelitian penulisnya/reporter. Keunikannya adalah cara penulis mengeluarkan imajinasi dalam tulisannya. Feature merupakan karya jurnalistik yang dikombinasi dengan pendekatan sastra. Pemahaman pembaca di bawa kepada perenungan atas peristiwa yang terjadi
Syarat – syarat Berita / Laporan
1. Objektif
Berita harus merupakan laporan faktual tentang suatu peristiwa seperti apa adanya, tetapi tentu saja sejauh hal ini dimungkinkan, sebab wartawan pun memiliki keterbatasan. Untuk mengejar objektifitas ini kemudian muncul laporan komprehensif dan laporan investigatif.
2. Berimbang (balanced)
Berita dalam majalah adalah laporan yang objektif termasuk tidak memihak kepentingan kelompok tertentu. Sifat berimbang ini perlu dijaga agar berita tidak menyesatkan pembaca dan tidak digugat oleh pihak yang merasa dirinya dirugikan
Struktur dan Bentuk-bentuk Berita dalam Majalah
Bentuk berita dan artikel terdiri dari : bentuk Beraturan, Piramida dan Piramida Terbalik. Yang sering dipakai dalam penulisan majalah adalah adalah bentuk beraturan, hal-hal yang menarik dapat diletakkan/ditempatkan pada bagian tengah tulisan atau pada bagian akhir tulisan.
Produksi Berita / Laporan dalam Majalah
Pimred Reporter / Kontributor Sekred Redaktur Editor Layout Cetak
Kode etik jurnallistik antara lain:
1. Wartawan Indonesia menghormati hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar.
2. Wartawan Indonesia menempuh tatacara yang etis untuk memperoleh dan menyiarkan informasi serta memberikan identitas kepada sumber informasi.
3. Wartawan Indonesia menghormati asas praduga tak bersalah, tidak mencampurkan fakta dengan opini, berimbang, dan selalu meneliti kebenaran informasi serta tidak melakukan plagiat.
4. Wartawan Indonesia tidak menyiarkan informasi yang bersifat dusta, fitnah, sadis, cabul, serta tidak menyebutkan identitas korban kejahatan susila.
5. Wartawan Indonesia tidak menerima suap dan tidak menyalahgunakan profesi.
6. Wartawan Indonesia memiliki Hak Tolak, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan off the record sesuai kesepakatan.
7. Wartawan Indonesia segera mencabut dan meralat kekeliruan dalam pemberitaan serta melayani Hak Jawab.
Disampaikan dalam Training Jurnalistik
GAMAKOMTA FAPERTA UNS
Sabtu, 6 Oktober 2007
Secara umum wartawan bertugas mencari, menghubungkan (merangkai), menyusun serta menuliskan suatu fakta sosial (peristiwa) sehingga menjadi sebuah bacaan yang runtut, sesuai fakta, jujur dan tidak termanipulasi oleh sikap apapun. Dua jenis wartawan berdasarkan tugas yang dikerjakan (H Rosihan Anwar):
1. Reporter
Orang yang mencari, menghimpun dan menulis berita,
2. Editor/Redaktur
Orang yang menilai, menyunting berita dan menempatkannya dalam Koran.
Pada dasarnya wartawan menjalankan fungsi jurnalistik, dan kegiatan pokok dalam jurnalistik adalah mengumpulkan fakta untuk disajikan dalam suatu laporan. Untuk memperoleh fakta, jurnalis melakukan:
1. Pengamatan (observasi)
Dilakukan apabila secara langsung menghadapi fakta sehingga dapat menagkap sendiri dengan inderanya.
2. Wawancara.
Hanya dilakukan apabila harus menangkap latar belakang fakta mengenai pengalaman, pendapat dan cita-cita orang lain.
Ada pula persyaratan lain yang biasa diterapkan jurnalis dalam mendapatkan fakta, yaitu tuntutan untuk mencari fakta-fakta yang:
1. Faktual
Fakta itu harus berdasarkan pada fakta, bukan fiktif atau direka-reka oleh penulis.
2. Aktual
Fakta itu harus masih hagat diobicarakan atau ada kaitannya dengan masalah yang sedang dibicarakan.
3. Akurat
Fakta yang disajikan dalam berita harus persis seperti adanya, tidak dilebih-lebihkan atau dikurangi.
Ada ukuran-ukuran tertentu yang harus dipenuhi untuk menjadikan suatu kejadian atau peristiwa itu bernilai untuk diberitakan dan dimuat dimedia massa. Oleh kalangan pers Indonesia, ukuran itu lazim disebut layak berita. Dalam ilmu jurnalistik terdapat rambu-rambu atau unsur yang dipakai untuk menyaring fakta itu layak berita untuk di muat atau tidak, unsur-unsur itu adalah:
1. Penting (significacance)
Berita tersebut penting bagi orang banyak, menyangkut orang banyak.
2. Besar (magnitude)
Berita tersebut luar biasa, contoh : pada waktu yang bersamaan kecelakaan pesawat dengan korban jiwa 100 orang lebih layak diberitakan daripada kecelakaan pesawat dengan korban jiwa 1orang.
3. Waktu (timeless)
Berita masih hangat dibicarakan/up to date.
4. Kedekatan (proximity)
Berita tersebut dekat dengan masyarakat sekitar, contoh : berita kriminalitas di Solo lebih layak diberitakan oleh Koran SOLOPOS dibandingkan berita kriminalitas di Jakarta.
5. Tenar (prominence)
Berita menyangkut orang-orang tenar, contoh : berita tentang artis-artis.
6. Menyentuh rasa kemanusiaan (human interes)
Berita yang ada hubungannya dengan kemanusiaan, contoh : gempa bumi di Jogja.
Fakta-fakta dianggap lengkap jika telah memenuhi kelengkapan berita, meliputi :
1. what (apa)
2. who (siapa)
3. why (mengapa)
4. where (di mana)
5. when (bilamana)
6. how (bagaimana)
Secara umum, media massa cetak mengenal adanya tiga ragam berita atau jenis bentuk berita, yaitu:
1. Berita langsung (straight news)
Berita langsung adalah berita yang dibuat untuk menyampaikan kejadian-kejadian yang harus diketahui dengan segera oleh pembaca dengan mengedepankan aktualitas sebagai unsur terpenting. Penulisan berita langsung harus mengacu pada piramida terbalik. Penulisan model ini adalah segala sesuatu yang penting senantiasa diletakkan di atas.
2. Berita ringan (soft news)
Penulisan berita ringan menganut prinsip yang hampir sama dengan berita langsung. Hanya saja berita tidak terlalu mementingkan unsur pentignya berita. Berita ini biasanya ditemukan sebagai kejadian manusiawi dalam kejadian penting. Kejadian penting ditulis sebagai berita langsung, sedangkan unsur manusianya ditulis dalam soft news.
3. Berita kisah (feature)
Merupakan tulisan mengenai kejadian yang dapat menyentuh perasaan ataupun menambah pengetahuan pembaca. Berita ini tidak terkait dengan aktualitas atau tidak mengedepankan aktualitas karena nilai utamanya adalah menariknya suatu kejadian.
Berita dalam Koran mempunyai 3 struktur yaitu: Piramida terbalik, Piramida bertumpuk, dan Struktur bebas.
1. Piramida Terbalik
Unsur layak berita yang paling kuat ditulis menjadi teras berita. Dengan demikian, ide atau gagasan pokok yang terkandung paragraf-paragraf setelah paragraf pembuka hanyalah merupakan penjelasan lebih lanjut dari ide atau gagasan yang termuat pada paragraf pembuka (lead) tersebut.
2. Piramida Bertumpuk
Untuk membangkitkan rasa ingin tahu dari pembaca, sehingga pembaca membaca berita hingga akhir berita. Setiap paragraf mempunyai informasi yang sama penting.
3. Struktur Bebas
Hal yang menarik bisa diletakkan pada bagian tengah tulisan atau pada akhir tulisan, biasanya digunakan pada penulisan feature.
PENULISAN BERITA MAJALAH
Oleh : Joko Suryanto, S.SosDisampaikan dalam Training Jurnalistik
GAMAKOMTA FAPERTA UNS
Sabtu, 6 Oktober 2007
Jurnalistik adalah kegiatan mengumpulkan, mengolah, dan menyebarkan berita kepada khalayak seluas-luasnya. (AS Haris Sumadiria : 2005)
Jurnalistik adalah suatu kepandaian praktis mengumpulkan, mengedit berita untuk pemberitaan dalam surat kabar, majalah, atau terbitan terbitan berkala lainnya. Selain bersifat ketrampilan praktis, jurnalistik merupakan seni. ( M. Ridwan dalam Dian Amalia)
Secara umum media massa mempunyai fungsi antara lain :
1. Penyaji Informasi
Menyajikan berbagai informasi yang diperlukan oleh masyarakat.
2. Pendidikan Masyarakat
Sebagai media untuk menambah pengetahuan.
3. Hiburan
Memberikan kesenangan pada masyarakat.
4. Kontrol Sosial
Jenis-jenis Tulisan dalam majalah
1. Depth News :
Berita mendalam, dikembangkan dengan pendalaman hal-hal yang ada di bawah suatu permukaan.
2. Investigation News :
Berita yang dikembangkan berdasarkan penelitian atau penyelidikan dari berbagai sumber.
3. Feature
Berita yang dikembangkan dengan pendapat atau penelitian penulisnya/reporter. Keunikannya adalah cara penulis mengeluarkan imajinasi dalam tulisannya. Feature merupakan karya jurnalistik yang dikombinasi dengan pendekatan sastra. Pemahaman pembaca di bawa kepada perenungan atas peristiwa yang terjadi
Syarat – syarat Berita / Laporan
1. Objektif
Berita harus merupakan laporan faktual tentang suatu peristiwa seperti apa adanya, tetapi tentu saja sejauh hal ini dimungkinkan, sebab wartawan pun memiliki keterbatasan. Untuk mengejar objektifitas ini kemudian muncul laporan komprehensif dan laporan investigatif.
2. Berimbang (balanced)
Berita dalam majalah adalah laporan yang objektif termasuk tidak memihak kepentingan kelompok tertentu. Sifat berimbang ini perlu dijaga agar berita tidak menyesatkan pembaca dan tidak digugat oleh pihak yang merasa dirinya dirugikan
Struktur dan Bentuk-bentuk Berita dalam Majalah
Bentuk berita dan artikel terdiri dari : bentuk Beraturan, Piramida dan Piramida Terbalik. Yang sering dipakai dalam penulisan majalah adalah adalah bentuk beraturan, hal-hal yang menarik dapat diletakkan/ditempatkan pada bagian tengah tulisan atau pada bagian akhir tulisan.
Produksi Berita / Laporan dalam Majalah
Pimred Reporter / Kontributor Sekred Redaktur Editor Layout Cetak
Kode etik jurnallistik antara lain:
1. Wartawan Indonesia menghormati hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar.
2. Wartawan Indonesia menempuh tatacara yang etis untuk memperoleh dan menyiarkan informasi serta memberikan identitas kepada sumber informasi.
3. Wartawan Indonesia menghormati asas praduga tak bersalah, tidak mencampurkan fakta dengan opini, berimbang, dan selalu meneliti kebenaran informasi serta tidak melakukan plagiat.
4. Wartawan Indonesia tidak menyiarkan informasi yang bersifat dusta, fitnah, sadis, cabul, serta tidak menyebutkan identitas korban kejahatan susila.
5. Wartawan Indonesia tidak menerima suap dan tidak menyalahgunakan profesi.
6. Wartawan Indonesia memiliki Hak Tolak, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan off the record sesuai kesepakatan.
7. Wartawan Indonesia segera mencabut dan meralat kekeliruan dalam pemberitaan serta melayani Hak Jawab.
2 comments
Write commentsmksih infonya kak
Replyok
ReplySilahkan memberi komentar yang membangun EmoticonEmoticon