sistem tanam jajar legowo 2:1 |
Saya pernah membaca pada suatu informasi
pelatihan mengenai teknologi pertanian, di sana tertuliskan sistem jajar legowo
super. Ketika itu saya bertanya apa yang mebuat jajar legowo ini berbeda dengan
jajar legowo yang diterapkan secara serentak melalui program Upaya Khusus
peningkatan produksi PAJALE pada tahun 2015, melalui program GP-PTT (gerakan
Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu). Setelah itu saya mencoba mencari
informasi-informasi, karena ketika mendaftar di pelatihan yang diselenggarakan
oleh kementerian pertanian saya tidak diterima. Mungkin saya petani muda dengan
catatan motivasi yang kurang menarik dibandingkan dengan pendaftar lainnya,
karena pada saat itu kuotanya hanya dibatasi sekitar 10 orang.
Berikut perbedaan-perbedaan antara
penerapan jajar legowo biasa dan jajar legowo super :
- Penggunaan padi varietas unggul baru (VUB) hibrida
Dari informasi
yang say abaca bahwa di Indramayu penerapan jajar legowo super mampu menaikkan
produktivitas dari awalnya 7ton/Ha menjadi 12ton/Ha bahkan ada yang mencapai
14,5ton/Ha. Kalau dihitung kenaikan produktivitas sangat luar biasa
dibandingkan dengan jajar legowo biasa. Kenaikan produktivitas dengan sistem
tanam jajar legowo super mencapai 100%, sedangkan pada program GP-PTT dengan
salah satu inovasi teknologi yang disampaikan adalah tanam jajar legowo
terutama tipe 2:1 pemerintah hanya menargetkan kenaikan produktivitas 1ton/Ha.
Memang ada
beberapa perbedaan yang sangat jelas antara lain dari penggunaan benih padi,
pada program GP-PTT tahun 2015 benih padi yang dipergunakan adalah benih padi
inbrida, kalau di desa saya menggunakan varietas ciherang. Sedangkan dari
informasi yang say abaca pada teknik jajar legowo super menggunakan varietas
padi hibrida dengan potensi hasil yang memang lebih tinggi dari pada varieras
inbrida. Varietas hibrida yang dipergunakan anatara lain inpari 30 ciherang
sub-1, inpari 32 HDB, dan inpari 33.
Saya pernah
besdiskusi dengan petani yang pernah menggunakan varietas hibrida di desa saya
memang potensi hasilnya tinggi tetapi petani tidak menyukainya karena ternyata
setelah di jemur dan di angin-anginkan untuk memisahkan gabah yang berisi
dengan yang “gabug”/tidak ada isinya, ternyata banyak yang “gabug”. Sehingga
banyak petani yang tidak menyukainya. Permasalahan “gabug” ini ternyata setelah
saya bertanya dengan petugas penyuluh lapang yang juga berprofesi sebagai
petani adalah yang utama karena musim tanam padi, padi hibrida bagus
dibudidayakan pada bulan April-September dimana pada saat itu musimnya memasuki
musim kemarau, semakin banyak panas maka produksi dari varietas hibrida semakin
baik. Kalau di daerah saya mengenal dengan istilah “gadu” yaitu produksi padi
berada pada puncaknya/produksi paling tinggi atau musim tanam ke 3.
Produksi padi
juga dipengaruhi oleh kondisi lahan tempat budidaya, sawah irigasi memiliki
produksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan sawah tadah hujan ataupun
tegalan. Karena selain ketersediaan air pada musim kemarau yang lebih baik,
sawah irigasi juga memiliki kesuburan yang lebih baik dibandingkan dengan sawah
tadah hujan ataupun tegalan. Oleh karena itu beda tempat beda pula hasilnya.
Saya kadang ikut dalam kegiatan ubinan hasil produksi tanaman pangan khususnya
padi, pada lahan-lahan tertentu walaupun hanya menerapkan pola tanam yang
konvensional (larikan/labrakan) ternyata produksinya mengalahkan lahan dengan
penerapan sistem jajar legowo, menurut analisa subyektif saya perbedaan
tersebut dikarenakan jenis tanah sebagai tempat budidaya dan ketersediaan air.
Tanahnya lebih subur dan sistem irigasinya lancer sehingga produksinya tinggi
sepanjang musim. Dan ini menurut saya adalah anugrah yang harus disyukuri
pemilik lahan tersebut dengan cara meningkatkan produksinya melalui penerapn
sistem tanam yang lebih baik dengan menggunakan SRI atau jajar legowo.
- Penggunaan dekomposer sebelum pengolahan tanah
Petani jarang
ada yang menggunakan bantuan dekomposer dalam pengolahan pupuk maupun
pengolahan tanah, disamping karena sulit dalam membuat sendiri karena
membutuhkan ketelatenan, penggunaan dekomposer pada usahatani merupakan inovasi
baru dimana setiap inovasi baru untuk bisa diterima oleh petani memerlukan
waktu, karena untuk menerapkan inovasi petani melibatkan proses pengambilan
keputusan serta memerlukan bukti uji keberhasilan terutama oleh petani di
lingkungannya.
Dekomposer yang
di dalamnya terdapat bakteri-bakteri bermanfaat bagi tanaman, ada pula yang
mengganggu tanaman sehingga tanaman memproduksi hormone yang menyebabkan
pertumbuhannya lebih baik. Pada lahan sisa pertanaman padi, dekomposer ini
bermanfaat untuk merombak sisa jerami dan mengubah residu menjadi bahan organik
tanah yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman serta merombah bahan organik
lignoselulosa.
Dekomposer dapat
dibeli di toko-toko pertanian, salah satu dekomposer adalah Stardec. Saya biasa
menggunakan untuk mengolah pupuk kandang karena hasilnya jika dibandingkan
dengan dekomposer yang lain, dekomposer ini dapat mengolah pupuk dengan hasil
yang lebih baik. Dekomposer juga dapat dibuat sendiri dengan memanfaatkan mikro
organism lokal (MOL), cara pembuatan MOL dapat di lihat di sini. Dekomposer
dapat pula dengan memanfaatkan jamur tricoderma, hanya saja cara pembuatannya
dan perbanyaknnya lebih sulit dibandingkan pembuatan dan perbanyakan MOL.
- Penggunaan pupuk hayati dan pemupukan berimbang sesuai dengan hasil pengukuran PUTS (perangkat uji tanah sawah)
Pupuk hayati
merupakan pupuk berbasis gabungan mikroba non patogenik yang dapat menghasilkan
fitohormon (pemacu tumbuh tanaman), penambat nitrogen dan pelarut fosfat serta
meningkatkan kesuburan dan kesehatan tanah. Aktivitas enzimatik dan fitohormon
berpengaruh positif terhadap pengambilan hara matro dan mikro pada tanah,
pematahan dormansi, memacu pertumbuhan, pembungaan, pemasakan buah,
meningkatkan vigor dan viabilitas benih. Dampaknya mampu meningkatkan efisiensi
pemupukan NPK anorganik dan produktivitas tanaman.
Selain
menggunakan dekomposer sebagai simbiosis yang saling menguntungkan pada tanaman
padi, bakteri-bakteri lain juga bisa dimanfaatkan. Sperti pada saat saya menjdi
pendamping UPSUS PAJALE tahun 2015, UGM mengembangkan penggunaan biocon dan
bacillus pada tanaman padi jagung dan kedelai dengan hasil dari aplikasi yang
ternyata memiliki kenaikan produksi yang signifikan, fungsi dari bakteri
bacillus adalah sebagai PGPR (Plant Grow Promoting Rizobacterium) yang
bersimbiosis dengan akar tanaman menyebabkan tanaman tumbuh lebih sehat, anakan
banyak, tahan terhadap serangan hama dan penyakit, cekaman lingkungan biotic
dan abiotik, serta meningkatkan penyerapan unsur hara karena pertumbuhan akar
tanaman semakin lebat. Sehingga berdampak pada efisiensi biaya pemupukan.
PGPR juga dapat
dibuat secara mandiri dengan memanfaatkan bakteri pada akar tanaman amboo, cara
pembuatan PGPR dapat dilihat di sini. Telah banyak diketahui bahwa tanah di
sekitar tanaman amboo jika dipergunakan untuk media tanam akan menjadikan
tanaman menjadi tumbuh lebih baik dan tahan terhadap penyakit. Pemanfaatkan
PGPR dapat menekan penyakit menular lewat tanah.
Pupuk hayati
dapat pula di beli di toko-toko pertanian, disebut juga pupuk organik cair
(POC) dalam POC tersebut terdapat kandungan bakteri-bakteri yang bermanfaat
bagi tanaman selain kandungan unsur hara.
Penggunaan PUTS
(Perangkat Uji Tanah Sawah) bertujuan untuk mengetahui kandungan unsur hara pada
suatu petak sawah yaitu usur hara Nitrogen, Fosfor dan Kalium. Pemupukan
menggunakan pupuk kimia akan disesuaikan dosisnya, sehingga tidak terjadi
kelebihan pupuk yang bisa mengakibatkan pencemaran serta naiknya biaya
produksi. Pemupukan bisa tepat secara dosis yang dampaknya nanti adalah
pertumbuhan tanaman yang baik. PUTS biasanya tersedia di BPK (Balai Penyuluh
Kecamatan).
- Pengendalian OPT menggunakan pestisida nabati dan pestisida anorganik dengan memperhatikan ambang batas
Jika
dibandingkan dengan pestisida sintesis, pestisida nabati mudah terurai di alam
ketika diaplikasikan, sehingga walaupun sama-sama beracun pestisida nabati
lebih aman dalam penggunaannya, lebih toleran terhadap lingkungan dan tidak
meninggalkan residu senyawa beracun pada produk yang dihasilkan. Selain itu
penggunaan pestisida nabati juga dapat menekan biaya produksi karena
bahan-bahan pembuatnya telah tersedia di alam dan hanya diperlukan dalam jumlah
sedikit.
Secara umum
pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal
dari tumbuhan. Pestisida nabati lebih mudah dibuat dengan kemampuan dan
pengetahuan yang terbatas. Senyawa yang terkandung dalam pestisida nabatui
dapat mengendalikan hama serta mengusir hama di pertanaman. Memang kandungan
racunnya tidak bisa diukur secara pasti bisa lebih rendah daripada pestisida
sintesis taupun bahkan lebih tinggi. Tetapi secara umum pestisida nabati tidak
berbahaya bagi manusia dan ternak karena mudah terurai. Sehingga bisa mendukung
kelestarian serangga berguna, serangga penyerbuk dan musuh alami, pestisida
nabati juga bisa bermanfaat sebagai pupuk organik. Beberapa cara membuat
pestisida nabati dapat di lihat di sini.
- Penggunaan Alsintan (alat dan mesin pertanian) khusus transplater (untuk menanam padi) dan combine harvester (untuk panen padi)
Pada program
UPSUS yang muali digulirkan pada tahun 2015, banyak sekali mekanisasi dalam
pertanian, terutama untuk mendukung swasembada Padi. Mulai dari pengolahan
tanah dengan traktor, penanaman menggunan transplanter dan panen menggunakan
combine harvester. Penggunaan Alsintan dapat membantu petani dalam mempercepat
pengolahan tanah, penanaman dan panen. Dengan combine harvester kahilangan
hasil saat panen dapat diminimalkan.
Manfaat yang di
peroleh penggunaan alsintan memang sangat banyak tetapi butuh keuletan dan
ketelatenan dalam mengelola alat dan mesin pertanian ini, selain butuh keahlian
dalam mengoperasikan, alat dan mesin pertanian butuh penanganan khusus dalam
perawatannya agar tidak mudah rusak. Sehingga jika kita tengok di
kelompok-kelompok tani yang mendapatkan bantuan ada beberapa alsintan yang
malah tidak dapat dimanfaatkan dengan baik bahkan mangkrak. Selain itu alsintan
hanya bisa diaplikasikan pada lahan-lahan datar, untuk lahan yang sulit di
jangkau oleh kendaraan melalui jalan-jalan curam alsintan seperti transplater
dan combine harvester tidak bisa masuk.
Silahkan memberi komentar yang membangun EmoticonEmoticon