Nila
(Oreochromis niloticus) adalah ikan
yang berasal dari benua afrika, ikan tersebut sampai di Indonesia melalui
beberapa negara seperti taiwan, jepang dan filiphina. Ikan nila pertama kali
masuk Indoneisa pada tahun 1969 kemudian berkembang menjadi komoditas umum di
budidaya perikanan air tawar dan payau. Secara kasat mata jenis nila yang
banyak berkembang di Indonesia terbagi menjadi dua yaitu nila merah (red tilapia
strain) dan nila hitam (nile tilapia strain). Nama Oreochromis niloticus sebenarnya lebih merujuk pada jenis nila
hitam, sedangkan nila merah adalah nila yang berasal dari persilangan.
Tingkat
adaptasi nila di berbagai kondisi lingkungan sangat luas. Di daerah asalnya
yaitu benua Afrika, nila dapat dihup di perairan dangkal mauun dalam, rawa,
danau alam, danau buatan, mata air panas, danau asam, danau basa, danau air
payau, danau kawah, danau buatan hingga perairan laut. Kemampuan beradaptasi
nila ditunjang dengan ketersediaan pakan alami di lokasi tersebut.
Pakan
alami merupakan jenis pakan yang tumbuh di habitat alami suatu makhluk hidup.
Ikan-ikan termasuk nila yang hidup bebas di sungai, rawa dan danau yang memakan
pakan alami di habitatnya pada kenyataannya dapat hidup dan berkembang biak
dengan baik. Perairan sebagai habitat utama ikan sebenarnya telah menyediakan pakan
alami bagi ikan-ikan yang hidup di dalamnya.
Keberadaan
pelet ikan membuat pakan alami terlupakan. Pembudaiya ikan dimudahkan oleh kepraktisan
penggunaan pelet sebagai pakan, padahal sekitar 50-70% dari biaya produksi
budidaya ikan adalah biaya pakan. Jika pembudidaya ikan terus menggantungan
pada pelet maka konsep dari kemandirian pembudidaya sebagai produsen akan
hilang, karena melalui pemanfaatan pelet tersebut secara tidak langsung maka
pembudidaya juga sebagai konsumen. Jika sebagai konsumen suatu produk yang akan
dipergunakan sebagai bahan baku untuk menghasilkan produk lain tentu dalam
proses produksi tersebut akan terpengaruh dengan harga dan keberadaan bahan
baku. Tidak jarang kita lihat di berita di televisi atau surat kabar banyaknya
pembudidaya yang gulung tikar atau merugi akibat fluktuatifnya harga dan
kelangkaan bahan baku(pakan), apalagi ketika kondisi perekonomian negara tidak
stabil yang menyebabkan kelesuan pasar dan melemahnya nilai tukar rupiah.
Jauh sebelum penggunaan pelet masyarakat yang
membudidayakan ikan nila memanfaatkan daun dari tumbuhan jenis tertentu seperti
daun pepaya dan daun ubi jalar sebagai pakan. Tumbuhan ini sering dibudidayakan
di sekitar kolam ikan dan dimanfaatkan untuk pakan ikan nila. Tetapi secara
alamiah pakan dari daun-daunan tersebut tidak dikonsumsi ikan nila. Ikan nila
hidup di air, maka ikan nila hanya bisa memakan tumbuhan yang berada di air.
Tumbuhan seperti pepaya dan ubi jalar tidak bisa disebut dengan pakan alami
ikan nila karena habitat tumbuhnya berbeda, secara alamiah tidak mungkin ikan
nila naik ke daratan untuk memakan daun dari tumbuhan tersebut.
“pakan alami bukanlah pakan alternative selain pelet. Justru, pelet adalah pakan alternatif dan pakan alami adalah pakan utama”
Konsep
penggunaan pakan alami pada dasarnya adalah menjalankan prinsip budidaya yang
mengintegrasikan dua hal yaitu pengelolaan pakan dan pengelolaan ikan. Melalui
penggunaan pakan alami maka pembudadaya akan mampu untuk mengontrol dari jumlah
pakan yang diperlukan dengan ikan yang dibudidayakan. Dengan cara demikian maka
pembudidaya ikan nila akan menjadi produsen yang mandiri.
Di
alam bebas ikan nila mengkonsumsi makanan alami yaitu : Phytoplankton,
zooplankton dan tanaman air.
1. Phytoplankton
Phytoplankton
merupakan jenis plankton yang memiliki klorofil atau pigmen (phycobiliprotein
atau xantofil) yang menyebabkan plankton tersebut memiliki warna yang khas. Phytoplankton
meruakan sumber uatama pembentukan senyawa organik dan karbondioksida terlarut
dalam air untuk mendukung pembentukan jaringan makanan air. Phytoplankton memperoleh energi dari
proses fotosistensis di air. Jenis organisme yang termasuk ke dalam
phytoplankton antara lain : Diatom, Cynobakter,Dinoflagellata dan Cocolithopores.
2. Zooplankton
Zooplnakton
merupakan jenis organisme yang termasuk ke dalam golongan protozoa kecil dan
metazoa besar. Zooplankton memakan
jenis plankton lain (bacterioplankton,
phytoplankton, dan zooplankton
lain). Zooplankton bisa ditemukan di
permukaan air yang memiliki sumber daya makanan yang berlimpah. Contoh Zooplankton antara lain : cacing air
bersegmen, Crustacea, larva dan telur
hewan air.
3. Tanaman air
Tanaman air merupakan jenis tumbuhan yang hidup di
sekitar lingkungan perairan dan biasanya menempel di batu-batuan, dasar
perairan atau mengambang di permukaan air. Tumbuhan ini biasa di kenal dengan
sebutan hydrophytes atau macrophytes. Tubuh tumbuhan ini ada yang keseluruhan
bagiannya terendam air, sebagain terendam air, atau seluruhnya berada di atas
permukaan air. Tumbuhan air tersebut secara umum memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
-
Stomata dipermukaan tanaman bersifat
terbuka dan tidak terdapat sel penjaga stomata
-
Peningkatan jumlah stomata hanya terdapat
pada salah satu sisi daun
-
Struktur daun cenderung halus dan tidak
kaku karena daun ditopang oleh air atau permukaan air,
-
Akarnya cenderung ringan dan tidak perlu
menopang tumbuhan. Akar ini memiliki kemampuan khusus untuk mengambil oksigen
dari air dan lingkungan,
-
Bentuk daun cenderung melebar dan tipis
agar mudah terapung di dalam atau di atas air,
-
Terdapat kantong udara pada jenis tumbuhan
yang mengapung di permukaan air untuk memudahkan pergerakan,
-
Memiliki laisan kutikula yang tipis.
Kutikula ini berfungsi untuk menghindari penguaan air yang besar. Pada tumbuhan
air, kutikula ini tidak terlalu berperan enting karena ketersediaan air di
lingkungan cukup banyak.
Tanaman air ini terbagi ke dalam beberapa jenis, yaitu
sebagai berikut :
a.
Tumbuhan Dalam Air
Tumbuhan dalam air merupakan jenis tumbuhan yang bagian
akar hingga ujung tangkai dan daunnya terendam di dalam air. Tumbuhan ini
memiliki kemampuan untuk membersihkan udara, menyerap kandungan garam yang
berlebihan di dalam air, menjadi pelindung bagi ikan, dam tempat menyimpan
telur ikan. Tumbuhan ini biasanya digunakan sebagai tanaman hias pada akuarium.
Contoh tumbuhan ini adalah : Hydrilla
verticilata, Ultrcularis bifida, Spirogyra sp. dan Limnophila sessiliflora.
b.
Tumbuhan Air Tepian atau Pinggiran
Tumbuhan air tepian merupakan jenis tumbuhan yang
tumbuh di tempat yang selalu basah, dalam cekungan air atau rawa-rawa. Bagian batang
tumbuhan ini biasanya ikut terendam air, tetapi sebagian batang lain, daun dan
bunganya muncul di permukaan air. Contoh tumbuhan ini adalah Acorus calamus, Cyperus sp dan Sagittaria sp.
c.
Tumbuhan Mengapung
Tumbuhan mengapung merupakan jenis tumbuhan air yang
mengapung di permukaan air yang bergerak atau air yang tenang. Tumbuhan air
biasanya berada di permukaan air dan hanya bagian akar saja yang terendam. Tumbuhan
jenis ini biasanya merupakan jenis tumbuhan yang pertumbuhannya cepat dan dapat
menutupi bagain permukaan air dalam waktu singkat. Contoh tumbuhan air ini
adalah Lemna sp., Enceng gondok,
Selada air, dan Woffia sp.
Lemna Sp. merupakan salah satu pakan utama ikan Nila (Oreochromis niloticus) |
d. Tumbuhan Air Lumpur
Tumbuhan air lumpur merupakan jenis tumbuhan air yang
memerlukan lumpur untuk hidup. Jenis tumbuhan ini biasanya dijadikan hiasan
kolam untuk memberikan kasan natural pada kolam. Contoh tumbuhan ini adalah : Echinodorus sp. dan Araceae sp.
Tanaman
air yang biasa dikonsumsi ikan nila sebagai pakan alaminya berasal dari
tumbuhan air dalam dan tumbuhan air mengapung antara lain : Lemna sp., Spirogyra sp., dan Woffia sp.
Silahkan memberi komentar yang membangun EmoticonEmoticon