tanaman jagung |
Budidaya
jagung memiliki prospek yang sangat bagus, jagung biasanya dipergunakan untuk
bahan makan ternak seperti ayam dan unggas. Jagung merupakan bahan baku dalam
pembuatan konsentrat pakan ternak. Disamping dipergunakan sebagai pakan ternak
jagung juga merupakan bahan makanan yang bisa di buat menjadi nasi jagung dan
produk-produk olahan lainnya. Di Negara-negara maju jagung dipergunakan sebagai
bahan baku pembuatan bioetanol (bahan bakar).
Biasanya harga jagung pipilan kering Rp.3.600/Kg, saya memiliki lahan sekitar 800m2, saya tanami jagung dengan benih kurang dari 1kg bisa menghasilkan 288 Kg jagung pipilan kering. Padahal kondisi
lahan kurang subur karena kurang pemupukan organik, saya baru mengolahnya
pertama kali. Hasilnya jika dibandingkan dengan padi ternyata lebih
menguntungkan jagung dengan alasan
pertama biaya produksinya rendah
untuk menanam
jagung tidak diperlukan pengolahan tanah sempurna, pengolahan tanah dilakukan
dengan minimum atau bahkan tanpa olah tanah. Yang terpenting adalah pembuatan
saluran air agar lahan selalu kering karena jika tergenang air tanaman jagung
tidak akan tumbuh dengan bagus bahkan bisa mati. Oleh karena itu penanaman
jagung lebih baik di lakukan pada musim tanam ke dua atau ke tiga dimana curah
hujan yang turun sedikit tetapi kebutuhan air tetap dapat tercukupi. Berbeda dengan tanaman padi yang mengharuskan
pengolahan tanah dengan sempurna sehingga biaya oleh tanah pada tanaman jagung
lebih rendah. Selain biaya oleh tanah yang lebih rendah tanaman jagung juga
tidak memerlukan tenaga kerja yang banyak pada penanaman, berbeda dengan
tanaman padi yang membutuhkan tenaga kerja yang banyak dalam penanamannya.
Lahan saya saya tanami jagung sendiri, sedangkan jika tanam padi saya harus
menggunakan jasa buruh tanam. Tanam jagung lebih mudah yang penting tanahnya
tidak keras, biasa saya tanam setelah turun hujan dan jarak tanam tanaman
jagung lebih lebar sehingga jika dibandingkan dengan tanaman padi populasi
tanamannya dengan luasan yang sama tanaman jagung memiliki populasi tanaman
lebih sedikit. Dalam pemanenan jagung juga lebih mudah. Biaya yang paling tinggi dari pengelolaan
tanaman jagung adalah pemupukan, tanaman jagung membutuhkan pupuk yang lebih
banyak dibandingkan dengan tanaman padi, terutama pupuk urea.
Kedua bisa dipanen batangnya (dijual) untuk pakan
ternak atau jagungnya
Ketika terjadi
musim kemarau dan sulit dalam mendapatkan air tanaman jagung masih tetap bisa
dipanen hijau untuk dijadikan pakan ternak, saya pernah membeli satu ikat harga
Rp.3.000 isinya 5 tanaman jagung. Lumayan tetap bisa mendapatkan keuntungan
dari budidaya. Jika tetap ingin dipelihara hingga menghasilkan tongkol jagung,
tanamn jagung juga bisa hidup dengan air yang minim, bahkan ada yang mencoba
dengan irigasi tetes dari botol air minum dan bisa panen. Hal tersebut sangat
penting diperhatikan dalam memilih tanaman budidaya karena anomaly iklim,
adanya perubahan iklim yang jika dicocokkan dengan perhitungan pranata mongso
kalau dalam jawa yang merupakan sumber rujukan dalam membaca keadaan alam sejak
dulu ternyata banyak yang sudah tidak sesuai. Itu terjadi karena adanya
perubahan iklim seperti yang sudah saya sebutkan tadi.
Ke tiga harga jualnya stabil
Jagung memiliki
harga jual yang stabil, berbeda dengan tanaman padi jika musim penghujan
harganya bisa turun drastis karena sulit dalam melakukan pengeringan. Jagung
cenderung lebih stabil sehingga ada jaminan harga jika sewaktu-waktu panen.
Penjualannya pun sangat mudah bahkan jika di lingkungan anda dekat dengan
peternakan tidak jarang peternak-peternak mau membeli langsung dari rumah anda
dengan harga mungkin malah lebih mahal dibandingkan dibeli oleh tengkulak di
pasar.
Ke empat sela-sela jagung bisa dimanfaatkan untuk
ditanami tanaman tumpangsari
Menanam jagung
juga dapat dilakukan dengan tumpangsasi dengan cabai misalnya. Jadi sebelum
menanam jagung tanam cabai terlebih dahulu, maksudnya adalah agar tanam cabai
tidak kalah dengan tanaman jagung karena tanaman jagung daunnya bisa menutupi
sela-sela tanaman sehingga mengakibatkan tanaman tumpangsari tidak mampu
bersaing dalam memperebutkan cahaya, apalagi pada awal-awal pertumbuhan cahaya
matahari merupakan kebutuhan tanaman yang sangat penting. Jika melakukan
penanaman tanaman cabai terlebih dahulu diharapkan tanaman akan mampu bersaing
sehingga semua bisa menghasilkan dengan baik. Selain cabai bisa juga dengan
tanaman sayur seperti sawi atau seledri yang mana umur tanaman ini lebih pendek
dibandingkan dengan umur jagung sehingga bisa panen lebih dulu. Melalui tanam
tumpangsari petani bisa mendapatkan penghasilan tambahan.
Ke lima keberhasilan budidaya
Mengenai
pengelolaan hama dan penyakit, tanaman jagung memiliki potensi serangan hama
lebih sedikit dibandingkan tanaman padi, tingkat keberhasilan budidaya lebih
tinggi. Hama yang sering meyerang tanaman jagung adalah uret, orong-orong dan
ulat grayak. Dalam antisipasinya lebih mudah dibandingkan hama-hama utama pada
tanaman padi. Sedangkan penyakit utama pada tanaman jagung adalah bulai, dalam
antisipasi penyakit bulai ini bisa menggunakan benih yang secara genetis tahan
terhadap serangan bulai
Untuk mencapai
hasil yang maksimal dalam budidaya jagung perlu diperhatikan pemupukan
tanamannya, dosis dan jenis pupuknya harus sesuai agar produksinya maksimal.
Berikut jenis-jenis unsure hara yang diperlukan tanaman jagung :
Terdapat 19
unsur hara esensial : C, H, O, N, P, K, S, Ca, Mg, Fe, Mn, Cu, Mo, B, Si, Na
Berdasarkan
jumlah hara yang diperlukan tanaman dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
1.
Hara makro primer : diperlukan tanaman dalam jumlah yang
banyak. Hara makro primer ini antara lain : C, H, O, N, P, K, S
2.
Hara makro sekunder : diperlukan tanaman dalam jumlah
yang lebih sedikit dibandingkan hara makro primer. Hara makro sekunder ini
antara lain : Ca, Mg, Na dan Si
3.
Hara mikro : Diperlukan tanaman dalam jumlah yang lebih
sedikit dibandingkan hara makro. Hara mikro terdiri dari : Fe, Mn, Cu, Zn, Mo,
B dan Cl.
Ada beberapa
hara yang perlu di penuhi dalam pemupukan untuk menunjang pertumbuhan dan hasil
tanaman, masing-masing unsure hara memiliki fungsi yang berbeda-beda. Berikut
fungsi dari unsure hara yang dibutuhkan tanaman jagung :
N (Nitrogen)
-
Peranan / fungsi : Nitrogen merupakan bagian terpenting
dari asam amino, asam nucleat, dan chorophyl. Pemberian nitrogen dapat
mempercepat pertumbuhan vegetative (tinggi tanaman, lebar daun, besar dan
panjang tongkol, jumlah anakan). Dan fungsi yang terakhir adalah meningkatkan
kadar protein tanaman
-
Nitrogen diserap dari larutan tanah dalam bentuk NO3-
atau NH4+
-
Dalam jaringan tanaman nitrogen yang telah diserap
tersebut diubah menjadi N Organik kemudian menjadi Asam amino dan menjadi
protein
-
Kebutuhan Nitrogen tertinggi adalah pada pertumbuhan
vegetative hingga primodia bunga
-
Gejala defisiensi (kekurangan) Nitrogen adalah : tanaman
kerdil, daun kekuningan (klorosis) terutama daun tua, daun kecil-kecil, tongkol
kecil
-
Batas kritis kadar Nitrogen dalam daun pada stadium
pertumbuhan <2 span="">2>
-
Penyebab kekurangan Nitrogen adalah : kadar N dan bahan
organik tanah rendah, pemberian pupuk N rendah, Efisiensi pemupukan N rendah
(banyak N hilang karena volatilisasi NH3, denitrifikasi, cara dan waktu
pemupukan yang salah, pencucian/run off aliran permukaan sehingga tidak
terjangkau akar tanaman), Penggenangan lahan secara terus-menerus menyebabkan
kondisi reduksi yang berakibat supali N dan bahan organik terhambat, Penambatan
N2 dari udara secara biologi (fiksasi N)oleh mikroba tanah terhambat karena
adanya defisiensi P dalam tanah.
-
Tanah yang rentan terjadi defisiensi N : Tanah dengan
kadar bahan organik rendah (<1 alkalin="" berpasir="" c="" kadar="" p="" ph="" rendah="" sering="" tanah="" tergenang="" yang=""> 7) dengan potensi volatilisasi
NH3 tinggi. 1>
Fosfor (P)
-
Peran / fungsi : bagian terpenting dari ATP(adenosine
phosphate) yang berfungsi sebagai energy kimia untuk menyimpan dan transfer
energy dalam seluruh proses metabolism tanaman, bagian utama inti sel dan asam
nucleat, memperbanyak anakan dan pertumbuhan akar, mempercepat pembungaan dan
pemasakan
-
Fosfor diserap dari larutan tanah dalam bentuk ion H2PO4-
dan HPO42-
-
Gejala defisiensi (kekurangan) Fosfor adalah : tanaman
kerdil warna daun hijau gelap, akar dan anakan sedikit, sering timbul warna
keunguan pada pelebah daun / batang, pemasakan terhambat (terlebih pada
pemupukan N tinggi), tongkol tidak sempurna, respon terhadap pemupukan N rendah
-
Penyebab kekurangan Fosfor adalah : kadar P tanah rendah,
pemupukan P rendah, Efisiensi pemupukan P rendah (fiksasi P oleh Al dan Fe pada
lahan kering masam, atau fiksasi P oleh Ca pada lahan kering alkalin) sehingga
P kurang tersedia, pengapuran berlebih pada lahan masam menyebabkan fiksasi P
oleh Ca, Pemupukan N berlebih sedangkan pemupukan P rendah
-
Tanah yang rentan terjadi defisiensi P : tanah berpasir
dengan bahan organik dan cadangan P rendah, tanah masam di lahan kering dimana
fiksasi P tinggi seperti tanah podsolik merah kuning (ultisols dan oxisols),
tanah yang telah terdegradasi, tanah gambut, tanah sulfat masam di daerah
pasang surut, tanah alkaline dengan pH > 7,5.
Kalium (K)
-
Peranan / fungsi : transportasi hasil-hasil
asimilasi/proses fotosintesa di daun ke bagian tanaman lain, mengatur tekanan
osmose/turgor, memperkuat dinding sel, activator enzim pada seluruh proses
metabolism tanaman, menunda penuaan daun, memaksimalkan pengisian tongkol
-
K diambil dari larutan tanah dalam bentuk K+
-
Gejala defisiensi (kekurangan) K : pinggir daun berwarna
kuning kecoklatan disertai bercak warna jingga terutama pada daun tua kemudian mengering, tanaman tumbuh kerdil dan
daun-daun terkulai, sering terjadi rebah karena N/K ratio tinggi, penuaan daun
lebih cepat, kekosongan ujung tongkol, pertumbuhan akar tidak sehat (banyak
akar yang busuk karena kehilangan daya oksidasi, sehingga serapan hara
terganggu), tanaman jagung mudah terserang penyakit bercak daun bila pupuk N
berlebihan
-
Penyebab terjadinya defisiensi K : kadar K tanah rendah,
pemupukan K kurang, setiap panen seresah diangkut keluar lahan bersama panen,
sumbangan K dari air irigasi rendah, efisiensi pemupukan K rendah karena
fiksasi K oleh mineral liat tipe 2:1 atau tanah berpasir sehingga K tercuci ke
lapisan bawah karena K sangat mobile, keadaan lingkungan perakaran yang sangat
reduktif, Ratio Ca/K atau Mg/K yang tinggi dalam larutan tanah sehingga Ca dan
Mg menekan serapan K
-
Lahan yang biasa terjadi defisiensi K : tanah berpasir
dengan kapasitas tukar kation rendah dan cadangan K rendah, tanah masam yang
telah terdegradasi lanjut, tanah sawah dengan jenis mineral liat 2:1
(montmorilonit), tanah dengan ratio (Ca/K) dan (Mg/K) dalam larutan tinggi,
tanah sawah yang drainasenya buruk menyebabkan serapan K terhambat oleh Fe2+
asam-asam organik dan H2S, Penggunaan N dan P berlebihan ( pemupukan
tidak berimbang), lapisan olah tanah dangkal sehingga perakaran tanaman
terbatas, perbedaan varietas tanaman (varietas unggul memerloukan K lebih
banyak)
Pemupukan pada
lahan harus dilakukan dengan berimbang dan memperhatikan spesifik lokasi dengan
cara :
1.
Memanfaatkan semaksimal mungkin hara alami dari tanah,
sisa tanaman dan bahan organik
2.
Pemupukan berfungsi hanya untuk memenuhi kekurangan hara
3.
Menggunakan bagan warna daun (BWD)
4.
Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan analisis
tanah
5.
Pemupukan berdasarkan respon hasil tanaman
6.
Pemupukan berdasarkan hasil kajian rekomendasi pemupukan
(lahan sawah dan lahan kering)
Tabel 1. Pemupukan Berdasarkan Kebutuhan Hara Tanaman
No
|
Komoditas
|
Kebutuhan hara optimal (Kg/Ton/Ha)
|
|||||
N
|
Urea
|
P2O5
|
SP36
|
K2O
|
KCL
|
||
1
|
Jagung
|
25,4
|
55,3
|
10,2
|
28,2
|
19,9
|
33,2
|
2
|
Kacang tanah
|
60
|
130,4
|
11,9
|
33,1
|
33,6
|
56
|
3
|
Kedelai
|
60
|
130,4
|
12,6
|
35
|
28,8
|
48
|
4
|
Bawang merah
|
4
|
8,7
|
1,5
|
4,2
|
4,4
|
7,3
|
5
|
Kentang
|
5,3
|
11,6
|
2
|
5,6
|
7,8
|
13
|
6
|
Cabai
|
8
|
17,4
|
1,7
|
4,8
|
10,8
|
18
|
Sumber :
PPI-PPIC (2001) , efisiensi pemupukan : N(25-35%), P(40-60%), K(10-20%)
Tabel 2. Kebutuhan Hara Tanaman Per Status Hara Tanah
Status Hara Tanah
|
Tinggi
|
Sedang
|
Rendah
|
Urea
|
75%
|
100%
|
100%
|
SP36
|
50%
|
75%
|
100%
|
KCL
|
50%
|
75%
|
100%
|
Jika di amati
pada dua table di atas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu pemupukan
berdasarkan status hara tanah dengan mempertimbangkan kandungan hara tinggi
sedang atau rendah, pengukuran hara tanah bisa dilakukan menggunakan
PUTS(Perangkat Uji Tanah Sawah) / PUTT (perangkat Uji Tanah Tegal), dan jumlah
persen pupuk yang diberikan pemupukan bisa mengacu hasil pengukuran tersebut.
Kedua kebutuhan hara optimal tanaman jagung seperti yang tertera pada table 1
bisa sebagai panduan untuk mencapai potensi hasil tanaman dalam ton per Ha.
Potensi hasil tanaman bisa di lihat pada label benih, untuk mencapai potensi
tersebut tentu harus didukung pula dengan status lahan. Lahan sawah memiliki
tingkat kesuburan lebih tinggi dibandingkan lahan tegalan, selain itu juga
perlu dilihat jenis tanah yang akan ditanami.
Tabel 3. Kebutuhan Pupuk N Berdasarkan Respon Hasil dan
Efisiensi
Target hasil (ton/Ha)
|
Rendah (2-4 ton/Ha)
|
Sedang (4-5ton/Ha)
|
Tinggi (5-7 ton/Ha)
|
Respon Hasil (ton/Ha)
|
Pupuk N (Kg/ Ha)
|
||
1
|
|||
2
|
80
|
||
3
|
120
|
105
|
|
4
|
160
|
140
|
120
|
5
|
175
|
150
|
|
6
|
180
|
||
7
|
210
|
||
8
|
240
|
Tabel 4. Kebutuhan Pupuk P Berdasarkan Respon Hasil dan
Efisiensi Pada Tanah Non Fiksasi Tinggi
Target hasil (ton/Ha)
|
5-8 Ton /Ha
|
9-12 Ton/Ha
|
Respon Hasil (ton/Ha)
|
Pupuk P (Kg/Ha)
|
|
0
|
5-10
|
10-15
|
0,5
|
25-30
|
30-35
|
1
|
45-50
|
50-55
|
1,5
|
65-70
|
70-75
|
2
|
85-90
|
90-95
|
2,5
|
105-110
|
110-115
|
Berikan 100% pada saat pemupukan dasar atau maksimal ke 2
Tabel 5. Kebutuhan Pupuk K Berdasarkan Respon Hasil dan
Efisiensi
Target hasil (ton/Ha)
|
4-7 Ton /Ha
|
7-10 Ton/Ha
|
10-12 Ton/Ha
|
Respon Hasil (ton/Ha)
|
Pupuk K (Kg/Ha)
|
||
0
|
20-30
|
30-40
|
40-50
|
0,5
|
40-50
|
50-60
|
60-70
|
1
|
60-70
|
70-80
|
80-90
|
1,5
|
80-90
|
90-100
|
100-110
|
2
|
100-110
|
110-120
|
120-130
|
2,5
|
120-130
|
130-140
|
140-150
|
Berikan 100% pada pemupukan dasar bila <75 kg="" span="">75>
Berikan masing-masing 50% pada pemupukan dasar dan
susulan 2 atau 3 bila > 75Kg
Dari table 3, 4
dan 5 dapat disimpulkan bahwa pemupukan N memiliki respon yang lebih signifikan
terhadap hasil. Tetapi untuk P dan K respon terhadap hasilnya lebih rendah.
Sehingga dapat di katakana bahwa pada tanaman jagung pupuk N bisa menjadi
faktor pembatas produksi paling besar dibandingkan pupuk P dan K, tetapi perlu
di perhatikan bahwa jika pemupukan P dan K kurang maka produksi juga akan turun
karena dua unsure ini merupakan unsure makro primer kebutuhan pupuk pada
tanaman jagung.
Tabel 6.
Rekomendasi Pemupukan Pada Lahan Sawah Berdasarkan Hasil Kajian
Urea : 450 Kg/Ha Urea : 350-425 Kg/Ha
Sp36 : 75-125 Kg/Ha atau Phonska : 300 Kg/Ha
KCL : 75 Kg/Ha
Pemberian
|
Pupuk I
|
Pupuk II
|
Pupuk III
|
Tambahan
|
Tanda Vegetatif
|
Daun 3
|
Daun 6-8
|
Daun > 10
|
Bunga jantan <25 span="">25>
|
Umur
|
7 HST
|
21-25 HST
|
>50 HST
|
|
Acuan Lain
|
BWD
|
BWD
|
BWD<4 span="">4>
|
|
Dosis pupuk
|
||||
Urea
|
100
|
100-150
|
100-150
|
75
|
Phoska
|
150
|
150
|
Populasi tanaman
optimal antara 60.000 sampai 75.000 tanaman perhektar
Jarak tanam
sebaiknya 75cm x 20 cm 1 biji perlubang, atau 75cm x 40cm 2 biji perlubang.
Jagung juga bisa
ditanam dengan system legowo dengan jarak 90-100cm x 40 cm x 20 cm 1 biji satu
lubang
Tabel 7. Penggunaan BWD Pada Lahan Sawah
Warna daun
|
Skala BWD
|
Kg N/Ha
|
Kg Urea/Ha
|
Hijau Kekuningan
|
<4 span="">4>
|
69
|
150
|
Hijau
|
4-4,5
|
58
|
125
|
Hijau Tua
|
>4,5
|
46
|
100
|
Penerapan dosis
pemupukan tanaman jagung yang di tanam di lahan sawah lebih mudah mengacu pada
table 6 Pemupukan berdasarkan rekomendasi hasil kajian di lahan sawah dan
panduan acuan lain untuk skala BWD di table 7. Sebenarnya di setiap bungkus
benih jagung yang di beli di took pertanian, perusahaan sudah mencantumkan
dosis pemupukan dan cara pemupukan serta waktu pemberiannya dan setiap benih
berbeda-beda, tetapi pada table yang saya sampaikan ini bisa sebagai referensi
bentuk keseragaman dan cara pengukuran yang lebih tepat dengan menggunakan BWD,
sehingga pemupukan lebih efisien. Di table berikutnya merupakan rekomendasi
pemupukan jagung di lahan kering / tegalan
Tabel 8.
Rekomendasi Pemupukan Pada Lahan Kering Berdasarkan Hasil Kajian
Urea : 300 Kg/Ha Urea : 200 Kg/Ha
Sp36 : 125 Kg/Ha atau Phonska : 300 Kg/Ha
KCL : 75 Kg/Ha
Pemberian
|
Pupuk I
|
Pupuk II
|
Tambahan
|
Tanda Vegetatif
|
Daun 3
|
Daun 7-8
|
Bunga jantan <25 span="">25>
|
Umur
|
7 HST
|
25-30 HST
|
|
Acuan Lain
|
BWD
|
BWD<4 span="">4>
|
|
Dosis pupuk
|
|||
Urea
|
50
|
125-175
|
75
|
Phoska
|
300
|
-
|
Tabel 9. Penggunaan BWD Pada Lahan Kering
Warna daun
|
Skala BWD
|
Kg N/Ha
|
Kg Urea/Ha
|
Hijau Kekuningan
|
<4 span="">4>
|
81
|
175
|
Hijau
|
4-4,5
|
69
|
150
|
Hijau Tua
|
>4,5
|
58
|
125
|
Penting pula
diperhatikan bahwa kandungan pupuk organik di lahan harus baik, dosis yang
dianjurkan adalah lahan sawah : 2-3 Ton/Ha, dan Lahan Kering : 3-5 Ton/Ha.
Pemupukan organik sangat memberi efek yang baik bagi tanaman jagung, saya
membuktikan sendiri pada lahan pertanian saya. Syarat pupuk organik yang baik
tentu harus sudah menjadi kompos, untuk mempercepat proses pengomposan dan
meningkatkan kualitas pupuk organik bisa memanfaatkan decomposer. Yang saya
prektekkan dan sudah terbukti bagus adalah decomposer stardec, yang bisa anda
beli di toko-toko pertanian.
Pemupukan
Organik sangat baik dilakukan sebelum benih jagung di tanam, dengan meratakan
pupuk di lahan yang siap ditanami, jangan lupa ukur pH di lahan tersebut, jika
pH asam kurang dari 6 lebih baik dilakukan pengapuran terlebih dahulu dengan menggunakan
kapur pertanian / dolomite bersama dengan pemupukan organik. Pupuk harus
benar-benar merata dan tipis karena jika tidak rata (menumpuk) maka akan
menjadi tempat hama uret, yang tentu saja hama tersebut nanti bisa memakan akar
tanaman jagung dan menyebabkan kematian tanaman
2 comments
Write commentssupaya jagung berbongkol besar, haruskah saya memetik calon bongkol dalam tangkal yang sama?
Replyterima kasih sudah berkunjung. Jagung ada beberapa varietas yang memang memiliki tongkol besar seperti P21 dan Pertiwi, jadi jika Bpk/Ibu ingin mendapatkan jagung tongkol besar pertama yang harus di perhatikan adalah pemilihan benihnya, pilih yang bisa bertongkol besar. Selanjutnya benih varietas tongkol besar tersebut bisa benar-benar menghasilkan buah bertongkol besar jika pengaturan jarak tanam dan pemupukannya tepat. Jarak tanam yang terlalu rapat membuat tongkol semakin kecil, walaupun varietasnya bertongkol besar. Demikian pula pupuknya, semakin tepat pemupukan maka tanaman akan tumbuh semakin baik dan dapat membentuk tongkol yang besar. Rekomendasi jarak tanam dan pemupukan dapat dilihat pada label benih tersebut. Jika memang varietas yang anda pilih tidak bertongkol dua, maka perlu dilakukan pengurangan tongkol apabila muncul tongkol dua, agar pembentukan biji pada tongkol semakin maksimal. Misalkan varietas Pertiwi setelah ditanam muncul 2 tongkol, maka perlu dilakukan pengurangan tongkol yang muncul terakhir karena varietas ini bertongkol satu. Demikian, semoga membantu
ReplySilahkan memberi komentar yang membangun EmoticonEmoticon