gejala serangan keong mas |
Keong mas (Pomacea canaliculata) menjadi salah satu hama
penting yang selalu meyerang tanaman padi di sentra-sentra produksi pangan.
Keong mas merusak tanaman dengan cara memarut jaringan tanaman dan memakannya
sehingga bibit hilang.
telur keong mas |
Waktu kritis pengendalian keong mas
adalah saat 10 HST(hari setelah tanam) atau 20 HSS (hari setelah sebar
benih/benih basah). Jika di sawah diketahui terdapat telur berwarna merah muda
dengan berbagai ukuran, maka perlu dilakukan pengaturan air.
Keong mas sangat menyukai tempat yang
tergenang air. Serangan keong mas sangat berdampak ada tingkat produksi padi.
Salah satu pengendaliannya adalah dengan mencegah introduksi keong mas pada
areal baru. Jika keong mas memasuki areal salah baru maka keong mas akan cepat berkembang
biak, terutama pada lahan yang selalu tergenang air. Apabila sudah demikian
hama ini akan sulit dikendalikan.
Pengendalian keong mas hendaknya
memperhatikan dan mereapkan pengendalian hama secara terpadu (PHT) dan
berkesinambungan, jadi meski tanaman padi telah besar berumur >30 HST
pengendalian harus tetap dilaksanakan. Hal tersebut bertujuan untuk mencegah
serangan di musim berikutnya di areal yang sama dan areal sawah sekitarnya.
siklus hidup keong mas |
Pengendalian hama secara kimia juga bisa
menjadi alternative solusi terakhir, tetapi perlu diingat pengendalian hama
secara kimia juga memiliki dampak yang tidak baik dan merugikan antara lain
resistensi, resurgensi dan residu pestisida. Untuk itu perlu dilakukan upaya
untuk mengendalikan menggunakan pestisida nabati terlebih dahulu.
Pengendalian keong mas yang ramah
lingkungan dapat dilakukan dengan tanaman-tanaman antraktan/pemikat. Tumbuhan
tersebut adalah daun papaya, daun lamtoro, daun ketela pohon dan bekatul. Bisa
juga menggunakan tumbuhan kangkung, tetapi jika tidak segera di bersihkan sisa
tumbuhannya bisa menjadi gulma di sawah. Bahan-bahan sebagai antraktan tersebut
sangat mudah didapat dan ramah lingkungan.
Daun-daun yang dijadikan antraktan
tersebut diletakkan di setiap sisi petakan lahan sawah. Kalau petani
mengenalnya dengan istilah “sukon”, “sukon” ini bisasanya selalu tergenang air
karena fungsinya sebagai drainase pada lahan pertanian. Keong mas akan memakan
daun tersebut kemudian keong mas dapat di kumpulkan menggunakan jarring atau di
ambil langsung dengan tangan.
Dari praktek langsung pada padi varietas
ciherang dengan umur dari vegetative ke genaretif 18 minggu (120 hari). Daun
papaya dapat mengendalikan 25.344 ekor dengan rata-rata 211,2 ekor/hari/titik
umpan. Daun lamtoro dapat mengendalikan 17.370 ekor dengan rata-rata 144,75
ekor/hari/titik umpan. Daun ketela pohon dapat mengendalikan 16.164 ekor dengan
rata-rata 134,7 ekor/hari/titik umpan. Sedangkan dengan bekatul dapat
mengendalikan 5.490 ekor dengan rata-rata 45,75 ekor/hari/titik umpan.
Melalui cara pengendalian terebut makan
produksi padi bisa meningkat karena intensitas serngan hama menjadi menurun.
Hasil pengujian membuktikan bahwa daun papaya merupakan tumbuhan antraktan yang
cocok dan efektif.
Selain cara tersebut, pengendalian keong
mas yang sesuai dengan prinsip pengendalian secara terpadu (PHT) dapat
dilakukan dengan rincian sebagai berikut
a.
Pratanam
Cara pengandalian pada fase pratanam adalah dengan
mengambil keong mas secara langsung dan memusnahkannya secara mekanis
b.
Persemaian
Cara pengendalian pada saat persemaian adalah dengan
menyebar beih lebih banyak dari biasanya untuk sulaman
c.
Stadia vegetative
Pada stadia vegetative dapat dilakukan dengan
menanam bibit lebih banyak dan umurnya lebih tua (lebih dari 21 HSS), bisa juga
dengan menerapkan pola tanam system Hazton. Tidak lupa juga penting melakukan
pengairan lahan secara berselang
Saringan yang terbuat dari anyaman bambu atau bisa
juga menggunakan kawat untuk menyaring pasir (paling bagus yang ada warnanya
hijau/ada plastiknya yang melekat karena lebih tahan terhadap karat sehingga
awet). Saringan tersebut diletakkan pada saluran masuknya air ke lahan
pertanian, pemasangan harus rapat untuk mencegah adanya keong yang masuk di
sela saringan dengan pematang.
d.
Stadia generative dan setelah panen
Pengendalian pada fase ini bisa dilakukan dengan
mengambil secara langsung, dan setelah panen bisa menggunakan itik yang
digembalakan.
Silahkan memberi komentar yang membangun EmoticonEmoticon