daging sapi |
Daging
yang berada dalam tubuh sapi atau ternak yang masih hidup masih dalam kondisi
steril. Tetapi, apabila sapi atau ternak sudah disembelih daging tersebut akan
mendapatkan kontak dengan pisau, tangan, udara dan lingkungan sekitar yang bisa
menyebabkan daging menjadi tidak steril lagi. pada proses penyembelihan dan
pengolahan daging inilah kontaminasi yang menyebabkan kerusakan daging terjadi.
Untuk
mengatasi hal tersebut ada 3 cara umum yang dapat dilakukan yaitu : melakukan
praktek higienis, pengaturan temperatur yang sesuai, dan memberi kemasan vacum.
Ketiga cara tersebut sangat memungkinkan dilakukan pada skala rumah tangga
ataupun tempat pemotongan dan bisnis penjualan daging. Agar daging tetap
higienis dan segar.
1.
Praktek
Higienis
Dalam daging terdapat berbagai macam komposisi mulai dari air,
protein lemak dan mineral yang menjadi pendukung untuk tumbuh dan berkembangnya
bakteri. Praktek higiensi merupakan hal pertama yang penting untuk diterapkan
dalam menjaga daging tetap baik.
Bakteri pada umumnya memiliki sifat merusak dan membusukkan.
Mikro organisme ini memiliki kemampuan berkembang biak dengan sangat cepat bila
mendapatkan lingkungan yang cocok, seperti pada media yang banyak mengandung
air, media yang kaya akan nutrisi protein, lemak, vitamin, oksigen, temperatur
kamar (5-600C ), dan lingkungan yang kotor. Karena bersifat mikro,
maka bakteri tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Namun aktivitasnya dapat
terlihat dengan mata telanjang misalnya : pembusukan. Warna daging yang telah
busuk tidak lagi segar lagi, warnanya biru kehijauan, berlendir dan ada aroma
busuk.
penjualan daging di pasar |
a.
Escherichia coli
Merupakan bakteri yang terdapat
pada bagian usus, yang dapat mengkontaminasi daging saat hewan dipotong. Jenis
bakteri Escherichia coli tipe O157:H7 adalah tipe yang dapat memproduksi
sejumlah besar toksin yang menyebabkan kerusakan dinding usus. Penyakit yang
disebabkan oleh Escherichia coli adalah Hemorrhagic colitis dan ditandai dengan
diare berdarah. Escherichia coli O157:H7
akan mati jika daging dimasak sampai matang.
b.
Salmonella
Bakteri Salmonella biasanyya banyak terdapat pada produk unggas/karkas
ayam/ telur , terutama yang diletakkan atau disimpan dalam suhu kamar selama
beberapa jam. Gejala penyakit karena infeksi Salmonella adalah muntah,
diare, demam dan sakit perut. Pencegahan dari bakteri Salmonella antara lain adalah dengan cara (1) tidak menympan produk
daginmg bersama-sama dengan produk ayam tanpa dikemas, (2) tidak menggunakan
peralatan (pisau, talenan) yang sama untuk proses ayam dan daging, (3) tidak
membeli produk dari pedagang yang tidak mempraktekkan higienis, (4) memanaskan
makanan pada suhu 62 0C selama 30 menit atau 72 0C selama
15 detik efektif memusnahkan sejumlah 1200 spesies Salmonella dalam makanan.
c.
Listeria
monocytogenes
Listeria
monocytogenes merupakan bakteri penyebab penyakit melalui
peralatan yang kotor dan pada bahan makanan seperti susu, olahan susu, unggas ,
produk unggas, sayur-sayuran, salad, dan seafood. Berbeda dengan bakteri yang
lain Listeria monocytogenes mampu berkembang biak pada suhi dingin di
kulkas, yaitu 4,4- 6,1 0C, dan memiliki 4 kali ketahaan terhadap
panas dari pada salmonella. Pencegahan yang dapat dilakukan adalah : (1)
memasak produk daging sampai matang, (2) melakukan praktek higiensi (peralatan,
diri dan lingkungan), (3) tidak membi daging dari pedagang yang tidak
menerapkan higienis.
d.
Clostridium
botulinum
Bakteri ini menghasilkan toksin/
racun yang akan menyerang sistem syaraf manusia dan gajala ini akan terlihat
12-48jam setalah mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi. Clostridium botulinum merupakan bakteri yang bersifat anaerob
artinya tidak memerlukan oksigen dalam pertumbuhannya sehingga tetap dapat
hidup pada makanan yang telah di kemas vacum ataupun makanan kaleng.
Pencegahannya dalap dilakukan dengan memasak pada suhu 80 0C selama
10 menit akan menoaktifkan toksin, sedangkan memasak pada suhu yang lebih
tinggi dan lebih lama akan menghancurkan spora (suatu bentuk media yang
dibentuk bakteri bila berada pada kondisi lingkungan yang tidak sesuai untuk
pertumbuhan)
e.
Staphylococcus
aureus
Staphylococcus
aureus akan menghasilkkan toksin yang tahan panas dan mengkontaminasi
makanan yang kaya protein , seperti daging, telur dan susu. Toksin Staphylococcus aureus diproduksi saat daging yang sudah matang
diletakkan pada suhu kamar lebih dari 2 jam. Toksin yang telah terbentuk tidak
dapat dihancurkan dengan memanaskan kembali daging yang telah matang tersebut.
Gejala keracunan seperti muntah dan sakit perut akan muncul 2-6jam setelah
mengkonsumsi daging yang terkontaminasi. Pencegahan dilakukan dengan melakukan
praktek higienis dan tidak sembarang membeli produk olah daging yang sudah
dalam keadaan siap makan yang sudah terlalu lama dipajang tanpa adanya pemanas
Praktek
higienis seperti yang sering di sebutkan di atas dapat dirinci dalam beberapa
aktivitas yaitu :
a.
Kebersihan diri , dalam kebersihan diri terdapat
beberapa poin penting yaitu (1) kebiasaan mencuci tangan, ada lima hal yang
perlu diperhatikan dalam mencuci tangan agar menjadi bersih yaitu menggunakan
sabun dan air yang mengalir, menggosok tangan dengan tekanan, mencuci tangan
sampai pergelangan tangan, kedua belah tangan, telapak tangan, antara jari, dan
dibawah kuku , membilas dengan air yang mengalir, dan mengeringkan tangan
menggunakan kertas serap / tisu setalah itu tisu tersebut di buang, (2) tidak
berambut gondrong dan berkuku panjang, (3) tidak menggaruk-garuk anggota tubuh
(kepala, telinga) saat sedang menangani produk daging, (4) tidak mengeluarkan
kotoran dari lubang hidung dan meludah pada saat menangani produk daging, (5)
tidak menggunakan perhiasan (jam, cincin) saat menangani produk daging, (6)
menggunakan penutup rambut (hair net) dan apron (celemek) saat menangani produk
daging. Bila sudah selesai, maka penutup rambut dan apron harus dicuci bersih,
(7) tidak menangani produk daging bila sedang sakit (flu, batuk, tifus, dll)
atau bila ada bagian tubuh yang terluka, (8) tidak merokok saat menangani
produk daging.
b.
Kebersihan peralatan, dengan urutan kerja (1)
membuang sisa makanan yang menempel pada peralatan (pisau, talenan, dll), (2)
mencuci peralatan menggunakan air panas (mengikis lemak) dan digosok, (3)
mencuci dengan sabun, (4) membilas dengan air bersih yang mengalir, (5)
melakukan proses desinfektan (membunuh bakteri), (6) peralatan dikeringkan.
c.
Memahami cross contamination (kontaminasi silang)
sebagai berikut (1) tidak menyimpan produk daging dengan produk kaya protein
lain, seperti telur, unggas, susu untuk menghindari berpindahnya bakteri ke
produk daging, (2) tidak menggunakan peralatan (pisau, talenan, dll) bersamaan
untuk mengolah produk daging dengan produk makanan kaya protein lainnya ,
(3) mencuci tangan terlebih dahulu
ketika akan menangani produk bukan daging, dan setelah selesai mencuci tangan
lagi sebelum mengerjakan produk daging atau produk lainnya, (4) tempat sampah
yang penuh harus egera di buang
d.
Usaha preventif (pencegahan), dilakukan dengan
cara (1) tidak membeli daging dari sumber (pedagang, pengusaha daging,
retailer) yang tidak mengenal jelas asal usul daging yang di jual, (2) tidak
membeli daging dari sumber (pedagang, pengusaha daging, retailer) yang tidak
higienis, (3) memasak daging sampai tingkat kematangan penuh (well done), (4)
tidak membeli daging matang yang telah lama di pajang tnpa ada pemanas.
2.
Pengaturan
Temperatur
Temperatur yang aman untuk menyinpan produk daging segar
adalah pada temnperatur 0-5 0C atau ada pula yang merekomendasikan
pada suhu yang lebih rendah yaitu minus 1 sampai dengan 00C. Ada 2
cara penyimpanan produk daging yang berkaitan dengan temperatur yaitu :
a.
Penyimpanan dingin
Pada penyimpanan dingi temperatur
yang direkomendasikan adalah minus 1 sampai dengan 0 0C (umumnya 0-50C).
Tenperatur tersebut tidak membuat daging menjadi beku, karena titik beku daging
adalah minus 1,5 0C. Tempat untuk melakukan penyimpanan dingin biasa
disebut dengan refrigenerator atau kulkas( untuk skala rumah tangga ) atau
chiller room (untuk skala industri). Dengan penurunan suhu hingga minus 1 0C
maka dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Tetapi perlu diingat bahwa jumlah
kontaminasi bakteri pertama kali dipengaruhi oleh adanya praktek higienis atau
tidaknya dalam pengolahan daging. Pendininginan terbukti bisa mempertahankan
kualitas daging, seperti aroma, warna, tenderness (keempukan) , juicines
(sari), dan nilai gizi. Daya tahan daging yang disimpan pada temperatur minus 1
- 00C adalah 2-3 hari, dengan kondisi daging yang tidak dikemas
vakum. Pengananan daging yang akan disimpan dingin adalah sebagai berikut (1)
daging segar yang tidak akan digunakan lagi dibungkus menggunakan plastik film
(wrapping film). Penggunaan plastik film ini dimaksudkan agar permukaan daging
tidak kering karena temperatur yang rendah, (2) daging yang telah dibungkus
dimasukkan ke dalam refrigenerator / chiller dan ditempatkan pada bagian yang
dingin, (3) bila setiap hari ada proses keluar masuk daging dari refrigenerator
, maka pola FIFO (First In First Out) harus ditetapkan, dengan menuliskan
tanggal saat daging dimasukkan. Bila ternyata setelah 3 hari daging masih
tersisa dalam refrigenerator, daging sebaiknya dipindahkan ke freezer , yaitu
disimpan beku dengan membungkus daging dengan kemasan plastik yang tebal.
b.
Penyimpanan beku
Pembekuan daging dapat dilakukan
dengan meletakkan daging dalam freezer (bagian atas pada refrigenerator) atau
freezer room (untuk skala industri). Temperatur yang direkomendasikan untuk
pembekuan adalah minus 18 0C sampai dengan minus 20 0C
dengan sistem pembekuan cepat (air blast freezer). Ketahanan daging yang
disimpan dalam bentuk beku adalah 3-6 bulan. Yang harus diperhatikan dalam
proses pembekuan adalah tidak boleh sering terjadi fluktuasi temperatur, yang
akan mengakibatkan pencapaian titik beku pada bagian tengah daging menjadi
lambat. Bebrapa hal yang harus difahami dalam proses pembekuan daging adalah :
(1) produk daging yang akan di bekukan harus dalam kondisi fresh sejak awal,
(2) daging dibungkus dengan kemasan plastik agak tebal dan di kemas rapat agar
daging tidak mengalami dehidrasi (freezer burn). Daging yang mengalami
dehidrasi akan mengalami perubahan warna di permukaan daging (cokelat
kehitaman) dan setelah diolah daging akan terasa alot dan terjadi penyimpangan
citarasa. (3) pembekuan tidak membuat bakteri menjadi. Pada kondisi beku ,
bakteri akan membentuk spora untuk melindungi dirinya. Pada kondisi tersebut,
bakteri dalam kondisi dorman atau tidur dan dapat diartikan bahwa bakteri berhenti
atau lambat dalam berkembang. Sehingga pada daging yang sudah tidak fresh dan
mulai membusuk jika di bekukan maka tidak akan mengeluarkan bau lagi karena
bakteri yang ada di daging tersebut menjadi dorman, dan hal inilah yang sering
menjadi kesalahan dalam proses pembekuan yaitu memasukkan daging yang sudah
tidak fresh lagi, (4) produk daging yang telah dibekukan apabila mau di
thawing/ dicairkan harus diusahakan segera diproses secepatnya (habis) , karena
bakteri yang telah mengakhiri masa dorman aktivitas merusaknya akan jauh semakin
tinggi, (5) produk daging beku apabila sudah di thawing/ dicairkan bila masih
tersisa maka tidak boleh di bekukan lagi, namun harus dalam keadaan dingin. Rekomendasi
thawing yang paling bagus adalah dengan membiarkan daging beku mencair perlahan
di dalam refrigenerator atau chiller, keuntungan cara ini adalah drips sedikit
sehingga kandungan nutrisi daging bisa dipertahankan. Drips adalah cairan di
dalam daging (bukan darah) yang akan keluar dari daging beku saat di thawing. Kelemahan
cara ini adalah membutuhkan waktu yang lama (kurang lebih 12-24 jam untuk
thawing steak tergantung ketebalannya).
3.
Kemasan
Vacum
Kemasan vacum (kemasan hampa udara) adalah sejenis plastik
yang merupakan kopolimer dari vinylidine chloride dan vinyl chloride yang dapat
mengkerut apabila dipanaskan. Standar palstik kemasan yang sekarang berkembang
adalah Wrap S dan Cry O Vac. Teknologi pengemasan
vacum adalah sebagai berikut : produk daging segar yang telah dimasukkan ke
dalam kemasan vacum , sehingga udara yang ada di dalam kemasan tersedot keluar
, kemudian pada jarak tertentu dari produk, kemasan dikelim. Kemasan yang berisi
produk di rendam dalam wadah yang berisi air panas ( 880C sampai
dengan 99 0C). Kemasan daging akan mengekrut dan akan mengisi ruang
pada permukaan daging, sehingga memberikan ketahanan yang baik pada produk
daging. Pengeluaran udara memelui vacum pada proses awal pengemasan dimaksudkan
adalah mengeluarkan oksigen sehingga pertumbuhan bakteri dapat terhambat,
karena untuk berkembng bakteri memerlukan oksigen. Bebrapa hal yang harus
diperhatikan saat proses vacum adalah (1) kondisi vacum tidak akan menyebabkan
bakteri mati , kondisi vacum hanya memperlambat pertumbuhan bakteri aerob
(memerlukan oksigen dalam pertumbuhannya), (2) jumlah bakteri yang terkandung
dalam daging tergantung pada proses awal penyembelihan atau pemotongan yang
higienis atau tidak. (3) daging yang dikemas vacum harus segera di simpan dalam
chiller dalam temperatur minus 1 sampai dengan 0 0C. Bila terjadi
fluktuasi temperatur daging maka pada daging akan keluar weep. Sama seperti
drips, weep adalah cairan bukan darah yang keluar apabila terjadi kenaikan
temperatur daging, (4) daging yang dikemas dengan vacum harus mendapatkan
penanganan yang telaten, artinya saat mengambil daging sebaiknya menggunakan
dua tangan dan tidak boleh menarik kemasan vacum. Karena apabila tertarik maka
kemasan yang mengisi ruang daging akan mengendur dan bisa menjadi tempat
mengeluarnya weep keluar dari daging, (5) kemasan daging tidak boleh bocor,
jika bocol walaupun kecil maka akan menyebabkan oksigen masuk ke dalam daging
dan mengaktifkan bakteri yang merusak daging, apabila kemasan ada yang bocor
maka daging tersebut menjadi prioritas terlebih dahulu untuk di proses.
Daging segar yang dikemas vacum akan memiliki ketahanan 12
minggu (3 bulan) dengan syarat sebagai berikut (1) menangani daging yang di
vacum dengan telaten, (2) menyimpan daging yang divacum pada temperatur minus 1
0C sampai dengan 0 0C,
tanpa ada fluktuasi temperatur, (3) kemasan vacum tidak bocor.
2 comments
Write commentsBisakah daging ayam yg sudah di vacuum dan di dinginkan lalu di kirim kurir spt gojek/grab sameday ?
ReplyJadi daging yg sudh di keluarkan dari pendingin kira kira tahan seharian ngga ?
Jika dilakukan pengiriman disarankan untuk menggunakan box yang diberikan icegel untuk menjaga kualitas daging. Jika melakukan pengiriman tanpa box pendingin kami sarankan agar daging dimasak setengah matang dan divacum
ReplySilahkan memberi komentar yang membangun EmoticonEmoticon