Air
sangat penting bagi kehidupan manusia, begitu juga pada bidang pertanian. Dalam
budidaya tanaman jika air tidak tersedia akan menyebabkan tanaman tidak
berproduksi/ mati. Unsur penting makro yang dibutuhkan tanaman untuk dalam
jumlah banyak dapat hidup yaitu Air dan pupuk terutama unsure N P dan K.
Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan air bagi pertanian, hal yang penting
adalah dengan mengelola sumberdaya air. Berikut adalah beberapa teknologi dalam
mengelola sumberdaya air :
- Teknologi panen hujan dan aliran permukaan
Teknologi panen
hujan dan aliran permukaan adalah teknologi yang didasarkan atas penampungan
kelebihan air pada musim hujan dan pemanfaatannya untuk musim kemarau.
TeknologiPanen Hujan merupakan salah satu alternative teknologi pengelolaam
air. Teknologi ini pada prinsipnya menyimpan dimusim hujan dan memasok air di
musim kemarau. Beberapa teknologi panen hujan dan aliran permukaan yang dapat
digunakan adalah teknologi embung dan
dam parit :
a. Teknologi embung
Embung
berfungsi sebagai tempat resapan air yang dapat meningkatkan kemampuan
menyimpan air tanah, serta menyediakan air di musim kemarau. Beberapa
keuntungan teknologi embung adalah :
1) Menyimpan air yang berlimpah pada musim hujan, sehingga dapat
mengurangi aliran permukaan, erosi dan bahaya banjir di daerah hilir;
2) Air yang tertampung dapat dimanfaatkan pada saat musim kemarau;
3) Dapat menunjang pengembangan usahatani di lahan kering khususnya sub
sector tanaman pangan, perikanan, dan peternakan;
4) Dapat menampung tanah tererosi sehingga memperkecil pendangkalan ke
sungai.
Untuk
menerapkan teknologi embung, perlu diperhatikan beberapa criteria dalam memilih
lokasi embung, yaitu :
1) Harus memeprtimbangkan jarak antara saluran air;
2) Lahan dengan kemiringan 5-30%;
3) Diutamakan dribuat pada tanah-tanah yang memiliki tekstur liat dan
atau lempung.
b. Teknologi dam parit
Teknologi
dam parit adalah suatu cara untuk mengmpulkan / membendung aliran air pada
suatu parit. Tujuannya untuk menampung aliran air permukaan. Airnya selain
dapat digunakan untk mengaliri lahan di sekitarnya, juga dapat menurunkan
kecepatan aliran air, erosi, dan sedimentasi.
Pada
prinsipnya teknologi dam parit bertujuan untuk :
1) Menurunkan debit puncak, yaitu masuknya jumlah air paling tinggi
yang terjadi pada aliran. Dengan dibangunnya dam parit yang memotong aliran
akan mengurangi kecepatan aliran parit;
2) Memperpanjang waktu respon, yaitu memperpanjang selang waktu antara
saaat curah hujan maksimum dengan debit maksimumnya. Dengan lamanya air
tertahan dalam Daerah Aliran Sungai (DAS), maka sebagian air akan meresap ke
dalam tanah untuk mengisi cadangan air tanah dan sebagian air dapat dialirkan
ke lahan yang membutuhkan air/ lahan yang tidak pernah mendapatkan air irigasi
melalui parit-parit.
Keuntungan
pembangunan dam parit di antaranya adalah sebagai berikut :
1) Dapat mengurangi resiko erosi tanah dan banjir di daerah hilir;
2) Menekan resiko kekeringan ;
3) Meningkatkan luas lahan yang dapat dibudidayakan;
4) Meningkatkan intensitas, jenis dan pola tanam;
5) Meningkatkan variasi pola penggunaan lahan (padi, sawah, ,palawija);
6) Meningkatkan jenis komoditas yang diusahakan (padi, jagung, kedelai,
kacang tanah, sayuran, dan buah-buahan);
7) Meningkatkan produktivitas lahan dan pendapatan petani.
- Teknologi Irigasi
a. Sumur renteng
Sumur
renteng adalah teknologi irigasi yang cocok dikembangkan pada tanah tekstur
berpasir. Tanah jenis ini memeiliki kemampuan yang sangat tinggi sehingga tidak
mampu menyimpan air dalam waktu lama. Prinsip sumur renteng adalah menampung
air untuk irigasi dalam sebuah bak penampungan yang terhubung dengan bak
penampungan lain melalui pipa di bawah tanah, persis dengan prinsip kerja
benjana berhubungan. Manfaat dari sumur renteng yaitu :
1) Efisiensi air karena irigasi cukup diberikan pada bak penampungan
utama;
2) Resiko kehilangan air selama pendistrribusian dapat diminimalkan
karena irigasi dari bak penampungan dapat menjangkau zona perakaran tanaman
secara langsung;
3) Mengurangi tenaga kerja, terutama pada saat pengangkutan air dari
sumber air utama ke lahan.
b. Irigasi Kapiler
Irigasi
kapiler ccok dikembangakan di daerah yang memiliki topografi terjal dan sumber
air yang relative terbatas. Prinsip dasar irigasi kapiler adalah memanfaatkan
air dari sumber mata air atau sungai yang disalurkan menuju bak penampungan
secara grafitasi menggunakan pipa PVC. Dari bak penampungan, kemudian
didistribusikan menggunakan selang plastik kapiler.
c. Irigasi Tetes
Sistem
irigasi tetes merupakan system untuk memasok air dan pupuk tersaring ke dalam
tanah melalui suatu pemancar. Sistem irigasi tetes bekerja dengan mengalirkan
air dengan debit kecil, stabil serta tekanan.
Air
akan menyebar di tanah baik ke samping maupun ke bawah karena gaya kapiler dan
grafitasi. Bentuk sebarannya tergantung jenis tanah, kelembapan, dan jenis
tanaman. Jenis tanaman yang dialiri dengan irigasi tetes biasanya yang ditanam
dalam barisan, umumnya berupa tanaman holtikultura dan sayur-sayuran.
Sistem
irigasi tetes ini bekerja dengan baik pada panjang baris tanaman bervariasi
anatara 40 meter hingga 150 meter dengan ukuran per plot berkisar antara 0.2
sampai dengan 1 Ha, bentuk lahan bujur sangkar ataupun persegi pada topografi
datar dan seragam atau kemiringan 3% dan laju infiltrasi <20mm jam.="" span="">20mm>
Keuntungan
irigasi tetes antara lain :
1) Efisiensi sangat tinggi (penguapan rendah, tidak ada gerakan air di
udara, tidak ada pembahasahan daun, aliran rendah, pengairan dibatasi disekitar
tanaman pokok);
2) Respon tanaman lebih baik sehingga produksi, kualitas, kan
keseragaman produk;
3) Tidak mengganggu aerasi tanah, dapat dipadu dengan unsure hara;
4) Mengurangi perkembangan serangga, penyakit dan jamur;
5) Lahan tidak terganggu karena pengolahan tanah, siraman, dll;
6) Meningkatkan pengairan permukaan;
7) Bias diletakkan di bawah mulsa plastic, bias diterapkan di daerah
bergelombang.
Irigasi
tetes bagi sebagian orang merupakan teknologi yang mahal, dan hanya
diperuntukkan bagi tanaman yang bernilai ekonomi tinggi. Tetapi dewasa ini
system irigasi tetes banyak diadaptasi dengan menggunakan bahan-bahan yang
tersedian di sekitar petani.
d. Irigasi macak-macak
Irigasi
macak-macak adalah teknik pemberian air yang bertujua membasahi lahan hingga
jenuh, tanpa perlu lahan tersebut tergenangi hingga mencapai ketinggian
tertentu. Teknik irigasi macak-macak akan berpengaruh pada penggunaan air yang
sangat efisien. Genangan dalam (10-15cm) seperti yang dilakukan petani pada
umumnya dapat menyebabkan tingginya kehilangan air yang di dalamnya juga
terlarut unsure hara, sehingga tingkat kehilangan hara juga menjadi tinggi.
Beberapa
hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian air irigasi macak-macak dan tidak
secara terus-menerus (rotasi) hasilnya tidak berbeda nyata dengan genangan
tinggi secara terus-menerus.
Efisiensi
penggunaan air merupakan aspek penting berkenaan dengan upaya peningkatan nilai
ekonomi produksi pertanian pada lahan beririgasi. Efisiensi penggunaan air pada
lahan yang diirigasi secara macak-macak hamper 2-3kali lebih tinggi disbanding
dengan lahan yang digenangi terus-menerus.
Penerapan
teknologi macak-macak juga efektif untuk mengurangi serangan hama keong mas.
Keong mas dapat bergerak cepat jika sebagian besar badannya berada di bawah
permukaan air, namun sebaliknya sulit bergerak di tempat yang macak-macak.
e. Teknologi irigasi curah
Mendistribusikan
air dengan cara menyemprotkan air ke udara dan menjatuhkannya di sekitar
tanaman seperti hujan. Penyemprotan dibuat dengan mengalirkan air bertekanan
melalui orifice kecil atau nozzle. Tekanan biasanya dipadatkan dengan pemompaan
dan untuk mendapatkan penyebaranair yang seragam diperlukan pemilihan ukuran
nozzle, tekanan operasional, spasing sprinkler dan laju infiltrasi tanah yang
sesuai.
Kesesuaian
irigasi curah :
1) Irigasi curah dapat digunakan hamper semua tanaman;
2) Cocok pada hamper semua jenis tanah, kecuali untuk tanah bertekstur
liat halus, dimana laju infiltrasi kurang dari 4 mm/ jam;
3) Tidak cocok pada kondisi kecepatan angin lebih besar dari 13 km/
jam.
Keuntungan
penerapan irigasi curah :
1) Efisiensi dalam pemakaian air;
2) Dapat digunakan untuk lahan dengan topografi bergelombang dan
kedalaman tanah yang dangkal, tanpa diperlukan perataan lahan;
3) Cocok untuk tanah berpasir di mana laju infiltrasi biasanya cukup
tinggi;
4) Aliran permukaan dapat dihindari sehingga memperkecil kemungkinan
terjadinya erosi;
5) Pemupukan terlarut, herbisida dan fungisida dapat dilakukan
bersama-sama dengan air irigasui;
6) Biaya tenaga kerja untuk operasi biasanya lebih kecil daripada
irigasi permukaan;
7) Dengan tidak diperlukannya saluran terbuka, maka tidak banyak lahan
yang tidak dapat ditanami;
8) Tidak mengganggu operasi alat dan mesin pertanian
Berbagai
factor pembatas penggunaan irigasi curah adalah :
1)
Kecepatan dan
arah angin berpengaruh terhadap pola penyebaran air;
2)
Air irigasi
harus cukup bersih bebas dari pasir dan kotoran lainnya;
3)
Investasi awal
cukup tinggi;
4)
Diperlukan tenaga
penggerak di mana tekanan air berkisar antara 0,5-10Kg/ cm2.
f.
Teknologi
irigasi parit
Irigasi parit merupakan salah satu teknik irigasi
lahan kering untuk tanaman palawija jagung, kedelai dan kacang tanah atau
sayuran. Dibandingkan dengan irigasi konvensional (genangan) teknik ini
membutuhkan air lebih efisien karena irigasi hanya disalurkan pada parit yang
berada di samping baris tanaman. Parit berukuran lebar 35-40 cm pada bagian
atas dan 15-20 cm pada bagian bawah dengan kedalaman 10-15 cm. Jarak antar
parit anatara 80-100cm tergantung jarak tanam.
Sumber air irigasi parit dapat berasal dari
saluran irigasi atau dari air tanah yang dinaikkan menggunakan pompa. Agar
efisien, kebutuhan dosis irigasi dan interval pemberian irigasi harus
mempertimbangkan karakteristik tekstur tanah, jenis dan tahap pertumbuhan
tanaman, kedalaman perakaran, serta evapotranspirasi.
g. Teknologi sumur resapan
Pembangunan sumur resapan dilakukan sebagai upaya
mengantisipasi kekeringan. Teknologi ini merupakan salah satu kegiatan
konservasi air sebagai upaya untuk meningkatkan valome air tanah di daerah
pertanian dan uapaya penanggulangan dampak bencana alam kekeringan. Pembangunan
sumur resapan dilakukan secara swakelola (padat karya) agar masyarakat mampu
mengembangkan sumur resapan dan merasa memiliki sejak dini. Dalam pembuatan
sumur resapan, penting memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Bangunan sumur resapan terdiri dari :
-
Saluran air
sebagai jalan untuk air yang akan dimasukkan ke dalam sumur;
-
Bak kontrol
yang berfungsi untuk menyaring air sebelum masuk sumur resapan ;
-
Pipa
pemasukan atau saluran air masuk. Ukurannya tergantung jumlah aliran permukaan
yang akan masuk sumur resapan;
-
Sumur resapan;
-
Pipa pembuangan
yang berfungsi sebagai saluran pembuangan jika air dalam sumur resapan sudah
penuh.
2) Beberapa kektentuan teknis untuk pembangunan :
-
Sumur resapan
ditempatkan di daerah hulu/ atas kawasan sumur-sumur gali dan sumur bor yang
dimanfaatkan untuk irigasi pertanian
-
Untuk menjaga
pencemaran air kedalaman sumur resapan harus diatas kedalaman muka air tanah
tidak tertekan yang ditandai oleh adanya mata air tanah;
-
Untuk mendapatkan
jumlah air yang memadahi, kawasan sumur resapan minimal memiliki limpasan air
yang cukup tinggi dan penempatan sumur adalah di dekat alur-alur limpasan
(parit) untuk memudahkan pengambilan airnya;
-
Sebelum air
hujan yang berupa aliran permukaan masuk ke dalam sumur melalui saluran air,
sebaiknya dilakukan penyaringan air di bak kontrol terlebih dahulu;
-
Penyaringan ini
dimaksudkan agar sampah dan kotoran tidak terbawa masuk ke sumur dan menyumbat
pori-pori lapisan aquifer yang ada;
-
Untuk menahan
tenaga kinetis air yang masuk melalui pipa pemasukan, dasar sumur yang berada
di lapisan kedap air dapat diisi dengan batu belah atau ijuk;
-
Pada dinding
sumur tepat di depan pipa pemasukan, dipasang pipa pengeluaran yang letaknya
lebih rendah daripada pipa pemasukan untuk antisipasi manakala terjadi
overflow/luapan air di dalam sumur. Bila tidak dilengkapi dengan pipa
pengeluaran, air yang masuk ke sumur harus dapat diatur misalnya dengan sekat
balok dan lain-lain. Diameter sumur bervariasi tergantung pada besarnya curah
hujan , luas tangkapan air, konduktifitas hidrolika lapisan aquifer, tebal
lapisan aquifer dan daya tampung lapisan aquifer. Pada umumnya diameter
berkisar antara 1-1,5cm tergantung pada tingkat kelabilan/ kondisi lapisan
tanah dan ketersediaan dana yang ada, dinding sumur dapat dilapisi pasangan
batu bata, buis beton atau bahan-bahan spesifik lokasi yang kuat menahan tanah.
Dinding sumur tersebut dibuat lubang-lubang agar air dapat meresap juga secara
horisontal. Apabila struktur tanah kuat/tidak mudah longsor maka dinding tidak
perlu dilapisi sampai dasar, tetapi cukup setinggi ±2 meter dari atas untuk menahan tutup sumur. Dengan
konstruksi sederhana tersebut diharapkan jumlah sumur resapan yang dibangun
lebih dari satu buah.
3) Pelaksanaan konstruksi
a) Saluran air
·
Adalah
saluran ketika terjadi hujan dilewati aliran air permukaan, jadi merupakan
alur-alur alami atau parit;
·
Lebar dan
kedalaman saluran dibuat agar memudahkan air masuk ke bak kontrol;
·
Pada saluran
ini dibuat saluran keluar menuju bak kontrol.
b) Bak kontrol
·
Bak kontrol
berfungsi untuk menyaring partikel-partikel debu dan sampah yang menyertai
aliran permukaan agar tidak masuk ke dalam sumur resapan;
·
Lebar dan
kedalaman bak kontrol disesuaikan dengan volume aliran permukaan yang masuk;
·
Bak kontrol
diisi lapisan-lapisan, mulai dari bawah ke atas : kerikil, pasir kasar, pasir,
dan ijuk;
·
Lapisan-lapisan
ini tidak melebihi bahkan di bawah permukaan air dari saluran air
c) Sumur resapan
·
Garis tengah (diameter)
sumur antara 0,8-1,4 meter dan kedalaman di atas muka air tanah yang ditandai
dengan adanya mata air;
·
Untuk memperkuat
dinding sumur agar tidak longsor dapat diperkuat dengan pasangan batu bata/buis
beton dan dibuat lubang-lubang agar air dapat juga meresap ke dalam tanah
melalaui samping sumur;
·
Kedalaman pelapisan
dinding yang disesuaikan dengan struktur tanah yang ada;
·
Untuk menghindari
terjadinya gangguan atau kecelakaan, maka dinding sumur dipertinggi kira-kira
25-40cm dari permukaan tanah dan ditutup dengan papan atau coran.
h. Irigasi berselang
Penjelasan
irigasi berselang bisa di lihat pada 6 upaya peningkatan produksi padiDaftar pustaka
Tabloid Sinar Tani Edisi 28 Desember 2011 - 3 januari 2012 No. 3437 tahun XLII
Silahkan memberi komentar yang membangun EmoticonEmoticon