PALAGAN AMBARAWA

10:18 PM 2 Comments


Palagan Ambarawa terdapat di kecamatan Ambarawa kabupaten semarang, dulu ambarawa pada saat pendudukan belanda dan jepang merupakan sebuah kota yang sangat penting sebagai jalur strategis Semarang Suarakarta dan Semarang Magelang/ Yogyakarta, kalau diartikan secara kata per kata Amba = luas, Rawa=rawa. Kota ambarawa dapat diartikan kota yang terdapat di sebelah rawa yang luas, rawa yang dekat dengan ambarawa adalah Rawa pening. Rawa pening berada di tengah ambarawa dan salatiga, di kelilingi oleh 4 kecamatan ambarawa, tuntang, banyubiru, dan sidorejo. Ambarawa merupakan kota yang sangat maju pada jaman dulu, di kota ambarawa terdapat stasiun kereta williem I, yang merupakan stasiun terpenting pada saat pendudukan Belanda di Indonesia. Sampai sekarang stasiun tersebut masih aktif untuk pariwisata jalur ambarawa- Bedono dengan menggunakan kereta bergerigi yg merupakan satu2nya di Indonesia. Jalur kereta Ambarawa-tuntang yang melewati rawa pening. Sedangakan dari stasiun tuntang hingga ke stasiun Kedungjati relnya sudah tidak ada, lahan yg dulunya di jadikan rel untuk PT KAI berubah menjadi jalan umum dan di bangun rumah oleh penduduk sekitar. Sangat di sayangkan.
Ambarawa adalah kecamatan yang sangat maju, dapat dilihat dari pasarnya yang besar, sudah terdapat Mal, Tempat militer YONKAV 2 TANK, Pengadilan negeri, Rumah sakit, dan merupakan tujuan wisata karena memiliki sejarah perjuangan bangsa Indonesia sebelum merdeka maupun setelah merdeka dengan adanya pertempuran Palagan Ambarawa.
Komplek munumen palagan ambarawa terletak di tengah-tengah kota ambarawa kurang lebih berjarak 15 km dari kota Ungaran dan 35km dari kota Semarang. Komplek monumen Ambarawa menempati areal tanah kurang lebih seluas 7.381 m2 . sedangkan bangunan monumen Palagan Ambarawa berukuran.
Tinggi monumen : 17m
Jarak antar tugu : 0.8m
Altar utara selatan : 45m2



Selain bangunan tugu monumen pada komplek tersebut juga terdapat museum ISDIMAN untuk menyimpan peralatan perang waktu itu dan sebuah pesawat terbang mustang P 51 (cocor merah) milik pasukan sekutu dari skwadron 13 royal air force di kali banteng semarang. 
Mustang P.51 (cocor merah)

PESAWAT MUSTANG P.51 (COCOR MERAH)
Negara asal : amerika serikat
Buatan pabrik : Gavaller aircraft corporation
Jenis pesawat : Pemburu
Berat pesawat : 7.000kg
Panjang pesawat : 9.81 m
Bentang sayap : 11.28 m
Tinggi terbang maksimum : 7720 m
Kemampuan terbang : 3185 km
Kecepatan jelajah : 753 km/jam
Persenjataan : browning caliber , rocket louncher 8 buah, bom 2 buah.
Awak pesawat : 1 orang
Pesawat mustang P 51 adalah pesawat yang melakukan pemboman di daerah salatiga dan ambarawa, di tembak jatuh oleh Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan jatuh tenggelam di rawa pening.
Pesawat ini merupakan pesawat yang paling di takuti oleh TKR, pesawat ini sering melakukan serangan udara dengan membombardir menggunakan senapan mesinnya dan menjatuhkan bom. Pesawat inilah yang juga menewaskan Letkol Isdiman.
Selain bangunan tugu, museum dan pesawat juga ditempatkan truck perang, kereta api, meriam, dan tank.
Kereta buatan Jerman th 1902 yang digunakan untuk mengangkut hasil perkebunan dan sarana transportasi. Kereta ini memiliki gerigi di tengahnya yang digunakan untuk menaiki bukit.




Arsitektur
Bangunan tugu terbuat dari beton bertulang sedangakan untuk bangunan museum Isdiman sebagai pelengkap isi monumen palagan ambarawa berbentuk bangunan rumah Joglo yang merupakan rumah khas jawa.
Ragam hias
Ragam hias / relief pada monumen menggambarka suasana Indonesia di tangan Jepang. Pada masa perang duania ke dua pada akhir tahun 1941 ternyata Jepang telah menguasai beberapa negara asia yang meliputi Vietnam, Siam, Malaysia, Singapura, Philipina dan Indonesia.
Ragam hias yang tergambar selanjutnya organisasi yang terbentuk pada masa jepang, melakukan tindakan sebagai berikut :
  1. Bahasa Indonesia boleh dipakai dalam rapat organisasi selain bahasa Jepang
  2. Nama kota yang berbau eropa di ganti dengan nama indonesia aseli, misalkan Batavia di ganti dengan Jakarta.
Sedangkan organisasi yang terbentuk adalah
  1. Gerakan 3 A – Putera
  2. Jawa HOKOKAI
  3. PETA (Pembela Tanah Air)
Ragam hias Indonesia merdeka di ambang pintu kemerdekaan serta Piagam Jakarta yang menggambarkan Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta dengan 25 anggotanya , kemudian disusul relief saat saat menjelang Indonesia merdeka masa-masa yang sibuk dan menegangkan dalam membahasa ploklamasi kemerdekaan Indonesia, diamana golongan tua berhadapan dengan golongan muda yang menghendaki ploklamasi diluar tubuh PPKI sedang yang tua tetap dalam tubuh PPKI. Selanjutnya relief kemerdekaan Indonesia.
Latar Belakang Sejarah
Kota ambarawa pada waktu itu sebagai ajang pertempuran deangan diawali mendaratnya tentara sekutu yang di komandani inggris mendarat di pelabuhan Semarang pada tanggal 20 oktober 1945, dalam pengiriman ke Jawa ternyata banyak yang bergabung dengan NICA (Netherlands-Indies Civil Administration) yag pada waktu pendaratan di pimpin Jendral Bethel. Setelah sampai di pelabuhan semarang Jendral Bethel menghadap gubenur semarang yang pada waktu itu di jabat Wongsonegoro.
Telah mendapat secukupnya tentang daerah-daerah pemukima orang-orang Jepang dan tempat tawanan orang-orang Eropa yang di tawan oleh bangsa Jepang, kemudian meninggalkan kota Semarang menuju daerah pusat tawanan di Ambarawa, Magelang, Jogjakarta. Gubenur Wongsonegoro memberikan bantuan 5 Batalyon yang di pimpin Letkol Isdiman. Sesampainya di tujuan mula-mula sekutu menjalankan tugas dengan tegas namun setelah beberapa hari terjadi perselisihan kecil yang disengaja oleh sekutu dan menjadi besar antara NICA dan TKR( Tentara Keamanan Rakyat). Melihat keadaan yang kurang baik maka seluruh pemimpin kesatuan Jawa Tengah membatu pertempuran di Magelang dengan segala kemampuan yang ada. Karena pertempuran di Magelang maka di usahakan agar musuh jangan masuk ke Yogyakarta sebab pada waktu itu Yogyakarta sebagai ibu kota negara. Sekutu dapat dipukul mundur menuju Ambarawa tanggal 21 November 1945, dan pada tanggal itu di Ambarawa terjadi pertempuran, sehingga mundurnya tentara Inggris ke Ambarawa menambah kekuatan serdadunya.
Pertempuran di Ambarawa ini tidak seimbang karena bangsa Indonesia yang hanya menggunakan senjata rampasan, bambu runcing, dan keris melawan senjata modern. Organisasi-organisasi yang di bentuk pada masa pendudukan Jepang yang berbau militer dipakai dalam pertempuran melawan tentara Inggris dan sekutu.  Pengalaman ini juga dilakukan oleh pemimpin-pemimpin kita untuk melatih perang para pemuda.
Mundurnya tentara sekutu ke Semarang melalui desa-desa dan membunuh orang-orang desa yang dilaluinya, tindakan biadab ini membuat seluruh kesatuan Jawa Tengah mengejar hingga ke pelosok desa.
Salah satu pemimpin yang arif bijaksana Letkol Isdiman gugur dalam pertempuran, yang pada saat itu sebenarnya akan diadakan serah terima jabatan komando pertempuran bagian selatan Ambarawa dari tangan Mayor Imam Adrogi di depan sekolah dasar negeri Kebondowo.
Sektor selatan kekuatan kita yang terdiri dari kesatuan Divisi V Purwokerto dan divisi IX Yogyakarta dengan beberapa perwiranya diantaranya : Kol. Sutirto, Letkol. Gatot subroto dan beberapa prajuritnya.
Sektor utara pertempuran langsung di pegang oleh GPH Jatikusumo
Sektor barat pertempuran di pegang oleh gabungan yang berasal dari resimen Magelang, resimen P4 Temanggung dan TKR Ambarawa. Perwira di sektor ini adalah : Letkol Sarbini, Letkol Bambang sugeng, Mayor Ahmad yani, Mayor Sumarto, Mayor Kusein.
Melihat kepungan ini semakin mendesak pihak musuh maka tentara sekutu melakukan serangan dengan gencar untuk mematahkan kepungan dari tentara Indonesia, malahan serangan itu diperkuat dengan pesawat terbang Mustang P51 (cocor merah).
Taktik lebih klanjut yang digunakan oleh pemimpin kita ternyata semakin mantap. Bila dulu lubang bekas jatuhnyan peluru meriam disingkiri, akan tetapi sekarang di jadikan tempat berlindung karena kecil kemungkinan untuk di jatuhi peluru lagi oleh musuh.
Sementara serangan mendadak terhadap lalu lintas dan kubu pertahanan berhasil dengan baik, di dapur umum mengalami kesibukan untuk mensuplai makanan. Banyak penduduk yang berpartisipasi dalam pertempuran ini. Meskipun tidak dengan angkat senjata tetapi mengantar nasi pantas/ patut menyandang gelar pahlawan Bangsa. Suatu  kenyataan yang tidak dapat dipungkiri adalah adanya mitos yang membuat para pejuang tidak merasa minder dalam menghadapi musuh yang bersenjata modern dan lengkap saat itu. Mereka percaya adanya kekuatan gaib yang ada dalam benda yang diperoleh dari leluhurnya, dia akan merasa kebal terhadap peluru dari musuh, maupun rasa sakit. Salah satu benda yang dipergunakan dalam peperangan yang mempunyai keampuhan adalah bambu runcing dari Kyai Parakan. Dalam hal ini figur seorang komandan sangat memegang peranan penting dalam pertempuran . Oleh sebab itu banyak komandan yang berada di fron terdepan untuk membangkitkan semangat perjuangan dari para kaum muda.


Setelah mendengar kabar Letkol Isdiman gugur kemudian Kol Sudirman terjun langsung untuk memimpin perjuangan. Melihat cara menyerang yang tidak sama-sama hanya ingin menonjolkan kekuatan masing-masing. Kolonel Sudirman mengumpulkan para pemimpin kesatuan untuk mengadakan pembicaraan tentang strategi penyerangan di bawah komandonya. Berkat kepribadian yang sederhana, berani, tegas dan bijaksana akhirnya Kolonel Sudirman mengirim mata-mata untuk menyusup ke dalam pertahanan musuh dan membuat sabotase.
Sehingga pada tanggal 11 desember 1945 Kolonel Sudirman mengadakan  pertempuran lagi untuk merembuk tentang serangan dadakan yang akan dimulai tanggal 12 desember 1945 tepat jam 4.30 pagi. Apabila serangan ini tidak berhasil maka akan dilakukan taktik sapit udang.
Udara yang dingin menusuk tulang tidak dirasakan oleh pejuang karena terbakar semangat yang menyala-nyala di rongga dada nya, mereka tidak lagi sabar menunggu komando. Tepat jam 04.30 pagi komando diteriakkan dan serentak para pejuang menyerbu pertahanan hingga pertahanan musuh menjadi kalang kabut.
Karena penyerangan ini dianggap kurang berhasil oleh Kolonel Sudirman maka selanjutnya menggunakan taktik sapit udang yang membentuk seperti udang dan akhirnya kolonel Sudirman membagi pasukan dalam beberapa kelompok
Kelompok I sebagai tubuh udang merupakan kelompok induk pasukan, bertugas menghadapi langsung dengan musuh. Pasukan ini terdiri dari empat Batalyon dipimpin Mayor Suharto. Kelompok II menempati kaki udang yang kiri bergerak pada bagian barat desa Jambu menuju Bandungan dan Baran. Pasukan yang ada di Bandungan di pimpin oleh Letkol Sarbini dan di bantu oleh Mayor Kusen , Mayor Suryo , serta Mayor Ahmad yani. Kelompok III sebagai supit udang juga ternagi menjadi dua yaitu supit sebalah kiri dan supit sebelah kanan . Pasukan yang bertugas di daerah ini dari divisi IV Salatiga dipimpin langsung GPH Jatikusumo yang bergerak dari utara Bawen dan Divisi X Solo menempati sektor Timur di sekitar Tuntang, Bawen dan Asinan. Tugas pasukan ini menjepit musuh dari arah depan (timur) dan bertugas mengawasi  bila  sekutu mendapat bantuan dari Semarang atau musuh mengadakan pengunduran . Sedang yang bertugas di Tuntang, Bawen dan Asinan dipimpin oleh Letkol Sutejo, Mayor Sastralawu, Mayor Suharto. Kelompok IV yang kebanyakan terdiri dari kelaskaran atau pasukan rakyat menempati ekor udang. Lokasi Pasukan ini di daerah Garung dan Ngampin yang tugasnya membantu pasukan induk apabila terdesak.
skema supit udang . sumber : http://mr-rifaifajrin.blogspot.com/2012/06/skema-pertempuran-supit-udang-jend.html




Serangan ini berlangsung selama 4 hari 4 malam sehingga keadaan kota Ambarawa pada waktu itu bagai lautan api dan di sana sini terdapat asap mesiu. Karena serangnan yang gencar tiada henti-hentinya itu terhadap sekutu dan NICA akhirnya pada tanggal 15 Desember 1945 sekutu angkat kaki dari kota Ambarawa dengan meninggalkan mayat-mayat yang bergelimpangan sebab tidak sempat di bawa mundur. Atas kemenangan itu untuk memperingati maka setiap tanggal 15 Desember di jadikan hari Infantri TNI AD kita. Kemenangan pejuang dalam pertempuran di Ambarawa ini juga mempengaruhi perjuangan di seluruh wilayan Indonesia.
Riwayat Penemuan/ Penelitian
Asal mula berdirinya munumen Palagan Ambarawa di kabupaten Semarang itu adalah atas prakarsa/ide Bapak Mayjen Yasir Adiboro yang pada waktu itu menjabat sebagai Pangdam VII Diponegioro.

Pada waktu itu daerah Jawa Tengah belum memiliki tugu kepahlawanan, sehingga timbul niat untuk membangun monumen yang pada dasarnya untuk mengenang dan mengabadikan jasa-jasa para pahlawan yang telah gugur di medan laga sebagai kusuma Bangsa. Pembangunan ini mengambil lokasi di desa Panjang dimana pada waktu itu banyak mengandung semangat patriotisme di sekitar Panjang. Selain itu juga ada faktor yang menguntungkan yaitu tidak banyak memindahkan penduduk di karenakan pembangunan monumen ini tidak lepas dari pemerintah pusat maupun daerah.

Sedangkan bangunan yang didirijkan yaitu dua bangunan berbentuk Tugu dan berbentuk rumah Joglo yang kemudian disebut museum. Pembangunan monumen ini dimulai pada tanggal 15 desember 1973 dan selesai pda tanggal 15 desember 1974.

Sedangakan yang menanganani pembangunan ini adalah CV AIS (Arsitektur Insiyur dan Seniman)dari Yogyakarta di pimpin oleh Drs. Satoto.

Monumen Palagan Ambarawa selain merupakan Obyek priwisata sekaligus juga merupakan tempat untuk memengenang jasa para pahlawan perjuangan kemerdekaan, bahwa betapa gagahnya dan beraninya para pejuang pada masa itu yang hanya berbekal bambu runcing dan senjata seadanya serta modal senjata rampasan dari musuh berani menghadapi musuh yang menggunakan senjata modern. Disamping itu juga menambah wawasan pada generasi yang akan datang sebagai generasi penerus bangsa.

 


Daftar Pustaka

-- Slamet ... {et all},. 1995. PENINGGAKAN SEJARAH DAN PURBAKALA JAWA TENGAH : Petunjuk Singkat Wisata. Semarang : Pemerintah Provinsi Daerah Tingkat I Jateng Proyek inventarisasi Nilai-Nilai Budaya dan Dokumentasi Sejarah Peninggalan Purbakala Daerah Jawa Tengah. 
-- Skema supit udang . sumber : http://mr-rifaifajrin.blogspot.com/2012/06/skema-pertempuran-supit-udang-jend.html


Tiket masuk Palagan pada saat saya ke sana tanggal 22 Januari 2014 Rp.4.000 hari biasa dan Rp. 5.000 hari libur. Berikut kumpulan fotonya:










Letkol Isdiman